PROPOSAL
ADDRESS :
FUNDING : JICA collaboration with PT Newmont Nusa Tenggara
AUTHORIZER :
I. DETAILS of PROGRAM
1.1. General
Pemerintah Republik Indonesia telah mengadopsi Kebijakan mengenasi Sanitasi Total
sebagai bagian dari Strategi Nasional mengenai sanitasi di pedesaan dan higenitas untuk
dapat diterapkan di dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan dari Strategi Nasional Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat ini adalah untuk memberi arahan dan mendukung Pemerintah
Daerah dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta evaluasi program sanitasi
total di daerah perdesaan dengan begitu akan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan
kualitas hidup masyarakat, terutama di pedesaan.
Dalam rangka mempercepat peningkatan cakupan akses sanitasi pedesaan sesuai dengan
target Millenium Development Goals (MDGs) melalui peningkatan perilaku masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat, maka disusunlah suatu strategi nasional gerakan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (Community Led Total Sanitation). Sanitasi Total dapat
dicapai oleh masyarakat di pedesaan, kecamatan dan kabupaten apabila setiap Kepala
Keluarga (KK) akan:
a. Menghentikan kebiasaan buang air besar (BAB) sembarangan;
b. Menggunakan WC yang dirawat dan bersih;
c. Mencuci tangan pakai sabun setelah BAB dan sebelum makan ataupun menyuapi
bayi/Balita;
d. Menjaga agar WC tetap bersih dan berfungsi dengan baik;
e. Menggunakan air minum yang aman dan mengelola makanan dengan baik; dan
f. Mengelola limbah dengan baik, termasuk di dalamnya limbah padat dan limbah cair.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tahun 2009
mengenai kepemilikan sarana sanitasi dasar, sebanyak 74,19% keluarga di 50
desa/kelurahan (sekarang 64 desa/kelurahan) memiliki persediaan air bersih dan 67,50%
keluarga memiliki toilet sendiri di rumah. Angka ini tidak memadai untuk mencapai
target Millennium Development Goals No. 7, (MDGs/Tujuan Pembangunan Millennium)
pada tahun 2015, yaitu mengurangi setengah dari populasi penduduk yang tidak
terjangkau akses ke sanitasi yang baik pada tahun 2015.
Oleh karena itu dipandang perlu adanya dukungan bagi masyarakat untuk menghentikan
kebiasaan perilaku BAB sembarangan. Maka, diperlukan adanya program untuk
memfasilitasi warga dengan memberikan dukungan pengetahuan dalam bentuk pelatihan
dan membuka ruang diskusi masyarakat dengan petugas kesehatan tentang pentingnya
BAB di jamban. Masyarakat perlu terus dimotivasi untuk membangun jamban baik
secara mandiri maupun dengan bantuan pihak lain.
1
Water and Sanitation Project for Talonang Village, Sekongkang Sub-district, West Sumbawa
Belajar dari pengalaman masa lampau, pembangunan fasilitas air dan sanitasi di
masyarakat pada umumnya menggunakan pendekatan proyek semata, dan hanya berfokus
pada pembangunan jamban-jamban di masyarakat yang seringkali tidak menjangkau
masyarakat miskin dan di daerah terpencil. Pendekatan ini seringkali tidak disertai
dengan pendidikan akan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga seringkali jamban-
jamban yang telah dibangun menjadi tidak dipakai, tidak dimanfaatkan dan dirawat sama
sekali oleh masyarakat.
Pendekatan tersebut gagal untuk dapat meningkatkan kebutuhan akan pentingnya
sanitasi dan adanya perubahan perilaku di masyarakat, serta gagal untuk memberdayakan
peran masyarakat untuk dapat mempromosikan adanya inovasi-inovasi serta
pengembangan teknologi yang sesuai dengan budaya masyarakat setempat.
Untuk itu strategi nasional pengembangan sanitasi pedesaan perlu dirancang untuk dapat
memberikan pemikiran-pemikiran baru dan memperbaharui pendekatan-pendekatan di
sektor air dan sanitasi berdasarkan pengalaman-pengalaman baru baik di Indonesia
maupun di luar negeri yang sesuai dengan latar belakang berbagai macam budaya yang
ada di Indonesia.
Air minum dan Penyehatan Lingkungan serta higenitas bukan hanya ditentukan oleh
jumlah toilet yang dibangun atau saluran air yang telah terbangun, tetapi mengenai
pengetahuan, sikap dan perilaku akan hidup bersih dan sehat.
merupakan kondisi jalan yang umum dilalui dengan sepeda motor, kendaraan roda 4 yang
melintasi jalan selatan menuju Desa Talonang. Waktu tempuh menuju Desa Talonang
dengan berjalan kaki mencapai 12 jam. Kondisi ini menyebabkan wilayah Desa Talonang
termasuk dalam kategori wilayah terisolasi.
Gagal panen khususnya tanaman padi merupakan peristiwa tahunan yang selalu berulang
kali datang setiap tahun. Curah hujan yang rendah maksimal 963 mm per tahun dengan 4
bulan hujan tidak cukup memadai untuk mendukung usaha budidaya pertanian
masyarakat. Ditambah lagi dengan suhu udara rata-rata mencapai 29oC menyebabkan
ketersediaan air baik untuk perumahan penduduk maupun untuk irigasi tanaman
pertanian selalu mengalami krisis.
Krisis air yang sering dialami masyarakat Desa Talonang Baru tidak terlepas dari kondisi
geografis lahan yang sebagian bebatuan dan sebagian lagi bertekstur lempung dengan
kedalaman solum rata-rata 1,5 meter. Kondisi tanah ini menyebabkan perakaran tegakan
tidak mengalami pertumbuhan yang baik dan tidak mampu menampung air tanah secara
memadai.
Meskipun Desa Talonang Baru dibelah oleh 3 sungai yang membentang dari utara ke
selatan yaitu Sungai Tatar, Sungai Talonang dan Sungai Ropang serta terdapat juga 49
titik mata air, namun sumber air potensial tersebut belum dikembangkan secara intensif
sehingga belum dapat dimanfaatkan secara maksimal baik untuk irigasi maupun untuk
kebutuhan konsumsi rumah tangga.
Selain itu, rendahnya pengetahuan dan keterampilan tentang teknik budidaya tanaman
pada lahan kering dengan tingkat pendidikan masyarakat Desa Talonang yang 95%
berpendidikan rendah (tidak tamatan sekolah dasar) juga ikut mewarnai potret buram
penghidupan masyarakat Desa Talonang Baru.
Pada Tahun 2009, semua rumah tangga Desa Talonang terdaftar sebagai penerima
bantuan langsung tunai. Artinya 100% rumah tangga tergolong sebagai rumah tangga
miskin. Semenjak berdiri pada Tahun 2001, pemberian bantuan pangan kepada
masyarakat Talonang selalu menjadi agenda tahunan pemerintah baik dari Departemen
Transmigrasi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat.
Lembaga-lembaga masyarakat yang ada seperti lembaga pemerintahan desa, LPM, PKK
dan Karang Taruna mungkin belum cukup berdaya untuk menjadi lembaga yang mampu
menginisiasi kegiatan-kegiatan ekonomi produktif.
Untuk mengatasi persoalan rawan pangan di Desa Talonang, Pemerintah Kabupaten
Sumbawa Barat pada setiap bulan memberikan tidak kurang dari 3 ton beras kepada
masyarakat berupa bantuan beras miskin (raskin).
Kondisi sosial ekonomi yang demikian menjadi hambatan bagi masyarakat dalam
menyediakan sarana dan prasarana sanitasi yang memadai. Maka, berdasarkan uraian
tersebut, Yayasan Serikat Tani Pembangunan, Kabupaten Sumbawa Barat memandang
perlu adanya dukungan program Water and Sanitation Project di Desa Talonang Baru.
II. OBJECTIVE
2.1. General
Secara umum program ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan sanitasi lingkungan pemukiman.
2.2. Specific
Secara khusus, program ini bertujuan antara lain:
a. Menjamin ketersediaan air bersih; dan
b. Menyediakan jamban keluarga;
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup sehat;
d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan prasarana air bersih dan
sarana sanitasi lingkungan.
III. METHODOLOGY
Dalam rangka mencapai tujuan program, maka akan diterapkan pola kegiatan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (Community Based Total Sanitation). Ada 3 tahap penyelenggaraan
program, meliputi 1) Persiapan; 2) Implementasi; dan 3) Monitoring-Evaluasi dan Pelaporan,
selengkapnya akan diuraikan dalam Artikel IV (Program Concepts).
The concepts of activities that will be conducting at the period July 2004 to December
2006 are:
4.1. Preparation
4.1.1. Program socialization, to expose of the some programs concept and idea in the
mean of exchange view have the community and stakeholders at the region. This
is undertaking to built harmony and cooperative sense on the vision and ideas.
4.1.2. Facilitator Recruitment, to provide manpower from local community as field
facilitator of the program.
4.1.3. Capacity Building Training, to facilitate of ................staff and Facilitator to
improve knowledge and understanding of concept frame work and
implementation technique on community empowerment.
4.1.4. Needs Assessment, to explore other needs of community. Necessary for a
comprehensively concept and framework, primarily in establishing involvement-
community system and the participation focused at empowerment, capability and
encouragement institutional are emphasized to support the public to become as
development-pioneers.
4.2. Implementation
4.2.1 Construction of a water containment dam in the upstream of one or more of 17
active rivers in the village. Kegiatan ini akan dilakukan melalui beberapa tahap
mulai dari survey, investigation, design, construction, operation and maintenance
(SIDCOM).
4
Water and Sanitation Project for Talonang Village, Sekongkang Sub-district, West Sumbawa
4.2.2 The construction of main piping system (about 3 km long) from the water
containment dam to at least 3 main water distribution water tanks in three
different hamlet units. Kegiatan ini akan dilakukan melalui beberapa tahap mulai
dari survey, investigation, design, construction, operation and maintenance
(SIDCOM).
4.2.3 The construction of distribution piping systems to at least at 11 neighbourhoods).
Kegiatan ini akan dilakukan melalui beberapa tahap mulai dari survey,
investigation, design, construction, operation and maintenance (SIDCOM).
4.2.4 The construction of public toilets at least at 11 neighbourhoods whit each having 3
toilet units, 3 bathing units, and 1 washing unit. Kegiatan ini akan dilakukan
melalui beberapa tahap mulai dari survey, investigation, design, construction,
operation and maintenance (SIDCOM).
4.2.5 To establish village committee to implement and maintain the facilities. Kegiatan
ini dilakukan untuk mempersiapkan kelembagaan masyarakat yang akan
mengelola dan memelihara berbagai prasarana yang telah disediakan. Apabila
memungkinkan lembaga masyarakat ini mampu mengelola prasarana untuk
menghasilkan pembiayaan operasional dan pemeliharaan prasarana semisalnya
melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
4.2.6 To provide a capacity building training for village community to effectively
maintain the facilities. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara prasarana
yang telah disediakan proyek/program.
4.2.7 To plant trees and maintain them at the water catchment areas to preserve water
(3-year program). Kegiatan ini ditujukan untuk menjaga kelestarian mata air
sehingga tetap mampu mensuplay air untuk kebutuhan masyarakat.
4.2.8 Seminar. Seminar will be conducted to establish a similarity vision and perception
all stakeholders on water and sanitary management. Seminar will be conducted for
1 time at West Sumbawa with involved more stakeholders.
This program will be held in three years (January 2012 to December 2014) at Talonang
Baru Village, Sekongkang Sub-district, West Sumbawa. Action timetable matrix is attached.
VI. TARGET
For effectively undertaking the program actions, there were stated a target or end
result that could achieve.
Concept proposed Target
1. Preparation
5
Water and Sanitation Project for Talonang Village, Sekongkang Sub-district, West Sumbawa
6
Water and Sanitation Project for Talonang Village, Sekongkang Sub-district, West Sumbawa
To monitoring and evaluating the progress of the project, the following are some
indicators was stated as a progress measurement :
Concept proposed Indicator
1. Preparation
1.1. Program Terselenggaranya 2 kali pertemuan untuk membangun
Socialization harmonisasi dan kerjasama antar-stakeholders (pendana,
pemerintah, masyarakat dan NGO) dalam menjalankan konsep
dan gagasan pengembangan air bersih dan sanitasi lingkungan.
1.2. Facilitator Tersedianya 3 orang anggota masyarakat setempat sebagai
Recruitment fasilitator lapangan program.
1.3. Capacity Building Terselenggaranya sebuah pelatihan bagi 3 staff NGO, 2 fasilitator
Training teknis, dan 3 fasilitator lapangan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahamannya terkait dengan konsep
kerangkan kerja dan teknis implementasi pemberdayaan
masyarakat.
1.4. Needs Assessment Terselenggaranya serangkaian pertemuan tatap muka untuk
mengekslorasi kebutuhan masyarakat yang diperlukan dalam
penyusunan konsep dan kerangka kerja yang utuh terutama
dalam hal membangun sistem keterlibatan masyarakat dan
penguatan yang berpusat pada partisipasi, pemberdayaan dan
penguatan kelembagaan yang ditekankan masyarakat sebagai
pelaku utama pembangunan.
2. Implementation
2.1. Construction of Terbangunnya 1 dam penampung atau lebih pada 17 hulu
a water sungai aktif.
containment
dam
2.2. construction of Tersedianya sistem jaringan pipa dari dam menuju 3 unit tandon
main piping distribusi utama di 3 dusun.
system
2.3. construction of Tersedianya sistem jaringan pipa distribusi air bersih untuk 11
distribution RT
piping systems
2.4. construction of Tersedianya 3 sarana MCK umum pada masing-masing RT (11
public toilets RT).
2.5. establish village Tersedianya satu lembaga masyarakat yang mampu mengelola
committee dan memelihara berbagai prasarana yang telah disediakan.
Apabila memungkinkan lembaga masyarakat ini mampu
mengelola prasarana untuk menghasilkan pembiayaan
operasional dan pemeliharaan prasarana semisalnya melalui
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
2.6. To provide a Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat
capacity dalam memanfaatkan dan memelihara prasarana yang telah
building training disediakan proyek/program.
7
Water and Sanitation Project for Talonang Village, Sekongkang Sub-district, West Sumbawa
2.7. To plant trees Tertanam 100.000 pohon untuk menjaga kelestarian mata air
and maintain sehingga tetap mampu mensuplay air untuk kebutuhan
them masyarakat.
2.8. Seminar Terbangunnya satu pandangan dan persepsi yang sama pada
semua stakeholder tentang pengelolaan air bersih dan sanitasi.
3. Monitoring, Evaluation, and Reporting
3.1. Monitoring and Terselenggaranya monitoring dan evaluasi secara bulanan dan
evaluation triwulanan.
Terselenggaranya monitoring dan evaluasi dengan pendekatan
partisipatif yang melibatkan masyarakat.
3.3. Reporting Tersedia dan terkirim laporan tertulis secara bulanan, triwulan
dan laporan akhir tentang penyelenggaraan kegiatan dan
keuangan.
Director :
Data, Research and Information Division :
Program Division :
Woman Empowerment Division :
Network and Cooperation Division :
Organization Development Division :
IX. FUNDING
X. CONCLUSION
Thus ended the proposal with expects, the JICA Japan could to respond and consider. In
this case, we highly expected the program would become a cooperative action to answer the
public needs to improve theirs income and prosperity as well as to recovery the environment
was damaged that eventually threaten the coastal community.