Anda di halaman 1dari 20

BAB V

HASIL & PEMBAHASAN

5.1 Kasus DBD Kecamatan Pontianak Kota


Permasalahan penyakit DBD di suatu wilayah dapat diketahui
dengan melihat jumlah kasus DBD. Jumlah kasus DBD dapat diketahui
dari data rekam medis yang didapat dari puskesmas. Puskesmas yang
berada di Kecamatan Pontianak Kota berjumlah 4 buah. Keempat
puskesmas tersebut terletak di 3 dari 5 kelurahan yang terletak di
Kecamatan Pontianak Kota. Keempat puskesmas tersebut berada di
Kelurahan Sungai Bangkong, Kelurahan Sungai Jawi, dan Tengah.
Berdasarkan data yang didapat dari puskesmas diketahui bahwa jumlah
kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota berjumlah 61 kasus.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa penyebaran
kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota dapat digambarkan
melalui titik sebaran berdasarkan lokasi geografis kasus DBD di lapangan.
Berikut jumlah sampel kasus DBD dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1
Jumlah Sampel Kasus DBD Kecamatan Pontianak Kota

Tahun
No Kelurahan Jumlah
2012 2013 2014 2015
1 S. Bangkong 8 4 13 4 29
2 Tengah 2 1 1 1 5
3 S. Jawi 3 4 17 3 27
Jumlah 13 9 31 8 61
Sumber: Data Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota

45
46

Dari Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD di wilayah


Kecamatan Pontianak Kota memiliki karakteristik yang beragam. Kasus
DBD tertinggi terdapat pada tahun 2014 dengan jumlah 31 kasus. Jumlah 31
kasus tersebut tersebar di 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Sungai
Bangkong, Kelurahan Tengah, dan Kelurahan Sungai Jawi. Sedangkan
kasus DBD terendah terdapat pada tahun 2015 dengan jumlah 8 kasus.
Jumlah 8 kasus tersebut tersebar di 3 kelurahan yaitu, Kelurahan Sungai
Bangkong, Kelurahan Tengah, dan Kelurahan Sungai Jawi. Terdapat 2
kelurahan yang tidak memiliki puskesmas yaitu Kelurahan Darat Sekip dan
Kelurahan Mariana. Dari jumlah 61 kasus yang terdata di puskesmas,
tidak adanya pengulangan kasus yang sama dari tahun 2012-2015.

Tingginya kasus penyakit DBD di tahun 2014 tidak terlepas dari


besarnya jumlah total kepadatan penduduk yang terdapat pada ketiga
kelurahan tersebut. Jumlah total kepadatan penduduk yang terdapat pada
ketiga kelurahan tersebut yaitu 23.856 jiwa/km2. Rendahnya kasus
penyakit DBD di tahun 2015 tidak terlepas dari kecilnya jumlah total
kepadatan penduduk yang terdapat pada ketiga kelurahan tersebut. Jumlah
total kepadatan penduduk yang terdapat pada ketiga kelurahan tersebut
yaitu 19.934 jiwa/km2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka
kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota dari tahun 2012-2015
dapat digambarkan sebagai berikut:
47

Sumber: Data Kecamatan Pontianak Kota

Gambar 5.1 Peta Kasus DBD Tahun 2012-2015

Kecamatan Pontianak Kota

Dari gambar 5.1 menunjukkan bahwa kasus DBD dapat


disimbolkan dengan titik pada peta. Kasus DBD terbanyak terdapat pada
tahun 2014 yang tersebar pada 3 kelurahan dengan jumlah 31 kasus. Kasus
DBD terbanyak kedua terdapat pada tahun 2012 dengan jumlah 13 kasus
dan terbanyak ketiga terdapat pada tahun 2013 dengan jumlah 9 kasus.
Kasus DBD paling sedikit terdapat pada tahun 2015 dengan jumlah 8
kasus. Kelurahan tertinggi terdapat di Kelurahan Sungai Bangkong dengan
jumlah 29 kasus. Kelurahan tertinggi kedua terdapat di Kelurahan Sungai
Jawi dengan jumlah 27 kasus. Kelurahan paling sedikit di Kelurahan
Tengah dengan jumlah 5 kasus.
48

5.2 Hasil Analisa Spasial Kasus DBD


5.2.1 Tahun 2012
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan
hasil NNI sebesar 1,49 Berikut adalah contoh perhitungan dari nilai NNI
pada tahun 2012:
Diketahui :
m : 13 kasus (dapat dilihat pada Tabel 5.1)
: 11,70 km (dapat dihitung dari perhitungan software
ArcGIS 10.2)
m : 61 kasus (dapat dilihat pada Tabel 5.1)
A : 672,94 Ha (dapat dihitung dari perhitungan software
ArcGIS 10.2)
Penyelesaian :

=1

=
13.11,70

= 61


= 2,49

0,5

=

0,5

= 61
672,94


= 1,67

Selanjutnya dari hasil perhitungan


dan
dapat dihitunglah
nilai NNI. Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai NNI:
Diketahui :

= 2,49

= 1,67
49

Penyelesaian :


NNI =

2,49
NNI = 1,67

NNI = 1,49

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan nilai NNI adalah 1,49.


Dikarenakan nilai NNI memiliki nilai di atas angka 1, maka artinya
penyebaran kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada
tahun 2012 memiliki pola menyebar (dispersed). Pola penyebaran kasus
DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada tahun 2012 dapat
digambarkan melalui peta penyebaran kasus DBD sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis

Gambar 5.2 Peta Distribusi Kasus DBD Tahun 2012


Kecamatan Pontianak Kota
50

Dari gambar 5.2 menunjukkan bahwa kasus DBD dapat


disimbolkan dengan titik warna hijau pada peta. Kasus DBD terbanyak
dari total jumlah 13 kasus terdapat pada Kelurahan Sungai Bangkong
dengan jumlah 8 kasus. Kasus DBD terbanyak kedua terdapat pada
Kelurahan Sungai Jawi dengan jumlah 3 kasus. Kasus DBD paling sedikit
terdapat pada Kelurahan Tengah dengan jumlah 2 kasus.
Setelah melakukan analisis NNI, dilanjutkan dengan membuat pola
garis antar titik kasus DBD. Pola garis tersebut dibuat dengan cara
menghubungkan tetangga terdekat dengan puskesmas di setiap kelurahan.
Pola garis kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada tahun
2012 dapat digambarkan melalui peta penyebaran kasus DBD sebagai
berikut:

Sumber: Hasil Analisis

Gambar 5.3 Peta Pola Garis Penyebaran Kasus DBD Tahun 2012
Kecamatan Pontianak Kota
51

Dari gambar 5.3 menunjukkan bahwa penyebaran kasus DBD tahun


2012 dapat disimbolkan dengan garis berwarna ungu pada peta. Jumlah
tetangga yang terbanyak dimiliki oleh Puskesmas Alianyang dan
Puskesmas Karya Mulia yang terletak di Kelurahan Sungai Bangkong
yaitu masing-masing sebanyak 4 tetangga. Tetangga paling sedikit
dimiliki oleh Puseksmas Kampung Bali yang terletak di Kelurahan Tengah
yaitu sebanyak 2 tetangga.
Berdasarkan analisa convex hulls yang telah dilakukan terhadap
titik pola garis kasus DBD pada tahun 2012 didapatkan hasil bahwa
luas penyebaran kasus DBD memiliki nilai 672,94 ha.

5.3.2 Tahun 2013


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan
hasil NNI sebesar 0,66. Berikut adalah contoh perhitungan dari nilai
NNI pada tahun 2013:

Diketahui :
m : 9 kasus (dapat dilihat pada Tabel 5.1)
: 7,53 km (dapat dihitung dari perhitungan software ArcGIS
10.2)
m : 61 kasus (dapat dilihat pada Tabel 5.1)
A : 672,92 Ha (dapat dihitung dari perhitungan software
ArcGIS 10.2)
Penyelesaian :

=1

=
9.7,53

= 61


= 1,11

0,5

=


52

0,5

= 61
672,92

= 1,67
Selanjutnya dari hasil perhitungan
dan
dapat dihitunglah
nilai NNI. Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai NNI:

Diketahui :

= 1,11

= 1,67
Penyelesaian :


NNI =

1,11
NNI = 1,67

NNI = 0,66

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan nilai NNI pada tahun


2013 adalah 0,66. Dikarenakan nilai NNI memiliki nilai dibawah angka 1,
artinya penyebaran kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota
pada tahun 2013 memiliki pola berkelompok (clustered). Pola
penyebaran kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada
tahun 2013 dapat digambarkan melalui peta penyebaran kasus DBD
sebagai berikut:
53

Sumber: Hasil Analisis


Gambar 5.4 Peta Distribusi Kasus DBD Tahun 2013
Kecamatan Pontianak Kota

Dari gambar 5.4 menunjukkan bahwa kasus DBD dapat


disimbolkan dengan titik warna kuning pada peta. Kasus DBD terbanyak
dari total jumlah 9 kasus terdapat pada Kelurahan Sungai Bangkong dan
Kelurahan Sungai Jawi dengan masing-masing jumlah 4 kasus. Kasus
DBD paling sedikit terdapat pada Kelurahan Tengah dengan jumlah 2
kasus.
Dibandingkan dengan tahun 2012, nilai NNI pada tahun 2013 turun
dari 1,49 ke 0,66. Hal ini menandakan bahwa nilai NNI DBD dari tahun
2012 ke 2013 mengalami penurunan yang artinya bahwa jarak antara
penderita DBD yang satu dengan yang lain semakin berdekatan.
Setelah melakukan analisis NNI, dilanjutkan dengan membuat pola
garis antar titik kasus DBD. Pola garis tersebut dibuat dengan cara
menghubungkan tetangga terdekat dengan puskesmas di setiap kelurahan.
54

Pola garis kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada tahun
2013 dapat digambarkan melalui peta penyebaran kasus DBD sebagai
berikut:

Sumber: Hasil Analisis


Gambar 5.5 Peta Pola Garis Penyebaran Kasus DBD Tahun 2013
Kecamatan Pontianak Kota

Dari gambar 5.5 menunjukkan bahwa penyebaran kasus DBD


tahun 2013 dapat disimbolkan dengan garis berwarna biru pada peta.
Jumlah tetangga yang terbanyak dimiliki oleh Puskesmas Pal 3 yang
terletak di Kelurahan Sungai Jawi yaitu sebanyak 4 tetangga.Tetangga
paling sedikit dimiliki oleh Puseksmas Kampung Bali yang terletak di
Kelurahan Tengah yaitu sebanyak 1 tetangga.
Setelah melakukan analisa convex hulls yang telah dilakukan
terhadap titik pola garis kasus DBD pada tahun 2013 didapatkan hasil
bahwa luas penyebaran kasus DBD memiliki nilai 672,92 ha.
Dibandingkan dengan tahun 2012, luas penyebaran pada tahun 2013 turun
dari 672,94 ha ke 672,92 ha. Hal ini menandakan bahwa luas penyebaran
55

DBD dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan yang artinya bahwa
wilayah resiko penularan penyakit DBD semakin meluas.

5.2.4 Tahun 2014


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan
hasil NNI sebesar 11,75. Berikut adalah contoh perhitungan dari nilai
NNI pada tahun 2014:
Diketahui :
m : 31 kasus (dapat dilihat pada Tabel 5.1)
: 32,13 km (dapat dihitung dari perhitungan software
ArcGIS 10.2)
m : 61 kasus (dapat dilihat pada Tabel 5.1)
A : 918,34 Ha (dapat dihitung dari perhitungan software
ArcGIS 10.2)
Penyelesaian :

=1

=
31.32,13

=
61


= 16,33

0,5

=

0,5

= 61
918,34


= 1,92

dan
Selanjutnya dari hasil perhitungan dapat dihitunglah
nilai NNI. Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai NNI:
Diketahui :

= 16,33

= 1,92
56

Penyelesaian :


NNI =

16,33
NNI = 1,92

NNI = 8,51

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan nilai NNI adalah 8,51


Dikarenakan nilai NNI memiliki nilai di atas angka 1, maka artinya
penyebaran kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada tahun
2014 memiliki pola menyebar (dispersed). Pola penyebaran kasus DBD di
wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada tahun 2014 dapat digambarkan
melalui peta penyebaran kasus DBD sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis


Gambar 5.6 Peta Distribusi Kasus DBD Tahun 2014
Kecamatan Pontianak Kota
57

Dari gambar 5.6 menunjukkan bahwa kasus DBD dapat


disimbolkan dengan titik warna merah pada peta. Kasus DBD terbanyak
dari total jumlah 31 kasus terdapat pada Kelurahan Sungai Jawi dengan
jumlah 17 kasus. Kasus DBD terbanyak kedua terdapat pada Kelurahan
Sungai Bangkong dengan jumlah 13 kasus. Kasus DBD paling sedikit
terdapat pada Kelurahan Tengah dengan jumlah 1 kasus.
Dibandingkan dengan tahun 2013, nilai NNI pada tahun 2014 naik
dari 0,66 ke 8,51. Hal ini menandakan bahwa nilai NNI DBD dari tahun
2013 ke 2014 mengalami penaikan yang artinya bahwa jarak antara
penderita DBD yang satu dengan yang lain semakin berdekatan.
Setelah melakukan analisis NNI, dilanjutkan dengan membuat pola
garis antar titik kasus DBD. Pola garis tersebut dibuat dengan cara
menghubungkan tetangga terdekat dengan puskesmas di setiap
kelurahan. Pola garis kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota
pada tahun 2014 dapat digambarkan melalui peta penyebaran kasus
DBD sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis


Gambar 5.7 Peta Pola Garis Penyebaran Kasus DBD Tahun 2014
Kecamatan Pontianak Kota
58

Dari gambar 5.7 menunjukkan bahwa penyebaran kasus DBD


tahun 2014 dapat disimbolkan dengan garis berwarna ungu pada peta.
Jumlah tetangga yang terbanyak dimiliki oleh Puskesmas Pal 3 yang
terletak di Kelurahan Sungai Bangkong yaitu sebanyak 17 tetangga.
Tetangga paling sedikit dimiliki oleh Puseksmas Kampung Bali yang
terletak di Kelurahan Tengah yaitu sebanyak 1 tetangga.

Setelah melakukan analisa convex hulls yang telah dilakukan


terhadap titik pola garis kasus DBD pada tahun 2014 didapatkan hasil
bahwa luas penyebaran kasus DBD memiliki nilai 918,34 ha.
Dibandingkan dengan tahun 2013, luas penyebaran pada tahun 2014 naik
dari 672,92 ha ke 918,34 ha. Hal ini menandakan bahwa luas penyebaran
DBD dari tahun 2013 ke 2014 mengalami penaikan yang artinya bahwa
wilayah resiko penularan penyakit DBD semakin menyempit.

5.2.5 Tahun 2015


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan
hasil NNI sebesar 0,34. Berikut adalah contoh perhitungan dari nilai
NNI pada tahun 2015:
Diketahui :
m : 8 kasus (dapat dilihat pada Tabel 5.1)
: 4,99 km (dapat dihitung dari perhitungan software ArcGIS
10.2)
m : 61 kasus (dapat dilihat pada Tabel 5.1)
A : 873,64 Ha (dapat dihitung dari perhitungan software
ArcGIS 10.2)
Penyelesaian :

=1

=
8.4,99

= 61


= 0,65
59

0,5

0,5

= 61
873,64

= 1,92
Selanjutnya dari hasil perhitungan
dan
dapat dihitunglah
nilai NNI. Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai NNI:
Diketahui :

= 0,65

= 1,92
Penyelesaian :


NNI =

0,65
NNI = 1,92

NNI = 0,34
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan nilai NNI adalah 0,34.
Dikarenakan nilai NNI memiliki angka di bawah angka 1, maka artinya
penyebaran kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada tahun
2015 memiliki pola berkelompok (clustered). Pola penyebaran kasus
DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada tahun 2015 dapat
digambarkan melalui peta penyebaran kasus DBD sebagai berikut:
60

Sumber: Hasil Analisis


Gambar 5.8 Peta Distribusi Kasus DBD Tahun 2015
Kecamatan Pontianak Kota

Dari gambar 5.8 menunjukkan bahwa kasus DBD dapat


disimbolkan dengan titik warna coklat pada peta. Kasus DBD terbanyak
dari total jumlah 8 kasus terdapat pada Kelurahan Sungai Bangkong
dengan jumlah 4 kasus. Kasus DBD terbanyak kedua terdapat pada
Kelurahan Sungai Jawi dengan jumlah 3 kasus. Kasus DBD paling sedikit
terdapat pada Kelurahan Tengah dengan jumlah 1 kasus.
Pada penelitian ini tidak semua data tentang kasus DBD dapat
dianalisis karena terdapat data dengan alamat tidak jelas. Hal ini dapat
dilihat karena terdapat 1 titik kasus tidak memberikan alamat yang
sebenarnya. Jika dilihat dari gambar 5.8 terdapat 1 titik kasus yang berada
di Kelurahan Darat Sekip. Akan tetapi, Kelurahan Darat Sekip tidak
termasuk ke dalam wilayah penelitian. Oleh karena itu, pengolahan data
dilakukan hanya dari data sekunder yang tersedia, sehingga ada peluang
penderita yang tidak teridentifikasi sebagai kasus DBD. Dibandingkan
dengan tahun 2014, nilai NNI pada tahun 2015 turun dari 8,51 ke 0,34. Hal
ini menandakan bahwa nilai NNI DBD dari tahun 2014 ke 2015
61

mengalami penurunan yang artinya bahwa jarak antara penderita DBD


yang satu dengan yang lain semakin berjauhan.
Setelah melakukan analisis NNI, dilanjutkan dengan membuat pola
garis antar titik kasus DBD. Pola garis tersebut dibuat dengan cara
menghubungkan tetangga terdekat dengan puskesmas di setiap kelurahan.
Pola garis kasus DBD di wilayah Kecamatan Pontianak Kota pada tahun
2015 dapat digambarkan melalui peta penyebaran kasus DBD sebagai
berikut:

Sumber: Hasil Analisis


Gambar 5.9 Peta Pola Garis Penyebaran Kasus DBD Tahun 2015
di Kecamatan Pontianak Kota

Dari gambar 5.9 menunjukkan bahwa penyebaran kasus DBD


tahun 2015 dapat disimbolkan dengan garis berwarna ungu pada peta.
Jumlah tetangga yang terbanyak dimiliki oleh Puskesmas Pal 3 yang
terletak di Kelurahan Sungai Bangkong. Tetangga paling sedikit dimiliki
oleh Puseksmas Kampung Bali yaitu sebanyak 1 tetangga.
62

Setelah melakukan analisa convex hulls yang telah dilakukan


terhadap titik pola garis kasus DBD pada tahun 2015 didapatkan hasil
bahwa luas penyebaran kasus DBD memiliki nilai 873,64 ha.
Dibandingkan dengan tahun 2014, luas penyebaran pada tahun 2015 naik
dari 918,34 ha ke 873,64 ha. Hal ini menandakan bahwa luas penyebaran
DBD dari tahun 2014 ke 2015 mengalami penurunan yang artinya bahwa
wilayah resiko penularan penyakit DBD semakin meluas.

5.3 Hasil Rekomendasi


Rekomendasi yang dapat diambil setelah melakukan penelitian ini
adalah:
a. NNI
Pada tahun 2012 dan 2014 wilayah Kecamatan Pontianak Kota
memiliki pola yang sama yaitu pola menyebar (dispersed). Hal
ini disebabkan karena nilai NNI pada tahun 2012 dan tahun
2014 memiliki nilai diatas angka 1. Nilai NNI tersebut adalah
1,49 pada tahun 2012 dan 11,75 pada tahun 2014. Pola
menyebar (dispersed) merupakan pola sebaran setiap titik
berjauhan satu sama lain. Maka dari itu, pola persebaran
tersebut menyebar ke seluruh wilayah kasus. Sehingga,
masyarakat di wilayah tersebut akan lebih intensif dalam
menjaga kondisi lingkungan sekitar. Selain itu, tahun 2013 dan
tahun 2015 merupakan tahun di wilayah Kecamatan Pontianak
Kota yang memiliki pola yang sama yaitu pola berkelompok
(clustered). Hal ini disebabkan karena nilai NNI pada tahun
2013 dan tahun 2015 memiliki nilai dibawah angka 1. Nilai
NNI tersebut adalah 0,66 pada tahun 2013 dan 0,34 pada tahun
2015. Pola berkelompok (clustered) merupakan pola sebaran
beberapa titik terkonsentrasi berdekatan satu sama lain. Maka
dari itu, pola persebaran tersebut berkumpul di satu wilayah
kasus. Sehingga, masyarakat di wilayah tersebut hanya
menjaga kondisi lingkungan tersebut.
63

b. Convex Hulls
Pada tahun 2012 sampai tahun 2015 wilayah Kecamatan
Pontianak Kota memiliki nilai convex hulls yang mengalami
naik turun. Nilai convex hulls pada tahun 2012 mengalami
penurunan ke tahun 2013, yaitu dari 672,94 ha ke 672,92 ha.
Nilai convex hulls pada tahun 2013 mengalami penaikan ke
tahun 2014, yaitu 918,34 ha. Nilai convex hulls pada tahun
2014 mengalami penurunan ke tahun 2015, yaitu dari 918,34
ke 873,64. Jika mengalami penaikan artinya ialah wilayah
resiko penularan penyakit semakin meluas. Maksudnya adalah
wilayah penularan penyakit semakin banyak terkena
dampaknya. Sehingga masyarakat akan lebih intensif dalam
menjaga wilayahnya. Jika mengalami penurunan artinya ialah
wilayah resiko penularan penyakit semakin sempit. Maksudnya
adalah wilayah penularan penyakit itu saja yang terkena
dampaknya. Sehingga masyarakat akan menjaga lingkungan
yang terkena dampak.
64

Anda mungkin juga menyukai