Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BERITA KECELAKAAN KERJA PADA


BIDANG FARMASI

Disusun Oleh :

SUTERA APRIANI (P2.31.39.013.091)

TRI MURTIANI (P2.31.39.013.092)

TRIA AYU ASTARI (P2.31.39.013.093)

ULFAH PRATIWIKASMARA (P2.31.39.013.094)

WINDA RAHMADINI (P2.31.39.013.095)

LOKAL 3B

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II

Jurusan Farmasi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Berita
Kecelakaan pada Bidang Farmasi ini tepat pada waktunya.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen yang telah membantu dan
membimbing kami dalam pengerjaaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah
ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 29 Desember 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. i
DAFTAR ISI .. ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ......
1.2 Rumusan masalah .
1.3 Tujuan Penulisan ..
1.4 Manfaat Penulisan .
BAB II. ISI
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja .
2.1.2 Urgensi K3
2.1.3 Tujuan K3 .
2.1.4 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja .
2.2 Kasus Kecelakaan Kerja di Bidang Farmasi .
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...
3.2 Saran .
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan
dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan
aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja
tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika
para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan
betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja
dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan
kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor
manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang
dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan dibahas mengenai permasalahan
kesehatan dan keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang
nyata.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika
kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari
beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai
faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa penting Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu diterapkan di
lingkungan kerja bidang Farmasi?
2. Apa saja jenis kecelakaan kerja yang perlu diwaspadai sehingga perlum enerapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?
3. Bagaimana cara menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan
kerja agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memberikan informasi mengenai pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di lingkungan kerja Farmasi.
2. Memberikan informasi mengenai kecelakaan kerja yang sering terjadi di lingkungan
kerja Farmasi

1.4 Manfaat Penulisan


Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dan mendapatkan informasi mengenai kecelakaan kerja yang terjadi serta
penanganannya dan pencegahannya.
BAB II
ISI

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
kerja yang disebabkan karena faktor melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja juga
diartikan sebagai kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau suatu kejadian yang
tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses aktivitas
kerja.

2.1.2 Urgensi K3
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang
diatur antara lain:
a. Ruang lingkup keselamatan kerja, adalah segala tempat kerja, baik di darat, di
dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada
dalam wilayah hukum kekuasaan RI.
b. Syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk:
Mencegah dan mengurangi kecelakaan
Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
Mencegah dan mengurangi peledakan
Memberi pertolongan pada kecelakaan
Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
Memelihara kesehatan dan ketertiban

2.1.3 Tujuan K3
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan
seefektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

2.1.4 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja


Empat faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu:
a. Faktor manusia, diantaranya kurangnya keterampilan atau pengetahuan
tentang industri dan kesalahan penempatan tenaga kerja.
b. Faktor material atau peralatannya, misalnya bahan yang seharusnya dibuat dari
besi dibuat dengan bahan lain yang lebih murah sehingga menyebabkan
kecelakaan kerja.
c. Faktor sumber bahaya, meliputi:
Perbuatan bahaya, misalnya metode kerja yang salah, sikap kerja yang
teledor serta tidak memakai alat pelindung diri.
Kondisi/keadaan bahaya, misalnya lingkungan kerja yang tidak aman
serta pekerjaan yang membahayakan.
d. Faktor lingkungan kerja yang tidak sehat, misalnya kurangnya cahaya,
ventilasi, pergantian udara yang tidak lancar dan suasana yang sumpek.
2.2 Contoh Kasus Kecelakaan Kerja di Bidang Farmasi
Kasus 1

Liputan6.com, Depok - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) angkatan 2013 mengalami
musibah kecelakaan kerja di laboratorium kampus mereka di Depok, Jawa Barat. 12 Mahasiswa mengalami
luka ringan dan 2 mendapat luka serius ketika terjadi ledakan di laboratorium kima Fakultas Farmasi UI.

Pihak Kampus UI pun menjelaskan urutan kronologi kecelakaan tersebut sesuai dengan laporan dari Tim
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan FFUI.

Sebelum praktikum dimulai, persiapan dan briefing dipandu laboran dan teknisi digelar pagi tadi pukul
08.00-09.00 WIB. Selanjutnya pada pukul 09.00-09.30 WIB dilakukan pemasangan alat destilasi oleh
mahasiswa yang dibantu oleh laboran. Pada pukul 09.30-10.00 WIB praktikum dimulai.

"(Namun) Pukul 10.30 WIB terjadilah peristiwa labu destilasi meledak, sejumlah mahasiswa terkena
serpihan labu destilasi, belasan mahasiswa langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat yakni RS Graha
Permata Ibu dan RS Bunda, Jalan Margonda Raya," ungkap Humas Fakultas Farmasi UI, Devfanny Aprilia
Artha dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (16/3/2015) malam.

Ia memaparkan, praktikum perkuliahan itu terbagi menjadi 10 kelompok, di mana setiap kelompok terdiri
dari 6-8 mahasiswa.

"Setiap mahasiswa diminta untuk melakukan destilasi terhadap bahan yang berbeda-beda. Alat labu
destilasi yang berisi campuran asam, fenol, dan alkohol 95 persen, dididihkan di atas kasa asbes dengan
menggunakan pemanas bunsen atau lampu spiritus. Setelah mendidih mahasiswa diinstruksikan untuk
menampung destilat sebanyak 20 tetes atau sekitar 1 mililiter," urai Devfanny.

Diperkirakan, lanjut Devfanny, jumlah destilat yang ditampung sudah mencukupi 1 ml tetapi mahasiswa
kelompok ini atau regu dimana labu destilasi meledak, masih terus melakukan destilasi dan pemanasan
sampai larutan sampel dalam labu destilasi hampir kering.

"Akibatnya terjadi ledakan dari labu destilasi karena suhu dan tekanan yang terlalu tinggi. Pecahan kaca dari
labu destilasi yang meledak melukai dan mencederai mahasiswa yang ada di sekitarnya. Dipastikan kejadian
kecelakaan disebabkan oleh human error," ujar Devfanny.

Analisis kasus :
- Perlunya untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait dengan kasus ini.
Keterangan dari korban dan sanksi mutlak untuk kelengkapan investigasi
- Perlunya briefing menyeluruh kepada seluruh pengguna labolatorium farmasi
tentang kejadian kecelakaan ini dan bagaimana cara mencegahnya.
- Perlunya untuk melakukan identifikasi bahaya dan pengendaliannya (HIRADC)
terhadap seluruh kegiatan yang ada di okasi kejadian.
- Perlunya untuk mendesain pemanas yang memiliki ambang atas titik panas. Jika
alat pemanas tersebut sudah mencapai titik atas panas, alat tersebut bisa mati
secara otomatis, seperti kerja logam bimetal di setrika.
Kasus 2
Analisis kasus :
Kasus 3
Analisis kasus :
Kasus 4
Analisis kasus :
Kasus 5
Analisis kasus :
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik,
mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata.
Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak
hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.

3.2 Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena
sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu
perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola
secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/TOSHIBA/Downloads/Pedoman-Kesehatan-Keselamatan-Kerja-Instalasi-
Farmasi-Rumah-Sakit-K3-IFRS.pdf

http://karyatulisilmiah.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-terhadap-kebisingan-di-
sebuah-perusahaan-industri/

Kusmawan, Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan & Kesehatan Kerja.


Sukabumi: Yudhistira.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai