Anda di halaman 1dari 12

Struktur, Fungsi, dan Mekanisme Kerja

Ginjal dalam Sistem Urinarius

Fiqih Vidiantoro Halim

102012415 / B-1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna no. 6. Jakarta 11510

vidi_antoro@yahoo.com

Pendahuluan
Ginjal merupakan suatu organ yang berperan dalam sistem urinaria, seperti pada
kasus yang kita dapatkan terdapat seorang ibu yang menderita sulit buang air kecil akibat
muntahber.Gangguan ini dapat terjadi akibat dari gangguan pada sistem urinaria ibu ini, yaitu
keseimbangan cairan tubuh.
Sistem urinaria terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan
mengeluarkannya dari tubuh.Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk
mempertahankan homeostatis (kekonstanan lingkungan internal).Sistem urinaria terdiri dari
dua ginjal yang memproduksi urine dua ureter yang membawa urine ke dalam sebuah
kandung kemih untuk penampungn sementara; dan ureter yang mengalirkan urine keluar
tubuh melalui orifisium uretra eksterna.1
Fungsi dari ginjal antara lain pengeluaran zat sisa organik.Ginjal mengeksresi urea,
asam urat, kreatinin, dan produk penguraian hemoglobin dan hormon.Fungsi selanjutnya
untuk pengaturan konsentrasi ion-ion penting .Ginjal mengekskresi ion natrium, kalium,
kalsium , magnesium , sulfat, dan fosfat.Ekskresi ion-ion ini seimbang dengan asupan dan
ekskresinya melalui rute lain seperti pada saluran gastrointenstinal atau kulit.Selanjutnya
pengaturan kesimbangan asam-basa tubuh.Ginjal mengendalikan ekskresi ion hidrogen ,
bikarbonat dan amonium serta memproduksi urine asam atau basa, bergantung pada
kebutuhan tubuh.Lalu fungsi selanjutnya pengaturan produksi sel darah merah.Ginjal
melepas eritropoetin yang mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.Fungsi
lainnya adalah pengaturan tekanan darah, ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi
pengaturan tekanan darah, dan juga memproduki enzim renin. Renin adalah komponnen
penting dalam mekanisme renin-angiotensin-aldosteron, yang meningkatkan tekanan darah
dan retensi air.Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino
darah, ginjal melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas
konsentrasi nutrien dalam darah.Dan yang terakhir dari fungsi ginjal adalah pengeluaran zat
beracun.1

Sistem Kemih/Tractus Urinarius

Sistem urinal (urinary tract/tractus urinarius) adalah suatu sistem saluran dalam
tubuh manusia, meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan
tubuh dari zat-zat yang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupa
sesuatu yang larut dalam air. Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren) dengan saluran
keluar urine berupa ureter dari setiap ginjal. Ureter ini bermuara pada sebuah kandung
kemih (vesica urinaria) di perut bagian bawah di belakang tulang kemaluan (os pubis).
Urine selanjutnya dialirkan keluar melalui sebuah urethra.2

Gambar 1. Traktus Urinarius.3

Ginjal

Ginjal manusia berjumlah 2 buah, terletak di pinggang sedikit di bawah tulang rusuk
bagian belakang/spatium retroperitonelae. Spatium retroperitoneale terletak pada dinding
posterior abdomen di belakang peritoneum parietale. Ruangan ini terbentang dari vertebra
thoracica XII dan costa XII sampai ke os sacrum dan crista iliaca dibawahnya. Lantai atau
dinding posterior spatium ini dibentuk dari medial ke lateral oleh m. psoas major, m.
quadratus lumborum dan origo m. transversus abdominis. Permukaan anterior masing-
masing otot ini diliputi oleh fascia. Di depan fascia terdapat jaringan ikat berlemak yang
membentuk bantalan untuk glandula suprarenalis, ren, colon ascendens, colon descendens,
serta duodenum. Di dalam spatium retroperitoneale juga terdapat ureter, ren, serta arteria dan
vena testicularis (ovarica). Ginjal mempunyai ukuran panjang sekitar 7 cm dan tebal 3 cm,
terbungkus dalam kapsul yang terbuka ke bawah. Di antara ginjal dan kapsul terdapat
jaringan lemak yang membantu melindungi ginjal terhadap goncangan. Pada orang yang
kekurangan makan, lemak ini akan menipis sehingga perlindungan ginjal juga terganggu.
Tepat di ujung atas ginjal terdapat kelenjar anak ginjal (suprarenal gland) yang vital dan
merupakan bagian dari sistem endokrin (Gambar 2).2,3

Gambar 2. Organ Ginjal/Ren.2

Kedua ren berfungsi mensekresikan sebagian besar produk sisa metabolisme. Ren
mempunyai peran penting mengatur keseimbangan air dan elektrolit di dalam tubuh dan
mempertahankan keseimbangan asam-basa darah. Produk sisa meninggalkan ren sebagai
urine yang mengalir ke bawah di dalam ureter menuju ke vesica urinaria (kandung kemih)
yang terletak di dalam pelvis. Urine keluar dari tubuh melalui urethra.3

Ren berwarna coklat-kemerahan dengan tinggi pada dinding posterior abdomen di


samping kanan dan kiri columna vertebralis; dan sebagian besar tertutup oleh arcus costalis.
Ren dextra terletak sedikit lebih rendah dibandingkan ren sinistra, karena adanya lobus
hepatis dexter yang besar. Bila diaphragma berkontraksi pada waktu respirasi, kedua ren
turun ke arah vertikal sampai sejauh 1 inci (2,5 cm). Pada kedua margo medialis ren yang
cekung, terdapat celah vertikal yang dibatasi oleh pinggir-pinggir substansi ren yang tebal
dan disebut hilum renale/hilus renalis. Hilum renale meluas ke suatu ruangan yang besar
disebut sinus renalis. Hilum renale dilalui, dari depan ke belakang, oleh vena renalis, dua
cabang arteria renalis, ureter, dan cabang ketiga arteria renalis. Pembuluh-pembuluh
limfatik dan serabut-serabut simpatis juga melalui hilum ini (Gambar 2-A).3

Ren mempunyai beberapa selubung, antara lain capsula fibrosa, capsula adiposa, dan
fascia renalis. Diluar fascia renalis terdapat corpus adiposum pararenale yang juga termasuk
selubung ginjal. Capsula fibrosa meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ren.
Capsula adiposa meliputi capsula fibrosa. Fascia renalis merupakan kondensasi jaringan ikat
yang terletak di luar capsula adiposa serta meliputi ren dan glandula suprarenalis. Di lateral
fascia ini melanjutkan diri sebagai fascia transversalis. Corpus adiposum pararenale terletak
di luar fascia renalis dan sering didapatkan dalam jumlah besar. Corpus adiposum
pararenale membentuk sebagian lemak retroperitoneal. Capsula adiposa, fascia renalis, dan
corpus adiposus pararenale menyokong dan memfiksasi ren pada posisinya di dinding
posterior abdomen (Gambar 2-B).3

Masing-masing ren mempunyai cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat
gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan
cortex. Medulla renalis terdiri atas kira-kira selusin pyramides renales yang masing-masing
mempunyai basis yang menghadap ke cortex renalis, dan apex yaitu papilla renalis yang
menonjol ke medial. Bagian cortex yang menonjol ke medulla di antara pyramides yang
berdekatan disebut columnae renales. Bagian bergaris-garis yang membentang dari basis
pyramides renales sampai ke cortex disebut radii medullares. Sinus renalis merupakan
ruangan di dalam hilum renale, berisi pelebaran ke atas ureter, yang disebut pelvis renalis.
Pelvis renalis terbagi menjadi dua atau tiga calices renales majores yang masing-masing
akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renales minores. Setiap calyx minor
diinvaginasi oleh apex pyramid renalis yang disebut papilla renalis (Gambar 2-B).3

Ureter

Kedua ureter merupakan saluran muscular yang terbentang dari ren ke facies posterior
vesica urinaria . Urine didorong sepanjang ureter oleh kontraksi peristaltic tunica muskularis ,
dibantu oleh tekanan filtrasi glomeroli. Setiap ureter mempunyai panjang sekitar 10 inci (25
cm) dan menyerupai oesophagus (panjang oesophagus 10 inci) karena mempunyai 3
penyempitan sepanjang perjalanannya : 1) ditempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter,
2) ditempat ureter melengkung pada waktu menyilang aperture pelvis superior, dan 3)
ditempat ureter menembus dinding vesica urinaria.3
Pelvis renalis berbentuk corong dan merupakan ujung atas ureter yang melebar. Pelvis
renalis terletak didalam hilum renale dan menerima calices renales majors. Ureter keluar dari
hilum renale dan berjalan vertical ke bawah dibelakang peritoneum parietal pada musculus
psoas major, yang memisahkan ureter dari ujung processus transversus vertebrae lumbalis.
Arteri yang mendarahi ureter adalah sebagai berikut : a) ujung atas oleh arteri renalis,
b) bagian tengah oleh arteri testicularis atau arteri ovarica , dan c) didalam pelvis oleh arteri
vesicalis superior. Darah vena dialirkan kedalam vena yang sesuai dengan arteri.3
Sel mikroskopis ureter adalah epitel transisional dengan sel membulat pada kantung
yang menyusut, sel gepeng pada kantung yg melebar. Lamina propria jaringan ikat dan
pembuluh. Otot polos: longitudinal (dalam), sirkular (tengah), longitudinal (luar).4,5

Gambar 3. Ureter. 3
Vesica Urinaria
Vesica urinaria terletak tepat dibelakang pubis didalam cavitas pelvis. Vesica
Urinaria cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya
kurang lebih 500ml. Vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas-
batasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urine didalam nya. Vesica urinaria yang
kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak didalam pelvis,bila vesica urinaria terisi,
dinding atasnya terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil , vesica
urinaria yang kosong menonjol diatas aperture pelvis superior , kemudian bila cavitas pelvis
membesar, vesica urinaria terbenam didalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada
orang dewasa.3,6
Vesica urinaria yang kosong berbentuk pyramid ,mempunyai apex, basis, dan sebuah
facies superior serta dua buah fascies inferolateralis, juga mempunyai collum. .Apex vesicae
mengarah ke depan dan terletak dibelakang pinggir atas symphysis pubica. Apex vesicae
dihubungkan dengan umbilicus oleh lig. Umbilicale medianum (sisa Urachus) .Basis atau
facies posterior vesicae , menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga . Sudut superolateral
merupakan tempat muara ureter dan sudut inferior merupakan tempat asal urethrae. Kedua
ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesicae dan memisahkan vesicula
seminalis yang satu dengan yang lain . Bagian atas facies posterior vesicae diliputi oleh
peritoneum , yang membentuk dinding anterior excavation rectovesicalis. Bagian bawah
facies posterior dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens , vesicular seminalis , dan fascia
rectovesicalis.6
Tunica mukosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria yang kosong dan
lipatan-lipatan tersebut akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica mukosa
yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae liutaudi.
Disini ,tunica mucosa selalu licin , walaupun dalam keadaan kosong karena membrane
mukosa pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada dibawahnya.6
Trigonum vesica dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara
ureter yang satu ke muara ureter lain dan disebut sebagai plica interureterica . Uvula vesica
merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat dibelakang ostium urethrae yang disebabkan
oleh lobus medius prostatae yang ada dibawahnya. Tunica muscularis vesica urinaria terdiri
atas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan yang saling berhubungan yang disebut
sebagai musculus detrusor vesicae . Pada collum vesicae , komponen sirkuler dari lapisan
otot ini menebal untuk membentuk musculus sphincter vesicae.3
Vesica urinaria terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika mukosa, tunika muskular dan tunika
adventisia. Tunika mukosa vesica urinaria terdapat epitel transisional dan lamina propia pada
bagian luarnya. Sementara itu tunika muskular pada vesica urinaria terdiri dari 3 lapis, yaitu
pada bagian dalam tunika muskular longitudal, tengah tunika mukosa sirkular, dan luar tunika
mukosa longitudinal. Tunika adventisia berupa jaringan ikat fibroelastis. Apabila vesika
urinaria penuh maka epitel transisional akan menjadi lebih gepeng.4,5

Gambar 4. Vesica Urinaria.3

Uretra dan Orificium Uretra Externa

Uretra adalah saluran yang diteruskan dari vesika urinarius (ostium uretrae interna)
menuju lubang keluar (ostium uretrae exterma).3,6
Pada wanita, ureter langsung keluar dari vesika urianaria menuju ostium
uretraeexterna, terdapat perbedaan antara saluran kemih dengan saluran reproduksi maupun
saluran pencernaan. Ostium uretrae externa terdapat di superior vestibulum vaginae, tertutup
oleh labia minora.3
Pada pria saluran reproduksi dan uretra akan bertemu. Cairan semen akan masuk ke
Uretra melalui tonjolan yang disebut utikulus prostatikus. Uretra pada pria dibagi menjadi 3,
yaitu uretra pars prostatika, uretra pars membranosa dan uretra pars cavernosa/spongiosa.2
Mukosa uretra adalah epitel. Transitional sampai berlapis gepeng, sedangkan
muskularis terdiri dari otot polos.3
Gambar 5. Uretra. 3

Pembentukan Urine

Ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolik dan mengatur
komposisi cairan tubuh melalui tiga proses utama filtrasi glomerulus , reabsorbsi tubulus, dan
sekresi tubulus.Filtrasi glomerular. Adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler
glomerular , dalam gradien tekanan tertentu ke dalam kapsul bowman.Filtrasi ini dibantu oleh
faktor berikut membran kapiler glomerular lebih permeable, tekanan darah dalam kapiler
glomerular lebih tinggi , sejumlah kecil albumin olasma dapat terfltrasi, tetapi sebagian besar
diasborpsi kembali dan secara normal tidak tampak pada urine dan sel darah merah dan
protein tidak difiltrasi.1

Reabsorpsi tubulus , sebagian besar filtrat secara selektif direabsorpsi dalam tubulus
ginjal melalui difusi pasif gradien tersebut, atau difusi terfasilitasi. Sekitar 85% natrium
klorida dan air serta semua bagian nefron.Reabsorpsi ion natrium, ion ion natrium di transpor
secara pasif melalui difusi terfasilitasi dengan carrier dari lumen tubulus kontortus proximal
ke dalam sel sel epitel tubulus yang konstentrasi ion natriumnya lebih rendah. Ion-ion
natrium yang ditranspor secara aktif dengan pompa natrium kalium, akan keluar dari sel sel
epitel untuk ,masuk ke cairan interstistial di dekat kapilar peritubular. Reabsorpsi ion klor dan
ion negatif lain karena ion natrium positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan
secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif dari sel ke cairan intersitisial
peritubular, akan terbentuk ketidakseimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif
ion ion negatif. Dengan demikian ion klor dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi ke
dalam sel sel epitel dari lumen dan mengkikuti pergerakan natrium yang keluar menuju cairan
peritubular dan kapiler tubular. Reabsorpsi glukosa, fruktosa dan asam amino, carrier glukosa
dan asam amino sama dengan carrier ion natrium dan digerakan melalui kotranspor. Carrier
pada membran sel tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi maksimum untuk glukosa ,berbagai
jenis asam amino , dan beberapa zat terabsorpsi lainnya.Jumlah ini dinyatakan dalam
maksimum transpor. Makimum transpor untuk glukosa adalah jumlah maksimum yang dapat
ditranspor per menit ,yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma.Jika kadar glukosa darah
melebihi nilai Tm nya berarti melewati ambang plasma ginjal sehingga glukosa muncul di
urine. Reabsorpsi air, air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis.Ion natrium
berpindah dari area berkonsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke
area berkonsentrasi air rendah dalam cairan interstial dan kapilar peritubular. Reabsorpsi
urea,seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulu. Sekitar 50% urea secara
pasif direabsorpsi akibat gradien difusi yang terbentuk saat air direabsorpsi. Dengan
demikian, 50% urea yang difiltrasi akan diekskresi dalam urine.1

Tubulus ginjal mampu secara selektif menambahkan zat-zat tertentu ke dalam cairan
filtrasi melalui proses sekresi tubulus. Sekresi suatu zat meningkatkan ekskresinya dalam
urine. Sistem sekresi yang terpenting adalah untuk H +, yang penting untuk mengatur
keseimbangan asam-basa, K+, yang menjaga konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai
untuk mempertahankan eksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf dan anion dan
kation organic, yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organic asing dari tubuh.7

Sekresi juga terkadang dapat disebut sebagai proses augmentasi, yaitu proses
penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin
yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi
lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. Zat sisa
metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini
sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat
warna empedu, dan asam urat.7

Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan
yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya
bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat
dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.7
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun
bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk
sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang
beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah
merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan
dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.Asam urat
merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan
mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air
rendah.7

Gambar 9. Skema Jalur Urine.7

Hormon-hormon
Dalam pembentukkan urin melalui 3 proses yang telah dijelaskan, ada juga beberapa
faktor yang membantu ataupun menghambat pembentukkan urin.
1. Hormon
a. ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh
hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan
meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.
b. Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal
di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan
konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.
c. Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi
merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan
pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam
mengatur sirkulasi ginjal.
d. Paratiroid
Hormon ini merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar paratiroid, hormon
ini meningkatkan ekskresi fosfat, reabsorpsi kalsium darah, dan produksi vitamin
D pada ginjal. Hormon ini bekerja terbalik dengan hormon kalsitonin yaitu
menurunkan calsium darah.
e. Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.3

2. Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus
jukstaglomerularis pada :
a. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
b. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
c. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
d. Innervasi ginjal dihilangkan
harian, maka konsentrasi air dalam darah rendah. Reabsorpsi air di ginjal meningkat,
volume urin menurun.6

Kesimpulan

Ginjal merupakan organ yang sangat penting dalam proses ekskresi pada
manusia.Ginjal ini terdiri dari sepasang organ yang setiap unitnya terdiri dari 1-3 juta nefron,
yaitu satuan unit fungsional ginjal.Peranan utama lainnya dari ginjal adalah untuk
homeostatis tubuh dimana berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.Di
dalam nefron itulah semua fungsi dari ginjal berlangsung dimana didasari oleh tiga buah
proses utama yaitu filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.Gangguan seperti pada skenario yang
diberikan dimana terjadi sulit buang air kecil karena muntaber disebabkan terganggunya
keseimbangan cairan tubuh.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta : EGC; 2003.h.318-30.

2. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Grasindo; 2008.h.98-102.

3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006.h. 179-254.

4. Geneser F. Atlas berwarna histologi. Batam: Binarupa Aksara; 2007.h.143-54.


5. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2002.h.651-83.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.h.410-
51.

7. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.247-55.

Anda mungkin juga menyukai