Oleh:
Firdaus
22115020
Maribaya memiliki manifestasi berupa mata air panas. Mata air panas maribaya
yang terletak di sebelah selatan dari Tangkuban Perahu pada ketinggian 1.095m dpl
(gambar 3). Air panas tersebut memiliki suhu 45,1-46,6 C, sedikit pH netral 5,46-
6,38 dengan laju aliran 0,23-1,11 L / s. Pada daerah tersebut manifestasi terbatas pada
Sesar Lembang. Sistem geothermal yang terdapat di maribaya merupakan geothermal
sistem patahan. Karena sumber mata air panas yang muncul berasal dari sesar
lembang. Ini juga berlokasi pada Quarternary volcanic belt aktif, ini berarti
kemungkinan panas yang dihasilkan berasal dari aktifitas vulkanik.
Berdasarkan data tersebut dilakukan analisis kandungan kation dan anion yang
terdapat dari unsur yang terdapat pada sampel air dilokasi penenelitian. Dilihat dari
komposisi unsur yang terbawa oleh mata air panas tersebut dapat diprediksi tipe air
system panas bumi di daerah maribaya. Untuk menentukan hal tersebut kita
menggunakan diagram pipper dan tertinary diagram.
Selain itu, dari komposisi unsur yang terdapat dalam air (table 1) maka dapat
dilakukan estimasi suhu reservoir daerah tersebut dengan menggunakan beberapa
metode.
Dari table diatas maka ditentukan persentase masing masing unsur katio-anion
(table 3) kemudian diplot kedalam digram pipper (gambar 4).
Dari hasil plot data anion dan kation maka terlihat antara Ca,Mg,dan Na+K
terlihat secara umum tidak ada yang dominan, tetapi apabila kita lihat lebih detail
lagi bahwa Na+K lebih dominan daripada Mg dan Ca. Sedangkan pada bagian
anion antara Cl, SO4, dan CO3+HCO3, terlihat jelas CO3+HCO3 atau bicarbonate
merupakan yang paling dominan daripada Cl dan SO4. Secara umum airtanah di
lokasi pengamatan memiliki sifat karbonat (alkalinitas se-kunder) lebih dari 50%
dimana airtanah tersebut didominasi oleh alkali tanah dan asam lemahnya. Dalam
diagram ini terlihat juga bahwa air di daerah maribaya mengandung sedikit sulfat.
2. tertinary diagram.
Selain menggunakan diagram pipper penentuan system air pada daerah
maribaya digunakan menggunakan tertinary diagram Cl-HCO3-SO4 (table 4).
20 40 60 80
Gambar 6. Tipe air sistem panas bumi maribaya berdasarkan proporsi realif Cl-HCO3-SO4
(Giggenbach, 1988)
Dari hasil plot pada gambar 4 ke-5 jenis sampel air di daerah maribaya
merupakan tipe air bikorbonat dengan proporsi bikarbonat (HCO3) relatif tinggi
terhadap konsentrasi Cl dan SO4 atau masuk dalam zona air pheripheral.
Proporsi relatif NaK-Mg air dalam sistem panas bumi maribaya (gambar
5) menunjukkan posisi ke-5 sampel air di daerah Maribaya berada pada zona
konsentrasi Mg sebagai indikasi immature water atau yang terletak pada zona
immature waters, diperkirakan merupakan fluida panas bumi yang banyak
tercampur air permukaan atau air permukaan yang terpanaskan atau fluida panas
bumi berada pda kondisi tidak setimbang. Hal ini disebabkan rasio K/Mg lebih
dominan dibandingkan dengan rasio Na/K sehingga pemunculan air di permukaan
dikontrol terutama oleh kesetimbangan fluida dan mineral yang melibatkan batuan
bawah permukaan dan proses pencucian (leaching) batuan yang banyak
mengandung unsur Mg (Giggenbach, 1988).
Selain data hasil analisis geokimia terdapat pula data analisis isoto dari
sampel yang diperoleh dari daerah maribaya yang dapat dilihat pada table 6.
Dari data tersebut dilakukan plot pada diagram yang ditunjukan pada
gambar 8, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui asal dari air tersebut secara
detail.
Gambar 8. Plotting isotop 18O dan Deuterium air di daerah maribaya.
Korelasi isotop stabil 18O dan 2H menunjukan seluruh air yang berasal MA
4 dari mata air di maribaya berasal dari air meteoric local yang belum mengalami
pergeseran dan pada lokasi MA 1, MA 6 hasil plotnya berada di sebelah kanan
dari garis air meteorik local, hal ini dijadikan acuan sebagai indikasi adanya
pergeseran (shifting) posisi isotop oksigen ke sebelah kanan garis air meteorik
lokal (pergeseran positif) yang menunjukan sistem panas bumi maribaya relatif
tua yang telah mengalami interaksi sangat intensif.
4. Pembahasan
Berdasarkan analisis geokimia fluida, menunjukkan manifestasi panasbumi
daerah Maribaya tidak prospek untuk dijadikan kawasan pengembangan geothermal.
Hal in didasarkan pada berbagai analisis pada daerah penelitian yang tidak
menunjukkan kualitas reservoir panasbumi yang baik seperti temperature reservoir
rata-rata <180C sedangkan cut off temperature saat ini 1800C serta kelimpahan ion-
ion terlarut seperti Mg2+, Ca2+ yang cukup tinggi dan dapat memicu adanya
pengendapan atau scaling pada pipa pemboran apabila dilakukan upaya
pengembangan.
Referensi
Abidin, Zainal dkk. ____. Penentuan Reservoir Panas Bumi Dengan Metode
Geotermometer Isotop. BATAN.
Permana, Lano Addhitya dan Mulyadi Eddy. ____. Studi Geokimia Fluida Panas Bumi
Daerah Jawa tengah Bagian Selatan Provinsi Jawa Tengah. Badan Geologi.
Sumaryadi, Mamay. 2014. Geokimia Panas Bumi Gunung Slamet Jawa Tengah. Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi.
Saputra, Mahesa Pradana dan Suryantini. 2015. A Correlation Study Between
Volcanic activities and Thermal Water Changes in Tangkubar Perahu
Hydrothermal Prospect Jawa Barat Indonesia. Proccedings World Geothermal
Congres. Australia.