Orangtua pasien costumer RS UGM Dengan Hormat, Kami sampaikan ucapan terimakasih atas kritik dan sarannya. Kami petugas IGD RS UGM dengan terbuka menerima kritik dan saran, sehingga kami mengharapkan juga costumer menerima kritik dan saran dari kami, paling tidak penjelasan yang paripurna. Kronologis kejadian akan kami paparkan sebagai berikut : Pada hari Minggu, 11 Oktober 2015 sekitar pukul 13.00 siang kami mendapat pasien anak laki-laki usia anak menuju remaja yang diantar ayahnya dengan keluhan panas yang tak kunjung turun disertai lemas. Informasi yang didapatkan dari wawancara pasien langsung maupun ayah pasien adalah demam sudah dirasakan sejak tiga hari sebelum pasien ke RS UGM, tidak disertai keluhan batuk, pilek, muntah, keluhan buang air kecil maupun buang air besar, tidak ada tanda- tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, tinja hitam, dan kencing seperti teh. Keluhan mual ada , namun tetap bisa makan dan minum sedikit juga nyeri ulu hati. Anak tampak lemas. Sudah diberikan obat turun panas di rumah namun demam belum turun, dari penjelasan ayah pasien kami menyimpulkan dosis pemberian obat turun panasnya yang belum sesuai dengan berat badan dan usia pasien. Dalam kondisi demam tinggi pasien cukup kooperatif begitu pun ayah pasien yang pasif-kooperatif. Dengan keluhan seperti yang dijelaskan maka kami memeriksa tanda-tanda vital dan pemeriksaan bendungan pembuluh darah di lengan kanan pasien (rumple leed) yang menunjukkan hasil positif pada uji bendung, yaitu berupa bintik-bintik merah, jadi bintik-bintik merah tersebut tidak muncul spontan namun dengan tes provokasi yang kami lakukan. Langkah selanjutnya yang kami ambil dengan hasil wawancara dan pemeriksaan fisik seperti tersebut di atas adalah konfirmasi pemeriksaan laboratorium darah. Jadi pemeriksaan darah yang kami lakukan adalah termasuk prosedur klinis dan bukan atas permintaan ayah pasien atau pasien seperti yang disebutkan oeh costumer. Dalam pengambilan darah kami memasang jarum sebagai akses untuk mengambil darah (kanulasi intravena/iv plug). Kami memilih alat tersebut, bukannya pengambilan darah langsung dari spuit, karena alat tersebut memiliki keuntungan dapat tetap menjaga akses pengambilan darah maupun pemberian cairan jika suatu saat dibutuhkan pemberian cairan infus sehingga kami tidak harus menyakiti pasien dengan ditusuk berulang kali. Jika kami menggunakan spuit untuk mengambil darah lalu kami cabut namun ternyata hasil cek darah menunjukkan positif demam berdarah, maka kami harus menusuk pasien lagi dengan jarum untuk infus. Sehingga untuk kenyamanan pasien kami menggunakan iv plug tanpa langsung memberikan cairan infus. Pemberian infus hanya kami berikan jika hasil cek darah menunjukkan positif demam berdarah. Dalam dunia kedokteran tidak ada hal yang absolut, semua berupa kemungkinan- kemungkinan. Hal tersebutlah yang kami jelaskan kepada pasien dan ayahnya, yaitu jika hasil cek darah menunjukkan positif demam berdarah (trombosit turun, antibodi virus dengue positif) maka kemungkinan pasien akan kami rawat inapkan dan dipasang infus, berhubung nafsu makan dan minum bisa namun menurun, padahal cara mengatasi demam berdarah adalah asupan cairan yang lebih daripada biasanya. Namun jika hasilnya negatif maka kami akan memulangkan pasien dengan diberi obat turun panas dan penjelasan mengenai hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh yang merawat pasien nanti di rumah. Dalam proses menunggu hasil lab, pergantian shift dimulai dan kami mentransfer informasi kepada yang bertugas jaga siang baik apa yang sudah dilakukan dan rencana-rencana dari berbagai kemungkinan setelahnya. Kami tidak tahu apakah keluhan ini dari ayah pasien atau anggota keluarga lain yang tidak hadir menemani pasien pada waktu kejadian. Jika keluhan ini dari ayah pasien, pada waktu itu saya tanyakan Ada lagi yang ingin ditanyakan?, sehingga jika ada yang tidak/ kurang jelas maka bisa diluruskan pada waktu kejadian, namun pada saat itu dari ayah pasien tidak mengajukan pertanyaan kepada kami seperti yang dikeluhkan sekarang lewat SMS kepada Humas RS UGM. Namun jika keluhan ini berasal dari anggota keluarga lain yang tidak ikut mendengarkan penjelasan kami sebagai penutur pertama tapi mendapat penjelasan dari petutur yang beralih menjadi penutur kedua atau nomor sekian, maka kami memaklumi. Karena perbedaan redaksional bisa menyebabkan kesalahan interpretasi pada informasi yang telah kami sampaikan. Dari lubuk hati kami yang paling dalam, apa yang kami lakukan adalah untuk kepentingan pasien, tidak terbersit sama sekali untuk merugikan dan menyakiti pasien dan keluarga. Pun secara keilmuan apa yang kami lakukan sudah sesuai dengan prosedur, tidak ada yang tergesa-gesa. Kami hargai usaha dari keluarga pasien untuk mencoba bersikap kritis. Sebagai saran di lain waktu, jika datang ke tenaga medis tanyakan segala sesuatunya sejelas-jelasnya seterang-terangnya secara langsung karena kami tenaga medis tidak pernah berhenti untuk belajar. Dan untuk kekurangan saya karena tidak menyebutkan nama dan hanya menyebutkan Saya dokter yang jaga siang ini itu murni kesalahan saya dan akan saya perbaiki. Dan jika boleh menjelaskan, mengapa saya menggunakan masker adalah karena saya dalam masa penyembuhan batuk, sangat tidak enak jika saya batuk-batuk di depan pasien, hal tersebut seharusnya saya jelaskan kepada pasien dan keluarga. Mohon maaf jika tidak berkenan, hal tersebut menjadi masukan bagi saya sebagai pribadi. Terimakasih atas kebesaran hatinya, semoga keluarga selalu diberikan kesehatan. Amiin.