OLEH :
Silvia Utami, S. Kep 1415000181
M. Satrio Adi Nugroho, S. Kep 1415000201
Nur Laila Melati, S. Kep 1415000221
Zul Fahmi Akmal, S. Kep 1415000231
Sofiati, S. Kep 1415000251
Reni Wulandari, S. Kep 1415000271
Refina Suhestiwi, S. Kep 1415000301
A. Latar Belakang
Congestif Heart Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal ajntung kongestif
merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan
prevalensinya. Resiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10 % pertahun
pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40 % pada gagal jantung
berat. Selain itu, CHF merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan
ulang di rumah sakit (readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan
secara optimal. (R. Miftah, 2004)
Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskuler masih menduduki
peringkat tertinggi, menurut data WHO dilaporkan bahwa sekitar 3000 penduduk
amerika menderita CHF. Sedangkan pada tahun 2005 di Jawa Tengah terdapat 520
penderita CHF. Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia 50 tahun, insiden ini
akan terus bertambah setiap tahun pada lansia berusia diatas 50 tahun. Sebagian besar
lansia yang di diagnosis CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun. (Charlie, 2005)
Congestive Heart Failur (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memopa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian volume diastolik secara abnormal. Congestive Heart Failur (CHF)
biasanya diawali lebih dulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti gagal
jantung kanan. Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan didalam paru -
paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas hebat. Gagal jantung kanan
cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan
jantung. Hal ini menyebabkan pembengkakan di perut, ekstermitas atas dan bawah
(Smeltzer, 2002)
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas
masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan seluruh tim keperawatan,
konsultan keperawatan, serta konsultan keperawatan (dokter, ahi gizi, rehabilitasi
medik dsb). Dengan melaksanakan ronde keperawatan diharapkan dapat memecahkan
masalah keperawatan pasien melalui cara berfikir kritis berdasarkan konsep asuhan
keperawatan. Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde keperawatan
juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara
berfikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata. Dengan
pelaksanaan ronde keperawatan yang berkesinambungan diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk berpikir secara kritis dalam
peningkatan keperawatan secara profesional. Dalam pelaksanaan ronde juga akan
terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerjasama dengan tim kesehatan
yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien.
Berdasarkan hal tersebut maka mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan akan mengadakan kegiatan ronde
keperawatan pada Tn. A dengan Congestive Heart Failur (CHF) di ruang diskusi
Matahari di Ruang Matahari RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan selama praktik
manajemen keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir
kritis.
2. Tujuan khusus
Setelah akan dilaksanakan ronde keperawatan mahasiswa mampu :
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
b. Meningkatkan validasi data pasien.
c. Meningkatkan kemampuan untuk memodivikasi rencana keperawatan.
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan
masalah pasien.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien.
b. Memberikan keperawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.
c. Memenuhi kebutuhan pasien.
2. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan kogintif dan efektif dan psikomotor perawat.
b. Meningkatkan kerja sama tim.
c. Menciptakan komunitas keperawatann profesional
3. Bagi Rumah Sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit.
b. Menurunkan lama hari perawatan pasien.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ronde Keperwatan
A. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien, dilakukan dengan melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala ruangan, perawat
asosiatif serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.(Nursalam, 2007).
B. Tujuan Ronde
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berpikir kritis.
b. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2) Meningkatkan validasi data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan untuk memodivikasi rencana
keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai
dengan masalah pasien .
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
3. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi.
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesianal.
4. Terjalinnya kerjasama antar tim.
5. Perawat melaksankan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
4. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.
Penetapan Pasien
- Inform consent
- Hasil pengkajian / validasi data
Vailidasi data
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, pola nafas tidak efektif.
2. Tujuan khusus
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi
b. Mendiskusikan penyelesain masalah dengan perawat primer, tim kesehatan lain.
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.
SASARAN : Pasien Tn. A dengan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan adanya cardiomegali dan edema alveolar di
Ruang Matahari RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan
MATERI
1. Teori Asuhan Keperawatan pasien dengan CHF.
2. Masalah masalah yang muncul pada pasien dengan CHF.
3. Intervensi keperawatan pada pasien dengan CHF. dengan masalah keperawatan pola
nafas tidak efektif.
METODE : Diskusi
MEDIA
1. Dokumentasi / status pasien.
2. Sarana diskusi: kertas, pulpen.
3. Materi yang disampaikan secara lisan.
KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
a. Ronde Keperawatan dilaksanakan di Ruang Matahari RSI PKU Muhammadiyah
Pekajangan
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis
2) Menigkatkan kemampuan validitas data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien
4) Meningkatkan kemampuan memodiifikasi rencana asuhan keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
PENGORGANISASIAN
1. Kepala Ruangan : Zul Fahmi Akmal, S. Kep
2. PP : M. Satrio Adi Nugroho, S. Kep, Reni Wulandari
3. PA : Refina Suhestiwi, S. Kep, Nur Laila Melati, S. Kep, Silvia
Utami, S. Kep, Sofiati, S. Kep
4. Pembimbing : Kurniawati, S. Kep., Ns
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta ; 2001
Doenges, Marilyn E, et all. Nursing Care Plans : Guidelines For Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelpia ;
1993