Anda di halaman 1dari 15

PENGAMATAN KUNJUNGAN PENGAWASAN MUTU MAKANAN DI

AERO CATERING SERVICE (ACS) SURABAYA

A. Gambaran Umum PT. Aerofood ACS

PT. Aerofood ACS pada awalnya merupakan unit PT. Garuda yang bergerak dalam
pelayanan jasa boga penerbangan Garuda, pertama kali dimulai di Jakarta pada tahun 1970 di
Bandar Udara Kemayoran dengan nama Garuda Airline Flight Kitchen atau dapur
penerbangan Garuda. Usaha jasa boga ini terus berkembang sampai dengan tahun 1974 saat
dibukanya Bandar Udara Halim Perdana Kusuma pada tanggal 23 Desember 1974, usaha
tersebut dibentuk melalui usaha gabungan (join venture) antara Garuda dan Dairy Farm
yang diberi nama Aerowisata Garuda Dairy Farm Catering Service.PT. Aerofood ACS
Surabaya berdiri pada tanggal 14 Agustus 1991, diawali dengan menyewa sebidang gudang
bekas parker tank Angkatan Laut di dalam wilayah Lanud-AL Juanda. Awal berdirinya jumlah
SDM PT.
Aerofood ACS Surabaya sebanyak 50 orang dengan kapasitas produksi 600 porsi
makanan per hari dan hanya melayanai penerbangan Garuda.Kurun waktu kurang lebih empat
tahun, PT. Aerofood ACS Surabaya telah mampu mendirikan gedung baru terdiri dari 2 lantai
di tanah seluas 6.696m2 yang diperuntukan sebagai kantor, gedung produksi, penyimpanan,
dan lain-lain, gedung baru tersebut diresmikan pada tanggal 18 Agustus 1995.
PT. Aerowisata saat ini telah memiliki cabang di kota-kota besar di Indonesia, yaitu:
Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan, serta melayani hampir semua perusahaan
penerbangan domestic dan International yang singgah di kota-kota besar di mana anak cabang
ACS berada.
ACS Surabaya merupakan bagian dari aerowisata yang bergerak di bidang pelayanan
kebutuhan pesawat terutama makanan. ACS Surabaya berdiri pada tanggal 1 Juli 1990 yang
mana saat ini menangani berbagai jenis penerbangan yang ada di Bandara. Berikut ini
merupakan jenis airline yang dilayani oleh Pihak PT. ACS Surabaya saat ini, yaitu :
a) National Airlines
1. Garuda Indonesia Domestik
2. Lion Air
b) Foreign Airlines
1. Garuda Indonesia International
2. Cathay Pacifik
3. Malaysia Airlines System
4. Royal Brunai
5. Eva Air
6. Silk Air
7. Saudi Arabian Airline
ACS Surabaya terbagi 14 Bagian (department ), yaitu :
1. Front Office
2. Accounting
3. Finance
4. HRD ( Human Resources Departement )
5. Customer Service
6. Store
7. Procurement
8. Kitchen
9. Engineering
10. House Keeping
11. Operation
12. Hygiene Quality Assurance
13. Security
14. EDP

Disamping melayani nasional airlines dan foreign airlines, ACS juga melakukan
penyelenggaraan makanan untuk karyawann dan pasien Griya Rawat Inap Utama (GRIU)
Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya sejak tahun 2005 dan Rumah Sakit Dr. Soebandi Jember
sejak tanggal 1 Juni 2007. Untuk catering GRIU, ACS melayani kurang lebih 150 porsi tiap
hari.
Sejak tahu 1997, PT. ACS telah memperoleh ISO 9001 yang merupakan pengakuan
secara internasional terhadap kualitas manajemen mutu yang baik. Saat ini, ACS telah
menerapkan gabungan system manajemen mutu ISO 9001 versi 2000 dengan system
pengendalian keamanan pangan ( HACCP) yang dimulai pada tahun 2003. penerapan ini
ditunjukkan untuk menghasilkan produk bermutu baik, aman dan kosisten, tepat waktu serta
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pelanggan ACS.
Hal tersebut tertuang dalam quality procedure setiap unit kerja memuat tujuan, ruang
lingkup, definisi, refrensi, tanggung jawab. Dan rincian prosedur kerja masing-masing
departemen.

Struktur Organisasi
Orgainisasi adalah suatu penempatan karyawan yang dilakukan pembatasan tugas dan
tanggung jawab serta penempatan hubungan kerja di antara unsur - unsur organisasi, sehingga
orang orang yang bersangkutan dapat bersama - sama seefektif mungkin guna mencapai
tujuan bersama yang telah ditentukan.
Ketenagaan
Tenaga kerja merupakan komponen yang sangat diperlukan oleh perusahaan. Di sisi
lain, populasi pekerja adalah bagian dari lingkungan perusahaan. Secara sederhana para
pekerja adalah pegawai dari perusahaan dan sekaligus anggota masyarakat di mana
perusahaan berada.
PT. Aerofood ACS memiliki tenaga kerja sebanyak 2000 orang yang tersebar di
berbagai departemen dengan tingkat pendidikan yang beragam.
Tenaga kerja dalam PT. AEROFOOD ACS dibedakan atas dasar :
1. Status Pekerja
a. Karyawan tetap
Karyawan tetap adalah Karyawan yang terikat dalam suatu hubungan kerja
dengan perusahaan, tidak didasarkan atas jangka waktu tertentu atau selesainya
pekerjaan tertentu.

b. Karyawan kontrak
Karyawan kontrak biasanya orang asing atau orang yang memiliki keahlian
khusus, dikontrak selama setahun dan dapat diperpanjang jika kinerjanya bagus.

c. Karyawan Harian
Karyawan harian merupakan karyawan yang dibayar per hari, dan biasanya
adalah karyawan yang dipekerjakan pada saat musim haji dan liburan karena pada
musim ini jumlah permintaan meningkat.

2. Waktu Kerja
Proses produksi PT Aerofood ACS termasuk proses produksi yang kontinyu,
yaitu produksi selama 24 jam. Pembagian waktu kerja (shift) di PT Aerofood ACS
terbagi menjadi 5 shift.
Untuk karyawan produksi memiliki waktu libur sehari dalam seminggu dan waktunya
diacak sesuai waktu yang ditetapkan pimpinan regu karena ruang produksi tidak boleh
kosong, harus tetap menyediakan pesanan untuk penerbangan sesuai pesanan maka
harus bergantian dengan karyawan lain. Untuk karyawan administrasi memiliki dua
hari jadwal libur dalam seminggu, yaitu hari sabtu dan hari minggu.

Produk
Produk ACS terdiri dari :
1. Catering
2. Laundry
3. Total service
System Pemasaran

PT.AEROFOOD ACS merupakan satu-satunya perusahaan yang dipercaya untuk


menyediakan pelayanan konsumsi bagi setiap maskapai penerbangan baik domestic
maupun asing. Khususnya pada bandara bandara Internasional yang ada di wilayah
Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk saat ini penerbangannya di Bandara Soekarno Hatta. Setiap harinya sekitar
95% menerima pelayanan dari PT. AEROFOOD ACS. PT.AEROFOOD ACS yang berada
di Bandara Soekarno Hatta setiap harinya melayani rata rata 120 penerbangan dari 25
maskapai penerbangan sebagai konsumennya.

Pemasaran produk PT.AEROFOOD ACS ditangani oleh sales and marketing


department. Departemen ini menangani masalah penjualan produk dan membuat perjanjian
dengan para pemesan. Dalam proses pemesanan menu, pihak perusahaan penerbangan
selaku pelanggan mengajukan pilihan menunya dengan mengirimkan service schedule.
Disebutkan jenis makanannya, komposisi, berat dari menu, waktu penyajian, waktu dan
terminal penerbangan. Setelah tercapai kesepakatan maka bagian sales akan menentukan
waktu penyelenggaraan meal presentation kepada pihak perusahaan penerbangan dan
menentukan biaya dari menu yang dipilih.

Dari hasil meal presentation, menu yang dipilih oleh pihak perusahaan penerbangan
akan menjadi menu bagi penerbangan akan menjadi menu bagi penerbangan selama
periode tertentu. Apabila pihak ACS sudah menerima persetujuan harga dari perusahaan
penerbangan, maka akan dibuat daftar pesanan makanan (up lift meal order) ke bagian
dapur dan operation.

Raw material atau bahan mentah di PT. AEROFOOD ACS sebagian diperoleh dari
hasil import. Kemudian hasil jasanya (hasil olahan yang dihasilkan) di export ke Negara
yang menjadi tujuan penerbangan dari semua maskapai penerbangan dan penerbangan
local atau penerbangan domestic yaitu membawa makanan ke daerah daerah dalam
negeri yang dituju.

B. Sitem Pembelian Dan Penerimaan Bahan


Penerimaan bahan makanan merupakan kelanjutan dari proses pengadaan
makanan. Dalam pelaksanaan penerimaan tergantung pada besar kecilnya institusi,
makin kecil institusi maka fungsi unit penerimaan semakin mudah dan sederhana.
Dmikian pula pada institusi besar fungsi unit penerimaan akan semakin kompleks.
Menurut analisis form penggandaan bahan makanan sistem penerimaannya
sudah baik, karena sudah sesuai dengan kriteria. Pada sistem penerimaan bahan
makanan di ACS Surabaya termasuk sistem konvesional, yaitu petugas penerima
menerima faktur pembelian dan meneliti spesifikasi bahan makanan yang dipesan.
Penerimaan bahan makanan dilakukan oleh tim receiving QC harus memastikan bahwa
bahan baku sesuai dengan spesifikasi, tanggal produksi dan atau tanggal kadaluarsa bila
bahan baku tidak sesuai spesifikasi atau sudah kadaluarsa maka QC wajib membuat
berita acara dan diserahkan ke Departemen procurement agar di tindak lanjuti.
Sedangkan untuk bahan chilled and frozen item terdapat batas-batas yang harus
dipatuhi.
Batas:
Chilled item

Penerimaan: 5 C atau kurang


Penolakan : > 8 C
Frozen item
Penerimaan: -8 C
Penolakan : > 8 C
C. Mutu bahan Makanan Dan Mutu Produk Olahan
Menurut kami, di ACS ini mutu bahan makanan sudah baik dan mutu produk
olahan dari industri juga sudah baik. Karena di ACS ini ada general manager unit yang
bertanggung jawab atas higiene dan quality yang bertugas:
1) Melakukan koordinasi serta memelihara system manajemen mutu ISO 9001-2000
juga system manajemen keamanan pangan HACCP dapat terlaksana dengan baik di
unit.
2) Membuat laporan secara berkala kepada general manager unit dan managemen
representatif berkaitan dengan system mnajemen mutu ISO dan system keamanan
pangan HACCP Staff Quality Assurance Manager (HQA) yang bertugas
melaksanakan kegiatan pengendalian mutu, pengendalian GMP (Good
Manufacturing Practise), SOP (Standar Operation Procedure_ agar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Petugas pengawas mutu tidak terlepas dari tanggung jawab
produksi, jika kerusakan masih berada dalam lingkungan pabrik atau ACS maka
yang bertanggung jawab adalah bidang produksi sedangkan jika kerusakan terjadi
saat distribusi kepada konsumen maka hal itu menjadi tanggung jawab dari
departemen Quality Control. ACS Surabaya memiliki kebijakan mutu dan pedoman
mutu.
3) Departemen Head. Memastikan dan menjamin agar sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 serta system keamanan pangan HACCP dilaksanakan dan dipelihara
dengan baik pada departemennya masing-masing.

D. Sistem Dan Cara Penyimpanan Bahan Basah Dan Kering


Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang
banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan
tersebut. Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik
menurut higiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

A. Suhu penimpanan yang baik


Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung
kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar
dapat dikelompokkan menjadi:

1. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya


Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
2. Makanan jenis telor, susu dan olahannya
Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C
Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C
Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C
3. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan
paling lama 1 minggu yaitu 70 sampai 100 C
4. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
B. Tata cara Penyimpanan

1. Peralatan penyimpanan

a. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:

- Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 150 C untu penyimpanan
sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan da minuman
dingin.
- Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40 C dalam keadaanisi bisa
digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.
- Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan untuk
penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
- Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku
(frozen food) dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan makanan
beku dalam jangka waktu lama.
b. Penyimpanan suhu kamar
- Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu kamar,
maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:

- Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai dan
langit-langit, maksudnya adalah:

o untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh ruangan
o mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus

o untuk memudahkan pembersihan lantai

o untuk mempermudah dilakukan stok opname

- Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur

- Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan dalam
wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai

C. Cara penyimpanan

1. Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar


suhu dapat merata keselutuh bagian
2. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam
wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik
atau lemari yang berbeda.
3. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi
sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian
lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena
suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.
4. Penyimpanan didalam lemari es:
a. Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap

b. Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang
rapat dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang
berbeda, kalau tidak letaknya harus berjauhan.
c. Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dipergunakan

d. Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk
keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan
penyimpanan makanan

Penyimpanan makanan kering:


a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik

b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab

c. Rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60cm dari


langit-langit

d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan

e. Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in


first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus
dikeluarkan lebih dulu
D. Administrasi penyimpanan

Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang untuk
ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock, sehingga
bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.

Dalam sistim penyimpanan bahan makanan kering dan bahan makanan


basah di ACS Surabaya menggunkan berbagai prinsip penyimpanan seperti FIFO.
Metode FIFO (First In First Out) adalah metode penilaian persediaan dengan cara
barang yang dibeli lebih awal, dianggap dikeluarkan lebih awal pula. Dengan
demikian, setiap terjadi suatu transaksi penjualan, harga pokok (Cost of Goods
Sold) barang yang dijual dinilai berdasarkan harga barang yang dibeli lebih awal.
Di ACS surabaya sudah sesuai dengan prinsip penyimpanan FIFO yang sudah
sesuai dengan standart penyimpanan FIFO diatas.
E. Proses Produksi Makanan Dengan Titik Krisis Pengawasan
1) CCP 1 Receving
CCP pertama di Aero Cetering Servise adalah penerimaan bahan makanan.
Titik kritis yang diterapkan pada penerimaan bahan makanan adalah suhu, suhu bahan
makanan dibagi menjadi 2 yaitu Chilling (0o-5oC) dan Frozen (-16o). Bahan makanan
yang termasuk dalah Chilling antara lin sayur, buah, dry food, yogurt, dan susu,
sedangkan bahan makanan yag termasuk dalam Frozen adalah sea food dan daging.
Pengukuran temperature bahan makanan menggunakan alat tembak yaitu temperature
gun. Bahan makanan yang termasuk dalah Chilling akan diterima bila suhu antara 0 o-
5oC, tetapi petugas peneriama bahan makanan masih menerima bahan makanan yang
suhunya 6oC atau 7oC tetapi bila suhu sudah diatas atau sama dengan 8 oC bahan
makanan dikembalikan kepada pihak tender untuk diminta bahan makanan yang baru.
Pemeriksaan organoleptik dilakukan 3 kali dalam 1 minggu menggunakan alat
refraktometer untuk uji kemanisan. Uji laboratorium dilakukan seminggu sekali pada
bahan makanan secara random.

2) CCP 2 Storage
CCP kedua di Aero Catering servise adalah penyimpanan bahan makanan.
Penyimpanan bahan makanan dibagi atas 3 tempat yaitu penyimpanan bahan kering,
penyimpanan bahan basah (chilling), dan penyimpanan bahan basar (frozen).
3) CCP 3 Cooking
Pada pemasakan dibagi menjadi 2 tempat yaitu Hot Kitchen dan Cold Kitchen.
Hot Kitchen digunakan untuk mengolah makanan yang menggunakan proses
pemasakan (memberikan panas pada bahan makanan) seperti soup, oseng-oseng
kacang panjang, dan ayam goreng dan Cold Kitchen digunakan untuk mengelolah
makanan yang tanpa proses pemasakan seperti sandwich dan salad.

4) CCP 4 Blash Chil


CCP ke empat di Aero Catering adalah adalah blash chil. Blash Chil adalah
suatu mesin pendingin makanan dari suhu panas menjadi suhu dingin selama 4 jam.
Hal ini bertujuan untuk menhambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
5) CCP 5 Porsening
CCP ke lima di Aero Catering adalah Porsening.

F. Prinsip Dan Cara Penerapan Hygiene dan Sanitasi makanan


Higiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya
kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan
peralatan agar aman dikonsumsi. Sedangkan Penjamah Makanan adalah orang yang
secara langsung mengelola makanan.
Setiap tenaga penjamah makanan yang bekerja di Aero Food Catering Service
memiliki sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan, harus berbadan sehat dan tidak
menderita penyakit menular.
Tenaga penjamah makanan sebagaimana yang dimaksudkan harus melakukan
pemeriksaan kesehatannya secara berkala-general minimal 2 (dua) kali dalam 1 tahun
bekerja atau setiap 6 bulan sekali dan tergantung usia. Jika tenaga penjamah berusia > 40
tahun, maka pemeriksaan kesehatan lebih lengkap dibandingkan yang masih berusia < 40
tahun. Pemeriksaan kesehatan ini untuk memastikan agar tidak mengidap penyakit TBC,
Influenza, dan lain-lain yang berbahaya.
Selain itu, para tenaga penjamah makanan juga diharuskan untuk memakai baju
kerja atau APD (Alat Pelindung Diri) seperti penutup rambut, sarung tangan, dan masker
mulut.
Memonitoring Personal Hygiene :
1. Kebersihan diri termasuk kuku
2. Penggunaan hairnet
3. Penggunaan uniform
4. Hygiene Campaign berupa :
Potong rambut gratis tiap 2 bulan
Pemasangan petunjuk-petunjuk kebersihan

Sanitasi Makanan adalah usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang
dapat menganggu kesehatan.

Sistem Pembuangan Limbah


a. Pengolahan terhadap pembuangan air limbah dan kotoran

Pengolahan terhadap limbah di PT ACS Surabaya ada 2 macam, yaitu pengolahan


limbah cair yang disebut juga dengan Isewage treatment plant (STP) dan pengolahan
limbah padat atau sampah. Adapun area penghasil limbah PT ACS Surabaya meliputi :
- Pot washing
- Dish washing
- Kitchen
- Bakery and pastry
- Toilet (faeces and urine)
- Hand sink (tempat cuci tangan)

Urutan proses pembuangan limbah cair

Di dalam instalasi STP, air limbah diproses tahapan-tahapan pengolahan sebagai


berikut :
- Grease trap adalah penampungan limbah cair yang mengandung minyak atau lemak
dan partikel-partikel padat lainnya yang bersumber dari pot washing, diswashing dan
kitchen. Fungsi dari grease trap adalah untuk memisahkan atau menangkap minyak
tersebut dengan sistem over flaw, dimana minyak dan kotoran padat dipisahkan dari
air.
- Summpit sebagai tempat penampungan dan bercampur air limbah dari grease trap,
toilet dan dari bakery/pastry, yang selanjutnya dipompakan secara otomatis ke sistem
selanjutnya.

1) Bak aerasi dan blower

Didalam bak aerasi ini air limbah disamping untuk dicerna dengan memanfaatkan
hembusan udara yang dihasilkan oleh blower. Proses aerasi berjalan selama 24 jam terus
menerus, udara yang dihembuskan disuplai oleh blower 1 dan blower 2 bergantian, yang
bekerja secara otomatis. Untuk mendapatkan permukaan kontak yang merata antara air
dan limbah dengan udara di dalam bak aersi, udara dari blower dihembuskan dengan
instalasi pipa ke dasar air didistribusikan dengan rangkaian deffuser.
2) Bak pengendap (setting tank)

Didalam bak pengendap, padata organik diendapkan dan terpisah dari air limbah
yang telah diaersi. Padatan-padatan yang berbentuk lumpur (sludge) dialirkan ke aerasi
tank, dengan demikian proses pengolahan secara aerobik terus berlangsung. Untuk
pengendalian sludge ke dalam bak aersi proses ini berjalan secara continue disamping
juga dilengkapi over flow chamel dan scum skimmer.

3) Effluent tank

Air yang telah diolah (treatment enffluent) dari bak pengendap dialirkan ke dalam
bak effluent secara gravitasi. Selanjutnya air limbah yang telah diolah tersebut siap di
buang ke saluran umum dengan mempergunakan pompa effluent secara otomatis.

4) Standart hasil pengolahan limbah

Dengan sistem pengolahan dan peralatan-peralatan yang disebutkan di atas hasil


air limbah bebas dari bahan pencemar dan diijinkan untuk dibuang ke saluran umum
sebagaimana telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

AERO CATRING SERVICE SURABAYA


OLEH:

Galuh Pramitha ( 11.021)

Hendika L.S (11.023)

Johana Indra(11.025)

Khusnul Khotimah (11.026)

Mariska Serra L (11.028)

Maulidyah Isnaini (11.029)

Mersalina Ashanta (11.030)

Anda mungkin juga menyukai