B
(69 TAHUN) DENGAN PROLAPSUS UTERI DI RUANG LILI
RUMAH SAKIT BERSALIN BUDI RAHAYU
MAGELANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas Tahap Profesi
Dosen Pembimbing : Ns. Dwi Susilawati, M.Kep.Sp.Mat
Pembimbing Klinik : Nugraheni, AMK
Disusun oleh:
Nurul Dini Hanifa
0
ASUHAN KEPERAWATAN GINEKOLOGI PADA NY. B
69 TAHUN DENGAN PROLAPS UTERI DI RUANG LILI RUMAH
SAKIT BERSALIN BUDI RAHAYU MAGELANG
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
a. Nama : Ny. B
b. Alamat : Kayuares, Ringinanom, Tempuran, Kab. Magelang
c. No. RM : 360613
d. Umur : 69 tahun
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Agama : Islam
h. Suku Bangsa : Jawa
B. Penanggungjawab
a. Nama : Tn. M
b. Alamat : Kayuares, Ringinanom, Tempuran, Kab. Magelang
c. Umur : 37 Tahun
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Petani
f. Agama : Islam
g. Suku Bangsa : Jawa
C. Diagnosa Medis : Prolaps Uteri
1
Klien mengatakan merasa lemas karena perus sakit dan kemudian
perawatan klien dilanjutkan di ruang Lili.
2. Riwayat Ginekologik
a. Karakteristik Menstruasi
1) Menarche
Klien mengatakan pertama kali haid pada usia 14 tahun.
2) Periode menstruasi terakhir
Klien mengatakan lupa tanggal menstruasi terakhir.
3) Pengalaman menstruasi
Klien mengatakan dulu ketika menstruasi badannya terasa pegal.
b. Menopause
2
Klien sudah memasuki periode menopause.
c. Kontrasepsi
Klien tidak menggunakan alat kontrasepsi.
d. Usia pada saat kehamilan pertama
Klien mengatakan saat hamil usia klien 32 tahun.
e. Penyakit menular seksusal
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seksual.
3. Status obstetric : P3A0
4. Riwayat medis masa lalu
a. Penyakit dan pengobatan
Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit, klien
mengatakan sakit yang sering dirasakan hanya gejala biasa seperti flu,
batuk, dan demam.
b. Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi apapun termasuk terhadap
makanan, obat-obatan, debu, bulu binatang, dan cuaca ekstrem.
c. Penyakit masa kanak-kanak dan imunisasi
Klien mengatakan saat masih kecil hanya sakit biasa, yang biasa
disebut masuk angin. Klien mengatakan tidak mengetahui riwayat
imunisasi klien.
5. Penyakit dan pembedahan lainnya
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dioperasi atau dibedah karena
suatu penyakit.
6. Riwayat dirawat dirumah sakit sebelumnya
Klien mengatakan sebelum masuk RS Budi Rahayu belum pernah dirawat
di rumah sakit.
7. Kecelakaan atau cidera
Klien mengatakan tidak pernah mengalami cidera yang parah. Klien
mengatakan tidak pernah mengalami cidera yang membuat perut klien
tertekan dan nyeri hebat.
8. Perilaku yang beresiko
a. Gaya hidup
- Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan makan yang aneh
- Klien mengatakan sering ke sawah (klien menyebutnya sebagai
olahraga)
b. Konsumsi kafein
3
Klien mengatakan tidak biasa minum kopi, tetapi cukup sering minum
teh.
c. Merokok
Klien mengatakan tidak pernah merokok.
d. Alkohol
Klien mengatakan tidak pernah minum-minuman beralkohol.
e. Obat-obatan
Klien mengatakan mengkonsumsi obat hanya ketika sakit kemudian
periksa ke dokter umum dan dikasih obat.
f. Praktek seks yang tidak aman
Klien mengatakan tidak pernah melakukan praktik seks yang tidak aman
atau seks bebas.
4
c. Hasil akhir
Tidak ada
10. Riwayat kesehatan keluarga
a. Penyakit keturunan
Klien mengatakan keluarga besarnya tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan hipertensi, diabetes mellitus, ataupun asma.
b. Penyakit saat ini dalam keluarga
Klien mengatakan tidak mengetahui penyakit saat ini yang diderita oleh
adik-adiknya karena tidak pernah periksa ke dokter sehingga tidak
mengetahui apakah ada penyakitnya atau tidak.
c. Riwayat penyakit jiwa dalam keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
d. Genogram keluarga
Tn R (71th)
47 th 42 th 37 th
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
Gambar . Genogram Keluarga Ny. S
: Tinggal serumah
: Haris perkawinan
: Haris keturunan
5
: Klien yang identifikasi
c. Penyalahgunaan zat
Klien mengatakan tidak pernah menggunaan zat-zat terlarang.
F. Pola kesehatan
a. Nutrisi dan Cairan
1)Nutrisi
Sebelum Sakit Saat Dikaji
A BB = 45 kg BB = 45kg
(Antropometri) TB = 150 cm TB = 150 cm
IMT = 20(normal) IMT = 20(normal)
B (Biokimia) Hb = 11.8 g/dL
C (Klinis) Konjungtiva tidak anemis,
turgor kulit elastis, CRT
kembali 2 detik, mukosa bibir
kering, tidak ada gusi yang
berdarah, klien hanya memiliki
8 gigi
D (Diet) Klien makan 3x sehari Klien mengatatakan takut untuk
dengan diet nasi sayur, makan apapun, klien
lauk. Klien menganggap bahwa semua
menghabiskan 1 porsi penyakit pasti ada pantangan
makanan setiap kali makananya, sehinga klien
makan tanpa makanan hanya memakan nasi dan sayur.
ringan. Klien tidak Anak klien mengatakan klien
memiliki gangguan nafsu menjadi pemilih makanan
6
makan semenjak sakit.
2) Cairan
Saat dikaji
Intake Infus 500 cc
Minum= 500 cc
Total 1000
Output Urine : 200 cc
Total 875 cc
Balance cairan Intake Output :
= 1000-875 = +125
2) Integritas kulit
Turgor kulit elastis, , tidak terdapat edem.
c. Aktivitas dan latihan
Index 0 1 2 3 Keterangan
V 0 : Tidak mampu
Makan dan Minum 1 : Dibantu
2 : Mandiri
Mandi V 0 : Tergantung orang lain
7
1 : Mandiri
Perawatan diri V 0 : Tergantung orang lain
(grooming) 1 : Mandiri
V 0 : Tidak mampu
Berpakaian
1 : Dibantu
(dressing)
2 : Mandiri
V 0 : Inkontinensia
(tidak teratur/ perlu enema)
BAB (bladder) 1 : Kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
V 0 : Inkontinensia
(pakai kateter/terkontrol)
BAK (bowel) 1 : Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
V 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan alat dan 2
Transfer orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
V 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 : Berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
V 0 : Tergantung bantuan orang
lain
Penggunaan toilet 1 : Membutuhkan bantuan tapi
beberapa hal dilakukan sendiri
2 : Mandiri
V 0 : Tidak mampu
Naik turun tangga 1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri
Intrepetasi hasil:
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
Hasil : 12 (ketergantungan ringan)
8
d. Kebutuhan Istirahat Tidur
Jenis Sebelum sakit
Tidur Klien tidak dapat tidur dengan
siang nyenyak karena rasa nyeri
Tidur Klien hanya tidur 3 jam semalam,
malam dan sering terbangun karena rasa
nyeri
Keluhan Merasa nyeri pada abodomen
bawah
e. Kebutuhan Oksigenasi
Airway Breathing Circulation
Tidak ada sumbatan RR = 22x/menit Suhu = 36,8 0 C
jalan nafas berupa Suara nafas vesikuler, TD = 150/90 mmHg
cairan, sputum ataupun irama nafas regular, tidak HR = 86x/menit
benda asing. terdapat batuk, tidak ada CRT = 2 detik
retraksi dinding dada, tidak Akral hangat
ada penggunaan alat bantu
pernapasan.
f. Kebutuhan Eliminasi
1) Eliminasi Fecal
Keterangan Sebelum sakit Saat dikaji
Frekuensi klien mengatakan BAB 1 hari Klien mengatakan belum BAB
sekali, terkadang 2 hari sekali. selama dirawat di rumah sakit
Konsistensi Lembek -
Bau Khas feses -
Warna Kuning -
Gangguan - -
2) Eliminasi Urine
Keterangan Sebelum sakit Saat dikaji
Frekuensi 5-6 kali perhari Klien menggunakan DC
Bau Khas amoniak Khas amoniak
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Gangguan - -
9
Kognitif Klien mengetahui bahwa Klien mengetahui penyakit yang
terdapat benjolan didalam sedang dideritanya saat ini.
uterus.
Psikomotor Klien rutin bekerja dan Klien sering berbaring ditempat
berinteraksi di lingkungan tidur, dan duduk ditempat tidur.
masyarakatnya.
10
12. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran composmentis E4M6V5
c. Antropometri
1) BB = 45 kg
2) TB = 150 cm
3) IMT = 20 (normal)
d. Tanda-Tanda Vital
1) TD : 150/90 mmHg
2) Nadi : 86 kali/menit
3) RR : 20 kali/menit
4) Suhu : 36,80 C
e. Kepala
1) Inspeksi
Bentuk kepala mesochepal, rambut hitam panjang, penyebaran merata,
rambut agak berminyak, tidak ada lesi.
2) Palpasi
Tidak terdapat benjolan, dan tidak terdapat nyeri tekan.
f. Mata
1) Inspeksi
Mata simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, pupil isokor, refleks mata terhadap cahaya positif dan
tidak menggunakan alat bantu penglihatan, gerakan bola mata
normal.
2) Palpasi
Tidak ada massa dan tidak terdapat nyeri tekan.
11
g. Leher
1) Inspeksi
Bentuk leher normal, tidak ada lesi, refleks menelan baik.
2) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid.
h. Hidung
1) Inspeksi
Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan dari
hidung, penciuman berfungsi baik, tidak ada cuping hidung, dan tidak
terdapat penggunaan alat bantu pernapasan.
2) Palpasi
Tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan.
i. Mulut
1) Inspeksi
Bentuk bibir simetris, bibir tidak pucat, tidak ada lesi, mukosa bibir
kering, dan tidak menggunakan gigi palsu, gigi klien tinggal tersisa 8
gigi
2) Palpasi
Tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan.
j. Telinga
1) Inspeksi
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran dan tidak ada lesi.
2) Palpasi
Tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan.
12
k. Dada dan Paru
1) Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, persebaran warna kulit merata,
pengembangan dada simetris, dan tidak terlihat adanya retraksi
dinding dada.
2) Palpasi
Taktil fremitus kedua sisi sama
3) Perkusi
Terdengar bunyi sonor di seluruh lapang paru
4) Auskultasi
Terdengar suara napas vesikuler
l. Jantung
1) Inspeksi : ictuscordis tidak tampak
2) Palpasi : Mengalami pergeseran dari IC 5 ke IC 6 denyut
ictus cordis)
3) Perkusi :batas kiri sedikit bergeser dari midclavicularis
sinistra. Terdapat pembesaran jantung.
4) Auskultasi : tidak terdapat bunyi tambahan
m. Abdomen
1) Inspeksi
Tidak ada kelainan, tidak ada lesi, kulit kering
13
2) Auskultasi
Bising usus 8 x/ menit
3) Palpasi
Terdapat nyeri tekan abdomen.
4) Perkusi
Suara timpani, tidak ada pembesaran hati.
n. Genitalia
Tidak ada kelainan anatomis vulva, tidak terdapat perdarahan pervagina,
terdapat benjolan pada vagina.
o. Ektremitas atas
Tidak tampak adanya edem, tidak ada sianosis, kuku bersih, kulit bersih
berwarna kuning langsat, bentuk jari normal, terpasang infus pada tangan
kiri, turgor kulit elastis, tidak terdapat nyeri tekan, capillary refill time 2
detik, tidak terdapat edem.
p. Ekstremitas bawah
Tidak tampak adanya edema, tidak ada lesi, warna kulit kuning langsat,
bersih, kuku bersih, tidak ada varises, bentuk jari normal, tidak terdapat
benjolan dan nyeri tekan, turgor kulit elastis, capillary refill time <2
detik, tidak ada edem.
q. Rektum dan anus
Tidak ada hemoroid.
14
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah Rutin tanggal 5 Juli 2017, Pukul 13.28 WIB
2. Program Terapi
Tanggal Jenis Terapi Dosis Waktu
Rabu, 5 Juli IV Ceftriaxon 500 mg/12 jam
2017 Sub Dulcolac sub 500 mg/ 8 jam
IV Ketorolac 500 mg/ 8 jam
IV Ringer Laktat 500 ml/8 jam -
15
terkejut, mudah menangis, gemetar, gelisah)
3 Ketakutan V
( pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada
binatang besar, pada keramaian lalu lintas, pada
kerumunan orang banyak)
4 Gangguan Tidur V
(Suka memulai tidur, terbangun malam hari, tidak
nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi
Buruk, mimpi menakutkan)
5 gangguan kecerdasan V
(sukar konsentrasi, daya ingat buruk)
6 perasaan depresi V
(hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi,
sedih, bangun dini hari, perasaan berubah-ubah
sepanjang hari)
7 gejala somatik (otot) V
(sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot, gigi
gemerutuk, suara tidak stabil)
8 gejala somatik (sensorik) V
(tinitus, penglihatan kabur, muka merah atau pucat,
merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk)
9 gejala kardiovaskuler V
(takhikardia,berdebar,nyeri di dada,denyut nadi
mengeras, perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan,
detak jantung menghilang (berhenti sekejap))
10 gejala respiratori V
(rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan tercekik,
sering menarik napas, napas pendek/sesak)
11 gejala gastrointestinal V
(sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan,
nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di
perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang
air besar lembek, kehilangan berat badan, sukar buang
air besar (konstipasi))
12 gejala urogenital V
(sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni,
amenorrhoe, menorrhagia, menjadi dingin (frigid),
ejakulasi praecocks, ereksi hilang, impotensi)
13 gejala otonom V
(mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,
pusing, sakit kepala - bulu-bulu berdiri)
14 tingkah laku pada wawancara V
16
(gelisah,tidak tenang, jari gemetar, kerut kening, muka
tegang, tonus otot meningkat, napas pendek dan
cepat ,muka merah)
Skor total 22 (kecemasan
sedang)
17
II. ANALISA DATA
No Hari/ Data Fokus Masalah Etiologi TTD
Tanggal Keperawatan
1. Rabu, 5 Juli Ds: Nyeri akut Agen cidera Ifa
2107 - Klien mengatakan terdapat benjolan yang keluar pada vagina (00132) biologis
- Klien mengatakan mengeluh tidak bisa tidur karena nyeri
- Klien mengeluh nyeri abdomen bawah
- P : nyeri bertambah saat klien beraktifitas
- Q: nyeri yang dirasakan seperti digerus-gerus
- R : nyeri dirasakan di perut bagian bawah
- S : skala nyeri 7
- T : nyeri muncul setiap saat
Do:
- Klien terlihat mengernyitkan wajah menahan nyeri
- Klien tampak melindungi area nyeri pada daerah abdomen bawah
- Tampak ada benjolan pada vagina
2. Rabu, 5 Juli Ds: Ansietas (00004) Ancaman Ifa
2107 - Klien mengatakan tidak mengetahui mengenai program perawatan status terkini
yang akan dilakukan
Do:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak tidak mengetahui apapun tentang kondisi dirinya,
anak klien selalu menjadi pendamping klien.
- Skala HARS 22 (kecemasan sedang)
-
3. Rabu, 5 Juli DS : Defisit Kelemahan Ifa
2107 - Klien mengatakan belum mampu untuk bergerak perawatan diri
- Klien mengatakan terlalu nyeri jika bergerak (00109)
- Klien mengatakan belum mandi selama dirawat inap
DO :
- Klien terlihat berbaring di tempat tidur dan belum mampu bergerak
- Terlihat klien belum mampu untuk beraktivitas mandiri seperti toileting,
berpakaian, dan aktivitas lainnya
- Indeks barthel 12 (ketergantungan ringan)
1. Rabu, 5 Juli Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain management (1400) Ifa
2107 (00132) selama 3 x 24 jam nyeri klien berkurang 1. Kaji lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas dan
berhubungan dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
dengan agen 1. Klien mampu mengenal nyerinya 2. Observasi reaksi nonverbal ketidaknyamanan
cidera biologis (skala, intensitas, frekuensi dan tanda 3. Ajarkan bagaimana mengatasi nyeri secara non
(luka jahit post nyeri) farmakologi (teknik relaksasi nafas dalam,
histerektomi) 2. Klien dapat mengontrol nyerinya massase, distraksi, dan memposisikan klien)
dengan teknik nonfarmakologi 4. Tingkatkan istirahat klien
3. Klien melaporkan nyeri berkurang 5. Evaluasi keefektifan cara mengontol nyeri
dari 7menjadi 3 (0-10) Relaxation Therapy (6040)
4. Ekspresi wajah klien tampak rileks. 1. Jelaskan mengenai jenis, cara dan manfaat
teknik relaksasi
2. Kaji keinginan klien tentang partisipasi dan
19
kemampuan dalam memilih dan melakukan
teknik relaksasi
3. Berikan pengertian lebih lanjut dan detail
mengenai teknik relaksasi yang dipilih
4. Motivasi klien untuk mempraktikkan teknik
relaksasi
5. Ajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam,
kompres hangat.
6. Berikan massase di sekitar area yang nyeri
7. Kaji keefektfan penggunaan teknik relaksasi
Analgesic Administration (2214)
1. Kolaborasikan dengan dokter pemberian
analgesik yang sesuai
2. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan setelah
pemberian analgetik
2. Rabu, 5 Juli Ansietas Setelah dilakukan tindakan Teaching :disease process (5062) Ifa
2107 beruhubungan keperawatan selama 2 x 24 jam - Berikan informasi mengenai prolaps
dengan ancaman
status terkini
diharapkan ansietas berkurang uteri kepada klien dan keluarga
dengan kriteria hasil: meliputi pengertian, faktor penyebab,
- Klien terlihat rileks tanda dan gejala serta pengobatan.
- TD : 120/80 mmHg atau dalam - Memberikan pendidikan kesehatan
rentang normal mengenai tindakan penatalaksanaan
- RR 20x/menit atau dalam operasi dan dampaknya
rentang normal - Memberika edukasi mengenai masa
- Nadi dalam rentang normal perawatan
- Klien tidak terlihat gelisah - Memberikan edukasi tentang kebutuhan
- Skala HARS 14 (tidak ada nutrisi post operasi
kecemasan)
- Klien mampu menerima kondisi Anxiety Reduction (5820)
dirinya 1. Ajarkan terapi napas dalam
- Efikasi diri klien meningkatt dan 2. Ajarkan klien terapi dzikir
20
siap diberlakukan tindakan 3. Kaji tingkat kecemasan dengan skala
operasi HARS
3. Rabu, 5 Juli Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Self care assistance (1800) Ifa
2107 selama 3 x 24 jam klien dapat melakukan
perawatan diri 1. Monitor kemampuan perawatan diri klien secara
aktivitasnya dengan kriteria hasil :
(00109) 1. Klien mampu melakukan tugas fisik mandiri
yang paling mendasar dan aktivitas 2. Monitor kebutuhan klien terkait dengan alat-alat
berhubungan kebersihan diri, alat bantu berpakaian,
perawatan pribadi secara mandiri
dengan 2. Klien mampu mempertahankan berdandan, eliminasi, dan makan
kebersihan pribadi dan penampilan 3. Pertimbangkan usia klien ketika meningkatkan
kelemahan aktivitas perawatan diri
yang rapi secara mandiri
3. Klien mampu untuk mengenakan 4. Berikan bantuan sampai klien mampu melakukan
pakaian dan berhias sendiri secara perawatan mandiri
mandiri 5. Dorong klien untuk melakukan aktivitas normal
4. Skor indeks barthel menurun sehari-hari sampai batas kemampuan klien
6. Dorong kemandirian klien tapi bantu ketika klien
tak mampu melakukannya
7. Ajarkan keluarga klien untuk mendukung
kemandirian klien dengan membantu ketika klien
tidak mampu untuk melakukan perawatan diri
Wound care
- Memberikan perawatan dan edukasi mengenai
perawatan luka
- Memberikan edukasi mengenai pentingnya
menjaga kondisi luka post operasi tetap kering
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari, Tanggal Jam No Dx Implementasi Respon TTD
21
Kep
S:-
Memonitor keadaan umum dan tanda-
Rabu, 5 Juli 12.00 O : Tekanan darah 150/90 mmHg, Nadi 86 x/ menit,
1, 2, 3,4 tanda vital klien Ifa
2107 WIB pernapasan 20 x/ menit, suhu 36,80C
- Klien tampak masih lemah
22
WIB relaksasi napas dalam
13.00 Mengkolaborasi dengan dokter pemberian
1 S:- Ifa
WIB analgesic yang sesuai O : Kolaborasi ketorolac sebagai analgesic
S: Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah
13.15 Menganjurkan klien untuk latihan
1,2 relaksasi nafas dalam Ifa
WIB relaksasi nafas dalam
O: Klien kooperatif untuk relaksasi nafas dalam
S:
Klien mengatakan tidak mau mergerak karena nyeri
14.20 Memonitor kemampuan perawatan diri hebat di perut akan bertambah jika bergerak
2 Ifa
WIB klien secara mandiri O:
- Klien tampak berbaring di tempat tidur dan belum
mampu untuk melakukan perawatan diri
14.30 Memberikan bantuan sampai klien mampu S : Klien mengatakan akan dibantu oleh anaknya
2 Ifa
WIB melakukan perawatan diri O : Klien tampak kooperatif saat dibantu
14.45 3 Memberikan pendidikan kesehatan terkait S : Klien mengatakan mengenai kondisinya dan Ifa
WIB penyakit dan rencana program operasi menyanggupi dilakukan tindakan pengangkatan
dengan komunikasi teraupetik rahim
Klien mengatakan akan puasa jika sudah waktunya
untuk persiapan operasi
O:
Klien tampak kooperatif saat diajak berbincang
23
Klien tampak paham dan antusias
Klien tampak tenang
S:
Klien mengatakan lebih tenang, tetapi masih terasa
Mengajarkan terapi dzikir untuk nyeri
15.00 1,3 Ifa
menurunkan kecemasan O : Keluarga klien tampak kooperatif mendukung
klien
Klien tampak mendemostrasikan terapi dzikir
S:-
Kamis, 6 Juli Memonitor keadaan umum dan tanda- O : Tekanan darah 160/90 mmHg, Nadi 92 x/ menit,
07.00 1,2,3 Ifa
2017 tanda vital klien pernapasan 20 x/ menit, suhu 370C
Klien tampak masih lemah
S:
11.00 1,2 Mengantar klien ke ruang operasi Ifa
O : klien tampak tenang
S :-
12.15 1,2 Menjemput klien dari ruang operasi Ifa
O: klien tampak lemas
15.50 3 Menyibin klien S : klien mengatakan sudah minum air. Klien Ifa
mengatakan tidak membawa baju ganti
24
O : badan klien tampak bersih
S:-
Jumat, 7 Juli 08.00 Memonitor keadaan umum dan tanda- O : Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 85 x/ menit,
1, 3 Ifa
2017 WIB tanda vital klien pernapasan 20 x/ menit, suhu 36,70C
- Klien tampak masih lemah
25
WIB
S:
Kien mengatakan masih takut untuk bergerak karena
luka
Klien menanyakan waktu pulang
12.05 Memonitor kemampuan perawatan diri
3 O: Ifa
WIB klien secara mandiri
Klien tampak belum mampu untuk bergerak seperti
duduk tapi perlahan
Klein mampu untuk berhias ( menyisisr rambut)
Klien tampak mampu miring kanan dan kiri
26
- S : skala nyeri 6
- T : nyeri muncul setiap saat
O:
- Klien terlihat mengernyitkan wajah menahan nyeri
- Klien tampak melindungi area nyeri pada daerah abdomen bawah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Persiapan operasi histerektomi
2. Evaluasi lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
3. Tingkatkan istirahat klien
4. Evaluasi keefektifan cara mengontrol nyeri
5. Evaluasi teknik nafas dalam yang diberikan.
6. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgesik yang sesuai
7. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgetik
Rabu, 5 juli Ansietas berhubungan S : Ifa
2017 dengan ancaman status klien mengatakan sudah ikhlas untuk diambil rahimnya
terkini (000146) Klien mengatakan nyeri masih terasa
O:
-klien tampak tenang
-klien tamapak berdzikir
-klien tampak paham dengan informasi yang diberikan
-RR : 20x/mrnit
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
27
Keluarga klien mengatakan akan membantu klien
O:
Klien tampak belum mampu untuk bergerak
Keluarga mampu
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor kemampuan perawatan diri klien secara mandiri
2. Berikan bantuan sampai klien mampu melakukan perawatan mandiri
3. Dorong klien untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari sampai batas
kemampuan klien
4. Dorong kemandirian klien tapi bantu ketika klien tak mampu melakukannya
Kamis, 6 juli Nyeri akut (00132) S: Ifa
2017 berhubungan dengan agen Klien mengatakan nyeri pada perutnya bagian bawahnya
cidera fisik (luka post TAH) Klien mengeluh nyeri abdomen bawah, pada luka post operasi
- P : nyeri bertambah saat klien beraktifitas
- Q: nyeri yang dirasakan seperti tusuk-tusuk
- R : nyeri dirasakan di perut bagian bawah
- S : skala nyeri 4
- T : nyeri muncul setiap saat
O:
Tekanan darah 140/80 mmHg
Nadi 82 x/ menit
RR 20 x/ menit
Klien mengatakan akan beristirahat
Klien mengatakan merasa lebih nyaman ketika sudah melakukan teknik nafas
dalam
28
Klien tampak kooperatif saat dianjurkan untuk relaksasi napas dalam
Terdapat luka post laparotomi TAH vertical sepanjang 20 cm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Tingkatkan istirahat klien
2. Evaluasi lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
3. Evaluasi keefektifan cara mengontrol nyeri
4. Motivasi klien untuk mempraktikkan teknik relaksasi
5. Evaluasi teknik nafas dalam yang diberikan.
6. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgetik
Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgesik yang sesuai
Kamis, 6 juli Ansietas berhubungan S : klien mengatakan ingin segera pulang Ifa
2017 dengan ancaman status O:
terkini (000146) Klien tampak tenang
Klien mampu menjelaskan ualng informasi yang diberikan
Skor HARS 13
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Kamis, 6 juli Defisit perawatan diri S : Ifa
2017 (00109) berhubungan Klien mengatakan sudah bisa miring kanan kiri untuk ganti baju
dengan kelemahan Klein mengatakan belum berani turun dari tempat tidur untuk ke kamar mandi
O:
Klien tampak sudah mampu bergerak miring kann dan kiri saat berganti baju
Klien tampak sudah mampu untuk berhias
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor kemampuan perawatan diri klien secara mandiri
2. Berikan bantuan sampai klien mampu melakukan perawatan mandiri
29
Jumat 7 juli Nyeri akut (00132) S: Ifa
2017 berhubungan dengan agen Klien mengatakan nyeri pada perutnya bagian bawahnya
cidera fisik (luka post TAH) Klien mengeluh nyeri abdomen bawah, pada luka post operasi
- P : nyeri bertambah saat klien beraktifitas
- Q: nyeri yang dirasakan seperti tusuk-tusuk
- R : nyeri dirasakan di perut bagian bawah
- S : skala nyeri 3
- T : nyeri muncul setiap saat
O:
Tekanan darah 130/80 mmHg
Nadi 82 x/ menit
RR 20 x/ menit
Klien mengatakan akan beristirahat
Klien mengatakan merasa lebih nyaman ketika sudah melakukan teknik nafas
dalam
Klien tampak mampu mendemostrasikan terapi relaksasi napas dalam
Terdapat luka post laparotomi TAH vertical sepanjang 20 cm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Tingkatkan istirahat klien
Evaluasi lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
Evaluasi keefektifan cara mengontrol nyeri
Motivasi klien untuk mempraktikkan teknik relaksasi
Evaluasi teknik nafas dalam yang diberikan.
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgetik
Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgesik yang sesuai
30
Jumat 7 juli Defisit perawatan diri S : Klien tampak sudah mampu untuk bergerak seperti duduk tapi perlahan Ifa
2017 (00109) berhubungfan
dengan kelemahan O : Klien tampak masih dibantu untuk perawatan diri lainnya seperti berpakaian
P : Lanjutkan intervensi
Monitor kemampuan perawatan diri klien secara mandiri
Berikan bantuan sampai klien mampu melakukan perawatan mandiri
31