Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KADAR PATI

(A)

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami prinsip dasar proses hidrolisis


2. Menganalisis konsentrasi glukosa dengan Metode Lane dan Eynon
3. Menentukan kadar pati dalam tepung terigu, tepung tapioka, dan tepung
kanji.

II. DASAR TEORI

Pati adalah karbohidrat golongan polisakarida dengan rumus umum (C6H10O5)n


yang merupakan polimer glukosa yang saling berikatan melalui ikatan 1,4 alfa-
glukosa. Di dalam pati terdapat amilosa dengan rantai lurus dan amilopektin dengan
rantainya yang bercabang. Pati berwujud bubuk putih, tawar, dan tidak berbau.
Contoh bahan makanan yang mengandung pati antara lain beras, sagu, kentang,
singkong, jagung, dan gandum. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh
tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa sebagai produk fotosintesis dalam
jangka waktu yang panjang. Hewan dan manusia memanfaatkan pati sebagai
sumber energi yang penting. Sehingga dalam produk makanan, kadar pati menjadi
indikator yang penting dalam menentukan kualitas suatu bahan makanan
berkarbohidrat.

Salah satu metode yang dapat diaplikasikan untuk menentukan kadar pati adalah
Metode Lane-Eynon. Metode Lane-Eynon merupakan metode titrasi volumetric
untuk menentukan gula pereduksi. Penentuan gula pereduksi dengan metode ini
didasarkan atas pengukuran standar yang dibutuhkan untuk mereduksi pereaksi
tenbaga basa yang diketahui volumenya.
III. METODOLOGI PERCOBAAN

Metodologi percobaan meliputi alat, bahan, dan langkah kerja dalam praktikum
analisis kadar pati.

A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Sampel (tepung terigu, tepung tapioka, tepung kanji)
2. Larutan Fehling A
3. Larutan Fehling B
4. NaOH proanalytic
5. HCl 37%
6. Larutan Glukosa Standard
7. Aquadest
8. Indikator Metil Biru
9. Kertas Lakmus
10. Kertas Saring

B. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini ditunjukkan oleh Gambar 1,
sebagai berikut.

C. Langkah Praktikum
Praktikum analisis kadar pati meliputi tahapan pembuatan Larutan HCl 1 N,
pembuatan Larutan NaOH 1 N, proses hidrolisis pati, pembuatan Larutan
Glukosa Standar, titrasi blangko dan titrasi blangko dengan sampel. Berikut
adalah pembahasannya.
1. Pembuatan Larutan HCl 1 N
a. Isi gelas beker 250 mL dengan aquadest 50 mL.
b. Ambil 20,8 mL HCl 37% dari lemari asam dengan pipet ukur 10 mL.
c. Encerkan HCl 37% dengan aquadest di dalam labu ukur 250 mL
hingga tanda batas.
2. Pembuatan Larutan NaOH 1 N
a. Timbang 2 gram NaOH proanalytic.
b. Larutkan padatan NaOH proanalytic tersebut dengan aquadest
sebanyak 50 mL.
3. Hidrolisis Pati
a. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram.
b. Sampel direaksikan dengan Larutan HCl 1 N di labu leher tiga pada
rangkaian alat.
c. Tambahkan batu didih agar panas merata.
d. Proses hidrolisis dilakukan selama satu jam, dan setelah satu jam
larutan hasil didinginkan.
e. Saring larutan hasil hidrolisis.
f. Ambil filtrat hasil hidrolisis sebanyak 25 mL dan masukkan ke
dalam gelas beker 250 mL
g. Netralkan larutan filtrat dengan menambahkan Larutan NaOH 1 N,
pada 25 mL filtrat dan diberi kertas lakmus sebagai indicator
perubahan pH
h. Masukkan filtrat kedalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan
aquadest.
4. Pembuatan Glukosa Standard
a. Timbang satu gram glukosa monohidrat.
b. Glukosa dilarutkan dalam 50 mL aquadest.
c. Larutan Glukosa diencerkan hingga 250 mL dengan aquadest di
dalam labu ukur.
5. Titrasi Blangko dengan Larutan Glukosa Standard
a. Larutan Glukosa Standar sebagai titran.
b. Ambil masing-masing 10 mL Larutan Fehling A dan Larutan
Fehling B ke dalam Erlenmeyer 125 mL.
c. Didihkan campuran sambil dititrasi dengan Larutan Glukosa
Standar hingga warna biru hampir hilang dan terbentuk endapan
merah bata.
d. Tambahkan Indikator Metil Biru sebanyak tiga tetes dan titrasi
dilanjutkan hingga cairan menjadi bening dan terbentuk endapan
merah bata.
e. Catat Larutan Glukosa Standar yang diperlukan. Langkah yang
sama dilakukan pada sampel larutan yang telah dihidrolisis.
D. Analisis Data
1. Penentuan Konsentrasi Glukosa dalam Larutan Glukosa Standar

=

Dengan,
Cs : konsentrasi larutan glukosa standar, (mg glukosa/mL)
Wmonohidrat : volume larutan glukosa standar ,(mL)
BMglukosa : berat molekul glukosa , (mg/mmol)
BMmonohidrat : berat molekul glukosa monohidrat , (mg/mmol)
2. Penentuan Konsentrasi Glukosa dalam Larutan Sampel Hasil Hidrolisis
Menghitung selisih volume larutan glukosa standar yang digunakan untuk
titrasi larutan blangko dengan glukosa standar yang digunakan untuk titrasi
larutan blangko dan larutan hidrolisis pati, menggunakan persamaan sebagai
berikut.
=

Dengan,

Vb n : volume titran untuk titrasi blangko , (mL)


Vhn : volume titran untuk titrasi blangko dan sampel , (mL)
Vn : selisih Vh n dan Vb n , (mL)
Menghitung konsentrasi glukosa dalam larutan sampe hasil hidrolisis
dapat menggunakan persamaan berikut.

=

Dengan,
Che n : konsentrasi glukosa setelah pengenceran ,(mg glukosa/mL)
V : volume sampel ditambahkan ke blangko ,(mL)
Menghitung konsentrasi glukosa dalam larutan hidrolisis pati sebelum
diencerkan dapat dengan persamaan berikut.

=

Dengan,
Chp n : konsentrasi glukosa sebelum pengenceran , (mg glukosa/mL)
Vhe : volume sampel yang diencerkan , (mL)
Vhp : volume sampel sebelum diencerkan , (mL)
Untuk menentukan ekuivalen glukosa dalam larutan sampel setelah
dihidrolisis adalah dengan persamaan sebagai berikut.
=
Dengan,
mp n : massa ekivalen glukosa sebelum pengenceran , (mg glukosa)
Vp : volume larutan hidrolisis pati total , (mL)
Penentuan jumlah glukosa yang terbentuk hasil hidrolisis dapat dihitung
dengan persamaan berikut.

=

Dengan,
mb n : massa ekuivalen glukosa hasil hidrolisis , (mg glukosa/mL)
wpati : massa sampel yang dianalisis . (mg sampel)
Kadar pati ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.

= 100%

Dengan,
mk n : kadar pati , (%)
BMpati : berat molekul pati , (mg/mmol)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hal-hal yang perlu dibahas pada bagian pembahasan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Proses praktikum secara menyeluruh beserta peristiwa-peristiwa yang
teramati selama percobaan
2. Penjelasan proses hidrolisis dan Metode Analisis Lane-Eynon
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hidrolisis
4. Penjelasan hasil praktikum berserta kesalahan relatif dan alasan logisnya
5. Asumsi-asumsi yang ditetapkan dalam praktikum
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar pati suatu bahan

V. KESIMPULAN

Kesimpulan merupakan jawaban atas tujuan praktikum secara singkat, padat,


dan jelas.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Woodman, A.G., 1941, Food Analysis, 4 ed, pp. 254-306, MCGraw-Hill


Company, New York.

Groggins, P.H., 1985, Unit Process in Organic Synthesis, 5 ed., pp.750-753,


761-765, 770-771, McGraw-Hill Book Company, New York.

Kirk, R.E., and Othmer, D.E., 1987, Encyclopedia of Chemical Technology, 3


ed. Vol 21, p.76, The Interscience Encyclopedia, Inc., New York.

VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia
Proses yang harus diidentifikasi hazard adalah:
1. Proses hidrolisis pati
2. Proses titrasi analisis kadar glukosa

Bahan-bahan kimia yang harus diidentifikasi hazard adalah:

1. Sampel
2. Larutan Fehling A (CuSO4)
3. Larutan Fehling B (K-Na-Tartrat)
4. NaOH proanalytic
5. HCl 37%
6. Larutan Glukosa Standar
7. Aquadest
8. Indikator Metil Biru

B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri


Alat perlindungan diri yang harus dipakai dalam percobaan ini dan dijelaskan
penggunaannya adalah jas laboratorium, masker, sarung tangan, dan kacamata
laboratorium.

C. Manajemen Limbah
Limbah-limbah yang dihasilkan dari praktikum ini dijabarkan masing-masing
penanganannya. Limbah praktikum ini meliputi limbah produk utama ataupun
hasil samping dan bahan yang bersisa.

D. Data Percobaan

E. Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai