Anda di halaman 1dari 20

DYSPNUE

Pendahuluan

Bernapas merupakan proses masuknya udara pernapasan ke paru-paru dan keluarnya


udara pernapasan dari paru-paru. Bernapas terdiri dari dua proses yaitu proses inspirasi
(menarik napas atau memasukan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara). Masuk
keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga
dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka
udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar

Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu : (1). Respirasi eksternal yang merupakan
pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. (2). Respirasi internal yang
merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

Selanjutnya, didalam sel-sel tubuh oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk proses oksidasi
guna menghasilkan energi. Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran
pernapasan dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:
rongga hidung,faring, trakea, bronkus, paru-paru (bronkiol dan alveolus).

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan
dua cara pernapasan, yaitu : (1) Respirasi atau Pernapasan Dada yaitu Otot antar tulang rusuk
luar berkontraksi atau mengerut. Tulang rusuk terangkat ke atas. Rongga dada membesar
yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
(2) Respirasi atau Pernapasan Perut Otot diafragma pada perut mengalami kontraksi.
Diafragma datar. Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada
dada mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru.

Sistem respirasi bersama dengan sistem sirkulasi merupakan alat pertukaran gas utama antara
tubuh dengan lingkunganya serta transport dari dan menuju sel-sel. Secara anatomi sistem ini
dapat dibagi menurut letaknya, yaitu bagian atas (diatas larynk) dan bagian bawah (larynk ke
bawah), sedangkan secara fisiologis dapat dibagi menjadi divisi konduksi dan dan divisi
respirasi. 1,2

Struktur makro

1 | Page
Saluran-saluran pernapasan

Gambar 2 saluran-
saluran pernapasan

Salu
ran

Napas Atas

1. Hidung

Hidung merupakan organ pernapasan, pertukaran panas dan penguapan air dan
juga terlibat dalam pembentukan suara. Hidung terdiri atas bagian eksternal dan
internal selain itu terdiri atas tulang keras dan cartilago. Rangka tulang hidung
terdiri atas os nasale, procenssus frontalis maxsillae dan bagian nasal ossis
frontalis Rangka tulang rawan terdiri dari cartilagi septi nasi, cartilago nasi
lateralis dan cartilago ala nasi major dan minor. Keterbukaan hidung
dipertahankan oleh os nasale dan processus maxsillae. Sedangkan otot hidung
merupakan otot wajah dan terdiri atas M. Nasalis, M. Depressor septi nasi.
Persarafan otot hidung oleh N. Facialis. Rongga hidung mempunyai 3 regio yaitu
vestibulum, penghidu dan pernapasan. Vestibulum ini dilapisi kulit yang
mengandung bulu hidung, yang berguna untuk menahan aliran partikel yang
terkandung didalam udara yang dihisap. Regio penghidu ada disebelah cranial,
dari atap rongga hidung dan meluas sampai setinggi concha nasalis superior.
Sedangkan regio pernapasan adalah bagian rongga hidung. Pada dinding lateral
hidung ada 3 elevasi yaitu, concha nasalis superior, concha nasalis medius dan
concha nasalis inferior. Dan masing-masing memiliki saluran yaitu, meatus nasi
superior, medius dan inferior.

Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor


olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan
pertambahan usia.3

2 | Page
Gambar 2. Hidung dan Faring

2. Faring (Tenggorokan)

Faring adalah sebuah pipa musculomembranosa, panjangnya 12-14 cm,


membentang dari basis crania sampai setinggi vertebra cervical 6 atau tepi bawah
cartilage cricoidea dan dilanjutkan dengan oesophagus (kerongkongan). Faring
dibagi menjadi 3 bagian yaitu Nasopharynx (disebelah dorsal hidung dan
disebelah cranial pallatum molle), Oropharynx (dimulai dari pallatum molle
sampai tepi atas epiglottis atau setinggi corpus vertebra cervical 2 & 3 bagian
atas) dan Laryngopharynx (dari tepi cranial epiglottis sampai tepi inferior
cartilage cricoidea).

3. Laring (Organ Suara)

Gambar 3.
Laring
dan
epiglottis

Laring atau organ suara merupakan struktur kartilago yang


menghubungkan faring dan trakea. Merupakan saluran udara yang bersifat
sphincter dan juga organ pembentuk suara, membentang antara lidah sampai
trachea atau setinggi cervical 3-6. Menghubungkan faring dengan trachea.

3 | Page
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :

- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring


selama menelan.
- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago
ini membentuk jakun (Adams apple)
- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam
laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan
kartilago tiroid
- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang
menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring).2

4. Trakhea

Trakhea atau batang tenggorok. Trakea adalah tuba yang memiliki diameter
sekitar 20-25 mm dan panjang sekitar 10 cm. Trakea terletak dari laring ke
bronkus utama yang merupakan jalan masuk udara menuju paru-paru. Tersusun
oleh jaringan otot, tulang rawan sehingga trakea tetap terbuka, dan mempunyai
selaput lendir yaitu epitelium bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-
benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Berbentuk seperti huruf C dan
membentang mulai setinggi cervical 6 sampai tepi atas vertebra thoracal 5. Ujung
caudal trachea terbagi menjadi bronchus principalis (primer) dextra dan sinistra.
Bagian caudal trachea menempel pada dinding depan oesophagus.

Saluran Napas Bawah

5. Bronkus

Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri. Disebut bronkus lobaris
kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronchus kanan bercabang
menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri dari : lobus
superior dan inferior Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus
segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus
segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf.

4 | Page
6. Bronkiolus

Gambar 4.
Bronkiolus dan
Alveolus

Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih


mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus
bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus
membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis dan bronkiolus
respiratori.

7. Alveolus

Merupakan kantong-kantong kecil terdiri dari selapis sel seperti sarung tawon.
Di alveolus terjadi pertukaran gas dan darah. Pada dinding alveolus terdapat
lubang kecil berbentuk bulat yang disebut poros atau stigma alveolaris. Apabila
terjadi penyumbatan di salah satu percabangan bronkus, maka udara dapat
mengalir dari alveolus yang satu ke yang lain. Dan terdapat duktus alveolus dan
kumpulan dari alveolus yaitu sakus alveolus. Oleh karena alveolus berselaput
tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya
difusi gas pernapasan.

Pada alveoli terdapat 3 tipe sel yaitu :

- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding


alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam
dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel
fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.3

5 | Page
8. Paru-paru (Pulmo)

Gambar 5. Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian


samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan
(pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister)
yang terdiri atas 2 lobus.

Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.


Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura
dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura
yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolaps paru-paru.

Pembuluh darah dalam paru-paru.

Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru melewati saluran bronkhial arteriola
kapiler. Pada alveoli terjadi difusi pertukaran gas kapiler paru-paru. Kemudian
pembuluh darah lebih besar vena pulmonaris meninggalkan paru-paru membawa
darah berisi oksigen ke atrium jantung kiri aorta membawah ke seluruh tubuh.
Arteri bronkhialis membawa darah yang kaya oksigen dari aorta ke paru-paru

6 | Page
untuk memberi makanan dan mengantarkan oksigen kedalam jaringan paru-paru.4

Struktur mikro

1. Hidung atau Nasal

Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak


(kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat
juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk
bersama udara. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Didalam lamina propia konka
terdapat plexsus venosa atau swell bodies, yang dilapisi oleh sel-sel goblet yang
mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh
gerakan silia menghangatkan udara dalam rongga hidung.

Terdiri dari atas :


- Tulang
- Tulang rawan hialin
- Otot bercorak
- Jaringan ikat
Kulit luar terdiri atas :
- Epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk
- Rambut halus
- Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Alat penghidu terletak di epitel olfaktorius dan mukosa berwarna coklat
kekuningan. Epitel olfaktorius yaitu :
- Sel olfaktorius
- Sel penyokong
- Sel basal
2. Faring
a. Nasofaring
- Epitel bertingkat torak bersilia sel goblet.Di bawah membrane basalis
pada lamina propia terdapat kelenjar campur. Pada bagian posterior,
terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea. Terdapat
muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga
tengah disebut ostium tuba auditiva. Kelompok jaringan limfoid
disebut tonsila tuba.

7 | Page
b. Orofaring
- Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Terletak dibelakang
rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Orofaring akan
dilanjutkan ke bagian atas menjadi epitel mulut dan ke bawah sebagai
epitel oesophagus. Terdapat tonsila palatine, yang sering meradang
disebut tonsillitis.
c. Laringofaring

- Epitel bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan


tanduk. Terletak dibelakang laring.
Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan
digestif.5

3. Laring

Epitel bertingkat torak bersilia sel goblet, kecuali ujung plica vocalis berlapis
gepeng
Dinding laring terdiri atas :
1. Tulang rawan hialin dan Tulang rawan elastis
2. Jaringan ikat
3. Otot skelet
4. Kelenjar campur
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi dan juga
berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan
memudahkan batuk.

4. Epiglottis
Rangkanya terdiri atas : Tulang rawan elastis
Mempunyai 2 permukaan :
1. Permukaan lingual yang menghadap ke lidah :
- Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
- Ada kelenjar campur dan jaringan limfoid
2. Permukaan laryngeal yang menghadap ke laring :
- Epitel berlapis gepeng yang tipis dari permukaan lingual menjadi
epitel bertingkat torak bersilia sel goblet.
5. Trakea

8 | Page
Merupakan lanjutan dari larynx yang lebarnya 2-3.5 cm dan panjangnya
sekitar 11 cm. trachea berakhir dengan cabang dua yang disebut sebagai bronchus.
Epitel yang melapisi sebelah dalam ialah epitel silindris semua berlapis bersilia
dan bertumpuk pada membrane basalis yang tebal.

Dibawah membrane basalis terdapat lamina propria yang banyak mengandung


serabut elastis. Di lapisan dalam lamina propria serabut elastis membentuk
anyaman padat sebagai suatu lamina elastica, maka jaringan pengikat dibawahnya
kadang-kadang disebut tunica submukosa.
Di dalam tunica submukosa inilah terdapat kelenjar-kelenjar kecil seperti pada
dinding larynx yang bermuara pada permukaan epitel. Yang merupakan ciri khas
dari trachea adalah adanya kerangka cincin-cincin cartilago hialin yang berbentuk
huruf C sebanyak 16-20 buah yang berderet mengelilingi lumen dengan bagian
yang terbuka di bagian belakang( pars cartilaginea). Masing-masing cincin
dibungkus oleh serabut fibro elastis. Bagian belakan tidak memiliki cincin
cartilage (pars membranacea) diisi oleh serabut-serabut otot polos yang sebagian
berjalan melintang dan berhubungan dengan jaringan fibro elastis disekitarnya.6

6. Bronkus
Bronkus ekstrapulmonal
Bronkus intrapulmonal :
1. Mukosa membentuk lipatan longitudinal
2. Epitel bertingkat torak bersilia sel goblet
3. Membrana Basalis
4. Lamina Propia :
- Jaringan ikat jarang
- Serat elastis dan muskulus polos spiral
- Noduli limfatisi
- Kelenjar Bronkialis : Kelenjar campur

7. Bronkiolus
Tidak ada tulang rawan dan epitelnya selapis torak bersilia sel goblet
Ada 2, yaitu :
1. Bronkiolus terminalis : Epitel selapis torak bersilia
2. Bronkiolus respiratorius : Epitel selapis torak
Duktus alveolaris berdinding tipis yang dikelilingi sakus alveolarisdengan

9 | Page
epitel selapis gepeng dan terdapat jaringan ikat serat elastin, serat kolagen, otot
polos +/-
Sakus alveolaris terdapat serat elastin dan serat retikulin dan tidak memiliki
otot polos

8. Alveolus
Berupa kantong-kantong kecil yang terdiri dari selapis sel seperti sarung
tawon.
- Mempunyai serat elastin : Inspirasi : melebar, ekspirasi : menciut
- Serat kolagen : Mencegah regangan yang berlebihan
- Epitel selapis gepeng
- Stigma alveolaris
Sel sel dinding alveolus :
1. Sel alveolar tipe I
2. Sel alveolar tipe II
3. Sel alveolar fagosit
4. Sel endotel kapiler 5,6

Mekanisme pernapasan

Gambar 7. Mekanisme pernapasan

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
pusat dan saraf otonom.

Pusat mekanisme pengaturan pernapasan ada 2 :

1. Pusat pengaturan pernapasan volunter, terletak di korteks serebri.

10 | Page
2. Pusat pengaturan pernapasan otomatis terletak di pons dan medulla oblongata
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan
atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan dalam ( internal respiration)
Meliputi proses metabolisme intra sel yang terjadi di mitokondria termasuk
konsumsi oksigen (O2) dan produksi karbondioksida (CO2) selama pengambilan
energi dari molekul nutrient.
Proses inspirasi = proses aktif (kontraksi otot-otot inspirasi).
Otot-otot yang berperan dalam inspirasi tenang:
- Diafragma
Bergerak turun, meningkatkan dimensi vertikal rongga toraks
- Otot-otot antariga eksternal (M. Intercostal Eksternus)
Mengangkut iga ke arah depan dan ke arah luar seningga memperbesar
rongga toraks dalam dimensi depan ke belakang dan sisi ke sisi.
- Otot leher (scalenus dan sternocleidomastoideus)
Mengangkat sternum dan dua iga pertama sehingga memperbesar
bagian atas rongga toraks.
Otot-otot yang berperan dalam inspirasi kuat atau tambahan yaitu
- M. Sternocleidomastoideus
- M. Pectoralis mayor
- M. Serratus Anterior 7

Respirasi luar (external respiration)


Meliputi keseluruhan rangkaian kejadian yang terlibat dalam pertukaran O 2 dan
CO2 antara lingkungan dan sel tubuh.
a. Pertukaran antara udara luar dengan udara dalam alveoli

Aksi mekanik pernapasan

Proses ventilasi
- Kecepatan ventilasi disesuaikan dengan kebutuhan ambilan O2 dan produksi
CO2

b. Pertukaran O2 dengan CO2 antara udara alveol dan darah kapiler paru

Proses difusi
- Perlu perbandingan antara ventilasi dan perfusi yang sepadan

c. Transport O2 dan CO2 (sistem peredaran darah)


O2 : dari Paru ke Jaringan
CO2 : dari Jaringan ke Paru

d. Pertukaran O2 dan CO2 darah dalam kapiler jaringan

11 | Page
Difusi ke sel-sel jaringan
Otot-otot yang berperan dalam ekspirasi tenang: proses pasif
- Relaksasi otot respirasi
- Jaringan paru kembali kekedudukan semula sesudah teregang
Otot-otot yang berperan dalam ekspirasi kuat:
- Otot dinding perut (abdomen)
Meningkatkan tekanan intra-abdomen, yang menimbulkan gaya ke atas
pada diafragma untuk mengurangi dimensi vertical rongga toraks.
- M. Intercostal Internis
Mendatarkan toraks dengan menarik iga-iga ke bawah dan ke dalam,
menurunkan ukuran depan-belakang dan samping rongga toraks.
- M. Transversus
- M. Obliqus

Gambar 8.Sistem pernapasan


Demikian dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai
4500 cc yang dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun
demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai
3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi
senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital
adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi
paru-parunya secara maksimum.
Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan
menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume
udara pernapasan (kapasitas tidal = 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara
yang keluar masuk paru-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa,

12 | Page
inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan
(expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc). 8
Skema udara pernapasan

Udara cadangan inspirasi1500


Udara pernapasan biasa
500
kapasitas total Udara cadangan ekspirasi kapasitas vital
1500
Udara sisa (residu)
1000

Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki


volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc. Dari 500 cc udara inspirasi dan
ekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan
sisanya mengisi saluran pernapasan. 7,8

Transport gas (O2 dan CO2)

Transport gas baik O2 dan CO2 terutama dilakukan eritrosit karena mengandung
Hb. Hb mengikat O2 dikapiler paru dan dilepaskan dijaringan. Sedangkan Hb
mengikat CO2 yang diproduksi oleh jaringan dan dilepaskan diparu-paru.
a. Transport O2
Bentuk larut sangat sedikit
Terikat secara kimia dengan Hb
- Tiap komponen heme mengandung 1 atom zat besi (Fe)
1. Hb dapat berubah menjadi bentuk oxygenated waktu megikat O2
dan membentuk oksihemoglobin
Hb + O2 HbO2
2. Dikapiler jaringan Hb melepaskan O2 (Deokgenisasi) menjadi
Deoxygeneted (Deoksihemoglobin)
HbO2 Hb + O2
Tiap atom Fe dalam heme mampu mengikat 1 molekul O 2, tiap molekul Hb
mengikat 4 molekul O2. Hb tersaturasi penuh dengan O2 bila seluruh Hb dalam
tubuh berikatan secara maksimal dengan O2. Kejanuhan Hb dengan O2 = 75%
berarti rata-rata 3 dari 4 atom Fe dalam tiap molekul Hb berikatan dengan O 2.
Faktor penting dalam penentuan persen saturasi HbO2 adalah P O2 darah.

b. Transport CO2
CO2 sebagai terlarut, daya terlarut CO2 lebih besar dari O2, tiap 100 ml
darah hanya dapat membebaskan 0.3 CO2 dalam bentuk terlarut.

13 | Page
Ikatan dengan protein:
- Dengan Hb
- Dengan protein plasma
Membentuk senyawa karbamino Hb. Deoksi Hb afinitasnya lebih besar
terhadap CO2 dibandingkan dengan HbO2. HbO2 dan karbamino Hb adalah
ikatan longgar (reversibel)
Ion HCO3 sama dengan cara pengangkutan CO2 terpenting (60-70% dari
CO2 total). CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3
Diplasma reaksi diatas berlangsung lambat, sedangkan dieritrosit sangat
cepat (dikatalisa enzim anhidrase karbonat). Ion klorida masuk kedalam
eritrosit (Chorida shift) mengimbangi pengeluaran ion bikarbonat dari sel.9

Pertukaran Gas dalam Alveolus

Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup
pada waktu kita bernapas. Pada waktu bernapas udara masuk melalu saluran
pernapasan dan akhirnyan masuk ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat
dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel alveolus. Akhirnya masuk ke
dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah
menjadi oksihemoglobin.

Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Oksigennya dilepaskan ke


dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin.
Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui
pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus. Dari alveolus karbon
dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita
mengeluarkan napas. Dengan demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas
yaitu oksigen masuk dan karbondioksida keluar.1,7

Hubungan timbal-balik antara tekanan paru (atmosfer), tekanan intra-alveolus, dan


tekanan intra-pleura penting dalam mekanisme pernapasan.

Udara cenderung bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah yaitu menurunnya gradient tekanan. Udara mengalir masuk dan
keluar paru selama proses bernapas dengan mengikuti penurunan gradient tekanan
yang berubah berselang-seling antara alveolus dan paru (atmosfer) akibat aktifitas
siklik otot-otot pernapasan. Terdapat tiga tekanan berbeda yang penting pada

14 | Page
ventilasi yaitu:

a. Tekanan atmosfer (barometric)


Adalah tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara di dalam atmosfer terhadap
benda-benda di permukaan bumi.

b. Tekanan intra-alveolus (tekanan intrapulmonalis)


Adalah tekanan didalam alveolus. Karena alveolus berhubungan dengan
atmosfer melalui saluran pernapasan, udara dengan cepat mengalir mengikuti
penurunan gradient tekanan setiap kali terjadi perbedaan antara tekanan intra-
alveolus dan tekanan atmosfer. Udara terus mengalir sampai tekanan keduanya
seimbang.

c. Tekanan intrapleura
Adalah tekanan didalam kantung pleura. Tekanan ini juga dikenal sebagai
kantung intratoraks yaitu tekanan yang terjadi diluar paru didalam rongga toraks.
Tekanan intrapleura biasanya lebih kecil daripada tekanan atmosfer, rata-rata 756
mmHg saat istirahat.
Sistem respirasi juga dibagi menurut divisinya, yakni :
1. Divisi konduksi
Divisi ini dimulai dari rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, himgga
terminal bronkiolus.

2. Divisi respirasi
Divisi ini dimulai dari bronkiolus hingga alveoli, udara memenuhi kantung
paru-paru dan terjadilah pertukaran gas antara udara dan darah.1,8

Fungsi Sistem Pernapasan

Respirasi (pernapasan) melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan pergerakan


pasif O2 dari paru ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pergerakan
pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke paru.

Sistem pernapasan ikut berperan dalam homeostatis dengan mempertukarkan O 2 dan


CO2 antara paru dan darah. Darah mengangkut O2 dan CO2 antara sistem pernapasan
dan jaringan.

Fungsi utama sistem respirasi adalah menjamin tersedianya O 2 untuk kelangsungan


metabolisme sel-sel tubuh, serta mengeluarkan CO 2 sebagai hasil metabolisme sel

15 | Page
secara terus-menerus.
Fungsi tambahan:
1. Membantu mengeluarkan air dan panas tubuh
2. Membantu meningkatkan aliran balik vena
3. Membantu proses bicara (vokalisasi): berbicara, menyanyi, dsb.
4. Sebagai jalur untuk keluar masuknya udara dari luar ke paru-paru
Test fungsi paru
Respirasi (Pernapasan atau ventilasi) dalam praktek klinik bermakna sebagai suatu
siklus inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12
- 16 kali permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru.
Volume yang lebih rendah dari kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi
sistem paru.

Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi
sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang
sangat bervariasi tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70%
(350 ml) dari volume tidal secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus
alveolus, kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam proses pertukaran gas. Sedang
sisanya sebanyak 30% (150 ml) menetap di ruang rugi (anatomic dead space).

Volume pernapasan dan Kapasitas Paru


Pengukuran volume pernapasan dan kapasitas paru di ukur dengan menggunakan
alat uji faal paru yaitu Spirometer dengan pencatatan Spirogram.

16 | Page
Gambar Grafik 1. volume pernapasan dan kapasitas paru
Parameter yang dapat ditentukan :
1. Tidal volume (TV) :
Volume udara yang masuk / keluar paru selama 1 kali bernapas. Nilai rata-rata:
500 ml.
2. Volume cadangan inspirasi (VCI):
Merupakan volume udara yang masih dapat diinspirasi setelah inspirasi biasa
atau volume tambahan yang dapat maksimal dihirup melebihi tidal volume
istirahat. Nilai rata-rata: 3000 ml.
3. Kapasitas inspirasi (KI):
Volume maksimum udara yg dapat dihirup pada akhir ekspirasi normal tenang
(KI = TV + VCI). Nilai rata-rata: 3500 ml.
4. Volume cadangan ekspirasi (VCE)

17 | Page
Volume tambahan udara yang dapat secara aktif dikeluarkan oleh kontraksi
maksimum melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif pada akhir tidal
volume. Nilai rata-rata: 1000 ml.
5. Volume residual (VR) :
Volume minimum udara yang tersisa di paru setelah ekspirasi maksimum. Nilai
rata-rata: 1200 ml.
6. Kapasitas residual fungsional (KRF)
Merupakan jumlah udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi
normal. Nilai rata-rata: 2200 ml.
7. Kapasitas vital (KV) :

Volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan selama satu kali bernapas
setelah inspirasi
maksimum (KV = VCI + TV + VCE). Nilai rata-rata: 4500 ml.
8. Kapasitas paru total (KPT) :
Volume udara maksimum yang dapat ditampung paru. Nilai rata-rata: 5700 ml.
9. Volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1) :
Volume udara yang dapat diekspirasi selama detik pertama ekspirasi pada
penentuan KV.1,7,8
cara pemeriksaan vital paru dengan alat spirometri :

1. Siapkan alat spirometri


2. Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan data seperti
umur, seks, TB, BB
3. Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam
mulutnya dan tutuplah hidung dengan penjepit hidung.
4. Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang sebelum
melakukan pemeriksaan.
5. Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran.
6. Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi
maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka akan keluar data dan
kurva pada layar monitor spirometri.
7. Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi
maksimal.
8. Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian dilanjutkan
dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat spirometri).

Mengapa terjadi sesak napas ?


Sensasi sesak napas berawal dari aktivitas sistem sensorik yang terlibat dalam

18 | Page
sistem respirasi. Yang mengakibatkan informasi sensorik sampai pada pusat
pernapasan di otak dan memproses respiratory related signal dan menghasilkan
pengaruh kognitif, konsektual dan perilaku sehingga terjadi sensasi sesak napas.

Sesak napas mencakup 2 komponen yaitu :


1. Input sensoris ke kortex serebri, informasi dari reseptor-reseptor khusus terutama
mekanoreseptor diberbagai aparatus pernapasan dan tempat lainnya.
2. Reseptor -reseptor mekanik pada otot-otot pernapasan, paru-paru, dinding dada
dalam tegangan panjang, elemen sensoris, dan gelendong otot pada khususnya
berperan penting dalam membandingkan tegangan otot dengan derajat
elastisitasnya. Sesak napas dapat terjadi jika tegangan yang ada tidak cukup besar
untuk satu panjang otot. Kemudian kemoreseptor untuk tegangan CO2 dan O2,
Peningkatan kerja pernapasan yang mengakibatkan sangat meningkatnya rasa
sesak napas dan ketidak seimbangan antara kerja pernapasan dengan kapasitas
ventilasi.7

Kesimpulan
Sistem pernapasan selalu menghirup O2 sebagai kelangsungan metabolisme sel-sel
tubuh dan mengeluarkan CO2 sebagai hasil dari metabolisme dalam tubuh secara terus
menerus yang diawali dengan masuknya udara melalui hidung faring laring
trakea bronkus (ka & ki) bronkiolus bronkiolus terminalis bronkiolus
respiratorius duktus alveolaris sakus alveolaris alveolus.
Maka hipotesis dapat diterima, yaitu jika terjadi gangguan pada sistem pernapasan
dapat mengakibatkan sesak napas.

19 | Page
Daftar pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. h. 410-411. EGC.
Jakarta: 2001
2. Gunardi S. Anatomi Sistem Pernapasan. h. 2-50. Balai Penerbit FKUI. Jakarta:
2007
3. Wibowo D S. Anatomi tubuh manusia. Ed 4. PT Grasindo anggota Ikapi. Jakarta :
2009
4. Richard S, Snell M D. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed 6. EGC .
Jakarta. 2006
5. Junqueira L C, Carneiro J, Kelley R O. Histologi dasar. Ed 8.h.629-35. EGC.
Jakarta : 1997
6. Bloom D W, Fawcett. Histologi buku ajar. Ed 12.h. 629-42. EGC. Jakarta : 2002
7. Corwin E J. Buku saku patofisiologi. Ed 3.h. 521-32. EGC. Jakarta : 2009
8. Guyton , Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th ed. h. 677-679. EGC. Jakarta:
2007
9. Murray R K. Biokimia harper. Ed 25. h. 59-68. EGC .Jakarta : 2003

20 | Page

Anda mungkin juga menyukai