PENDAHULUAN
Banyaknya ditemui kelalaian dalam mematikan pompa air ketika air yang ada dalam
tampungan atau wadah telah penuh. Maka kami berfikiran membuat sebuah alat yang
menggunakan sensor air untuk mengetahui keadaan air di dalam tampungan atau wadah tersebut
dengan tiga lampu indikator.
Lampu indikator pertama saat posisi air berada pada keadaan low atau pada dasar
permukaan tampungan atau wadah. Lampu indikator kedua saat posisi air berada pada keadaan
setengah dari dari tampungan atau wadah. Lampu indikator ketiga saat posisi air berada pada
keadaan penuh dalam tampungan atau wadah.
Sehingga alat ini dapat memudahkan manusia untuk lebih menghemat air dan lebih
praktis ketika sedang melakukan berpergian jauh bahkan sedang sibuk dengan urusan pribadi.
Dengan menganalisis sebuah rangkaian water level control dengan kesungguhan, kami
mencoba untuk meneliti tentang water level control dan menjelaskan fungsi komponen-komponen
dalam sebuah rangkaian tersebut. Dan bereksperimen dengan menggunakan tiga buah lampu
indikator.
Tujuan dari Project Rangkaian Water Level Control adalah untuk mengontrol level air
dalam sebuah tangki penampungan yang banyak dijumpai di rumah-rumah atau bahkan disebuah
industri di mana pada level tertentu motor listrik atau pompa air akan beroperasi dan pada level
tertentu juga pompa air akan mati. Untuk mengontrol level air dalam tangki penampungan dapat
menggunakan sensor untuk menentukan batas atas dan batas rendah dari level air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA PROJECT
Rangkaian Water Lever Control atau yang sering disingkat dengan WLC atau rangkaian
kontrol level air merupakan salah satu aplikasi dari rangkaian konvensional dalam bidang tenaga
listrik yang diaplikasikan pada motor listrik khususnya motor induksi untuk pampa air. Fungsi dari
rangkaian ini adalah untuk mengontrol level air dalam sebuah tangki penampungan yang banyak
dijumpai di rumah-rumah atau bahkan disebuah industri di mana pada level tertentu motor listrik
atau pompa air akan beroperasi dan pada level tertentu juga pompa air akan mati. Untuk
mengontrol level air dalam tangki penampungan dapat menggunakan dua buah pelampung yang
mana masing-masing dari pelampung tersebut menentukan batas atas dan batas dari level air. Jadi
pada saat anda sedangkan menjalankan pompa air, dengan mengaplikasikan rangkaian Water
Level Control pada pompa air yang anda gunakan, anda tidak perlu menunggu hanya untuk
mematikan pompa air pada saat tangki atau bak air penuh karena apabila air dalam tangki sudah
penuh maka pompa akan padam dengan sendirinya tanpa harus menekan tombol stop. Demikian
juga apa bila air dalam tangki atau bak mulai berkurang sesuai dengan batas yang telah ditentukan
maka pompa akan jalan dengan sendirinya. Dengan demikian ada bisa melakukan kegiatan yang
lain yang lebih berguna.
Jadi pada saat anda sedangkan menjalankan pompa air, dengan mengaplikasikan
Rangkaian Water Level Control pada pompa air yang anda gunakan, anda tidak perlu menunggu
hanya untuk mematikan pompa air pada saat tangki atau bak air penuh karena apabila air dalam
tangki sudah penuh maka pompa akan padam dengan sendirinya tanpa harus menekan tombol
stop. Demikian juga apa bila air dalam tangki atau bak mulai berkurang sesuai dengan batas yang
telah ditentukan maka pompa akan jalan dengan sendirinya. Dengan demikian ada bisa melakukan
kegiatan yang lain yang lebih berguna, misalnya nonton acara gossip di Channel TV kesayangan
anda sambil menikmati sedapnya pisang goreng yang dibalut dengan sambal terasi yang rasanya
benar-benar nendang bangets. Lupakan tentang pisang goreng, dan untuk lebih jelasnya perhatikan
bagaimana sebuah pelampung dapat bekerja pada sebuah Rangkaian Water Level Control sebagai
berikut :
Berikut ini adalah gambar rangkaian kendali dan sekaligus rangkaian daya dari Water Level
Control. Rangkaian ini terdiri dari dua bagian yaitu menggunakan remote untuk mengoperasikan
(menjalankan dan mematikan) pompa air dan menggunakan pelampung untuk mengoperasikan
pompa air secara otomatis.
1. Diasumsikan bahwa tombol emergency, MCB rangkaian control dan MCB rangkaian daya
tertutup atau sudah pada posisi on.
3. Posisi 1 yaitu pada saat selektor switch dipindahkan pada posisi 1-2 maka lampu indikator L2
akan menyala yang menandakan bahwa yang bekerja adalah pelampung (otomatis)
4. Ketika air di dalam bak telah kosong atau berkurang, pelampung akan tertarik ke bawah dan
menutup kontak yang terdapat pada pelampung sehingga arus akan mengalir pada kontaktor K1
dengan demikian kontak utama 12 pada K1 akan menutup sedangkan kontak 3-6 pada RL
(Relay) tetap terbuka sehingga motor akan berputar yang di tandai dengan menyalanya lampu
indikator L4
5. Apabila motor mengalami kelebihan beban maka kontak 95-96 akan membuka dan kontak 97-
98 akan menutup sehingga lampu indikator L3 yang menandakan kelebihan beban akan menyala
dan pada saat itu motor akan berhenti berputar.
6. Jika air di dalam bak telah penuh atau telah mencapai level yang telah ditentukan maka
pelampung di dalam air akan terangkat ke atas sehingga membuka kontak yang terdapat pada
pelampung tersebut dan motor akan akan berhenti berputar.
8. Untuk posisi 2 selektor switch dipindahkan pada posisi 3-4 maka lampu indikator L1 akan
langsung menyala yang menandakan bahwa operasi motor dilakukan secara remote (menyalakan
dan mematikan motor) dan pada saat itu pelampung tidak akan bekerja
10. Kontak 1-4 akan menutup karena koil 2-10 relay (RL) mendapat energy listrik sehingga arus
akan mengalir melalui kontak 1-4 tersebut walaupun saklar Son dilepas
11. Dengan demikian kontak 3-6 dan 8-11 akan menutup sedangkan kontak 1-2 pada K1 tetap
terbuka, dengan demikian motor akan berputar yang ditandai dengan menyalanya lampu indikator
L4
12. Apabila motor mengalami kelebihan beban maka kontak 95-96 akan membuka dan kontak 97-
98 akan menutup sehingga lampu indikator L3 yang menandakan kelebihan beban akan menyala
dan pada saat itu motor akan berhenti berputar.
14. Baik untuk operasi dengan remote ataupun secara otomatis (dengan pelampung) apabila ada
hal-hal yang tidak inginkan terjadi pada saat motor beroperasi dapat langsung menekan tombol
emergency sehingga seluruh rangkaian akan padam.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Input dari rangkaian tersebut yaitu ion dari air yang masuk ke dalam sensor dari rangkaian
tersebut. Dan output dari rangkaian ini yaitu indikator lampu yang berfungsi sebagai pendeteksi
tinggi dan rendahnya tingkat air.
2. Ketika air pada tingkat rendah, sensor tidak bekerja (belum bekerja) dan ketika air melewati
tingkat rendah maka sensor air pada rangkaian akan mendeteksi untuk mengaktifkan Transistor 4,
dan transistor 1 diaktifkan oleh transistor 2 (sebagai driver) yang menerima tegangan dari
Common (sensor dasar dari bak air). Kemudian transistor 2 mengaktifkan transistor 1 (sebagai
power pengaktif pompa air), maka pompa air akan menyala dan mengisi bak air tersebut.
3. Ketika air pada tingkat tinggi, transistor 3 bekerja dan transistor 3 sebagai pe-non aktif transistor 2,
agar transistor 2 tidak bekerja dan tidak mengaktifkan transistor 1, dan mesin pompa tersebut akan
mati dan tidak bekerja.
4. Transistor 3 dan 4 adalah sebagai saklar yang meneruskan arus.
5. Transistor 2 sebagai driver atau transistor yang mengaktifkan transistor 1 dan transistor 2.
6. Transistor 1 sebagai pengaktifan pada pompa air yang dikerjakan otomatis melalui relay tipe
SPDT.
7. Semua transistor adalah sebagai saklar untuk mengaktifkan dan me-non aktifkan.
8. Arus pada Transistor 4 (low) lebih besar daripada arus yang ada pada Transistor 3 (high), karena
ketika arus ke Transistor 3 (high), arus akan dibagi menjadi seimbang (pembagi arus).
9. Lampu warna merah adalah sebagai indicator power.
10. Lampu warna oranye adalah sebagai indicator pompa air disaat menyala.
11. Lampu warna hijau adalah sebagai indicator pada saat air naik / turun ke level rendah.
12. Lampu warna kuning adalah sebagai indicator pada saat air naik / turun ke level menengah.
13. Lampu warna biru adalah sebagai indicator pada saat air naik ke level tinggi.
Resistor pada rangkaian tersebut berfungsi untuk menghambat tegangan pada rangkaian water
level control sedangkan dioda pada rangkaian tersebut menggunakan dioda LED berfungsi untuk
lampu indikator
Prinsip kerja Transistor
Transistor dibuat dengan tiga lapis semikonduktor. Dapat dibuat
lapisanPNP ataupun lapisan NPN. Dengan demikian kita mengenal 2
macamtransistor, yaitu transistor PNP dan transistor NPN sesuai dengan
jenispenyusunnya.
Transistor mempunyai tiga kaki (elektroda) yang diberinama basis (b), emitor (e)
dan colector (c). Basis dihubungkan denganpada lapisan tengah sedang emitor dan
colector pada lapisan tepi.
Emitor artinya pemancar, disinilah pembawa muatan berasal. Colectorartinya
pengumpul.Pembawa muatan yang berasal dari emitor ditampung pada
Colector.Basis artinya dasar, basis digunakan sebagai elektroda mengendali.
Gambar IB minimal
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Water Level Control ini biasanya digunakan untuk pengisian bak air secara otomatis.
2. Input dari rangkaian tersebut yaitu ion dari air yang masuk ke dalam sensor dari rangkaian
tersebut. Dan output dari rangkaian ini yaitu indikator lampu yang berfungsi sebagai pendeteksi
tinggi dan rendahnya tingkat air.
3. Semua transistor adalah sebagai saklar untuk mengaktifkan dan me-non aktifkan.
4.2 Saran
Untuk pengembangan sistem water level control lebih lanjut maka dapat diberikan saran
untuk menggunakan atau menambah indikator dari rangkaian tersebut, agar supaya rangkaian
tersebut dapat mudah dimengerti ketika rangkaian tersebut kerja di dalam air pada tingkat tertentu.