Skenario 4
Informed Consent
STEP 1
1. Amputasi : pemotongan sebagian/seluruh tubuh karena
ketidakaktifan sel tubuh tersebut.
2. UGD : tempat pertama penanganan medis saat keadaan
gawat darurat.
3. Depresi : kondisi lebih dari keadaan sedih akibat tekanan
dari dalam dan luar.
4. Informed consent : kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya medis
yang dilakukan kepada dirinya.
5. Kondisi kritis : kondisi yang mengancam nyawa seseorang.
6. Tungkai bawah : system organ gerak dari bagian atas paha sampai
telapak kaki yang berfungsi sebagai penopang
tubuh.
STEP 2
STEP 3
6. Bagi dokter :
Membuat rasa aman.
Perlindungan hukum.
Bagi pasien :
Penghargaan pasien
Alasan pada dokter bila terjadi mal praktek.
7. Ada, yaitu keluarga/orangtua yang diberikan informed consent.
8. Memberi : petugas kesehatan.
STEP 4
1. Diatur dalam UUD No.29 tahun 2009 pasal 29, UUD No.36 tahun 1996
ayat 6.
2. UUD No. 36 tahun 1996
3. - Memberi informasi yang cukup jelas.
- Ada di UUD No.29 tahun 2009 ayat 3.
4. (Sama)
5. Bisa, asalkan sebelum ada tindakan.
4
6. Bagi dokter :
- Membuat rasa aman.
- Perlindungan hukum.
Bagi pasien :
- Penghargaan pasien
- Alasan pada dokter bila terjadi mal praktek.
7. Umur 17 tahun keatas dianggap dewasa, umur dibawah 17 dapat diwakili
orangtuanya, atau jika sudah menikah.
8. Petugas/ tenaga kesehatan.
9. Semua tindakan medis.
Informed consent :
Tersurat : ditandatangan (operasi, anastesi)
Tersirat : tanpa tandatangan (anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang).
10. Gawat darurat medik
UU No.44 tahun 2009.
PERMENKES RI 123/SK 2001 tentang praktek jiwa keselamatan.
PERMENKES RI 148/2010.
11. -
12. -
13. - Phatom pain
- Deformitas
- Hematoma
- Necrosis
14. Bisa. UU No.30 tahun 2014
5
Mind Maps
Syarat Fungsi
Dasar Hukum
UU no 29 Permenkes no
tahun 2009 585/MENKES/PER/
UUD 1945 pasal 28
tentang IX/1989/tentang
tentang hak warga
praktek medis dan
negara
kedokteran persetujuan
Pasal 36 tentang
Jaminan Sosial tindakan medis
STEP 5
Refleksi Diri
Alhamdulillah PBL pertemuan pertama dan kedua berjalan dengan lancar.
Terima kasih kepada tutor yang telah membimbing kelompok kami dengan baik,
terima kasih pula kepada teman teman satu kelompok atas kerjasamanya sehingga
PBL skenario ke-4 ini dapat berjalan lancar pada PBL pertemuan pertama maupun
6
ke dua. Semoga atas adanya PBL informed consent ini dapat berguna bagi kita
semua kedepannya.
STEP 6
Belajar Mandiri
STEP 7
1. Dilema etik berdasarkan kaidah dasar moral/etik kedokteran
Dalam setiap pengambilan keputusan, seseorang hendaknya mampu
untuk mengaplikasikan empat prinsip dasar moral ( the four moral
principles ). Dalan kutipannya Sofwan Dahlan (2007) menyebutkan
bahwa :Menurut Beauchamp dan Childress ( 1983), keempat prinsip moral
tersebut terdiri dari :
Beneficence : Prinsip beneficence merujuk pada perbuatan yang
baik ( to do good ). Dengan prinsip ini maka setiap bentuk
keputusan, termasuk keputusan bidang kesehatan, selayaknya
mempertimbangkan keuntungan bagi individu sasaran.(Dahlan,
2007)
yang lebih tinggi. Tes minat dan bakat juga biasa dilakukan oleh para
psikolog klinis ini. Para psikolog klinis mencari solusi pemecahan masalah
yang dihadapi pasiennya dengan cara psikoterapi. Psikoterapi yang dijalani
dengan cara komunikasi verbal ataupun melalui hipnotis dan peralatan
lainnya seperti pendulum dan peralatan elektronik lainnya. Beda dengan
seorang psikiatris atau dokter jiwa yang juga menangani bidang kelainan
mental, tapi juga merupakan seorang dokter sehingga bisa meresepkan
obat untuk para pasiennya. Psikolog klinis tak bisa meresepkan apalagi
memberi obat kepada pasiennya. (Kassin, 2008)
Behavioral Therapy
Pendekatan ini berfokus pada pemberian kondisioning yang dapat
mengubah cara pandang pasien terhadap permasalahan yang
sedang dihadapinya.
Cognitive Therapy
Pendekatan ini mengajak pasien agar bisa menggunakan logikanya
dalam berpikir dan tidak terlalu melibatkan emosi dan perasaan.
Psikolog klinis akan memberikan banyak pertanyaan yang harus
dijawab oleh pasien. Setelah itu jawaban pasien akan dianalisis.
Selanjutnya pasien diajak berdiskusi mengenai jawabannya dan
ditunjukkan mana jawaban dari soal-soal yang masih terlalu
menggunakan perasaan bukan logika. Cara berpikir yang lebih
rasional dan adaptif adalah tujuan dari terapi ini.
Eclectic
Teknik terapi yang menggabungkan berbagai pendekatan dalam
menangani pasiennya. Teknik ini sangat customized
menyesuaikan keadaan pasien.
f. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) pada Bab III tentang
16
b. Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik.
Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau
kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan
kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi
pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
(Guswandi, 2005)
c. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal
dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam praktek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
18
e. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya salama menjalani perawatan.
Walaupun demikian terdapat beberapa argument mengatakan
adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan
kesalahan prognosis pasien untuk pemulihan, atau adanya
hubungan paternalistik bahwa doctor knows best sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran adalah dasar
dalam membangun hubungan saling percaya (Guswandi, 2005)
f. Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seeorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu
19
g. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi
tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti
persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dicegah. (Guswandi, 2005)
h. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa
tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan
untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar yang
pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam
situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali. (Guswandi, 2005)
20
Daftar pustaka
Kassin, CA. 2008 How to Treat and Respect Patient as a Capable Human Being :
Clinical Psychology. Hempshire : Earthscan