Anda di halaman 1dari 6

Hepatitis B

Infeksi virus hepatitis B (VHB) menyebabkan sedikitnya satu juta kematian/tahun. Saat
ini di seluruh dunia terdapat 350 juta penderita kronis dengan 4 juta kasus baru/tahun. Infeksi
pada anak umumnya asimtomatis tetapi 80%-95% akan menjadi kronis dan dalam 10-20 tahun
akan menjadi sirosis dan/ atau karsinoma hepatoselular (KHS). Di Negara endemis, 80% KHS
disebabkan oleh VHB. Risiko KHS ini sangat tinggi bila infeksi terjadi pada usia dini. Di lain
pihak, terapi antivirus belum memuaskan, terlebih pada pengidap yang terinfeksi secara vertikal
atau pada usia dini.

Di kawasan yang prevalens infeksi VHB tinggi, infeksi terjadi pada masa awal kanak-
kanak baik secara vertical maupun horizontal. Oleh karena itu, kebijakan utama tata laksana
VHB adalah memotong jalur transmisi sedini mungkin. Vaksinasi universal bayi baru lahir
merupakan upaya yang paling efektif dalam menurunkan prevalans VHB dan KHS.

Epidemiologi

Indonesia termasuk daerah endemis sedang-tinggi. Prevalens HBsAg pada donor (1994)
adalah 9,4% (2,5%-36,17%), dan pada Ibu hamil 3,6% (2,1%-6,7%).

Penularan

Semua orang yang mengandung HBsAg positif potensial infeksius. Transmisi terjadi
melalui kontak perkutaneus atau parenteral, dan melalui hubungan seksual. Transmisi antar anak
merupakan modus yang sering terjadi di Negara endemis VHB. VHB dapat melekat dan bertahan
di permukaan suatu benda selama kurang lebih 1 minggu tanpa kehilangan daya tular. Darah
bersifat infeksius beberapa minggu sebelum awitan, menetap selama fase kaut akan berlangsung.
Daya tular pasien VHB kronis bervariasi, sangat infeksius bila HBsAg positif.

Pencegahan

Pencegahan merupakan upaya terpenting karena paling cost-effective. Secara gratis


beras, upaya pencegahan terdiri dari preventif umum dan khusus yaitu imunisasi VHB pasif dan
aktif.
Pencegahan umum. Selain uji tapis donor darah, upaya pencegahan umum mencakup sterilisasi
instrumen kesehatan, alat dialysis individual, membuang jarum disposable ke tempat khusus, dan
pemakaian sarung tangan oleh tenaga medis. Mencakup juga penyuluhan perihal safe sex,
penggunaan jarum suntik disposable, mencegah kontak mikrolesi (pemakaian sikat gigi, sisir),
menutup luka. Selain itu, idealnya skrining ibu hamil (trimester ke-1 dan ke-3, terutama ibu
beresiko tinggi) dan skrining populasi risiko tinggi (lahir di daerah hiperendemis dan belum
pernah imunisasi, homo-heteroseksual, pasangan seks ganda, tenaga medis, pasien dialisis.

Imunisasi pasif

Hepatitis B immune globulin (HBIg) dalam waktu singkat segera memberikan proteksi
meskipun hanya untuk jangka pendek (3-6 bulan).

HBIg hanya diberikan pada kondisi pasca paparan (needle stick injury, kontak seksual,
bayi dari ibu VHB, terciprat darah ke mukosa atau ke mata). Sebaiknya HBIg diberikan bersama
vaksin VHB sehingga proteksinya berlangsung lama.

Tabel 2.1 Kebijakan imunisasi pada needle stick injury

Kontak yang terpapar Tatalaksana bila sumber penularan


HBsAg (+) HBsAg (-)
Imunisasi (-) HBIg & vaksin atau Periksa Vaksin atau periksa anti HBs
anti HBs bila tergolong risiko bila tergolong risiko tinggi
tinggi
Imunisasi (+) Responder Tidak perlu profilaksis Tidak perlu profilaksis
Imunisasi (+) Non Responder HBIg 2x (jarak 1 bulan) atau Bila sumber penularan risiko
HBIg & vaksin. tinggi VHB, perlakukan
seperti HBsAg +
Ket: HBIg (0.06 ml/kg; maksimum 5 ml) dalam 48 jam pertama setelah kontak
Bila sumber penularan needle stick injury HBsAg-HBeag positif, maka 22%-31% kontak
berisiko mengalami hepatitis akut dan 37%-61% mengalami sero-evidence infeksi VHB (Tabel
2.1). Kebijakan penanganan kontak sesksual tergantung kondisi sumber penularan (Tabel 2.2).

Tabel 2.2 Kebijakan imunisasi pada kontak seksual

Kontak yang terpapar Sumber penularan VHB Akut Sumber penularan Carrier
Imunisasi (-) atau anti HBs HBIg 0.06 ml/kg atau HBIg HBIg dan Vaksin atau periksa
vaksin atau Periksa anti HBs anti HBs bila tergolong risiko
bila risiko tinggi tinggi
Imunisasi (+) Tidak perlu profilaksis Tidak perlu profilaksis
Lupa: periksa anti HBs Anti HBs (-): HBIg & vaksin Anti HBs (-); HBIg & vaksin
Ket: HBIg (0.06 ml/kg; maksimum 5 ml) dalam waktu < 14 hari sesudah kontak terakhir.

Pada bayi dan ibu VHB, HBIg (0.5 ml) diberikan bersama vaksin di sisi tubuh berbeda,
dalam waktu 12 jam setelah lahir. Efektivitas proteksinya (85%-95%) dalam mencegah infeksi
VHB dan kronisitas. Bila yang diberikan hanya vaksin VHB, tingkat efektivitasnya 75%.

Imunisasi aktif

Vaksin VHB yang tersedia adalah vaksin rekombinan. Pemberian ketiga dosis vaksin dan
dengan dosis yang sesuai rekomendasi, akan menyebabkan terbentuknya respon protektif (anti
HBs 10 mlU/mL) pada >90% dewasa, bayi, anak, dan remaja.

Vaksin diberikan secara intamuskular dalam. Pada neonates dan bayi diberikan di
anterolateral paha, sedangkan pada anak besar dan dewasa, diberikan di region deltoid.

Siapa yang harus mendapat imunisasi hepatitis B?

Semua bayi baru lahir tanpa memandang status VHB ibu


Individu yang karena pekerjaannya verisiko tertular VHB
Karyawan di lembaga perawatan cacat mental
Pasien hemodialisis
Pada koagulopati yang membutuhkan transfuse berulang
Individu yang serumah dengan pengidap VHB atau kontak akibat hubungan seksual
Drug users
Hemosexuals, bisexuals, heterosexuals

Jadwal dan dosis. Pada dasarnya, jadwal imunisasi hepatitis B sangat fleksibel sehingga
tersedia berbagai pilihan untuk menyatukannya ke dalam program imunisasi terpadu, Namun
demikian ada beberapa hal yang perlu diingat.

Minimal diberikan sebanyak 3 kali


Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir
Jadwal imunisasi yang dilanjutkan 0,1,6 bulan karena respon antibodi yang paling
optimal
Interval antara dosis pertama dan dosis kedua minimal 1 bulan. Memperpanjang interval
antara dosis pertama dan kedua tidak akan mempengaruhi imunogenisitas atau titer
antibody sesudah imunitas selesai (dosis ketiga).
Dosis ketiga merupakan penentu respon antibodi karena merupakan dosis booster.
Semakin panjang jarak antara imunisasi kedua dengan imunisasi ketiga ( 4-12 bulan),
semakin tinggi titer antibodinya.
Bila sesudah dosis pertama, imunisasi terputus, segera berikan imunisasi kedua.
Sedangkan imunisasi ketiga diberikan dengan jarak terpendek 2 bulan dari imunisasi ke
dua.
Bila dosis ketiga terlambat, diberikan segera setelah memungkinkan.

Setiap vaksin hepatitis B sudah dievaluasi untuk menentukan dosis sesuai umur yang
dapat menimbulkan respon antibodi yang optimum. Oleh karena itu, dosis yang
direkomendasikan bervariasi tergantung produk dan usia resipien. Sedangkan dosis pada bayi,
dipengaruhi oleh status HBsAg ibu.

Pasien hemodialisis membutuhkan dosis yang lebih besar atau penambahan jumlah
suntikan.
Tabel 2.3. Imunisasi hepatitis B pada bayi baru lahir

HBsAg ibu Imunisasi Keterangan


Positif HBIg (0.5 ml) dan vaksin HB Dosis 1: <12 jam pertama
Negatif atau tidak diketahui Vaksin HB Dosis I: segera setelah lahir
Status HBV ibu semula tidak
diketahui
Tetapi bila dalam 7 hari
terbukti ibu HBV, segera beri
HBIg
Pada pasien koagulopati penyuntikan segera setelah memperoleh terapi faktor koagulasi,
dengan jarum kecil (no 23), tempat penyuntikan ditekan minimal 2 menit.

Bayi prematur: bila ibu HBsAg (-) imunisasi ditunda sampai bayi berusia 2 bulan atau berat
badan mencapai 2000 gram.

Catch up immunization. Merupakan upaya imunisasi pada anak atau remaja yang belum pernah
diimunisasi atau terlambat > dari 1 bulan dari jadwal yang seharusnya. Khusus pada imunisasi
hepatitis B, imunisasi catch up ini diberikan dengan interval minimal 4 minggu antara dosis
pertama dan kedua, sedangkan interval antara dosis kedua dan ketiga minimal 8 minggu atau 16
minggu sesudah dosis pertama.

Efektivitas, lama proteksi. Efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi VHB adalah 90-95%.
Memori system imun terhadap minimal sampai 15 tahun pasca imunisasi namun secara
teoritismenetap seumur hidup sehingga pada anak normal, tidak dianjurkan untuk imunisasi
booster.

Pada pasien hemodialisis, proteksi vaksin tidak sebaik individu normal dan mungkin hanya
berlangsung selama titer anti HBs 10 mIU/ml. Pada kelompok ini dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan anti HBs setiap tahun dan booster diberikan bila titer HBs turun menjadi <
10mIU/ml.

Indikasi kontra. Sampai saat ini tidak ada indikasi kontra absolut pemberian VHB. Kehamilan
dan laktasi bukan indikasi kontra imunisasi VHB.
Resiko vaksinasi Hepatitis B

Hepatitis B adalah vaksin yang sangat aman. Sebagian besar orang tidak mengalami masalah
dengannya.

Vaksin ini mengandung bahan yang tidak menular dan menyebabkan infeksi hepatitis B.
Menurut laporan, masalah ringan berikut ini dapat terjadi:

Rasa nyeri pada bagian tubuh yang disuntik


Suhu tubuh mencapai 99.9F atau lebih

Anda mungkin juga menyukai