Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi yang baik merupakan landasan kesehatan yang dapat mempengaruhi

kekebalan tubuh, kerentanan terhadap penyakit, serta pertumbuhan dan

perkembangan fisik dan mental. Gizi yang baik akan menurunkan kesakitan,

kecacatan dan kematian sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Upaya pengembangan dan perbaikan gizi masyarakat sesuai dengan

target Rencana Pembangunan Jangka Menengah bertujuan meningkatkan mutu

gizi perseorangan dan masyarakat, melalui perbaikan pola konsumsi makanan,

perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi

kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi (Depkes 2014).

Masalah gizi terjadi disetiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan

(janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan

merupakan masa penting, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat.Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini

bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa

selanjutnya terpenuhi (Mercedes, et al 2011).

Salah satu masalah gizi yang masih tetap terjadi hingga saat ini yaitu

malnutrisi.Definisi malnutrisi menurut WHO merupakan kondisi medis yang

disebabkan oleh asupan atau pemberian nutrisi yang tidak benar maupun yang

tidak mencukupi.Malnutrisi lebih sering dihubungan dengan asupan nutrisi yang

kurang atau sering disebut undernutrition (gizi kurang) yang bisa disebabkan oleh
penyerapan yang buruk atau kehilangan nutrisi yang berlebihan.Namun istilah

malnutrisi juga mencakup overnutrition (gizi lebih).(Blossner, 2005).

Secara global malnutrisi masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh

dunia. Pada tahun 2014 terdapat 2-3 juta orang mengalami malnutrisi disetiap

negara, walaupun malnutrisi tidak secara langsung menyebabkan kematian pada

anak, namun malnutrisi dihubungkan dengan penyebab dari 54% kematian pada

anak-anak di Negara berkembang pada tahun 2001. Prevalensi gizi kurang di

dunia pada anak dengan usia 5-12 tahun dari tahun 2010-2012 masih terbilang

tinggi yaitu 15%, namun sudah mengalami penurunan dari 25%. Prevalensi

malnutrisi tidak hanya meningkat di Negara maju tetapi juga di Negara

berkembang. Selain gizi kurang, diperkirakan 44 juta (6,7%) anak usia 5-12 tahun

mengalami gizi lebih dan jumlah ini terus meningkat tiap tahunnya. Anak gizi

lebih didefinisikan dengan nilai berat badan untuk tinggi badan melebihi dua

standar deviasi atau lebih dari nilai median standar pertumbuhan anak menurut

WHO (WHO 2012).

Global National Report 2014, menyebutkan bahwa Indonesia sendiri memiliki

angka gizi kurang maupun gizi lebih yang tinggi. Walaupun sudah terjadi

penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada anak usia 5-12 tahun dari

tahun 2010 (47,8%) menjadi 41,9% pada tahun 2013, namun diikuti dengan

peningkatan prevalensi gizi lebih pada tahun 2010 (9,2%) menjadi 18,8% tahun

2013 (Riskesdas 2013).

Berdasarkan laporan Puskesmas Sidayu, Kota Gresik, wilayah kerja tersebut

memiliki .... Sekolah Dasar yang menjadi sekolah binaan puskesmas, Baik dalam

melakukan sosialisasi atau penyuluhan hingga memberikan intervensi. Adapun


upaya yang dilakukan Puskesmas Sidayu selama ini diantaranya dengan cara

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang masalah gizi

kurang melalui program gizi dan promosi kesehatan. Penjaringan tersangka anak

malnutrisi di lakukan di puskesmas namun penyuluhan aktif secara lintas program

oleh petugas kesehatan hanya dilakukan di Posyandu yang sasarannya hanya ibu

hamil dan balita. Sangat penting jika permasalahan gizi pada anak SD diketahui

secara dini, sehingga dapat ditanggulangi dengan intervensi yang tepat dengan

tujuan hasil yang optimal, dari segi mengembalikan status gizi, perubahan pola

pikir anak dan orang tua untuk lebih peduli terhadap gizi keluarga.

Dalam teori ditemukan sarapan pagi merupakan hal yang penting namun

sering terlewatkan oleh beberapa orang, dimana dalam sebuah studi disebutkan

bahwa kebiasaan sarapan dapat menentukan status gizi dan kemampuan

beraktivitas seseorang, terutama pada anak-anak akan berpengaruh terhadap daya

tangkap pelajaran di sekolah yang akan terlihat dalam prestasi akademik.

(Rampersaud, 2005).Sedangkan berat badan lahir dan usia kelahiran juga dapat

mempengaruhi status nutrisi yang terjadi karena adanya pengaruh terhadap asupan

kalori, protein, dan zat gizi esensial lainnya (Depkes RI, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas memberikan dasar

bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

Bagaimanakah gambaran status gizi pada anak usia sekolah dasar di wilayah

kerja Puskesmas Sidayu, Kota Gresik.


1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi gambaran prevalensi status gizi kurang pada anak usia

sekolah dasar di SD wilayah kerja Puskesmas Sidayu, Kota Gresik.


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik anak usia sekolah dasar

yang meliputi usia dan jenis kelamin anak di wilayah kerja Puskesmas

Sidayu, Kota Gresik


2. Untuk mengetahuigambaran asupan nutrisi siswa di wilayah kerja

PuskesmasSidayu, Kota Gresik


3. Untuk mengetahuigambaran kebiasaan sarapan siswa di wilayah kerja

Puskesmas Sidayu, Kota Gresik


4. Untuk mengetahui gambaran status gizi berdasarkan asupan nutrisi

siswa di wilayah kerja Puskesmas Sidayu, Kota Gresik.


5. Untuk mengetahui gambaran status gizi berdasarkan kebiasaan sarapan

siswa di wilayah kerja Puskesmas Sidayu. Kota Gresik


1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari kegiatan maupun

hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut :


1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai dasar untuk acuan/sumber data bagi penelitian

lebih lanjut mengenai status gizi di cakupan wilayah kerja Puskesmas

Sidayu, Kota Gresik pada khususnya dan Kabupaten Jembrana pada

umumnya.
1.4.2 Manfaat untuk Program
Dapat digunakan sebagai dasar untuk acuan pembuatan program

kesehatan masyarakat berupa penyuluhan tentang status gizi anak di

wilayah kerjaPuskesmasSidayu, Kota Gresik


1.4.3 Manfaat untuk Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan sebagai deteksi dini untuk

mengetahui masalah gizi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Status Gizi


1.1.1 Gizi Kurang
1.1.2 Faktor penyebab gizi kurang
1.2 Asupan Nutrisi
1.3 Anak Usia Sekolah Dasar
1.4 Food Recall
BAB III

KERANGKA BERPIKIR

Asupan Nutrisi dan kebutuhan kalori dapat menentukan status gizi

seseorang. Jika terjadi ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan

seseorang maka akan terjadi masalah status gizi. Berdasarkan hal tersebut peneliti

akan mencari gambaran status gizi pada siswa sekolah dasar dengan melakukan

pengukuran berat dan tinggi badan. Peneliti juga mencari asupan nutrisi pada

siswa sekolah dasar dengan menggunakan 24 hours food recall dan kebiasaan

sarapan siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Sedayu.

Asupan Nutrisi Karakteristik

- Food recall - Jenis Kelamin


Status Gizi:
- Kebiasaan
sarapan BB/U - Usia
TB/U
IMT/U
Aktivitas fisik

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

Diteliti

Tidak Diteliti
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan

desain cross-sectional. Studi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran status

gizi pada anak usia sekolah.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.3 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak SD di wilayah kerja

UPT Puskesmas Sidayu, Kota Gresik. Jumlah anak SD di wilayah kerja UPT

Puskesmas Sidayu, Kota Gresik pada tahun ajaran 2014/2015 adalah ...... orang

4.4 Sampel Penelitian

4.4.1 Besar Sampel

4.4.2 Teknik Pengambilan Sampel

4.5 Variabel Penelitian

4.6 Definisi Operasional Penelitian

4.7 Instrumen Penelitian

4.8 Cara Pengumpulan Data

4.9 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif kuantitatif dan disajikan dalam

bentuk tabel dan naratif.


4.1. Pengolahan data
a. Coding data
Masing-masing form penelitian diberikan kode tertentu untuk

mempermudah entry dan analisis data.


b. Entry data

Data dimasukkan secara komputerisasi menggunakan software

SPSS Windows versi 16.0. Struktur entry data mencakup nomor,

nama, variabel, tipe variabel, width, decimals, variable labels, value

labels, dan missing values.

c. Cleaning data
Untuk menghindari kemungkinan adanya kesalahan dalam analisis

data, data yang telah dimasukkan akan dicek kembali sehingga

kesalahan data dapat segera diperbaiki.


1.9.2. Teknik analisis data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara

deskriptif dengan menggunakan software komputer. Bentuk penyajian

data dari masing-masing variabel dilakukan dengan :


a. Analisis Univariat
Data dengan skala pengukuran berupa skala nominal seperti usia,

jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, status gizi, kebiasaan

sarapan, dan asupan nutrisi disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi berupa tabel.


b. Analisis Bivariat
Untuk data univariat pada karakteristik sampel dan status gizi

dilakukan analisis frekuensi, kemudian dilakukan tabulasi silang

antara variabel usia dan status gizi, serta jenis kelamin dan status

gizi. Data kemudian disajikan dalam model tabel agar mudah

dibaca

Anda mungkin juga menyukai