Anda di halaman 1dari 2

KITAB DIRI

Pahamilah apa sebenarnya maksud dari kalam ini :


"LA MAUJUD BIHAQI ILLALLAH"
atau "Selain ALLAH Tidak Ada"
atau "Yang Ada itu hanya ALLAH"
--------
Jadi apakah sebenarnya Tujuan setiap Insan..?
Setelah Segalanya ALLAH...
Yang Zahir dan Bathin itu ALLAH...
Awal Akhir itu ALLAH..
Yang Menafi dan Yang diIsbatkan itu Orang yang sama, AKU kata ALLAH.....
Maka kenapa lagi mencari ALLAH...? Jika semuanya ALLAH...!!
--------
Sudah terang yang ada itu, itulah ALLAH.
Maka itulah Nabi berpesan :
"Kenal DIRI maka kenalah ALLAH"
Sebenarnya mengenal DIRI membahas RASA dan KESADARAN HAKIKI
Dahulu tidak kenal setelah mengenal sebenarnya hanya Kesadaran namun yang empunya Nama tetap
sama jua..
--------
Keistimewaan Manusia adalah ia Mengenal siapa sebenarnya DIRInya..
--------
Kesempurnaan Manusia itu adalah dapat ISRA' MIKRAJ, Walau semua itu hakikatnya AKU inilah
hakikatnya.
--------
Namun coba kita renungkan..
Malaikat juga tidak Mengenal Dirinya, jika malaikat mengenal DIRI sudah tentu ia nampak AKU lah
Manusia itu dan ketika AKU menjadi khalifah . .
Malaikat itu tidak sesekali berkata
"Apakah Tuhan Ku ingin melihat Manusia berbunuhan dan saling menumpahkan darah".
inilah tanda Kalam Malaikat itu tidak makrifat. Sungguh AKU Allah yang mengetahui
--------
Demikian juga cerita iblis.
jika iblis makrifat kenal dirinya sudah tentu iblis nampak ADAM itulah Wajah AKU . .
sudah tentu Iblis bersujud kepada AKU disebalik ADAM.
Kenapa iblis tidak sujud Kepada ADAM?
Karena iblis tidak mempunyai RASA (perasaan) Sesempurna Manusia Yang Mengenal DIRI
--------
Maka.. puncak Makrifat itu sebenarnya pada DIRI Peribadi supaya WUJUD hanya SATU, tidak lagi
mencari-cari di mana ALLAH.
--------
Inilah AKU seadanya dengan adanya dan ketiadaannya.
ZAHIR Nabi Muhammad itulah Wajah AKU Dan BATHIN Muhammad itulah RupaKu
"Kemana Saja AKU Menghadap, itulah AKU Nyata Dengan Wajah-Wajah AKU.."
--------
Pemutus MAKRIFAT itulah AKU..
Namun ketentuan dan ketetapan AKU tetap berlangsung seperti apa yang AKU tulis di AZALI Yang
dizahirkan dan dinyatakan oleh RUH..
Maksudnya RUH itu hanya melepaskan Gerak dan kelakuan AKU..
bergeraknya RUH itu adalah gerak ketetapan dan ketentuan DI LAUH MAHFUZ-KU..
Justru, RUH itu kitab bagi JASAD .. menceritakan segala kelakuan, rezeki, jodoh, dan kematian jasad,
rupa jasad dan warna kulit dan pemikiran dan bakat-bakat jasmani semuanya sedia pada RUH yakni
KITAB yang tidak akan berubah dan tidak boleh dihapus atau ditambah lagi tulisan-tulisan kitab ini..
--------
Kembali kepada KETETAPAN dan KETENTUAN itu.. itulah yang dikatakan kembali kepada "Syariat Allah"
--------
Maksud SYARIAT sebenarnya bukanlah Sembahyang, Sedekah, Zakat, Haji, Puasa dll itu.
Itu "perbuatan syariat saja."
Jadi setiap manusia itu ada ketentuan dan ketetapan baginya (kitab) sama ada buruk atau baik, suka
atau tidak suka..
Maka itu IQRA, Bacalah!!

Anda mungkin juga menyukai