ABSTRAK
Karies gigi adalah kerusakan pada struktur jaringan keras gigi (email, dentin) yang diakibatakan oleh asam
yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi (Prasko, 2011). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Kejadian
Karies Gigi pada Anak Sekolah di SDN 271 Saparu Kabupaten Luwu. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Deskritif Analitik dengan rancangan Cross Sectional, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan
V SDN 271 Saparu, pengambilan sampel menggunakan tehnik Non Probability Sampling yaitu Accidental
Sampling, didapatkan 30 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dan observasi. Hasilnya diolah menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kemaknaan = 0,05. Hasil bivariat menunjukkan bahwa konsumsi makanan kariogenik (p= 0,004), kebiasaan
menyikat gigi (p = 0,002). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat Hubungan antara Konsumsi
Makanan Kariogenik dan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak sekolah di SDN
271 Saparu Kabupaten Luwu.
14
Journal of Pediatric Nursing
15
Journal of Pediatric Nursing
16
Journal of Pediatric Nursing
teratur. Walaupun mereka jarang terutama setelah makan dan sebelum tidur
mengonsumsi makanan kariogenik tetapi malam masih sangat rendah.
karena kebiasaan menyikat gigi yang kurang Hasil yang serupa juga dikemukakan
baik dan tidak teratur sehingga terjadi karies oleh Fitria Diumayanti tentang Hubungan
gigi. Mengonsumsi makanan kariogenik dapat Antara Kebiasaan Menggosok Gigi dengan
menyebabkan terjadinya karies gigi dalam hal Kejadian Karies Gigi pada Siswa SD Negeri 04
bentuk fisik, jenis makanan, komposisi Pasa Gadang di Wilayah Kerja PUSKESMAS
makanan, dan frekuensi konsumsi makanan Pemancungan Padang Selatan tahun 2011
kariogenik. menyatakan bahwa ada hubungan antara
2. Hubungan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian
Kejadian Karies Gigi pada Anak Sekolah di karies gigi. Kebiasaan menyikat gigi anak
SDN 271 Saparu. masih sangat memprihatinkan. Hal ini dapat
Kebiasaan menyikat gigi merupakan dilihat dari cara menyikat gigi dan frekuensi
suatu kegiatan atau rutinitas dalam hal menyikat gigi anak.
membesihkan gigi dari sisa-sisa makanan Made Asri Budisuari, Oktarina,
untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi Muhammad Agus Mikrajab juga
dan mulut. Banyak faktor yang dapat mengemukakan hasil penelitiannya tentang
menyebabkan karies gigi ditinjau dari Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan
kebiasaan menyikat gigi seperti cara menyikat Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi dan
gigi, sikat dan pasta gigi, dan waktu yang tepat Mulut (Karies) di Indonesia tahun 2010 bahwa
untuk menyikat gigi. ada hubungan yang signifikan antara
Dari hasil penelitian yang dilakukan kebiasaan menyikat gigi dengan kejadian
pada 30 responden, dari 13 orang (43,3%) karies gigi. Sebagian besar yang mengalami
yang menyikat gigi dengan teratur, terdapat 4 karies gigi disebabkan oleh cara menyikat gigi
orang (13,3%) karies gigi dan 9 orang (30,0%) yang kurang baik, penggunaan sikat dan pasta
tidak karies gigi. Sedangkan dari 17 orang gigi, dan frekuensi menyikat gigi.
(56,7%) yang menyikat gigi tidak teratur, Asumsi peneliti sehubungan dengan
terdapat 15 orang (50,0%) karies gigi dan 2 hasil penelitian ini bahwa dari 13 orang
orang (6,7%) tidak karies gigi. (43,3%) yang teratur menyikat gigi terdapat 4
Dari hasil uji Chi-square diperoleh niai orang (13,3%) yang karies gigi. Fenomena ini
= 0,002 dengan tingkat kemaknaan = 0,05. dikarenakan 4 orang terlalu sering
Hal ini menunjukkan nilai < , ini berarti Ha mengonsumsi makanan kariogenik. Walaupun
diterima atau ada hubungan yang bermakna mereka teratur menyikat gigi tetapi karena
antara kebiasaan menyikat gigi dengan terlalu sering mengonsumsi makanan
kejadian karies pada anak sekolah di SDN 271 kariogenik sehingga terjadi karies gigi.
Saparu Kabupaten Luwu. Sedangkan dari 17 orang (56,7%) yang tidak
Dari hasil penelitian dapat dilihat teratur menyikat gigi terdapat 2 orang (6,7%)
bahwa kebiasaan anak menyikat gigi masih yang tidak karies gigi. Hal ini disebabkan 2
rendah. Dapat dilihat dari cara menyikat gigi, orang tersebut jarang mengonsumsi makanan
sikatdan pasta gigi, dan waktu yang tepat kariogenik. Walaupun mereka tidak teratur
untuk menyikat gigi. Dan masih banyak faktor menyikat gigi tetapi karena mereka jarang
lain seperti peren serta orang tua dalam mengonsumsi makanan kariogenik sehingga
membimbing anak-anak untuk menyikat gigi tidak terjadi karies gigI.
dengan baik dan benar.
Banyak orang tua tidak pernah KESIMPULAN
membayangkan bahwa masalah gigi dan Dapat disimpulkan bahwa terdapat
mulut anak dapat berpengaruh pada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik
perkembangan anak. Maka, orang tua harus dan kebiasaan menyikat gigi dengan kejadian
memberikan perhatian terhadap kesehatan karies gigi pada anak. Diharapkan kelak penelitian
gigi dan mulut anak. Orang tua harus tentang karies gigi lebih kompleks lagi dalam
mengajari anaknya cara merawat gigi dengan segala aspek dan mampu menciptakan suatu teori-
baik, yaitu dengan memberi contoh cara teori baru yang memperkuat ataupun menyangkal
menyikat gigi yang benar. toeri-teori yang sudah ada dari penelitian
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya.
yang dilakukan oleh Ita Handayani tentang
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya DAFTAR PUSTAKA
Karies pada Murid SD Neg Bung Makassar Achmad, H., Singgih, M. F., Yunus, M., & Malik, A.
tahun 2006 dimana ada hubungan signifikan (2010). Karies dan perawatan pulpa pada
antara kebiasaan menyikat gigi dengan anak secara komprehensif. Makassar:
terjadinya karies. Kebiasaan anak menyikat Bimer Makassar.
gigi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
cara menyikat gigi, lamanya menyikat gigi, Adriani, M., & Wirjadmadi, B. (2012). Pengantar
serta waktu yang tepat untuk menyikat gigi Gizi Masyarakat. Jakarta.
17
Journal of Pediatric Nursing
http://hanifatunnisaa.wordpress.com,
Aprilia, D. (2009). Proposal penyuluhan anak diakses tanggal 1 April 2013.
sekolah dasar pemanis dan pewarna pada
makanan jajanan. http://dania-aprilia. Narendra, M. B., Sularyo, T. S., Soetjiningsih,
blogspot.com, diakses tanggal 27 Maret Suyitno, H., Ranuh, I. G., & Wiradisuria, S.
2013. (2002). Tumbuh kembang anak dan
remaja edisi pertama. Jakarta: CV.
Asteoti, T. E. (2008). Total quality management Sagung Seto.
pendidikan kesehatan gigi di sekolah.
Jakarta. Nasir, M. (2013). Prevalensi gigi karies di sulsel 60
persen. http://www.antara-sulawesisela
Bakar, A. (2011). Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2. tan.com, diakses tanggal 25 Maret 2013.
Yogyakarta: CV. Kita Junior.
Prasko. (2011). Pengertian, proses, faktor
Endra. (2011). Pengertian anak menurut UU RI No penyebab dan macam karies gigi.
4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. http://zona_prasko.blogspot.com, diakses
http://endra-ndruu.blogspot.com, diakses tanggal 26 Maret 2013.
tanggal 1 April 2013.
Prasko. (2012). Jenis gigi, fungsi gigi dan jumlah
Hidayanti, Lilik. (2005). Hubungan karakteristik gigi. http://zona-prasko.blogspot.com,
keluarga dan kebiasaan konsumsi diakses tanggal 26 Maret 2013.
makanan kariogenik dengan keparahan
karies gigi anak sekolah dasar. Universitas Ridwan, M. (2013). Definisi gigi, macam-macam
Diponegoro, Semarang. gigi, bagian-bagian gigi. http://ridhwan
yunaser.blogspot.com, diakses 3 April 2013.
Hidayat, A. A. (2012). Riset keperawatan dan
teknik penulisan ilmiah edisi 2. Jakarta: Santosa, E. B. (2012, Desember). Pengertian
Salemba Medika. anak. http://ras-eko.blogspot.com, diakses
tanggal 27 Maret 2013.
Jenny. (2012). Pengertian anak sebagai makhluk
sosial. http://www.duniapsikologi.com, Satriyo, D. (2013). Karies gigi. http://dannysatriyo
diakses tanggal 1 April 2013. .blogspot.com, diakses tanggal 27 Maret
2013.
Lasantha. (2012). Perawatan gigi. http://docsshare
.blogspot.com, diaksese tanggal 3 April Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif
2013. kualitatif dan R & D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Lesmani, A. (2012). Definisi anak. http://edukasi
.kompasiana.com, diakses tanggal 3 April Yohandri, E. (2012). Gambaran pengetahuan
2013. murid sd kelas ii tentang karies gigi di sdn
003 sei beduk kelurahan tanjung piayu
Leuw, T. (2011). Klasifikasi gigi berlubang. batam tahun 2012. http://yohandrie.
http://bugar.web.id, diakses tanggal 1 April blogspot.com, diakses tanggal 25 Maret
2013. 2013.
Mozartha, M. (2012). Penyebab, gejala, Yusuf. (2012). Pengertian dan dampak makanan
pencegahan dan pengobatan karies. jajanan . http://www.psychologymania.com,
diakses tanggal 26 Maret 2013.
18