Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

PERINATAL
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF : PERINATAL
RSIA AFDILA CILACAP

NEONATAL HIPOGLIKEMIA
Definisi Kondisi bayi dengan kadar glukose darah kurang nilai normal ( < 45 mg/dL ) yang dapat
menimbulkan gejala (simptomatis) atau tidak (asimptomatis).
Anamnesis Cari faktor resiko : bayi dari ibu DM, neonatus besar masa kehamilan, neonatus kecil masa
kehamilan, bayi prematur/postmatur, neonatus puasa, polisitemia dan eritroblastosis.

Pemeriksaan Fisik Dapat asimptomatik atau simptomatik (apatis, hipotoni, muntah, sianosis, apnu)
twitching / kejang, nistagmus dan temperatur tidak stabil).
Kriteria Diagnosis Berdasarkan pemeriksan fisik dan pemeriksaan laboratorium yaitu bila kadar gula darah < 45
mg/dL.
Diagnosis Sesuai pemeriksaan kadar gula darah sewaktu
Diagnosis Banding Ditujukan pada etiologi hipoglikemi

Pemeriksaan Pemeriksaan gula darah, elektrolit, hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis,trombosit,
Penunjang kultur darah
Terapi Curigai dan antisipasi hipoglikemia neonatus dengan faktor resiko.
a. Bila hipoglikemia asimptomatik pemberian makanan sedini mungkin, bila dua kali
pemberian makan dini (interval 2 jam) tidak berhasil berikan IVFD dekstrose 10%.
b. Bila hipoglikemia simptomatik berikan dekstrose10% dengan inisial 2 cc/kgBB diboluskan
selama 5 menit (8-10 mg/kgBB/menit) dilanjutkan IVFD dekstrose 10% (jumlah cairan
sesuai umur dan berat badan) atau infus Glukose 10 % dengan GIR 6-8 mg/kg/mnt.
Monitor kadar gula darah setiap 2 jam dalam 6 jam pertama, selanjutnya setiap 4 jam.
Bila 2 kali pemeriksaan kadar gula darah stabil tidak perlu dimonitor lagi. Bila kadar gula
darah normal tidak tercapai dalam 4 jam, maka diberi dekstrose 12%. Bila 4 jam belum
tercapai kadar gula darah normal, maka ditambahkan Hidrokortison 5 mg/kgBB dalam
cairan infus setiap 12 jam atau prednison 2 mg/kgBB dibagi 3 dosis. Dalam keadaan lanjut
(menjadi progresif) baru dipertimbangkan penyebab yang jarang seperti inborn error of
metabolism, tumor pankreas dan lain-lain.

Edukasi Penjelasan mengenai faktor risiko dan penatalaksanaan serta komplikasi


Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
Indikator 1. Klinis
Medis 2. Gula darah sewaktu lebih dari 45 mg/dl
Target Hipoglikemi, penyebab dan komplikasi telah teratasi
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PERINATAL
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF : PERINATAL
RSIA AFDILA CILACAP

IKTERUS NEONATORUM
Definisi Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonyugasi
yang berlebih. Hiperbilirubinemia bila kadar bilirubin plasma lebih dari 5 - 7 mg/dL
Anamnesis Lakukan anamnesis riwayat kehamilan ( penyakit yang diderita ibu
selama kehamilan), riwayat persalinan ( masa gestasi, cara persalinan ), faktor resiko
infeksi (sepsis ), golongan darah ibu dan ayah, kapan timbulnya ikterus, riwayat
ikterus pada anak sebelumnya
Pemeriksaan Fisik - Terlihat kuning pada sclera, mukosa dan kulit.
- Cari manifestasi klinis dari penyakit atau kelainan patologis yang
menyebabkan ikterus untuk memperkirakan ikterus fisiologis atau non fisiologis.
Kriteria Sesuai dengan etiologi diatas.
Diagnosis Untuk mencari etiologi perlu dilakukan :
- Anamnesis sedini dan secermat mungkin mengenai riwayat kehamilan
dan persalinan
- Ikterus timbul pada hari 1: periksa kadar bilirubin, darah tepi lengkap,
golongan darah ibu dan bayi, Coomb test
- Ikterus timbul pada hari ke 2 atau hari ke 3: periksa kadar bilirubin, periksa
darah tepi lengkap, golongan darah ibu dan bayi, Coomb test (bila peningkatan
bilirubin >5 mg% dalam 24 jam, karena masih ada kemungkinan
penyebabnya inkompabilitas ABO atau Rh), pemeriksaan enzim G6PD
- Ikterus timbul pada hari ke 4 atau lebih: periksa kadar bilirubin, periksa darah
tepi, pemeriksaan enzim G6PD
Diagnosis Sesuai klinis dan pemeriksaan bilirubin serum
Diagnosis Ditujukan pada etiologi ikterus
Banding
Pemeriksaan Darah : Kadar bilirubin, hemoglobin, lekosit, Diff.count, trombosit, mikro
Penunjang LED,golongan darah ibu dan anak, kultur dan Coomb test
Terapi - Foto terapi atau transfusi tukar bila ada indikasi berdasarkan Grafik AAP
pada bayi dengan masa gestasi > 35 minggu dan berdasarkan tabel terlampir
untuk bayi preterm dan bayi berat blahir rendah.
- Foto terapi dihentikan bila kadar bilirubin tidak meningkat lagi dan kadarnya
lebih dari 3 mg/dL dibawah garis resiko.
- Tranfusi tukar dilakukan dengan golongan darah yang sesuai dengan
golongan darah ibu dan anak. Jumlah darah diberikan 2 kali volume darah bayi.
Sebelum dan sesudah tranfusi tukar lakukan terapi sinar.
Edukasi Penjelasan mengenai faktor resiko dan penatalaksanaan serta komplikasi
Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
Indikator 1. Klinis
Medis 2. Kadar bilirubin serum
Target Kadar bilirubin serum sudah dibawah indikasi fototerapi dan etiologi sudah teratasi.
PANDUAN TERAPI SINAR PADA BAYI USIA > 35 MINGGU ( Sumber : AAP )

Keterangan:
Kadar bilirubin yang digunakan adalah bilirubin total. Jangan dikurangi dengan bilirubin
direk. Faktor risiko adalah: penyakit hemolitik isoimun, def. G6PD, asfiksia, letargi yang
nyata, instabilitas suhu, sepsis, asidosis atau kadar albumin <3 g/dl (bila diukur).
Untuk bayi usia 35-37 6/7 minggu bila keadaan umum bayi dapat dipertimbangkan kadar
bilirubin pada garis risiko sedang, trutama pada usia yang lebih mendekati batas 37 6/7.
Fototerapi dapat dilakukan sampai kadar bilirubin total 2-3 mg/dl dibawah garis pedoman.
PANDUAN TRANFUSI TUKAR PADA BAYI USIA > 35 MINGGU ( Sumber : AAP )

Keterangan:
Garis putus-putus pada 24 jam pertama menunjukkan keaadan tanpa patokan pasti karena
terdapat pertimbangan klinis dan tergantung respon terhadap fototerapi.
Transfusi tukar dianjurkan segera dilakukan bila bayi menunjukkan tanda-tanda ensefalopati
bilirubin akut atau bila kadar bilirubin total 5 mg/dl di atas garis pedoman.
Faktor risiko adalah: penyakit hemolitik isoimun, def G6PD, asfiksia, letargi yang nyata,
instabilitas suhu, sepsis, asidosis.
Hitung kadar albumin serum dan hitung rasio bilirubin/albumin.
Gunakan kadar bilirubin total.

Rasio bilirubin total / albumin sebagai penunjang untuk memutuskan transfusi tukar

Rasio B /A Saat Transfusi Tukar


Harus Dipertimbangkan
Rasio BT/Alb Rasio BT/Alb
Bayi > 38 0/7 mg 8,0 0,94
Bayi 35 0/7 mg 36 6/7 mg dan sehat atau > 7,2 0,84
38 0/7 mg
Jika resiko tinggi atau iso imune hemolytic
disease atau Defisiensi G6PD
Bayi 35 0/7 37 6/7 mg, jika resiko tinggi 6,8 0,80
atau Iso imune hemolytic desease atau defisiensi
G6PD

Pedoman terapi sinar dan transfusi tukar bayi berat lahir rendah berdasarkan berat
badan
Bilirubin Total [ mg/dL ( umol/L ) ]
Berat Badan ( g ) Terapi Transfusi tukar
< 1500 5 Sinar
8 ( 85 140 ) 13 16 ( 220 275 )
1500 1.999 8 12 ( 140 200 ) 16 18 ( 275 300 )
2000 2.499 11 14 ( 190 240 ) 18 20 ( 300 340 )

Pedoman terapi sinar dan transfusi tukar bayi berat lahir rendah berdasarkan masa
gestasi
Bilirubin Total [ mg/dL ( umol/L ) ]
Masa gestasi ( mg ) Terapi sinar Transfusi Tranfusi
tukar bayi sehat tukar bayi sakit
36 14,6 (250) 17,5 (300) 20,5 (350)
32 8,6 (150) 14,6 (250) 17,5 (300)
28 5,8 (100) 11,7 (200) 14,6 (250)
24 4,7 (80) 8,8 (150) 11,7 (200)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PERINATAL

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF : PERINATAL
RSIA AFDILA CILACAP
KLINIS SEPSIS DAN SEPSIS NEONATORUM

Definisi Sindroma klinis dari infeksi lokal / sistemik pada bayi yang terjadi dalam bulan
pertama kehidupan.
Anamnesis Faktor resiko atau faktor predisposisi infeksi ( suhu ibu > 38o C, leukosit ibu >
15.000/mm3 , air ketuban keruh & berbau busuk, ketubah pecah > 12 jam, partus
kasep), perawatan tali pusat, pemberian zalf mata setelah melahirkan.
Pemeriksaan Gejala klinis sepsis terdiri atas:
Fisik a. Gejala umum: bayi tampak lemah, terdapat gangguan minum yang disertai
penurunan berat badan, keadaan umum memburuk hipotermi/hipertermi
b. Gejala SSP: letargi, iritabilitas, hiporefleks, tremor, kejang, hipotoni/hipertoni,
serangan apnea, gerak bola mata tidak terkoordinasi.
c. Gejala pernapasan: dispnu, takipnu, apnu, dan sianosis d. Gejala TGI: muntah,
diare, meteorismus, hepatomegali e. Kelainan kulit: purpura, eritema, pustula,
sklerema
d. Kelainan sirkulasi: pucat/sianosis, takikardi/aritmia, hipotensi, edema, dingin.
e. Kelainan hematologi: perdarahan, ikterus, purpura

Kriteria Gejala klinis sepsis ditambah lebih dari satu pemeriksaan laboratorium yang
Diagnosis positip (lekosit < 5000/mm3 atau > 34.000/mm3, I/T ratio 0,2 atau lebih,
mikro LED>15 mm/jam, CRP > 9mg/dL ), kultur darah positif
Diagnosis Sesuai klinis, laboratorium diatas dan atau kultur darah positif
Diagnosis Meningitis
Banding
Pemeriksaan Darah : Hb, lekosit, diff. count, trombosit, mikro LED, CRP dan kultur
Penunjang dan tes resisintesi
LCS : Protein, sel diff. count, pengecatan gram dan kultur
Terapi a. Pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan bayi.
b. Terapi oksigen bila diperlukan
c. Antibiotik : Ceftazidime.
Bila dicurigai infeksi oleh karena stafilokokkus maka diberikan sefalosporin
generasi ke-2, 50 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian, bila tidak ada
perbaikan klinis dalam 48 jam atau keadaan umum semakin memburuk, 6
pertimbangkan pindah ke antibiotika yang lebih poten, misal nya meropenem,
atau sesuai dengan hasil tes resistensi.Antibiotika diberikan 7-10 hari
(antibiotik dihentikan setelah klinis membaik 5 hari)
Edukasi Penjelasan mengenai faktor risiko infeksi dan penatalaksanaan serta komplikasi.
Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
Indikator Klinis dan laboratorium darah
Medis
Target Infeksi sudah teratasi ditandai dengan perbaikan klinis dan laboratorium darah

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


PERINATAL
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF : PERINATAL
RSIA AFDILA CILACAP
MENINGITIS NEONATORUM

Definisi Meningitis pada neonatus adalah infeksi pada meningen dan susunan syaraf pusat
bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupan.
Anamnesis Faktor resiko atau faktor predisposisi infeksi ( suhu ibu > 38o C, leukosit ibu >
15.000/mm3 , air ketuban keruh & berbau busuk, ketubah pecah > 12 jam, partus
kasep), perawatan tali pusat, pemberian zalf mata setelah melahirkan.
Pemeriksaan Klinis mirip dengan sepsis. Gejala dini umumnya iritabel.
Fisik a. Gejala umum: bayi tampak lemah, terdapat gangguan minum yang disertai
penurunan berat badan, keadaan umum memburuk hipotermi/hipertermi
b. Gejala SSP: letargi, iritabilitas, hiporefleks, tremor, kejang, hipotoni/hipertoni,
serangan apnea, gerak bola mata tidak terkoordinasi.
c. Gejala pernapasan: dispnu, takipnu, apnu, dan sianosis
d. Gejala TGI : muntah, diare, meteorismus, hepatomegali
e. Kelainan kulit: purpura, eritema, pustula, sklerema
f. Kelainan sirkulasi: pucat/sianosis, takikardi/aritmia, hipotensi, edema, dingin.
g. Kelainan hematologi: perdarahan, ikterus, purpura
Kriteria Gejala klinis sepsis ditambah hasil pemeriksan cairan serebrospinalis :
Diagnosis a. Tes Pandy : + atau ++
b. Jumlah sel : - umur 0 s/d 48 jam: >100/mm3
- umur 2 s/d 7 hari : >50/mm3
- umur > 7 hari : >32/mm3
c. Diff. count :PMN meningkat, protein meningkat dan glukosa menurun
Diagnosis Sesuai klinis dan hasil pemeriksaan cairan serebrospinalis
Diagnosis Sepsis neonatorum
Banding
Pemeriksaan Darah : Hb, lekosit, diff. count, trombosit, mikro LED, dan kultur dan
Penunjang tes resistensi
LCS : Protein, sel diff. count, pengecatan gram dan kultur
Urin : Rutin dan kultur dan tes resistensi
USG transfontanela
Terapi a. Pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan bayi.
b. Terapi oksigen bila diperlukan
c. Antibiotik : Ceftazidime
Bila tidak ada perbaikan klinis dalam 48 jam atau keadaan umum semakin
memburuk, pertimbangkan pindah ke antibiotika yang lebih poten, misalnya
meropenem, atau sesuai dengan hasil tes resistensi. Antibiotika diberikan 21
hari
Edukasi Penjelasan mengenai faktor risiko infeksi dan penatalaksanaan serta komplikasi.
Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
Indikator 1. Klinis
Medis 2. Hasil pemeriksaan cairan serebrospinalis
3. USG transfontanela
Target Klinis dan hasil USG transfontanela perbaikan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PERINATAL
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF : PERINATAL
RSIA AFDILA CILACAP
PNEUMOTHORAKS
Definisi Terdapat udara dalam rongga pleura
Anamnesis Mengidentifikasi faktor resiko : aspirasi mekoneum, tindakan VTP,
bronkopneumonia, pemakaian ventilasi mekanik
Pemeriksaan Dispnu, takipnu, retraksi, merintih, sianosis, vesikuler menurun, sela iga
Fisik melebar dan dada tampak lebih cembung, asimetris gerakan dinding dada.
Kriteria Gejala klinis + foto thorak ( radiolusen dan kolaps parsial atau total paru yang
Diagnosis terkena, pergeseran mediastinum, pendataran diafragma ) + transiluminasi positip,
terutama pada bayi kecil.
Diagnosis Sesuai klinis dan pemeriksaan penunjang
Diagnosis - Takipneu sementara pada neonatus
Banding - Penyakit membran hyalin
- Pneumonia
- Sepsis
Pemeriksaan - Darah : Hb,lekosit, diff. Count, trombosit, mikro LED
Penunjang - Foto thoraks AP dan lateral
- Transiluminasi
Terapi 1. Suportif, umumnya sama pada semua gawat napas, yaitu :
a. Pemberian cairan
- IVFD dekstrose 71/2 % atau 10 % + Ca glukonas sesuai degan
kebutuhan bayi
- Mulai hari ke 3 ditambahkan NaCl 15 % sebanyak 6 cc/kolf
- Bila ada tanda dehidrasi atasi dehidrasi
- Bila ada asidosis berikan cairan dekstrose dan natrium bikarbonat
( 4 : 1 ) Bila dapat diperiksa analisa gas darah, asidosis dikoreksi
langsung dengan pemberian cairan Natrium Bikarbonat 4,2 % secara
perlahan-lahan
- Bila belum bisa makan per oral beri larutan asam amino 1-3
g/kgBB/hari. Bila sudah bisa minum per oral beri ASI atau susu
formula
b. Terapi oksigen ( intra nasal, head box, buble CPAP, ventilator )
2. Antibiotika : Ampisilin dan gentamisin, bila tidak ada perbaikan dalam 2 hari,
gentamisin diganti dengan ceftazidim.
3. Terapi khusus :
- Tidak ada tension pneumothorak : berikan oksigen 100 % selama 12
jam pada bayi aterm ( nitrogen washing )
- Dengan tension pneumothorak dilakukan pemasasangan kateter
interkostal dengan kontinuous suction ( WSD )
- Jika keadaan kritis dapat dilakukan aspirasi dengan menggunakan
wing needle no.21 dan spuit 5 cc serta three way stopcock
( diagnosis dan terapi )
Edukasi Penjelasan mengenai faktor risiko dan penatalaksanaan serta komplikasi yang
mungkin timbul.

Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Indikator Klinis dan foto thorak
Medis
Target Tidak sesak dengan frekuensi nafas 40-60 kali per menit, minum baik, tidak ada
tanda infeksi dan penyakit penyebab telah terkendali

Anda mungkin juga menyukai