~~
~
Kementerian
Perindustrian
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Kotak Pos : 4720 JKTM
Telp : 5252713, 5255509 Pes. 4062 Fax: 5252450
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO
NOMOR: 30/IA/PEH/6/201S
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasall
Menetapkan:
a. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia (SNI) Minyak Goreng
Sawit Secara Wajib sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Direktur J enderal ini.
Pasal 2
Pasal 3
2
Peraturan Direktur Jenderallndustri Agro
Nomor: 30 /IA/PER/ ..../2015
6
Pasal 4
Ditetapkan di J a k art a
pada tanggal 9 JUNI 2015
ttd.
PANGGAH SUSANTO
3
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO
NOMOR 30/IJ\/PER/6/2015
TANGGAL : 9 JUNI 2015
BAB I
KETENTUANUMUM
2
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor: 30iIA/PER/6/2015
BAB II
LINGKUP PEMBERLAKUAN
SNI MINYAKGORENG SAWIT SECARA WAJIB
1. SNI Minyak Goreng Sawit SNI 7709:2012 berlaku secara wajib bagi
Minyak Goreng Sawit dengan nomor Pos Tarif dan uraian barang
sebagai beriku t :
3
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor :30/IA/PER/6,'2015
4
Lampiran Peraturan Direktur Jenderallndustri Agro
Nomor:30/IA/PER/6/2015
5
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor:30/IA/PER/6/2015
BABIII
TATACARAMEMPEROLEH
SPPT SNIMINYAKGORENGSAWIT
1. J enis Sertifikasi
Untuk memperoleh SPPT-SNI Minyak Goreng Sawit, Produsen
mengajukan permohonan SPPT-SNImelalui Sistem Sertifikasi Tipe 5
atau Tipe 4.
6
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Industri Agro
Nomor: 30/IA/PER/6/2015
8
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor: 30/IA/PER/6/201S
3. Pemohon SPPf-SNI
a. Permohonan SPPf-SNI Minyak Goreng Sawit ditujukan kepada
LSProyang ditunjuk Menteri.
b. Pemohon SPPf-SNIadalah :
1) produsen Minyak Goreng Sawit dalam negeri; dan
2) produsen Minyak Goreng Sawit luar negeri/importir.
c. Produsen luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf b angka
2), yang mengajukan permohonan SPPf-SNI wajib menunjuk
perusahaan perwakilan atau importir yang berkedudukan di
Indonesia yang bertanggung jawab atas pemenuhan ketentuan
penerapan SNI Minyak Goreng sawit secara wajib untuk produk
asal impor yang beredar di Indonesia.
d. Legalitas keberadaan perusahaan perwakilan dan importir
sebagaimana dimaksud pada huruf c dibuktikan dengan perizinan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
9
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor :30i IAiPEH/ 6/2015
10
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor: 30/IA/PER/6/2015
BABN
TATACARAPENGAMBILANCONTOH
11
Lampiran Peraturan Direktur Jenderallndustri Agro
Nomor:30/IA/PER/6/2015
BABV
PEMBUBUHAN
TANDASNI
12
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Industri Agro
Nomor: 30/IA/PER/6/2015
BABVI
PEMBINAANDANPENGAWASAN
BABVII
PENUTUP
Petunjuk Teknis penerapan SNI Minyak Goreng Sawit secara wajib ini
merupakan pedoman yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk dilaksanakan sebaik-baiknya dengan penuh
tanggung jawab.
DIREKTURJENDERALINDUSTRIAGRO,
ttd.
PANGGAHSUSANTO
13
LAMPlRANII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO
NOMOR : 30/IAjPER/6j2015
TANGGAL : 9 JUNI 2015
SKEMA SERTIFlKASI
SNI MINYAKGORENG SAWIT
1. RUANG LINGKUP
Skema ini berlaku un tuk Sertifikasi (Sertifikasi awal, Survailen, dan
Sertifikasi Ulang) SPPT SNI Produk Minyak Goreng Sawit.
2. ACUAN NORMATIF
a. Standar Produk yang diacu:
Judul SNI No. SNI No. Pos Tarif / HS
Ex. 1511.90.92.00
Minyak Goreng Sawit SNI 7709:2012 Ex.1511.90.99.00
Ex. 1516.20.98.00
3. DEFINISI
a. Minyak Goreng Sawit adalah bahan pangan dengan komposisi
utama trigliserida berasal dari minyak sawit, dengan atau tanpa
perubahan kimiawi, termasuk hidrogenasi, pendinginan dan telah
melalui proses pemumian dengan penambahan vitamin A.
b. Produsen Minyak Goreng Sawit yang dimaksudkan ada 2 jenis:
1) Perusahaan yang memproduksi Minyak Goreng Sawit, dengan
proses pemurnian, fraksinasi, dengan atau tanpa
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor :30/IA/PER/6/2015
4. TATACARAMEMPEROLEHSPPTSNI
a. Tata cara memperoleh SPPT SNI dilakukan berdasarkan sistem
sertifikasi Tipe 5 atau Tipe 4.
b. Tata cara sertifikasi:
TAHAPI : SELEKSI
NO KETENTUAN URAIAN
1) Permohonan TiDe5
a) Sesuai Persyaratan Permohonan yang
tercantum dalam dokumen prosedur
LSPro
b) Dokumen permohonan SPPT SNI serta
lampiran dokumen legal peru sahaan ,
pedoman mutu dan daftar induk
dokumen dan diagram alir proses
produksi harus dalam bahasa
Indonesia.
c) Dokumen legal perusahaan antara lain:
c).1. Akta pendirian perusahaan bagi
produsen dalam negeri atau akte
sejenis bagi produsen luar negeri.
c).2. Izin Usaha Industri (lUI) atau
Tanda Daftar Industri (TDI) bagi
produsen dalam negeri atau izin
sejenis bagi produsen luar negeri.
c).3. Fotokopi Angka Pengenal
Importir (API), Nomor Induk
Kepabeanan (NIK) dan Importir
Terbatas (IT)untuk importir.
c).4. Dokumen penggunaan merek:
c).4.l. fotokopi Sertifikat Merek
pelaku usaha, Tanda
Daftar Merek yang
diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual (HKI),
2
Lampiran Peraturan Direktur Jenderallndustri Agro
Nomor:30/LA/PER/6/2C15
Tipe 4
a) Sesuai Persyaratan Permohonan yang
tercantum dalam dokumen prosedur
LSPro
b) Dokumen permohonan SPPT SNI serta
lampiran dokumen legal perusahaan.
c) Dokumen legal perusahaan antara lain:
c). 1. Fotokopi Akte Pendirian
perusahaan
c).2. Fotokopi Izin Usaha (Izin Usaha
Industri (lUI) atau Tanda Daftar
Industri (TDI).
c)_.3. Fotokopi Angka Pengenal
3
Lampiran Peraturan Direktur Jenderallndustri Agro
Nomor: 30/IA/PER/6/2015
4
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor:30/PER/6/2015
Keterangan :
1. Untuk produsen luar negeri, dokumen
Izin Usaha Industri (lUI) atau
sejenisnya dan Akte Pendirian
Perusahaan harus diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia oleh
penterjemah yang tersumpah.
2. LSPro harus menjelaskan dan
memastikan penandaan SNI pada
kemasan dan persyaratan lainnya yang
terkait.
2) Sistem Tipe 5
Manajemen a) Menerapkan SNI ISO 9001:2008 atau
Mutu yang revisinya atau SNI ISO 22000:2009
diterapkan atau revisinya, atau Sistem Manajemen
Mutu lainnya yang diakui;
b) Bagi yang menerapkan SNI ISO
9001:2008 atau revisinya, harus
menerapkan Pedoman Cara Produksi
Pangan Olahan yang Baik (CPPOB)
sesuai Permenperin Nomor 75/M-
IND/PER/7/2010 untuk produk dalam
negeri atau Good Manufacturing
Practices (GMP) atau sejenisnya untuk
produk impor.
Tipe 4
a) Menerapkan Pedoman Cara Produksi
Pangan Olahan yang Baik (CPPOB)
sesuai Permenperin 75/M-
IND/PER/7/2010.
3) Durasi audit Tipe 5
Sesuai dengan prosedur LSPro (memenuhi
ketentuan perhitungan man/days audit
mengacu pada IAFMD 5:2013);
Tipe 4
Sesuai dengan prosedur LSPro.
4) Petugas Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang
Pengambil terdaftar di LSPro dan ditugaskan oleh
Contoh LSPro/Laboratorium Uji
5
Lampiran Peraturan Direktur Jenderallndustri Agro
Nomor: 30/ lA/PERI 6/2015
6
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor: 30/IA/PER/6/2015
Keterangan:
1. Bagian untuk arsip produsen diberi
pelabelan dan disimpan di tempat
produsen sampai SPPT SNI diterbitkan.
2. Pengiriman contoh ke Laboratorium
Penguji dilakukan oleh produsen untuk
permohonan SPPT SNI baru, surveilan,
dan permohonan SPPT SNI ulang.
6) Laboratorium Tipe 5 dan Tipe 4
Penguji yang Laboratorium independen yang
digunakan terakreditasi KAN dan ditunjuk oleh
Menteri dengan ruang lingkup SNI Minyak
Goreng Sawit, yang melakukan subkontrak
dengan LSPro.
TAHAPII: DETERMINASI
1) Audit Tahap Tipe 5 dan Tipe 4
1 (Audit Dilakukan Audit Tahap 1
Kecukupan) a) Untuk Tipe 5, dokumen SMM untuk
pemohon dari luar negeri
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
oleh penterjemah tersumpah;
b) Untuk Tipe 4, dokumen Pernyataan
Sendiri (Self Declaration) Penerapan
CPPOB dengan Hasil Penilaian
Penerapan CPPOB sekurang-
kurangnya adalah tingkat LevelII;
c) Peralatan produksi
produsen paling sedikit harus memiliki
peralatan produksi un tuk:
c).1. Pabrikan, memiliki :
c).1.1. unit pemurnian;
c).1.2. unit fraksinasi;
c).1.3. unit pencampur vitamin
A;
c).1.4. mesin pengemas (untuk
pabrikan yang melakukan
pengemasan);
c).I.5. gudang penyimpanan;
c).1.6. peralatan uji mutu (High
Performance Liquid
Chromatography atau alat
7
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor:30/IA/PER/6/2015
- Verifikasi Tipe 4
(Tipe4) a) LSPro harus memastikan rencana
oleh Tim verifikasi (verification plan) dan rencana
verifikasi pengambilan contoh (sampling plan)
sesuai dengan SNIyang diajukan;
b) Paling sedikit 1 orang dari tim verifikasi
memiliki kompetensi proses produksi
Minyak Goreng Sawit dan Petunjuk
Teknis Penilaian Penerapan CPPOB
sesuai Perdirjen Industri Agro Nomor
30/IA/PERj 12/2011.
Lingkup yang Tipe 5
diaudit a) J ika telah memiliki Sertifikat SMMatau
SMKP dari LSSM atau LSMKP yang
telah terakreditasi KANj PAC/ IAF,
pada saat sertifikasi awaljresertifikasi,
audit dilakukan pada seluruh elemen,
sedangkan pada saat survailen hanya
dilakukan pada elemen kritis danj
atau mengacu pada dokumen LSPro;
8
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor:30/IA/PER/6/2015
Tipe 4
Berdasarkan dokumen Pernyataan
Sendiri (Self Declaration), dilakukan
verifikasi terhadap unsur / persyaratan
penerapan CPPOB yang terdapat pada
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal
Industri Agro No. 30/IA/PER/12/2011
tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Penerapan Cara Produksi Pangan
olaban Yang Baik.
3) Kategori Tipe 5
ketidak- Kategoriketidaksesuaian:
sesuaian
mayor apabila:
a) berhubungan langsung dengan mutu
produk dan mengakibatkan
ketidakpuasan pelanggan, atau;
b) SMMatau SMKPtidak berjalan.
minor apabila:
terdapat ketidak -konsistenan dalam
menerapkan SMMatau SMKP;
9
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Industri Agro
Nomor: 30/IA/PER/6j2015
Tipe 4
Kategori ketidaksesuaian:
10
Lampiran Peraturan Direktur Jenderallndustri Agro
Nomor: 30/IAjPER/6/2015
11
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor:30/IA/PER/6/2015
atau revisinya.
Tipe 4
Berdasarkan dokumen Pemyataan
Sendiri (Self Declaration), dilakukan
verifikasi terhadap unsur / persyaratan
penerapan CPPOB yang terdapat pada
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal
Industri Agro No. 30/IA/PER/12/2011
tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Penerapan Cara Produksi Pangan
Olahan Yang Baik.
2) Kategori Tipe 5
ketidaksesuai Kategoriketidaksesuaian:
an a) mayor apabila:
a).1. berhubungan langsung dengan
mutu produk dan mengakibatkan
ketidakpuasan pelanggan, atau;
a).2. SMMatau SMKPtidak berjalan.
b) minor apabila terdapat ketidak-
konsistenan dalam menerapkan SMM
atau SMKP.
Tipe 4
Kategoriketidaksesuaian:
12
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Industri Agro
Nomor: 30/IA/PER/6/2015
Keterangan:
1. Bagian untuk arsip produsen diberi
pelabelan dan disimpan di tempat
produsen sampai SPPT SNI diterbitkan
2. Pengiriman contoh ke Laboratorium
13
Lampiran Peraturan Direktur [enderal Industri Agro
Nomor :30/1A/PER/6/2015
14
Lampiran Peraturan Direktur Jenderallndustri Agro
Nomor: 30/IA/PER/6/2015
05NII
--.-; . t-.-f. t-
DIREKTURJENDERALINDUSTRIAGRO,
ttd.
PANGGAHSUSANTO
15