Anda di halaman 1dari 3

Al-Islam Edisi 123

AS dan Babak Baru Perang Peradaban

Genderang perang peradaban babak baru yang dilancarkan AS terhadap umat Islam telah mulai. AS, melalui pidato
Presiden George W. Bush di depan Majelis Umum (MU) PBB (12/9/2002), telah memperoleh dukungan Internasional
dalam usahanya menyerang Irak.

Negara-negara peserta sidang MU PBB menyetujui adanya resolusi batas tenggat waktu yang ketat dan tanpa syarat
kepada Irak. Intinya, Irak harus menerima tim inspeksi persenjataan perusak massal (kimia dan biologi) yang ditengarai
oleh AS dan Inggris masih terus diproduksi oleh Irak. Jika Irak menolak, pengiriman dalam jumlah besar pasukan
multinasional tidak terelakkan lagi. (Republika, 14/9/2002).

Negara-negara Eropa mengambil sikap, jika Irak tidak mengizinkan-tanpa syarat-tim inspeksi persenjataan PBB
kembali ke Irak maka sebagian negara Eropa akan sangat tak menyenangkan jika tak mendukung AS. Sikap yang
sama ditunjukkan oleh negeri-negeri Islam di Jazirah Arab. Para menteri luar negeri negara-negara Arab mendesak
agar Irak mau mematuhi resolusi DK PBB agar krisis saat ini segera berakhir.

George W. Bush pun kembali bersumpah akan bertindak melawan Saddam Husein sendirian bila perlu. "Bila rezim Irak
menginginkan perdamaian, mereka harus segera dan tanpa syarat menghentikan, mengungkap, memindahkan, atau
menghancurkan seluruh senjata perusak massal, rudal jarak jauh, dan seluruh perangkat terkait," imbuhnya.

Irak akhirnya, sebagai mana Afganistan, hanyalah salah satu dari sekian banyak batu loncatan besar makar AS
terhadap umat Islam secara keseluruhan.

Tentu dalam benak kita akan banyak muncul pertanyaan-pertanyaan. Mengapa AS begitu getol berkampanye sekaligus
berusaha untuk mengganti rezim di Irak? Benarkah upaya serangan terhadap Afganistan dan Irak semata-mata
merupakan bentuk upaya pembelaan diri terhadap apa yang telah dilakukan oleh teroris? Ataukah AS memiliki motif
lain di balik semua itu?

Motif-motif AS di Balik Serangan ke Irak


Dari penampakan sekilas, alasan AS menyerang Irak yang diklaim sebagai wujud pembelaan diri atas kehancuran dan
sakitnya rakyat di negerinya adalah menjadi suatu yang lumrah. Namun, kelumrahan tersebut akhirnya menimbulkan
kecurigaan ketika tumbal dari alasan AS tersebut adalah pihak atau orang yang secara jelas-jelas belum diketahui dan
belum terbukti melakukan aksi teror. Apalagi, AS ngotot memaksa dan mengutubkan negara-negara di dunia untuk
memilih di antara dua pilihan: berperang bersama AS melawan teroris ataukah rela dicap sebagai pendukung,
pelindung, bahkan penyuplai teroris.

Karena itu, jelas, pasti ada motif lain yang lebih besar dan ingin dicapai oleh AS. Motif itu antara lain: Pertama, motif
ideologis. Motif ini merupakan motif yang sejak awal menginspirasi semua tindakan yang dilakukan oleh AS selama ini.
Motif ini semakin tampak jelas satu jam setelah Peristiwa 11 September. Presiden AS George W Bush, "keceplosan"
mengobarkan Perang Suci terhadap Islam walaupun pada akhirnya direduksi-untuk mengaburkan maksud dan tujuan-
dengan enduring freedoms dan enduring justice.

AS sadar, bahwa Islam bukan hanya agama ritual sebagaimana agama-agama lain. Islam adalah mabda (ideologi)
yang melahirkan peradaban dan sistem kehidupan; baik pada skala individu, masyarakat, maupun negara.

Kedua, motif ekonomi. Seperti halnya serangan AS ke Afganistan yang bermotifkan ekonomi, yakni demi megaproyek
pipanisasi minyak dari Kazakhstan ke Laut Merah yang melewati Afganistan serta kandungan sumberdaya alam
terutama bahan-bahan nuklir, penyerangan AS ke Irak pun memiliki motif yang sama.

Pada 18 Agustus 2002, Rusia telah menyatakan akan menandatangani perjanjian senilai 40 miliar dolar AS dengan
Irak di bidang minyak bumi, listrik, dan transportasi. Kita pun sudah paham, bahwa Rusia adalah rival ideologis bagi
AS, walaupun pada kondisi saat ini, ia tidak mampu membendung hegemoni AS. AS tentu sangat khawatir, jika proyek
itu berlangsung, bisa jadi raksasa yang sakit parah akan bangkit kembali karena mendapatkan suntikan energi baru
yang sangat besar (Republika, 14/9/2002).

Selain itu, minyak Irak menyumbang hampir 40 persen lebih pasokan kebutuhan minyak AS. Artinya, dapat
dibayangkan, jika sebagian besar beralih ke Rusia, selain akan memperlemah posisi AS, juga akan berakibat
sebaliknya; musuh besarnya itu semakin kuat. Tentu hal ini tidak diinginkan oleh AS.

Selain itu, sebagaimana banyak dilansir oleh banyak pengamat perang dan pertumbuhan ekonomi makro di AS sendiri,
diduga salah satu maksud dihancurkannya WTC adalah akibat resesi yang terjadi dan cenderung memburuk. Hal ini
diakibatkan adanya bubble economic sebagai akibat beredarnya-dalam jumlah besar-uang di pasar modal namun
dalam kondisi yang imajiner.
Perang adalah salah satu cara untuk kembali menyegarkan kebuntuan-kebuntuan yang terjadi. Apalagi, menurut data
statistik yang ada, pertumbuhan ekonomi AS paling tinggi dicapai ketika Perang Dunia ke-2 berlangsung.

Ketiga, motif politik. Motif ini digalang dalam rangka menjaga dan mengamankan kepentingan AS secara kontinu di
suatu negara. Hal ini tampak jelas pada perubahan strategi AS di Timur Tengah. Pada awalnya, perubahan rezim suatu
negara dilakukan dengan mendorong pihak-pihak oposisi untuk bergerak menggulingkan pemerintahan yang sah serta
operasi-operasi intelijen yang mematikan akibat dari ketidaktundukannya pada kepentingan AS. Namun sekarang,
dalam rangka menggulingkan suatu rezim, AS tidak lagi sungkan-sungkan menampakkan keinginan dan sikapnya
secara langsung, yakni dengan intervensi militer.

Lebih dari itu, tidak hanya sekadar akibat ketidaktundukan terhadap kepentingan AS saja sebuah rezim dilengserkan.
Sekarang, hanya gara-gara tidak mengamankan kepentingan AS, sebuah rezim dapat dengan mudah diganti.
Konsekuensinya, banyak kepala negara di negeri-negeri Islam benar-benar berusaha mengamankan dan tunduk patuh
terhadap seluruh kepentingan AS.

Babak Baru Perang Peradaban


Melihat paparan di atas, tidak berlebihan jika disimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh AS dalam kampanye
memberantas terorisme global yang dilanjutkan dengan penyerangan ke Afganistan serta rencana penyerangan ke
Irak adalah bentuk babak baru perang peradaban.

Apa yang dikatakan oleh Ralp L. Boyce (Dubes AS untuk Indonesia) adalah bukti dari kesimpulan di atas. "Serangan
ini (Tragedi WTC) meski terjadi di AS, kami (AS) tidak melihatnya sebagai serangan terhadap AS semata. Kami (AS)
melihatnya sebagai sebuah serangan terhadap peradaban," katanya. (Republika, 11/10/2002).

Namun demikian, yang dilakukan oleh AS dalam mengemban perang peradabannya ada sedikit perubahan, paling
tidak, dalam tataran cara.

Pada awalnya, AS melancarkan perang peradaban (perang pemikiran dan kebudayaan) melalui sosialisasi dan
pemaksaan atas pemikiran-pemikiran menyimpang seperti HAM, demokrasi, kebebasan, dialog antaragama, transfer
kebobrokan moral remaja AS ke negeri-negeri Muslim lewat 3S (sing, seks, and sport), dll. Namun pasca tragedi WTC,
AS menggunakan strategi baru stick and carrot (tongkat dan wortel), yang kemudian disusul dengan strategi
preemptive attack (yang mengasumsikan AS memiliki hak untuk menghancurkan sebuah rezim karena kebijakannya).

Artinya, AS ingin melihat: Pertama, bagaimana reaksi umat Islam, yang kemudian diikuti dengan strategi berikutnya,
yakni menghabisi umat Islam.

Kedua, sejauh mana loyalitas para pemimpin negeri-negeri Islam terhadap AS.

Ketiga, atas nama memerangi terorisme, AS dan sekutunya akan menginvasi atau menganeksasi suatu negara untuk
memberantas setiap kekuatan apapun di belahan bumi manapun yang berpihak di kubu teroris dan tidak melindungi
kepentingan AS.

Hal ini semakin dibuktikan dengan adanya fakta pemindahan kantor pusat sentral komando (CENTCOM) AS dari
Tampa, Florida, ke sebuah pangkalan udara di Qatar. Pemindahan markas komando ini dipercayai sebagai bagian dari
jangka panjang yang disusun Pentagon untuk menjadikan pusat komando militer lebih dekat ke Asia. ( Republika,
12/9/2002).

CENTCOM merupakan pusat komando yang mengatur kehadiran militer AS di 25 negara di kawasan Timur Tengah,
Asia Selatan, Asia Tengah, dan Afrika bagian timur laut, termasuk kawasan Teluk.

Kemuliaan Islam dan Janji Kemenangan dari Allah


Tergambar dengan jelas, bagaimana AS merancang secara rapi perang peradaban. Seolah-olah, kita-umat Islam-tiada
mampu membendung langkah-langkah AS. Namun sungguh, Allah Swt. telah menegaskan bahwa umat Islam adalah
umat yang mulia dan yang terbaik. Umat yang dengan segala keunggulan dan kebesarannya akan membawa umat-
umat yang lain dari kegelapan menuju ke jalan penuh dengan keberkahan. Allah Swt. berfirman:

Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kebajikan dan
mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah. (TQS Ali Imran [3]: 110).

Allah dan Rasul-Nya juga telah menjelaskan kepada umat Islam bahwa umat Islam akan menjadi sebuah kekuatan
yang mampu menggetarkan sekaligus memberangus berbagai makar dan kekuatan orang-orang kafir. Percayalah,
sebagaimana sabda Rasul:

Belum akan terjadi Kiamat sehingga kaum Muslim memerangi kaum Yahudi sampai (suatu saat)
batu dan pohon pun akan (membantu dan) berkata, "Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada
orang Yahudi bersembunyi di belakangku. Ayo datangi dia dan bunuhlah." Kecuali pohon al-
Gharqad, karena pohon ini tergolong pohon (simpatisan) kaum Yahudi. (HR Muslim dari Abu
Hurairah).

Wahai Kaum Muslim


Waspadalah terhadap segala bentuk tipudaya, makar, dan kejahatan AS untuk menguasai dunia demi kemaslahatan
kekufuran dan keserakahan mereka. Perang yang mereka kumandangkan kepada Afganistan dan Irak pada hakikatnya
adalah perang terhadap seluruh Dunia Islam, baik terhadap umat maupun ideologinya.

Sungguh makar dan tipu daya mereka tidak akan pernah melemahkan perjuangan umat Islam untuk menegakkan
Islam di muka bumi. Dari awal kita sudah sadar bahwa mereka tidak akan pernah meridhai kita sampai kita mengikuti
kemauan dan jejak langkah mereka. Sekarang masalahnya tinggal waktu saja. Suatu saat nanti, cepat atau lambat,
pertarungan itu akan semakin terbuka.

Akan tetapi, kita yakin bahwa yang haq itu akan tegak dan yang batil akan segera punah. Allhu akbar!

Anda mungkin juga menyukai