Anda di halaman 1dari 9

TUGAS EKSPLORASI DAN EVALUASI SUMBERDAYA PANAS BUMI

Studi Kasus di Daerah Maribaya Kab. Bandung


Provinsi Jawa Barat

Oleh:

Firdaus
22115020

PROGRAM STUDI EKSPLORASI SUMBERDAYA BUMI


JURUSAN REKAYASA PERTAMBANGAN
FTTM-ITB
2016
Fisiografi Geologi daerah Maribaya
Secara administrative maribaya terletak di Desa Lamajang Kecamatan
Pandalengan Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat yang terletak sekitar 2 km
dari Lembang dan sekitar 11 km dari kota Bandung. Secara geografis maribaya terletak
pada (UTM 48 M) 793704.43m E 9244071.50m S (gambar 1). Secara Geomorfologi
daerah Maribaya termasuk dalam satuan perbukitan curam dengan kemiringan lereng
lebih dari 70% yang membentang di sepanjang Sungai cikapundung dan Curug Dago.
Secara genetis hal ini diakibatkan sifat kekerasan batuan yang tinggi.

Gambar 1. Daerah Maribaya (Google map)

Gambar 2. Kenampakan pegunungan disekitar maribaya

Kawasan maribaya termaksud dalam cekungan bandung yang dikelilingi jajaran


gunung api berumur Kuarter (gambar 2), diantaranya; disebelah utara terdiri atas
kompleks Gunung burangrang-Sunda-Tangkuban parahu, Gunugn Bukittunggal,
inggian batuan gunung api Cupunagara, Gunung Manglayang, dan Gunung
Tampomas.
Litologi darerah Maribaya di dominasi oleh Endapan Vulkanik Kuarter (Qvu)
yang umumnya terdiri dari breksi vulkanik, tuff, endapan lahar dan aglomerat. Sifat
batuannya sedikit kompak dan cukup permeable. Pada permukaan endapan vulkanik
hasil pelapukan menunjukkan tanah hasil pelapukan yang bersifat gembur dan mudah
terkikis namun subur. Pola kelurusan sesar umumnya berarah barat laut - tenggara,
timur laut barat daya dan sedikit yang berarah utara selatan. Sesar-sesar berarah
timur laut - barat daya mengikuti pola sesar arah Meratus, sesar berarah barat laut
tenggara mengikuti pola sesar arah Sumatera, sementara yang berarah utara selatan
dikontrol oleh sesar pada batuan dasar yang tersusun oleh pluton granit dan batuan
malihan (Martodjojo, 2003).

Maribaya memiliki manifestasi berupa mata air panas. Mata air panas maribaya
yang terletak di sebelah selatan dari Tangkuban Perahu pada ketinggian 1.095m dpl
(gambar 3). Air panas tersebut memiliki suhu 45,1-46,6 C, sedikit pH netral 5,46-
6,38 dengan laju aliran 0,23-1,11 L / s. Pada daerah tersebut manifestasi terbatas pada
Sesar Lembang. Sistem geothermal yang terdapat di maribaya merupakan geothermal
sistem patahan. Karena sumber mata air panas yang muncul berasal dari sesar
lembang. Ini juga berlokasi pada Quarternary volcanic belt aktif, ini berarti
kemungkinan panas yang dihasilkan berasal dari aktifitas vulkanik.

Gambar 3. Bentuk manifestasi disekitan daerah maribaya (Saputra dkk, 2015)


Analisis sampel air daerah maribaya
Dari hasil pengamata pada daerah maribaya, adapun data yang diperoleh yaitu
data sampel air yang dapat dilihat pada table 1 (hasil analisis geokimia) table 6 (hasil
analisis isotop).

Tabel 1. Data analisa kimia air pada daerah maribaya


Sampel
Parameter Charge satuan
1 2 3 4 5
pH 6.76 6.95 6.80 7.38 7.20
DHL/EC umhos/cm 1593.00 1695.00 1703.00 1667.00 1639.00
SiO2 1 mg/l 160.31 174.84 178.24 172.70 169.04
B 1 mg/l 1.58 1.80 1.58 1.80 1.91
3+
Al 3 mg/l 0.00 0.01 0.01 0.00 0.01
3+
Fe 3 mg/l 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00
2+
Ca 2 mg/l 150.63 148.40 159.90 102.50 142.10
2+
Mg 2 mg/l 78.10 89.20 91.80 84.60 87.00
Na 1 mg/l 111.01 121.94 124.68 129.67 116.80
+
K 1 mg/l 27.96 29.75 30.47 30.40 29.86
+
Li 1 mg/l 0.11 0.13 0.14 0.14 0.12
3+
As 3 mg/l 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
+
NH4 1 mg/l 0.76 0.60 0.63 0.59 0.54
-
F 1 mg/l 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
-
Cl 1 mg/l 62.41 62.84 60.14 61.20 95.02
2-
SO4 2 mg/l 3.37 1.35 1.40 2.85 1.28
HCO3 1 mg/l 1016.50 1095.07 1127.04 1017.48 984.30
3-
CO 3 mg/l 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
meq cation 19.54 20.86 21.79 18.54 20.14

Berdasarkan data tersebut dilakukan analisis kandungan kation dan anion yang
terdapat dari unsur yang terdapat pada sampel air dilokasi penenelitian. Dilihat dari
komposisi unsur yang terbawa oleh mata air panas tersebut dapat diprediksi tipe air
system panas bumi di daerah maribaya. Untuk menentukan hal tersebut kita
menggunakan diagram pipper dan tertinary diagram.
Selain itu, dari komposisi unsur yang terdapat dalam air (table 1) maka dapat
dilakukan estimasi suhu reservoir daerah tersebut dengan menggunakan beberapa
metode.

Perediksi tipe air sitem maribaya


1. Diagram pipper
Berdasarkan data yang dipeloleh (table 1), maka dipisahkan antara kation
dan anion kemudian satuannya dari mg/L atau ppm diubah menjadi meq/L dapat
dilihat pada table 2.
Tabel 2. Komposisi anion-kation air daerah maribaya (meq/L)
Sampel 1 (meq/L) 2 (meq/L) 3 (meq/L) 4 (meq/L) 5 (meq/L)
HCO3+CO3 16.6614 17.9492 18.4732 16.6774 16.1336
Anions Cl 1.7604 1.7725 1.6963 1.7262 2.6802
SO4 0.0702 0.0281 0.0291 0.0593 0.0266
Ca 7.5165 7.4052 7.979 5.1148 7.0908
Cations Mg 6.4248 7.3379 7.5518 6.9595 7.157
Na+ K 5.5437 6.0649 6.2025 6.4178 5.8442
Anion-Cation Balance 2.6 2.6 3.7 0.1 3.2

Dari table diatas maka ditentukan persentase masing masing unsur katio-anion
(table 3) kemudian diplot kedalam digram pipper (gambar 4).

Tabel 3. Data kation-anion air daerah maribaya (%)


Sampel 1 2 3 4 5
HCO3+CO3 90.1 90.9 91.5 90.3 85.6
Anions Cl 9.5 9 8.4 9.3 14.2
SO4 0.4 0.1 0.1 0.3 0.1
Ca 38.6 35.6 36.7 27.7 35.3
Cations Mg 33 35.3 34.7 37.6 35.6
Na+ K 28.5 29.1 28.5 34.7 29.1
Plotnya dapat dilihat pada gambar 5*

Gambar 5. Piper diagram geokimia air sampel maribaya

Dari hasil plot data anion dan kation maka terlihat antara Ca,Mg,dan Na+K
terlihat secara umum tidak ada yang dominan, tetapi apabila kita lihat lebih detail
lagi bahwa Na+K lebih dominan daripada Mg dan Ca. Sedangkan pada bagian
anion antara Cl, SO4, dan CO3+HCO3, terlihat jelas CO3+HCO3 atau bicarbonate
merupakan yang paling dominan daripada Cl dan SO4. Secara umum airtanah di
lokasi pengamatan memiliki sifat karbonat (alkalinitas se-kunder) lebih dari 50%
dimana airtanah tersebut didominasi oleh alkali tanah dan asam lemahnya. Dalam
diagram ini terlihat juga bahwa air di daerah maribaya mengandung sedikit sulfat.

2. tertinary diagram.
Selain menggunakan diagram pipper penentuan system air pada daerah
maribaya digunakan menggunakan tertinary diagram Cl-HCO3-SO4 (table 4).

Tabel 4. Tabel nilai plot digram Cl-HCO3-SO4 (%)

Plotnya bias dilihat pada gambar 6*

20 40 60 80
Gambar 6. Tipe air sistem panas bumi maribaya berdasarkan proporsi realif Cl-HCO3-SO4
(Giggenbach, 1988)

Dari hasil plot pada gambar 4 ke-5 jenis sampel air di daerah maribaya
merupakan tipe air bikorbonat dengan proporsi bikarbonat (HCO3) relatif tinggi
terhadap konsentrasi Cl dan SO4 atau masuk dalam zona air pheripheral.

Tabel 5. Tabel nilai plot digram K/Na/Mg (%)


Gambar 7. Diagram K/Na/Mg (Giggenbach, 1988) manifestasi air di daerah Maribaya

Proporsi relatif NaK-Mg air dalam sistem panas bumi maribaya (gambar
5) menunjukkan posisi ke-5 sampel air di daerah Maribaya berada pada zona
konsentrasi Mg sebagai indikasi immature water atau yang terletak pada zona
immature waters, diperkirakan merupakan fluida panas bumi yang banyak
tercampur air permukaan atau air permukaan yang terpanaskan atau fluida panas
bumi berada pda kondisi tidak setimbang. Hal ini disebabkan rasio K/Mg lebih
dominan dibandingkan dengan rasio Na/K sehingga pemunculan air di permukaan
dikontrol terutama oleh kesetimbangan fluida dan mineral yang melibatkan batuan
bawah permukaan dan proses pencucian (leaching) batuan yang banyak
mengandung unsur Mg (Giggenbach, 1988).

Selain data hasil analisis geokimia terdapat pula data analisis isoto dari
sampel yang diperoleh dari daerah maribaya yang dapat dilihat pada table 6.

Tabel 6. Hasil isotop 18O dan Deuterium air di daerah maribaya.


( O_ O) D_H
( )
18 16
Sampel Code
0/00 0/00
MA 4 -2.63 -42.5
MA 1 -4.92 -44.75
MA 6 -14.53 -91.03

Dari data tersebut dilakukan plot pada diagram yang ditunjukan pada
gambar 8, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui asal dari air tersebut secara
detail.
Gambar 8. Plotting isotop 18O dan Deuterium air di daerah maribaya.

Korelasi isotop stabil 18O dan 2H menunjukan seluruh air yang berasal MA
4 dari mata air di maribaya berasal dari air meteoric local yang belum mengalami
pergeseran dan pada lokasi MA 1, MA 6 hasil plotnya berada di sebelah kanan
dari garis air meteorik local, hal ini dijadikan acuan sebagai indikasi adanya
pergeseran (shifting) posisi isotop oksigen ke sebelah kanan garis air meteorik
lokal (pergeseran positif) yang menunjukan sistem panas bumi maribaya relatif
tua yang telah mengalami interaksi sangat intensif.

3. Estimasi suhu reservoir daerah maribaya


Berdasarkan data-data di atas maka sifat manifestasi air panas sumber
geothermal pada daerah maribaya fluida geotermalnya equiberium dengan sodium-
bearing feldspar (Albit) dan potassium-bearing feldspar (Aduaria) tetapi pada sampel

air tersebut tinggi kandungan Ca (melalui perbandingan 1) maka metode
geotermometer Na-K tidak dapat gunakan. Metode geotermometer K-Mg juga tidak
dapt digunakan karena jenis fluida (air) pada daerah tersebut berada pada kondisi tidak
setimbang, hal ini disebabkan rasio K/Mg lebih dominan dibandingkan dengan rasio
Na/K yang dapat dilihat pada diagram segitiga pada gambar 7. Metode Na-K-Ca
memungkinkan untuk dipakai karena memenuhi syarat fluida yang memiliki
kandungan Ca yang relative tinggi dan fluida mengalami kesetimbang terhadap Na, K-
Feldspar dan Calcic mineral. Serta metode silica juga dipakai, hal ini didasarkan pada
komposisi keterlarutan silica yang relative tinggi dengan asumsi fluida dengan jenis
bikarbonat memiliki temperature yang relative lebih rendah dibanding dengan jenis
fluida yang lain.

Tabel 7. Metode geotermometer air.


No Geotermometer air Persamaan geotermeter (oC)
1 SiO2 1309
273
(Fournier, 1991) 5,19 log SiO
2 Na-K-Ca 1647
= 273
(Founier dan
log + log + 2.06 + 2.47 log + 2.06]
Truesdell)

Tabel 8. Hasil estimasi suhu pada daerah maribaya


Suhu Sampel (oC)
No Geotermometer air
1 2 3 4 5
SiO2
1 165 170 172 170 168
(Fournier, 1991)
Na-K-Ca
2
(Founier dan Truesdell)
164 172 168 202 175

4. Pembahasan
Berdasarkan analisis geokimia fluida, menunjukkan manifestasi panasbumi
daerah Maribaya tidak prospek untuk dijadikan kawasan pengembangan geothermal.
Hal in didasarkan pada berbagai analisis pada daerah penelitian yang tidak
menunjukkan kualitas reservoir panasbumi yang baik seperti temperature reservoir
rata-rata <180C sedangkan cut off temperature saat ini 1800C serta kelimpahan ion-
ion terlarut seperti Mg2+, Ca2+ yang cukup tinggi dan dapat memicu adanya
pengendapan atau scaling pada pipa pemboran apabila dilakukan upaya
pengembangan.

Referensi

Abidin, Zainal dkk. ____. Penentuan Reservoir Panas Bumi Dengan Metode
Geotermometer Isotop. BATAN.
Permana, Lano Addhitya dan Mulyadi Eddy. ____. Studi Geokimia Fluida Panas Bumi
Daerah Jawa tengah Bagian Selatan Provinsi Jawa Tengah. Badan Geologi.
Sumaryadi, Mamay. 2014. Geokimia Panas Bumi Gunung Slamet Jawa Tengah. Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi.
Saputra, Mahesa Pradana dan Suryantini. 2015. A Correlation Study Between
Volcanic activities and Thermal Water Changes in Tangkubar Perahu
Hydrothermal Prospect Jawa Barat Indonesia. Proccedings World Geothermal
Congres. Australia.

Anda mungkin juga menyukai