Nama : N. Nurkhoiriah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir : Raha, 28 Maret 2003 (13 Tahun)
Status Perkawinan : Belum Menikah
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Suku Bangsa : Muna
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Orinunggu, Kec. Kambu, Kel. Padalea, Kota
Kendari
Dikirim Oleh : Ayah Pasien (Tn. Laode Patompo)
Dokter yang menangani : dr. Junuda RAF, M.Kes., Sp.KJ
10 | L a p o r a n K a s u s K e c i l
akhirnya mengusir keponakannya tersebut dari rumah. Namun dengan seiring
berjalannya waktu kondisi pasien mulai agak membaik meskipun masih
terlihat waspada pada laki-laki. Pada 1 minggu yang lalu, ada keluarga pasien
yang mengalami kecelakaan, dan setelah keluar dari rumah sakit, keluarganya
tersebut sempat beristirahat di rumah pasien selama beberapa hari. Perilaku
pasien kembali berubah saat melihat sepupunya yang melakukan tindakan
percobaan asusila terhadapnya datang menjenguk keluarganya yang habis
kecelakaan itu. Terdapat hendaya social, hendaya pekerjaan, dan hendaya
waktu senggang. Terdapat faktor stressor psikososial. Pada pemeriksaan
status mental didapatkan kesadaran composmentis berubah, mood anhedonia,
afek sempit, serasi, empati dapat diraba dirasakan, fungsi kognitif baik, tidak
ditemukan adanya gangguan persepsi, proses berfikir baik, pengendalian
impuls terganggu, daya nilai dan tilikan baik pasien sadar kalau sakit dan
butuh pengobatan, kurang dapat dipercaya. Pemeriksaan fisik dan neurologi
dalam batas normal.
V. Evaluasi multiaksial
Aksis I
Berdasarkan hasil dari anamnesis ditemukan adanya pola perilaku yang
secara klinis bermakna seperti nyeri dada yang berkurang ketika dusap
oleh ayahnya, gelisah. Ditemukan adanya hendaya sosial, hendaya
pekerjaan, hendaya waku senggang, sehingga kasus ini telah memenuhi
kriteria pedoman diagnostik dan digolongkan dalam Gangguan Jiwa
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan
penyakit/gangguan sistemik otak atau lainnya yang dapat menyebabkan
disfungsi otak sehingga dapat digolongkan dalam gangguan jiwa non
organik.
Dari hasil anamnesis tidak ditemukan adanya gangguan persepsi berupa
halusinasi dan gangguan isi pikir berupa waham sehingga kasus ini
digolongkan dalam Gangguan Jiwa non Psikotik.
11 | L a p o r a n K a s u s K e c i l
Berdasarkan uraian anamnesis ditemukan adanya gejala stress akibat
tindakan percobaan pelecehan seksual yang pernah dialaminya, tidak
berani tidur sendiri, takut bertemu dengan semua sepupu laki-lakinya,
terdapat gejala otonom berupa nyeri dada, terdapat hendaya social,
hendaya pekerjaan, dan hendaya waktu senggang sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien memenuhi kriteria diagnosis Gangguan
stress pasca trauma (F43.1)
Aksis II
Dari uraian kehidupan yang dialami pasien didapatkan informasi bahwa
pasien kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan,
atau kemarahan terhadap orang lain dan pasien memiliki sedikit aktivitas
yang memberikan aktivitas kesenangan sehingga dapat digolongkan dalam
Gangguan kepribadian schizoid (F60.1).
Aksis III
Kondisi medik baik dan status gizi baik.
Aksis IV
Pasien merasa trauma dengan laki-laki akibat perbuatan sepupunya tersebut.
Aksis V
60 51 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
12 | L a p o r a n K a s u s K e c i l
VII.Prognosis : Dubia Ad Bonam
Faktor pendukung :
Adanya dukungan dari keluarga pasien khususnya ayah pasien yang peduli
terhadap penyakit pasien.
Faktor penghambat :
Pelaku pelecehan yang merupakan sepupu pasien sehingga bias sja
bertemu dengan pasien sewaktu-waktu karena masih sering berkunjung.
13 | L a p o r a n K a s u s K e c i l
X. Diskusi Pembahasan (PPDGJ-III)
Pedoman diagnostic
Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten yang berkisar
antara beberapa minggu samapai beberapa bulan)
Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya
waktu mulai saat kejadian dan onset ganggua melebihi waktu 6 bulan,
asal saja manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternative
kategori gangguan lainnya.
Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan baying-bayang
atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang
kembali.
Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
mewarnai diagnosis tetapi tidak khas.
Suatu sequelae menahun yang terjadi lambat setelah stress yang luar
biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklasifikasi
dalam kategori F62.0 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama
setelah mengalami katastrofa)
14 | L a p o r a n K a s u s K e c i l
Dialog
Selasa, 22 Maret 2016
DM : Assalamualaikum .
AP : Walaikumsalam dok
DM : Perkenalkan pak, saya dokter muda (sambil menjabat tangan ayah
pasien).
AP : iye (menjabat tangan dokter muda)
DM : Apa keluhannya sampai pak membawa pasien ke poli?
AP : Ini dok adik saya sejak 3 hari yang lalu dia rasa sakit di dadanya.
DM : oh iye pak, bias saya ukur dulu TD ya, pak?
AP : Silahkan dok.
AP : Bagaimana mi TD nya anak saya, dok?
DM : 120/90 mmhg pak, kenapa adiknya? Ada keluhan apa tadi adiknya?
(sambil melihat ke ayahnya pasien)
AP : Ini dok, adik saya ini sejak 3 hari yang lalu mengeluh sakit di dada
DM : Oh iye, sebelumnya adik ta begini apa yang terjadi sama dia? Adakah
masalahnya?
AP : Iye, Pada malam 1 bulan yang lalu, sepupu anak ini yang tinggal di
rumah anak ini, pulang dalam keadaan mabuk setelah pesta miras bersama
teman-temannya sekitar jam 3 pagi. Sepupu anak ini kemudian masuk ke
dalam kamar anak ini. Anak ini yang dalam keadaan tidur tiba-tiba
terbangun saat merasa ada orang yang meraba-raba kakinya. Saat anak ini
sadar kalau sepupunya sedang meraba-raba kakinya, sontak anak ini
menangis, akibat tangisan anak ini, ayah dan ibu anak ini yang tengah
tidur di kamar sebelah ikut terbangun dan bergegas ke kamar anak ini.
Orang tua anak ini melihat sepupu anak ini keluar dari kamar anak ini
tanpa mengenakan baju dan beralasan kepada mereka bahwa ia masuk ke
kamar untuk mengambil bantal karena ia ingin tidur di depan televisi.
DM : Pas kita masuk ke kamarnya anak ta apa reaksinya?
15 | L a p o r a n K a s u s K e c i l
AP : Orang tua anak ini masuk ke dalam kamar anak ini dan menanyakan
kepada anak ini perihal mengapa ia menangis tengah malam, namun anak
ini tidak mengucapkan apa-apa, hanya terdiam sambil terus menangis.
Keesokan harinya, anak ini tidak berangkat ke sekolah dan hanya
mengurung diri di kamar. Oleh karena ibu anak ini yang merasa prihatin
terhadap kondisi anak ini, ibunya mulai memberanikan diri membujuk
anak ini untuk bercerita mengenai masalah yang ia alami. Setalah dibujuk
sekian lama, anak ini akhirnya menceritakan apa yang terjadi pada malam
itu sambil menangis. Dan setelah iya menceritakan kronologis kejadian
malam itu, anak ini berpesan kepada ibunya agar hanya keluarga inti
mereka saja yang tinggal di dalam rumah, jangan sampai ada orang lain
khususnya laki-laki yang tinggal di rumah mereka. Ibu anak ini yang kaget
mendengar penuturan anaknya segera menghubungi ayah anak ini dan
menceritakan apa yang ia dengar dari anaknya.
DM : Setelah itu apa tindakan yang kita ambil?
AP : Setelah mendengar cerita tersebut, ayah anak ini yang saat itu sedang
berada di bengkel segera pergi mencari sepupu anak ini yang tidak lain
merupakan keponakannya juga. Saat ayah anak ini tidak menemukan
keponakannya di tempat ia bekerja, ayah anak ini menitip pesan kepada
teman kerja keponakannya bahwa ia sedang mencarinya. Tidak lama
setelah ayah anak ini pulang, sepupu anak ini datang. Ayah anak ini
berusaha menahan emosinya dan bertanya kepada keponakannya tentang
apa yang telah ia lakukan terhadap anak ini. Keponakannya tersebut tidak
mengaku, hal inilah yang menyulut emosi ayah anak ini sehingga
memukul keponakannya hingga babak belur dan akhirnya mengusir
keponakannya tersebut dari rumah.
DM : Setelah diusir sepupunya dari rumah bagaiman sikap anak ta?
AP : Namun dengan seiring berjalannya waktu kondisi anak ini mulai agak
membaik meskipun masih terlihat waspada pada laki-laki. Pada 1 minggu
yang lalu, ada keluarga anak ini yang mengalami kecelakaan, dan setelah
keluar dari rumah sakit, keluarganya tersebut sempat beristirahat di rumah
16 | L a p o r a n K a s u s K e c i l
anak ini selama beberapa hari. Perilaku anak ini kembali berubah saat
melihat sepupunya yang melakukan tindakan percobaan asusila
terhadapnya datang menjenguk keluarganya yang habis kecelakaan itu.
DM : selain itu masih ada lagi yang lain? Seperti bagaimana makannya dan
tidurnya? Masih bagus ji atau berkurang ki?
AP : Oh iye, itu juga, jadi malas ki makan baru susah sekali kalau tidur, biasa
jam 2 pi atau jam 3 baru dia tidur.
DM : Oh iye pak, saya sudah tanya-tanya mi ki ini, nanti kalau datang mi
dokter spesialisnya kita dipanggil lagi di.
AP : Oh iye dok, terima kasih dok
17 | L a p o r a n K a s u s K e c i l