Anda di halaman 1dari 4

Nama : Niti Rahayu

NIM : 131710101083
Kelas : THP-A
Artikel : Lotion

1. Pengertian Lotion
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang
mengandung airlebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai
sumber lembab bagi kulit,memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan
sebum, membuat tangan dan badanmenjadi lembut, tetapi tidak berasa
berminyak dan mudah dioleskan. Hand and body lotion (losio tangan dan
badan) merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di pasaran (Sularto,et
al,1995).
Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium
air yang digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung
substansi tidak larut yang tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi di
mana mediumnya berupa air. Biasanya ditambah gliserin untuk mencegah
efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepat kering pada waktu
dipakai dan memberi efek penyejuknya (Anief, 1984). Wilkinson 1982
menyebutkan, lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi,
terdiri dari sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai
viskositas rendah serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi. Lotion
ditujukan untuk pemakaian pada kulit yang sehat.
Lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air
yangdistabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di
dalamnya. Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung.
Konsistensi yang berbentuk cairmemungkinkan pemakaian yang cepat dan
merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera
kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan
kulit (Lachman et al., 1994).
2. Formulasi Lotion
Sediaan lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat
pengemulsi dan humektan. Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak
maupun minyak dari tanaman,hewan maupun minyak mineral seperti minyak
zaitun, minyak jojoba, minyak parafin, lilinlebah dan sebagainya. Zat
pengemulsi umumnya berupa surfaktan anionik, kationik maupun nonionik.
Nama : Niti Rahayu
NIM : 131710101083
Kelas : THP-A
Artikel : Lotion

Humektan bahan pengikat air dari udara, antara lain gliserin, sorbitol,
propilenglikol dan polialkohol (Jellineck, 1970).
Lotion yang baik adalah tidak terlalu greasy (berminyak) saat
digunakan dan dapat menyerap dengan cepat saat dioleskan di kulit. Lotion
merupakan pilihan paling tepat jika membutuhkan pelembab yang ringan atau
bila digunakan untuk seluruh tubuh. Karena bentuknya ringan dan tidak
meninggalkan residu, lotion bisa digunakan di pagi hari tanpa perlu khawatir
bisa menempel di pakaian dan juga digunakan jika tinggal di iklim yang
lembab atau ketika cuaca mulai panas.
3. Proses Pembuatan Lotion
Proses pembuatan lotion adalah dengan cara mencampurkan bahan-
bahan yang larutdalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase lemak,
dengan cara pemanasan danpengadukan (Schmitt, 1996). Bahan-bahan lainnya
yang digunakan dalam pembuatan lotion adalah sun screen, humektan,
thickening, mineral oil, setil alkohol, silikon dan preservatif. Sun screen
berfungsi sebagai ultra violet filter, yaitu melindungi kulit dari panas
matahari juga bahan dasar pembuatan krim/ lotion. Gliserin sebagai humektan
berfungsi menahan air dibawah lapisan kulit agar tidak keluar sehingga
mencegah kehilangan air yang berlebihan. Mineral oil dan silikon berfungsi
sebagai pelembab (moisturizing) kulit. (Setyaningsih, dkk.2007).
Setil alkohol berfungsi sebagai surfaktan, emolient dan pelembab
(Setyaningsih, dkk., 2007). Selain itu, setil alkohol pada sedian lotion
berfungsi sebagai thickening agent (Rowe, et al, 2003) dengan konsentrasi
2%, 6% dan 10%. Thickening merupakan pengental yang berfungsi sebagai
pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan Hidrofil Lipofil Balance
(HLB). Thickening agent adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu
formula, yang berfungsi sebagai bahan pengental atau pengeras di dalam
formula lotion. Bahan pengental atau thickening agents digunakan untuk
mengatur kekentalan produk sehingga sesuai dengan tujuan penggunaan
kosmetik dan mempertahankan kestabilan dari produk tersebut (Mitsui,
1997). Bahan pengental yang digunakan dalam pembuatan skin lotion
bertujuan untuk mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water
Nama : Niti Rahayu
NIM : 131710101083
Kelas : THP-A
Artikel : Lotion

soluble polymers digunakan sebagai bahan pengental yang diklasifikasikan


sebagai polimer alami, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis (Mitsui,
1997). Menurut Schmitt (1996), bahan pengental polimer seperti gum alami,
derivat selulosa dan karbomer lebih sering digunakan dalam sistem emulsi
dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan
bahan pengental dalam pembuatan skin lotion biasanya digunakan dalam
proporsi yang kecil yaitu dibawah 2,5% (Strianse, 1996).
Dalam pembuatan lotion, faktor penting yang harus diperhatikan
adalah fungsi dari lotion yang dlinginkan untuk dikembangkan. Fungsi dari lotion
untuk mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan,
mencegah kehilangan air, dan mempertahankan bahan (Setyaningsih, dkk.,
2007). Lotion juga dipakai untuk menyejukkan, mengeringkan, anti pruritik
dan efek protektif dalam pengobatan dermatosisakut. Sebaiknya tidak digunakan
pada luka yang berair sebab akan terjadi caking dan runtuhan kulit serta bakteri
dapat tetap tinggal di bawah lotion yang menjadi cake (Anief, 1984). Komponen-
komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahanpengisi,
pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet (Setyaningsih, dkk.,
2007).
Nama : Niti Rahayu
NIM : 131710101083
Kelas : THP-A
Artikel : Lotion

DAFTAR PUSTAKA

Anief, 1984. Ilmu Farmasi . Jakarta : Ghalia Indonesia

Jellineck, 1970. Formulation and Function of Cosmetics. New York : Wiley


Interscience.

Lachman et al, 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid II, Edisi III.
Jakarta : Universitas Indonesia.

Mitsui, 1997. New Cosmetic and Science. Elsevier Amsterdam Netherlands : 191-
198.

Rowe, et al, 2003. Handbook of Pharmaceutical Exipients. London :


Pharmaceutical Press.

Sularto,et al,1995. Pengaruh Pemakaian Madu sebagai Penstubtitusi Gliserin


dalam Beberapa Jenis Krim Terhadap Kestabilan Fisiknya. Laporan
Penelitian, LP UNPAD Bandung : Universitas Padjajaran .

Setyaningsih, Owi dan Muharamia .2007. Aplikasi Minyak Sereh Wangi


(Citronella Oil) dan Geraniol dalam Pembuatan Skin Lotionpenolak
Nyamuk. Jurnal Teknologi Indonesia Vol 17(3) : 97 103.

Schmitt . 1996. Skin Care Product. In : Williams, D.F and W.H. Schmitt (Ed).
London : Cosmetics And Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie Academy
and Profesional.

Strianse, 1996. Hand Creams and Lotin in Cosmetics Science and Technology
Vol. I. 2nd Ed. New York: Willy Interscience, a Division of John Wiley
and Sons, Inc.

Wilkinson 1982 . Herrys Cosmeticology. London : George Godwin.

Anda mungkin juga menyukai