PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota adalah sistem ekologi yang
kompleks didominasi oleh manusia. Dalam
EKOLOGI DAERAH URBAN hal ini kota dapat dianggap sebagai sebuah
(PERKOTAAN) DAN GANGGUAN ekosistem, yaitu sebagai lingkungan hidup
KESEHATAN JIWA buatan hasil dari suatu proses interaksi
antara manusia dengan manusia dan antara
manusia dengan lingkungannya (Harsiti,
1992).
Yunita Satya Pratiwi Dalam kurun waktu 2005-2030 jumlah
(Prodi S1 Ilmu Keperawatan FIKES penduduk perkotaan di dunia diperkirakan
Universitas Muhammadiyah Jember) akan meningkat 56%, di Asia naik 71%, dan
khususnya di Indonesia naik 74%. Pada
tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia yang
ABSTRACT tinggal di kawasan perkotaan mencapai lebih
dari 107.9 juta jiwa, di mana 20% di
antaranya berada di Jabodetabek (UNDP
City is a form of ecological systems are and ADB, 2006).
complex, dynamic, and dominated by Tingkat pertumbuhan penduduk yang
humans. In this case, the city is considered tidak disertai dengan pertumbuhan wilayah,
as an ecosystem that is an artificial akan mengakibatkan terjadinya kepadatan
environment, the result of a process of penduduk yang menambah beban berat bagi
interaction between man and man and kota dalam rangka persiapan infrastruktur
between man and his environment. The baru seperti pendidikan, kesehatan serta
growth of urban population in the world, pelayanan-pelayanan perkotaan lain-nya.
especially in Indonesia is relatively high, will Hal tersebut menyebabkan terjadinya
continue with a high acceleration. In the ketidakseimbangan ekosistem perkotaan
period 2005-2030 the number of the world's (urban). Masalah-masalah lain yang diduga
urban population is expected to increase timbul adalah tingkat pengangguran,
56%, Asia up 71%, and up 74% in Indonesia. kriminalitas tinggi, arus urbanisasi penduduk
In 2005 the Indonesian population living in dari desa ke kota.
urban areas reached more than 107.9 million Selain fenomena yang telah dipaparkan
people, where 20% of whom were in Greater diatas, dampak terganggunya keseimbangan
Jabodetabek (UNDP and ADB, 2006). Rate ekosistem perkotaan terhadap kualitas
of population growth is not accompanied by Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup
the growth of the region, will result in memprihatinkan salah satunya adalah
overcrowding. This causes an imbalance of kemiskinan dan himpitan ekonomi. Hal
urban ecosystems. In addition to the tersebut diduga menjadi penyebab
emergence of poverty, unemployment, banyaknya anggota masyarakat rentan
crime, uneven development, urbanization, terhadap stress dan kecemasan yang
suspected to be the cause of many mengakibatkan gangguan jiwa (Dimyati,
community members are prone to stress and 2012).
anxiety that lead to mental disorders. It is Data Riskesdas 2007 menunjukan angka
supported by a number of research results nasional gangguan jiwa nasional gangguan
that show the prevalence trend of population mental emosional (kecemasan, depresi)
show symptoms of mental health disorders in pada penduduk pada usia kurang lebih 15
relatively more in urban than in rural areas. tahun adalah 11,6% atau sekitar 19 juta
penduduk. Sedangkan dengan gangguan
Keywords: jiwa berat rata-rata sebesar 0,64% sekitar 1
Urban ecology, Ecosystems and Mental juta penduduk. Kerugian negara akibat
disorder gangguan kesehatan jiwa ini sedikitnya
mencapai Rp. 20 T. Jumlah yang sangat
besar di bandingkan dengan dana
jamkesmas Rp. 5,1 T dengan kerugian Rp.
6,2 T (Kemenkes, 2007).
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas, maka perlu dilakukan kajian
yang mengupas tuntas tentang keterkaitan
ekologi urban dan gangguan kesehatan jiwa.
Manfaat
METODE STUDI
HASIL STUDI
Ekologi Urban
laki-laki memiliki tingkat yang lebih tinggi dari gangguan kesehatan jiwa dibandingkan di
gangguan hyperactivity, defisit perhatian, pedesaan. Salah satunya adalah penelitian
autisme, dan gangguan substansi Kristina Sundquist dan rekan-rekannya
penggunaan; perempuan memiliki tingkat (Sundquist K, 2004) yaitu tentang
yang lebih tinggi dari depresi gangguan Hubungan antara Urbanisasi dan
mayor, gangguan kecemasan, dan Perkembangan Gangguan Kejiwaanadalah
gangguan makan(Hyman 2000). signifikan. Dengan desain studi yang kuat,
Stressor kesehatan jiwa di masyarakat menunjukkan bahwa ada hubungan antara
adalah sebagai berukur seperti dibawah ini : tingkat urbanisasi dan timbulnya pertama kali
a. Timbulnya pengharapan yang berlebihan psikosis (penyakit kejiwaan). Untuk
b. Meningkatnya Kebutuhan pria,risiko masuk pertama untuk psikosis
c. Penerapan Tehnologi Modern adalah 68% lebih tinggi padasebagian besar
d. Urbanisasi wilayah paling padat di Swedia, daripada
e. Kepadatan Penduduk daerah yang dihuni paling sedikit kepadatan
Gangguan jiwa yang ada dimasyarakat penduduknya (pada skala dengan lima
seperti gangguan mental organic (GMO) kategori urbanisasi). Bagi wanita, risiko
seperti : Skizofrenia, gangguan mood adalah 77% lebih tinggi. Hasil ini adalah
disorder seperti depresi dan mania, ansietas semua bersifat independen atas usia, status
(kecemasan), ganguan tidur, makan dan perkawinan, pendidikan, dan status imigran.
sexual. Gangguan kepribadian dan perilaku, Hasil untuk psikosis berbeda dengan
retardasi mental, autisme, hiperkinetik dan korelasi yang lemah ditemukan untuk
gangguan perilaku pada anak dan remaja depresi (12% lebih tinggi untuk laki-laki dan
(Royal College Psychiatrists, 2006). 20% lebih tinggi bagi perempuan).
Dalam upaya meningkatkan kesehatan Dijelaskan bahwa peningkatan risikodi
jiwa masyarakat dan mengurangi angka wilayah perkotaan dibandingkan dengan
gangguan kesehatan jiwa di masyarakat, pedesaan adalah perbedaan dalam hal
diperlukan upaya-upaya yang terpadu, dukungan sosial, kehidupan yang penuh
komprehensif dan berkesimnambungan. stres, dan kewajiban keluarga.
Menurut Azizah (2011) kesehatan jiwa Berdasarkan hasil penelitian Einar
masyarakat menekankan pada prinsip- Kringlen dan rekan-rekannya (Einar et al,
prinsip pencegahan sebagai berikut : 2006) singkatnya, prevalensi 12 bulan dan
a) Menekankan pada praktik di masyarakat masagangguan mental jauh lebih rendah di
b) Berusaha meningkatkan pela-yanan dan pedesaan barat bagian dari Norwegia
program yang diarahkan pada daripada di kota Oslo. Namun, pola yang
masyarakat bukan pada individu. sama diamati di pedesaandan perkotaan,
c) Pelayanan pencegahan sebagai prioritas dengan penyalahgunaan alkohol/
tertinggi. ketergantungan dan depresi utama adalah
d) Petugas memberikan pelayanan tidak gangguan yang paling umum di kedua
langsung seperti konsultasi, pendidikan tempat. Rurality (kehidupan non-perkotaan)
kesehatan jiwa, pelatihan pada Pembina tidak menjelaskan perbedaan besar dalam
masyakat (training of trainer) seperti pada tingkat gangguan jiwa di dua lokasi.
guru, perawat kesehatan masyarakat, Penjelasan tentang social ekonomi dan
bidan dan yang lainnya. budaya yang lebih aplikatif. Ini akan muncul
e) Pengembangan strategi klinis yang bahwa masyarakat yang stabil tanpa
inovatif untuk kesehatan jiwa masyarakat, perubahan sosial yang cepat, dengan tingkat
seperti intervensi klinis. perceraian yang rendah, tingkat konsumsi
f) Ada keterikatan antara pengendalian alkohol yang moderat, rendahnya
demografi masyarakat dengan program kriminalitas dan kepatuhan pada nilai-nilai
kesehatan jiwa masyarakat. moral dan agama tradisional, mendorong
g) Mengidentifikasi sumber-sumber stress di tercapainya kesehatan mental yang baik
masyarakat dan tidak meremehkan pada anak-anak dan orang dewasa.
terjadinya gangguan yang bersifat Pada penelitian yang dilakukan oleh
individual. William A. Vega dan rekan-rekannya,
menunjukkan bahwa meskipun tingkat
PEMBAHASAN pendidikan dan pendapatan yang sangat
rendah, orang Meksiko-Amerika telah
Keterkaitan Antara Ekologi Perkotaan dan memiliki tingkat gangguan kejiwaan
Gangguan Kesehatan Jiwa sepanjang hidup yang lebih rendah
dibandingkan tingkat populasi Amerika
Banyak bukti dari beberapa studi atau Serikat yang dilaporkan oleh The National
penelitian tentang keterkaitan antara ekologi Comorbidity Survey. Morbiditas kejiwaan
uban dengan kecenderungan timbulnya diantara orang Meksiko-Amerika utamanya
dipengaruhi oleh variasi budaya, daripada menjadi kajian. Kajian ini bersifat
dibandingkan pengaruh status sosial interdisipliner dan pengaruh manusia sangat
ekonomi atau lokasi tempat tinggal di dominan. Studi ekologi perkotaan meningkat
perkotaan (urban) atau pedesaan. Namun dan menjadi penting, karena dalam empat
demikian, hasil prevalensi tertinggi gangguan puluh tahun ke depan, dua pertiga dari
jiwa terjadi pada responden yang tinggal di penduduk dunia akan tinggal di dan
kota (35,7%) dibandingkan dengan yang memperluas pusat-pusat perkotaan. Selain
tinggal di kota kecil (32,1%) dan yang tinggal dari itu ekologi urban sangat dinamis
di pedesaan (29,8%). Hal tersebut (perubahan dari seimbang menjadi tidak
menunjukkan kecenderungan gangguan jiwa seimbang) begitupun sebaliknya.
relatif lebih banyak terjadi di perkotaan Gangguan jiwa adalah penyakit yang
(William et al, 1998). mempengaruhi kognisi, emosi, dan perilaku
Sebuah studi pada orang dewasa muda kontrol dan secara substansial mengganggu
di daerah urbanisasi baru (Khartoum, Sudan) baik dengan kemampuan anak-anak untuk
menemukan bahwa gejala gangguan mental belajar dan dengan kemampuan orang
umum lebih banyak terjadi di perkotaan dewasa untuk berfungsi dalam keluarga
daripada di daerah pedesaan. Faktor mereka, di tempat kerja, dan di masyarakat
risikonya adalah kesepian, ekspresi dari luas. Faktor penyebab gangguan jiwa adalah
pengusiran, isolasi dan kurangnya dukungan genetik dan non genetik.
sosial yang terjadi ketika penduduk Keterkaitan antara ekologi urban dan
pedesaan bermigrasi dari keluarga dan gangguan kesehatan jiwa ditunjukkan oleh
saudara-saudara mereka. Ada bukti bahwa hasil-hasil penelitian. Berdasarkan hasil
faktor-faktor sosial, khususnya peristiwa penelitian, terdapat kecenderungan
yang mengancam jiwa, kekerasan dan prevalensi dan gejala gejala gangguan
kurangnya dukungan sosial, memainkan mental umum lebih banyak terjadi di
penting dalam etiologi gangguan mental perkotaan daripada di daerah pedesaan.
yang umum. Diduga faktor-faktor determinan atau yang
Kenyataan menunjukkan, lingkungan menjadi pemicu diantaranya adalah peristiwa
perkotaan merupakan salah satu dengan yang mengancam jiwa, kekerasan,
banyak kemalangan, termasuk kemiskinan, kurangnya dukungan sosial, kemiskinan, dan
kekerasan, dan isolasi (Leventhal T, 2000). kehidupan yang penus stress di wilayah
Dikaitkan dengan resiko yang signifikan, perkotaan.
ditemukan pengalaman banyak pemuda
perkotaan dengan kombinasi tantangan Saran
(Tuma, 1989; Day C, Roberts MC, 1991)
Akibatnya, telah ditemukan bahwa remaja Perlu dilakukan upaya yang signifikan
perkotaan Afrika Amerika berada pada risiko oleh semua pihak untuk mengoptimalkan
lebih besar mendapatkan masalah psikologis dan mengurangi timbulnya
relatif terhadap pemuda dalam populasi ketidakseimbangan serta kerusakan
umum (Grant et al, 2000 ; Tolan et al, 1997). ekosistem urban, mengingat sangat
Hasil survey yang dilakukan oleh U.S. pentingnya fungsi ekosistem urban dalam
Department of Health and Human Services, menyangga kehidupan dalam semua aspek
penyakit mental menunjukkan proporsi yang bagi seluruh lapisan masyarakat.
lebih besar dari kecacatan di negara maju Pengaruh yang dominan manusia dalam
daripada kelompok lain dari penyakit, ekologi urban, perlu diatur dalam sistem
termasuk kanker dan penyakit jantung. Pada yang baik dan tegas secara hukum apabila
tahun 2004, sekitar 25% orang dewasa di ada penyimpangan. Sistem tersebut dibuat
Amerika Serikat dilaporkan memiliki penyakit oleh manusia yang bertujuan untuk menjaga
mental dalam tahun sebelumnya. Biaya keseimbangan ekosistem urban yang
ekonomi dari penyakit mental di Amerika nantinya berguna untuk kesejahteraan umat
Serikat adalah substansial, sekitar $ 300 manusia.
miliar pada tahun 2002 (U.S. Department of Upaya promotif dan preventif harus
Health and Human Services , 2011). menjadi upaya utama seluruh tenaga
kesehatan dalam rangka meminimalkan
KESIMPULAN DAN SARAN terjadinya gangguan kesehatan secara
umum dan kesehatan jiwa khususnya.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ekologi daerah urban (perkotaan) adalah
studi ilmiah tentang hubungan organisme Alberti, M., and J. Marzluff. 2004a.
hidup satu sama lain dan lingkungannya Ecological Resilience in Urban
dalam konteks lingkungan perkotaan yang Ecosystems: Linking Urban Patterns to