Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
2
empat dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbesar di dunia setelah China,
India, dan Amerika 3.
World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3
juta pada tahun 2030. Berdasarkan pola pertambahan penduduk di Indonesia
diperkirakan pada tahun 2030 akan terdapat 12 juta penderita DM di daerah
perkotaan dan 8,1 juta di daerah pedesaan9. Hasil beberapa penelitian menyatakan
bahwa diabetes mellitus ada hubungannya dengan infertilias pada pria 4. Sekitar
90% dari pasien diabetes memimiliki gangguan fungsi seksual, termasuk
penurunan libido, impotensi, gangguan ejakulasi, gangguan spermatogenesis, dan
fungsi kelenjar seks aksesori yang diikuti dengan penurunan kualitas sperma
sehingga menyebabkan infertilitas2,9 Pada penderita diabetes juga ditemukan
adanya penurunan testosterone secara signifikan disertai penurunan kadar LH dan
FSH5. Hasil penelitian pada tikus DM, ditemukan adanya penurunan kadar
testosterone plasma secara signifikan2. Pada penelitian yang lain, dilaporkan
bahwa dampak utama diabetes mellitus terhadap infertilitas pria adalah akibat
adanya peningkatan produksi senyawa oksigen reaktif (reactive oxygen
species/ROS) dalam sel dan penurunan total kapasitas anti oksidan dalam tubuh
yang menyebabkan terjadinya stress oksidatif terhadap sel termasuk sel
spermatozoa. Kondisi ini akan memicu terjadinya kerusakan pada mitokondria
DNA, yang selanjutnya menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa7. Hal ini
terjadi karena kemampuan pertahanan tubuh melalui sistem antioksidan berkurang,
sehingga dibutuhkan suplai antioksidan dari luar tubuh yang dapat ditemukan pada
sayuran dan buah-buahan6,34.
Buah delima (Punica granatum) merupakan salah satu sumber antioksidan
dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan polifenol yang cukup tinggi 7. Bagian
pohon delima merah seperti buah, kulit, dan akarnya mempunyai rasa yang sepat.
Rasa yang sepat ini merupakan tanda bahwa didalam bagian tanaman tersebut
mengandung senyawa polifenol. Kandungan polifenol pada ekstrak kulit buah
delima merah yang berfungsi sebagai antioksidan mencapai 26% dari seluruh
kandungan kimia yang terdapat di dalamnya8.
3
2. Manfaat Praktis
4
1.5 Hipotesis
Pemberian ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L), dapat
menghambat penurunan kualitas sperma tikus putih (Rattus norvegicus) Strain
Wistar jantan yang menderita diabetes melitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
pada sediaan. Tubulus seminiferus dilapisi oleh epitel berlapis, epitel ini
mengandung dua jenis sel, sel yang menghasilkan sperma yaitu sel spermatogenik
dan yang memberi makan kepada sperma saat sedang berkembang yaitu sel
6
sartoli. Sel berlapis atau di sebut sel germinal ini berada di atas membrana basalis
tubulus seminiferus13.
Seluruh tubulus seminiferus akan mendekat menuju mediastinum untuk
menjadi tubulus yang lurus yaitu tubulus rektus yang merupakan bagian pertama
sistem saluran keluar. Tubulus rektus merupakan penghubung antara tubulus
seminiferus dengan labirin saluran-aluran berlapis epitel berkesinambungan, yaitu
rete testis. Rete testis ini kemudian akan dihubungkan dengan bagian kepala
epididimis oleh 1020 duktus eferen14,15.
Epididimis adalah tuba terlilit yang terletak di sepanjang sisi posterior
testis, dan berfungsi menerima sperma dari duktus eferen. Epididimis selanjutnya
mengarah ke dalam vas deferens, kemudian bagian vas deferens ini menembus
prostat yang kemudian pada akhirnya akan bergabung membentuk duktus
ejakulatorius14,15. Di bawah adalah gambar struktur anatomi dan histologi dari
testis :
2.1.2 Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah suatu proses perkembangan dari spermatogenia
sampai ke spermatozoa. Spermatogenia yang terletak di lapisan tubulus terluar
terus-menerus membelah secara mitosis untuk menghasilkan sel anak yang identik
dengan sel induknya poliferasi tersebut menyediakan persediaan sel germinal baru
yang cukup. Setelah pembelahan mitosis, satu dari sel anak tetap berada di bagian
terluar tubulus dan bertahan sebagai spermatogenium yang tidak berdiferensiasi,
yang berfungsi untuk menjaga keberadaan sel-sel germinal. Sel-sel anak lainnya
mulai bergerak menuju lumen sambil menjalani berbagai proses. Pada manusia,
sel-sel tersebut akan membelah secara mitosis sebanyak dua kali untuk
membentuk spermatosit primer yang identik 16.
Setelah proses mitotik yang terakhir, spermatosit primer akan memasuki
fase istirahat. Pada fase ini, kromosom diduplikasikan dan DNA bersiap
memasuki pembelahan meiosis yang pertama. Pada meiosis tahap pertama, setiap
spermatosit primer membentuk dua spermatosit sekunder (masing-masingdengan
23 pasang kromosom haploid) 16. Spermatosit sekunder membelah secara meiosis
untuk kedua kali, menghasilkan spermatid. Proses pembelahan ke dua kali ini
yang menghasilkan spermatid disebut dengan spermatidogenesis36. Spermatid
tidak akan mengalami pembelahan lebih lanjut, tetapi akan berubah menjadi
spermatozoa (sperma) melalui suatu proses yang disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis merupakan suatu proses morfologik kompleks yang mengubah
spermatid bulat menjadi sel sperma10.
8
a. Motilitas sperma
Motilitas adalah unsur yang sangat penting dalam fertilisasi, karena
motilitas merupakan salah satu faktor yang menentukan gambaran spermatozoa
yang sehat. Motilitas membantu transport spermatozoa untuk mencapai terjadinya
fertilisasi. Sifat motilitas spermatozoa akan tampak setelah bercampur dengan
b. Morfologi sperma
Sel sperma memiliki panjang kira-kira 60m. Dari beberapa bagian
sperma yang paling berperan adalah ekor dan kepala. Kepala sel sperma
mempunyai panjang kira-kira 4-5 m terdapat nukleus yang38. Di belakang kepala
terdapat leher dan mengandung sentriol. Sentriol membentuk mikrotubul sebagai
9
bagian dari ekor. Ekor sel sperma dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian ekor
tengah (middle piece) mengandung mitokondria, bagian ekor dasar (principal
piece) merupakan bagian terpanjang dari ekor sperma dan end piece merupakan
bagian akhir ekor sperma dan bagian ujung ekor (end piece)39.
ini juga dapat muncul pada penderita DM tipe 1 apabila kadar gula darah pada
penderita sangat tinggi. Gejala tersebut adalah napas dalam dan cepat, kulit dan
bibir kering, wajah kemerah-merahan, mual, dan muntah 19.
Sedangkan diabetes tipe dua terjadia akibat dari kombinasi dari kecacatan
produksi insulin dan resistensi insulin di membrane sel tubulus. Dibaetes tipe dua
merupakan jenis diabetes yang paling sering jumpai di kalangan masayarakat
dengan jumlah 90% dari seluruh penderita diabetes20.
Diabetes melitus merupakan penyakit degenaratif yang tidak menular.
Untuk penegakan diagnostik bisa dinilai dari kadar gula darah sewaktu ataupun
kadar gula darah puasa, yang mana bila di dapatkan kadar gula darah sewaktu
sama dengan atau besar dari 200 mg/dl dan kadar gula darah puasa sama dengan
atau besar dari 126 mg/dl. Dalam hal ini sudah bisa ditegakkan diagnosis diabetes
melitus21.
Pada saat makan dan makanan akan masuk ke tubuh kita maka glukosa
akan diabsorbsi oleh darah yang kemudian glukosa dibawa kehati oleh kerja
insulin untuk disimpan dalam bentuk glikogen. Namun pada penderita diabetes
melitus terajdi gangguan dari fungsi insulin sehingga glukosa banyak menumpuk
di dalam darah. Keadaan seperti inilah yang dinamakan hiperglikemia 11. Salah
satu khas dari diabetes melitus adalah hiperglikemi dan defisiensi insulin relatif
maupun absolut. Keadaan inilah yang mempengaruhi berbagai struktur maupun
fungsi jaringan termasuk struktur dan berbagai protein di dalam sel 22.
Pada penderita diabetes melitus terdapat 3 mekanisme peningkatan stres
oksidatif yaitu autooksidasi glukosa, glikasi nonenzimatik pada protein, dan jalur
poliol-sorbitol (aldose reduktase). Stress oksidatif akan muncul apabila
pembetukan radikal bebas tidak diimbangi dengan pembentukan antioksidan 41.
Proses autooksidasi glukosa dikatalis oleh senyawa logam dalam jumlah
kecil seperti seng dan besi. Proses katalis ini sejalan dengan glikasi non enzimatik.
Hasil katalis tersebut berupa senyawa oksigen reaktif. Kondisi tersebutlah yang
menyebabkan hiperglikemia menjadi pemicu terbentuknya ROS yang berlebih
dalam tubuh 41.
Pada mekanisme glikasi nonenzimatik, sumber utama radikal bebas adalah
akumulasi AGEs pada jaringan yang berasal dari produksi berbagai gula pereduksi
11
Radikal bebas adalah istilah yang sering kita dengar, tapi banyak orang
yang mungkin tidak mengetahui apa arti yang sebenarnya dari radikal bebas
tersebut. Radikal bebas adalah molekul yang relatif tidak stabil di dalam sel,
mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan diorbit luarnya.
Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan beraksi dengan
molekul di sekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan
berlangsung terus menuerus dalam tubuh dan jika tidak ada antioksidan akan
menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satunya adalah infertilitas25.
Radikal bebas mempunyai dua bentuk yaitu Reactive Oxygen Species
(ROS), dan Reactive Nitrogen Species. ROS mencangkup oxygen free radicals
12
(OFRs) atau radikal oksigen seperti anion superoksida (O2), radikal hidroksil
(OH), radikal peroksil (ROO), hidrokel peroksida (H2O2), dan oksigen singlet
(1O2)25.
Pada dasarnya radikal bebas mempunyai fungsi dalam menjalankan
berbagai fungsi fisiologis di dalam tubuh, yaitu proses komunikasi antar sel,
apoptosis sel dan lain-lain. Radikal bebas memang dibutuhkan di dalam tubuh
tetapi keberadaan radikal bebas harus diimbangi oleh adanya antioksidan yang
berada dalam tubuh, bila tidak diimbangi maka akan menyebabkan kerusakan sel.
Bila produksi radikal bebas melebihi antioksidan di dalam tubuh akan
menyebabkan suatu keadaan yang disebut dengan stress oksidatif 25,26.
Stres oksidatif terjadi karena ketidak seimbangan antara produksi ROS dan
kapasitas antioksidan. Stress oksidatif akan menyebabkan terjadinya peroksidasi
lipid membran sel, kerusakan DNA dan apoptosis sel. Maka dibutuhkan
antioksidan dalam tubuh agar dapat mencegah efek negative dari radikal bebas itu
sendiri27.
2.5 Antioksidan
Antioksidan adalah zat yang meperlambat atau mencegah proses oksidasi.
Zat ini secara mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah
teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai
didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya
radikal bebas baik yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam tubuh.
Antioksidan penting dalam melawan radikal bebas, tetapi dalam kapaitas berlebih
meyebabkan keruskan sel29.
Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksigen yang berasal dari
dalam tubuh(endogen). Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup
mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan. Stres oksidatif merupakan
keadaan saat mekanisme antioksidan tidak cukup untuk memecah spesi oksigen
reaktif. Oleh karena itu, diperlukan antioksidan dari luar (eksogen) untuk
mengatasinya30.
Berdasarkan jenis antioksidan gerdapat dua jenis yaitu antioksidan
enzimatis dan antioksidan non-enzimatis. Antioksidan enzimatis disebut juga
antioksidan primer yang terdiri dari superoxide dismutase (SOD), catalase,
Glutathione reductase, Glutathione peroxidase (GPX). Sedangkan antioksidan
non enzimatis disebut juga antioksidan sekunder terdiri dari vitamin E, vitamin C,
- Lipoic acid (LA), Coenzyme Q10, L-carnitine, albumin, L-carnitine,
Glutathione, Carotenoids28
Berdasarkan sumber antioksidan dibagi menjadi dua macam, yaitu
antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami tingkat
keamanannya lebih baik dan manfaatnya lebih luas di bidang
makanan,kesehatan,dan kosmetik. Antioksidan alami dapat ditemukan pada
sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan berkayu30.
2.6 Delima
14
.
Gambar 4. Buah Delima33.
15
bebas, mencegah terjadinya peroksidasi lipid yang disebabkan oleh stres oksidatif
dan meningkatkan hormon gonadotropin yang berperan sebagai proses
spermatogenesis.(46)
.
17
Autooksidasi
Autooksidasi Glikasi
Glikasi non-
non- Jalur
Jalur poliol
poliol
glukosa enzimatik Gangguan
glukosa enzimatik -- sorbitol
sorbitol insulin
Kerusakan
Kerusakan membran
membran Kerusakan
Kerusakan Apoptosis
Apoptosis sel
sel
sel
sel DNA
DNA
Kualitas
Kualitas sperma
sperma
Gangguan
spermatogenesis
Infertil
Infertil
Keterangan :
= variabel yang diteliti
= variabel yang tidak diteliti
= variabel penghambat
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan:
S : sapel atau hewan percobaan
R : randomisasi/ pembagian secara acak menjadi lima kelompok
KN : kontrol negatif (tanpa diberi perlakuan)
KP : kontrol positif (di beri induksi aloksan)
K1 : perlakuan 1 (diberi induksi aloksan dan ekstrak kulit delima 1)
K2 : perlakuan 2 (diberi induksi aloksan ekstrak kulit delima 2)
19
(n-1) x 4 > 15
n - 1 > 3,75
n > 4,75
Keterangan :
n = Besar sampel tiap kelompok
t = Banyaknya kelompok
n = n/1-f
n= 5/1-0.1
n= 5,5
n= 6
Keterangan :
n = besar sample setelah dikoreksi
n = besar sample berdasarkan estimasi sebelumnya
f = prediksi presentase drop out dimana nilai f antara 0,05-0,1
kelamin jantan dan berumur 3-4 bulan dengan berat 150-200 gram yang terbagi
menjadi lima kelompok.
Jumlah sperma
Pemberian ekstrak kulit
buah delima dosis 200 Morfologi sperma
mg/kgBB/hari
Motilitas sperma
Pemberian ekstrak kulit
buah delima dosis 250
mg/kgBB/hari
epididimis dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi 1 ml NaCl 0,9 % hangat
(37 oC), kemudian bagian proksimal cauda dipotong sedikit dengan gunting lalu
cauda ditekan dengan perlahan hingga sekresi/cairan epididimis keluar dan
tersuspensi dengan NaCl 0,9 %. Suspensi semen yang telah diperoleh dilakukan
pengamatan kualitas spermatozoa yang meliputi: jumlah, motilitas dan morfologi
spermatozoa menggunakan metode WHO 2010 yaitu55:
a. Morfologi Spermatozoa
Setelah didapatkan suspensi semen kemudian diteteskan di atas kaca
objek. Kemudian dilakukan pengecatan dengan meneteskan pewarna
eosin. Selanjutnya dismear menggunakan cover glass dengan
kemiringan 45 dan didiamkan pada suhu ruang ataupun dilewatkan di
atas api sampai kering. Selanjutnya preparat diamati di bawah
mikroskop elektrik binokuler dengan perbesaran 400x dan dilanjutkan
dengan pengamatan jumlah sperma abnormal dan menghitung
presentase (%) jumlah sperma abnormal tersebut.
b. Motilitas Spermatozoa
Suspensi semen yang sudah diperoleh diteteskan di atas kaca objek
dan ditutuo dengan cover glas. Kemudian dilakukan pengamatan
sebanyak lebih dari spermatozoa dengan pembesaran 400x di bawah
mikroskop elektrik binoukler.
c. Penghitungan Jumlah Sperma
Spermatozoa yang telah diambil dari epididimis tikus disedot
menggunakan pipet eritrosit sampai batas 0,5. Kemudian, dengan
pipet yang sama, disedot NaCl 0,9% sampai batas 101 sehingga
didapatkan hasil pengenceran 200 kali. Pipet dikocok perlaham agar
campuran spermatozoa dan NaCl menjadi homogen. Kemudian,
campuran dibuang tiga tetes dan diteteskan ke dalam kamar hitung
Neubauer yang sudah di tutup dengan cover glass. Amati dan hitung
jumlah sperma yang ada di bawah mikroskop cahaya perbesaran 400x
dengan menggunakan rumus Nx106 sperma/ml dimana N adalah
jumlah sperma pada kotak 1,5,13,21, dan 25 pada kamar hitung
Neubauer
27
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap kualitas sperma yaitu
data jumlah dan motilitas sperma di uji dengan uji analisis of varience (ANOVA).
Sebelum diuji ANOVA data terlebih dahulu diuji dengan uji normalitas
menggunakan uji Saphiro Wilk dan homogenitas dengan menggunakan uji Levene.
Sedangkan morfologi sperma dilakukan uji statistik dengan uji Chi Squere. Hasil
pengolahan data akan ditampilkan dalam bentuk gambar, grafik dan tabel.
DAFTAR PUSTAKA
28
11. Guyton C, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2007.
12. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto. 2011. p. 5-
19.
13. Eroschenko Victor P. Atlas histologi difiore. Jakarta : EGC. 2002. P. 426-433
29
21. Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S, editor. Buku
ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI, 2007: 1852-1859
22. Bashandy AES. Effect of fixed oil Nigella Sativa on Male Fertility in
normaland hyperlipidemic rats. [Int J Pharmacol] 2007; 3: 27-33
24. Hammam NR. Pengaruh Pemberian Minyak Jintan Hitam (Nigella Sativa)
Terha dap Jumlah Spermatozoa Mencit Diabetes Melitus Yang Diinduksi
Aloksan. Fakultas Kedokteran UniversitasDiponegoro. 2008
27. Bambang Setiawan, Eko Suhartono .Peroksidasi Lipid dan Penyakit Terkait
Stres Oksidatif pada Bayi Prematur Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 1,
Januari 2007
30. iwalokum BA, usen UA, otunba AA, olukoya DK .2007. comparative
phytochemical evaluation, antimicrobial and antioxidant properties of
pleurotusostreatus. African biotechno6:1732-1739.
32. Savitri, E.S. 2008, Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam,
UIN Press, Malang.
35. Olivia Vina Faranita.Kualitass permatoza pada tikus wista ljantan Diabetes
Melitus.2009. Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro Semarang
36. Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.
38. G Tortora JD. Principles of Anatomy and Phsyiology 12th Edition: John
Wiley and Sons; 2009.
40. Fawole OA, Makunga NP, Opara UL. Antibacterial, Antioxidant and
Tyrosine-Inhibition Activities of Pomegranate Fruit Peel Methanolic Extract.
Complementary and Alternative Med J. 2012 ( 12) : 200
41. Setiawan B, Suhartono E. Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes
Melitus. Maj Kedokt Indon. 2005;55(2):86-91.
43. Fawole OA, Opara UL, Theron KI. Chemical and Phytochemical Properties and
Antioxidant Activities of Three Pomegranate Cultivars Grown in South Africa.
Food and Bioprocess Technology. 2012;5(7):2934-40.
44. Althunibat OY, Al-Mustafa AH, Tarawneh K, Khleifat KM, Ridzwan B, Qaralleh
HN. Protective role of Punica Granatum L. peel Extract Against Oxidative
Damage in Experimental Diabetic rats. Process Biochemistry. 2010;45(4):581-5.
45. Li Y, Wen S, Kota BP, Peng G, Li GQ, Yamahara J, et al. Punica Granatum
Flower Extract, a Potent -glucosidase Inhibitor, Improves Postprandial
Hyperglycemia in Zucker Diabetic Fatty Rats. Journal of Ethnopharmacology.
2005;99(2):239-44.
46. Mohammed, Karina Paola Leiva JR, Frank Peralta. Effect of Punica
granatum (Pomegranate) on Sperm Production in Male Rats Treated with
Lead Acetate. Informa Healthcare. 2011.
49. Parmar HS, Kar A. Antidiabetic Potential of Citrus Sinensis and Punica
Granatum peel Extracts in Alloxan Treated Male Mice. Biofactors.
2007;31(1):17-24.
50. The Fertility Institute. Analisis Kehamilan. ITB. Bandung. Dikutip oleh
Arsetyo Rahardhianto. 2012. Pengaruh Konsentrasi Larutan Madu dalam
NaCl Fisiologis Terhadap Viabilitas dan Motilitas Spermatozoa Ikan Patin
(pangasius) selama Masa Penyimpanan. Jurusan Biologi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya. 2009.
55. World Health Organization. WHO Laboratory Manual for The Examination
and Processing of Human Semen. 5th ed. Switzerland: WHO Press; 2010.
Lampiran 1
Bulan
No Kegiatan
4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Studi Kepustakaan
2. Pembuatan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Persiapan Penelitian
5.. Penelitian
6.. Pengolahan Data
7. Pembuatan Skripsi
8. Sidang Skripsi
LAMPIRAN 2.
Pembuatan ekstrak
delima
Pengadaan 30 ekor tikus putih jantan strain wistar
umur 4-5 bulan dengan berat 150-200 gram
34
Randomisasi
K1 K2 K3 K4 K5
Analisa data
Lampiran 3
RIWAYAT HIDUP