STUDI KASUS
19
III.3 Data klinik
Berdasarkan pemeriksaan dokter terhadap pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar, maka diperoleh hasil
perubahan klinik pasien yang dapat dilihat pada tabel III.1.
Tabel III.1 Data Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien Angga Mulai Tanggal 13 Juli - 22 Juli 2017
Keterangan: = lancar/ya
- = tidak
20
21
Tabel III.2 Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pasien Angga pada 13 Juli 2017
Hasil
No. Pemeriksaan Satuan Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan
Sel Darah
1. 103/l 4-10 4,8 Normal
Putih
Sel Darah
2. 106/l 4,50-6,20 5,56 Normal
Merah
3. Hemoglobin g/dl 13-17,0 15,0 Normal
4. Hemotokrit % 40,1-51,0 42,5 Normal
Mean
5. Korpuskular fl 79,0-92,2 75,2 Normal
Volume
Mean
6. Korpuskular pg 25,6-32,2 26,5 Normal
Hematokrit
Mean
Korpuskular
7. g/dl 32,2-36,5 35,3 Normal
Konsentrasi
Hemoglobin
Di Bawah
8. P-LCR % 13,0-43,0 9,4
Nilai Normal
Di Atas Nilai
9. PCT % 0,2-0,4 3,00
Normal
Di Bawah
10. % Limfosit % 20-40
Nilai Normal
Di Atas Nilai
11. % Neutrofil % 50-76
Normal
III.5 Profil pengobatan
Berdasarkan gejala klinik penyakit dan kondisi pasien selama dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji, pasien
kemudian diberikan pengobatan yang dapat dilihat pada tabel III.3.
Tabel III.3 Data Profil Pengobatan Pasien Ny. D Mulai Tanggal 4 Februari 12 Februari 2017
Kemasan/
bentuk Dosis/ aturan 4/3/ 5/3/ 6/3/ 7/3/ 8/3/ 9/3/ 10/3/ 11/3/ 12/3/
No Nama obat
sediaan/ pakai 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
kekuatan
Ampul 2 ml 1 ampul
4 Injeksi Ranitidin - -
(25 mg/ml) tiap 12 jam
Vial/Serbuk
1 vial
5 Injeksi Omeprazol rekonstitusi - - - -
tiap 24 jam
40 mg/10 ml
Ampul 2 ml 1 ampul
6 Injeksi Bisolvon - - - -
(2 mg/ml) tiap 8 jam
7 Botol 500 ml 1 botol infus
Infus Cetapain - - - - -
(10 mg/ml) Tiap 8 jam
1 ampul
Ampul 10 ml
8 Injeksi Alinamin F tiap 24 jam - - - - - - - -
(2,5 mg/ml)
(i.v. lambat)
Vial/Serbuk
1 vial
9 Injeksi Cefoperazon rekonstitusi - - - - - - -
tiap 12 jam
1 g/5 ml
22
23
Tabel III.4 Analisis Rasionalitas Pengobatan Pasien Ny. D Tanggal 4 12 April 2017
Rasionalitas
No Nama obat Aturan Cara Lama
Indikasi Obat Dosis Penderita
Pakai Pemberian Pemberian
Infus Ringer
1 Laktat R R R R R R R
500 ml
Infus Asam
2 R R R R R R R
Amino 500 ml
Infus Dekstrosa
3 R R R R R R R
500 ml
Injeksi
4 Omeprazol IR R R R R R R
(40 mg/10 ml)
Injeksi
5 Ranitidin R R R R R R R
(25 mg/ml)
Injeksi
6 Bisolvon R R R R R R R
(2 mg/ml)
Infus Cetapain
7 R R R R R R IR
(10 mg/ml)
Injeksi
8 Alinamin F R R R R R R IR
(2,5 mg/ml)
Injeksi
9 Cefoperazon R R R R R R IR
(1 g/5 ml)
Keterangan : IR : irrasional, R : rasional
Tabel III.5 Data Assessment dan Plan dari Pengobatan Pasien Ny. D
Problem
Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring
Medik
Sebaiknya diberikan
Terapi Anti- Tidak ada
Tidak Ada obat analgesik seperti Kondisi pasien
Nyeri pengobatan
ketorolak.
Ranitidin
Terapi Anti- Indikasi yang Sebaiknya dipilih
Kondisi pasien
hiperasilitas sama salah satu.
Omeprazol
Sebaiknya dihentikan
Terapi Anti- Infus Lama ketika suhu tubuh Suhu tubuh
Piretik Cetapain pengobatan pasien kembali pasien
normal.
Sebaiknya diberikan
ketika sejak
Terapi Injeksi Lama didapatkan hasil
Kondisi pasien
Antibiotik Cefoperazon pengobatan white blood cell
pasien yang melebihi
nilai normal.
Sebaiknya diberikan
sejak didapatkan
Terapi Injeksi Waktu
pasien dalam kondisi Kondisi pasien
Vitamin Alinamin Pengobatan
lemah hingga pasien
pulih.
Nama : Ny. D
Umur : 76 Tahun 4 bulan 3 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Kemauan
Ruang inap : Baji Kamase 1
No. RM : 3498xx
Cara bayar : BPJS
Berat Badan : 49 kg
Tinggi Badan : 145 cm
IMT : 22,7 kg/cm
g. Interaksi
Ringer laktat mengandung ion kalsium, sehingga jangan diberikan dengan
menggunakan infus set yang sama dengan darah karena kemungkinan
terjadi koagulasi.
h. Perhatian
Hati-hati pada penderita kerusakan hati.
i. Bentuk Sediaan
Infus IV 500 ml dan 1000 ml.
2. Aminofluid (12)
a. Komposisi
Setiap 500 ml larutan mengandung :
Natrium 17,5 mEq
Kalium 10 mEq
Magnesium 2,5 mEq
Florida 17,5 mEq
Sulfat 2.5 mEq
Asetat 6,5 mEq
27
b. Indikasi
Suplai asam amino, elektrolit dan air sebelum dan sesudah operasi, pada
individu dengan hipoproteinemia atau malnutrisi ringan karena kuragnya
asupan oral.
c. Dosis dan Aturan pakai
Dewasa: 500 ml yang dimasukkan melalui pembuluh darah perifer.
Maksimal: 2500 ml per hari.
d. Efek samping
Ruam, ketidaknyamanan dada, palpitasi, otak, paru dan edema perifer,
hiperpotassemia, asidosis, intoksikasi air, nyeri vaskuler, flebitis,
menggigil, demam, rasa hangat, sakit kepala.
e. Kontraindikasi
Koma hepatik atau risiko koma hati, gangguan ginjal berat atau azotemia,
gagal jantung kongestif, asidosis berat, metabolisme normal elektrolit,
hiperpotassemia, hiperfosfatemia, hipermagnesemia, hiperkalsemia,
mengurangi output urin dan metabolisme asam amino yang abnormal.
f. Perhatian
Pada pasien gangguan hati dan gangguan ginjal, asidosis, diabetes
mellitus, pasien hamil, menyusui, lansia dan anak.
g. Bentuk sediaan
Infus 500 ml x 1
3. Infus Dektrosa (11)
a. Komposisi
28
c. Efek samping
Injeksi glukosa hipertonik dengan pH rendah dapat menyebabkan iritasi
pada pembuluh darah dan tromboflebitis.
d. Kontraindikasi
Hiperglikemia
e. Bentuk Sediaan
Infus IV, 100, 250, dan 500 ml.
4. Ranitidin (11,13,14)
a. Komposisi
Setiap ml mengandung 27,9 mg Ranitidin HCl yang setara dengan ranitidin
25 mg.
b. Indikasi
Mencegah ulkus pada penggunaan ketorolak pada pasien, pengobatan jangka
pendek untuk tukak lambung dan duodenum.
c. Mekanisme Kerja
Merupakan obat golongan antagonis selektif dan reversibel terhadap
reseptor histamin-2 (H2) yang bekerja menghambat sekresi asam lambung.
d. Farmakokinetik
Absorpsi oral 50%, volume distribusi normal pada ginjal 1,4 l/kg, ikatan
protein plasma 15%, dimetabolisme di hati menjadi N-oksida atau S-oksida,
biovalabilitas IM 90%, waktu paruh eliminasi 2,5-3 jam, 2-2,5 jam pada
intravena, waktu puncak plasma 2-3 jam, diekskresi melalui urin yaitu 30%
untuk sediaan oral dan 70% sediaan IV (dalam bentuk tidak berubah), atau
dalam bentuk metabolit melalui feses.
e. Dosis dan Aturan Pakai
Injeksi IV 50 mg tiap 8 jam
f. Efek Samping
Sakit kepala, konstipasi, ruam kulit
g. Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap ranitidin
h. Perhatian
29
b. Indikasi
Infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kemih, infeksi intra abdominal
lain, kolesistitis, kolangitis, septikemia, dan gonore.
c. Mekanisme Kerja
Merupakan antibiotik sefalosporin generasi ketiga yang memiliki aktivitas
antibakteri. Aktivitas bakterisida didapatkan dengan penghambatan sintesis
dinding sel bakteri. In vitro cefoperazon memiliki aktivitas luas terhadap
bakteri gram positif dan gram negatif. Obat diberikan secara infus intravena
dengan glukosa, levulosa, garam fisiologis, atau larutan ringer.
d. Dosis
Dewasa sehari 2-4 g intramuskular atau intravena dalam dosis terbagi dua
kali (setiap 12 jam).
e. Efek samping
Reaksi hipersensitivitas, hipotrombinemia, kenaikan sementara alanin
transaminase, aspartat transaminase dan alkali fosfotirase, diare, mual dan
muntah.
f. Perhatian
Hati-hati pada pasien dengan alergi penisilin.
g. Interaksi
Alkohol, aminoglikosida dan antibiotik golongan sefalosporin lain
meningkatkan resiko kerusakan pada sel ginjal.