Anda di halaman 1dari 6

AUDIT INTERNAL

Soal

Pekerjaan lapangan

1. Definisi
2. 3 langkah dalam melaksanakan pekerjaan lapangan

Pengembangan Temuan AUDIT

1. Syarat-syarat temuan yang dapat diteruskan


2. Langkah-langkah pengembangan temuan audit
3. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan temuan audit

Kertas Kerja

1. Definisi Kertas Kerja


2. Pengendalian atas kertas kerja
3. Pemilikan kertas kerja
4. Penyimpanan kertas kerja

Laporan Hasil Audit

1. Definisi laporan hasil audit


2. Tujuan/Manfaat laporan hasil audit
3. 8 karakteristik standar laporan hasil audit
4. Bentuk laporan hasil audit
5. Prosos penyusunan laporan hasil audit
6. Kapan laporan bentuk bab dan bentuk surat karya disusun
7. Jelaskan prinsip-prinsip penulisan laporan agar lebih persuasih

Tindak Lanjut

1. Tehnik yang digunakan untuk menyelesaikan tindak lanjut secara efektif


Jawab :

Pekerjaan lapangan

1.Pekerjaan lapangan (field work ) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara
sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas,
mengevaluasinya, dan melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima
dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan oleh manajemen.

2. Penegasan

Menegaskan/memastikan lebih dalam/jauh mengenai informasi yang telah diperoleh


untuk mengetahui :
1) Tujuan operasional secara rinci, strategi dan program.
2) Kesesuaian tujuan pengendalian dengan tujuan operasional.
3) Risiko yang paling tinggi yang melekat pada sistem.
4) Bagaimana sistem bekerja pada blok input, proses, dan output.
5) Prosedur dan pelaksanaan pekerjaan.
6) Kelayakan/kecocokan sistem dalam organisasi.
7) Perubahan strategi yang berdampak terhadap kinerja sistem

Evaluasi
Faktor yang perlu dipertimbangkan :
1) Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi pengendalian dimaksudkan untuk
mendorong/membantu dalam memperbaiki pengendalian yang ada.
2) Evaluasi terhadap pengendalian bergantung kepada kriteria yang ditetapkan.
3) Evaluasi atas pengendalian menggunakan instrumen kuesioner.
4) Evaluasi berdasarkan kepada batasan ekspektasi pada bidang yang diaudit.
5) Evaluasi dapat dilakukan dengan metode analytical review.
6) Evaluasi atas pengendalian dirancang untuk menandai aspek dari sistem yang rentan
(memiliki risiko yang tinggi).
7) Evaluasi harus mempertimbangkan keberadaan compensating control.

Pengujian

(1) Melakukan pengujian/pemeriksaan yang lebih rinci atas bukti audit yang sebelumnya
telah diperoleh.
(2) Menambah jumlah item yang sebelumnya telah diuji/diperiksa.
(3) Menambah ruang lingkup pengujian berdasarkan bukti audit tertentu/spesifik yang
sebelumnya telah diperoleh.
Pengembangan Temuan Audit

1 Signifikan dan didukung oleh bukti audit(fakta dan bukan opini),

Objektif dan relevan dengan masalah yang dihadapi


Mendukung kesimpulan yang logis, beralasan,dan dapat mendorong manajemen
untuk melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil audit.
Mungkin tidak signifikan , tetapi menunjukkan gejala masalah yang potensial terjadi
di masa depan
Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka

2. Kenali secara khusus apa yang kurang dalam hubungan dengan kriteria/tolak ukur
yang lazim.
Auditor perlu meyakini kelayakan kriteria/tolak ukur yang dipergunakan.
Kenali batas wewenang dan tanggung jawab pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan, program, dan fungsi yang diaudit.
Pastikan sebab kelemahannya
Tentukan apakah kelemahan tersebut merupakan kasus yang berdiri sendiri atau
tersebar luas
Tentukan akibat atau arti pentingnya kelemahan
Mintakan komentar pejabat yang kompeten
Mintakan kesediaan untuk menindaklanjuti

3. Pertimbangan harus ditekankan pada situasi dan kondisi pada saat kejadian, bukan
pada saat dilakukan audit
Harus dipertimbangkan sifat, kompleksitas dan besarnya kegiatan (keuangan dan fisik)
program dan fungsi yang sedang diaudit.
Temuan harus dianalisis secara jujur dan kritis untuk menghindarkan pengungkapan
kelemahan secara tidak logis.
Kewenangan hukum atas kegiatan, program dan fungsi yang di audit

Kertas Kerja
1. Kertas kerja (working paper) mendokumentasikan audit. Kertas kerja berisi catatan
informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selama proses audit. Kertas
kerja disiapkan sejak saat auditor pertama kali memulai penugasannya hingga mereka
menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit.
2. PENGENDALIAN ATAS KERTAS KERJA AUDIT
Auditor tidak boleh memperlihatkan kertas kerja mereka kepada klien pada keadaan-keadaan
yg sesuai. Bila tidak ada komentar yg menganggu atau indikasi kecurangan, auditor mungkin
merasa penyebaran hasil penelaahan akan bermanfaat sebelum bertemu klien.
Manajemen audit harus mementingkan control atas kertas kerja auditor. Bisa saja kertas kerja
hilang di tangah-tengah pelaksanaan audit. Manajemen audit juga harus memerhatikan apakah
seorang auditor pengganti bisa menggantikan pekerjaan yg ditinggalkan pleh auditor
sebelumnya.

3. Kepemilikan Kertas Kerja


Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi
auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih
tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindari penggunaan hal-hal yang bersifat
rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya. Hampir semua informasi
yang diperoleh audit dicatat dalam kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja
merupakan hal yang bersifat rahasia.

4. Penyimpanan Kertas Kerja


Kertas kerja harus dibuang bila tidak digunakan lagi, namun bila kertas kerja
mengandung dokumentasi atau pendukung lainnya yang akan terus digunakan maka
bagian kertas kerja tersebut harus dibawa kertas kerja tahun ini.

Laporan Hasil Audit

1. Kegiatan audit internal dan temuan yang diperolehnya selama pemeriksaan pada
akhirnya akan dituangjan ke dalam suatu laporan yang dapat digunakan oleh
manajemen untuk koreksi atas sistem yang ada di perusahaan.
Laporan hasil audit adalah merupakan salah satu tahap paling penting dan akhir suatu
pekerjaan audit. Dalam setiap tahap audit akan selalu terdapat dampak psikologis bagi
auditor maupun auditee. Dampak psikologis dalam tahapan persiapan audit dan
pelaksanaan audit dapat ditanggulangi pada waktu berlangsungnya audit.
2. 1.Menginformasikan
Manajemen ingin mengetahui hasil pekerjaan auditor dan memperoleh informasi
berupa simpulan hasil pengawasan. Laporan hasil pengawasan harus menyajikan
informasi penting yang dapat dengan cepat dan mudah dipahami manajemen.
2.Meyakinkan/ Mengajak/ To Persuade
Laporan hasil pengawasan harus dapat meyakinkan menajemen bahwa informasi yang
disajikan bersifat andal dan berpengaruh siginifikan bagi organisasi.
3.Menghasilkan/ To Get Results
Tujuan akhir laporan hasil pengawasan adalan mendorong manajemen untuk
melaksanakan tindakan yang memiliki nilai tambah organisasi. Pelaksanaan tindak
lanjut oleh manajemen terhadap rekomendasi/saran auditor untuk mengurangi risiko,
mencegah masalah, serta memperbaiki kesalahan merupakan hasil yang diharapkan
dari laporan pengawasan. Agar dapat menghasilkan nilai tambah bagi organisasi,
laporan hasil pengawasan harus memuat rekomendasi yang benar-benar dapat
mengatasi sebab dan akibat, menghasilkan manfaat yang lebih besar dari biaya, serta
dapat dilaksakanakn oleh manajemen.
3. Karakteristik Laporan Audit
Karakteristik yang harus dipenuhi oleh suatu laporan hasil audit yang baik adalah:
1.Arti Penting
Hal hal yang ditemukan dalam laporan hasil audit harus merupakan hal yang
menurut pertimbangan auditor cukup penting untuk dilaporkan. Hal ini perlu
ditekankan agar ada jaminan bahwa penerima laporan yang waktunya sangan terbatas
akan menyempatkan diri untuk membaca laporan tersebut.
2.Tepat waktu dan kegunaan laporan
Kegunaan laporan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, laporan harus tepat
waktu dan disusun sesuai dengan minat serta kebutuhan penerimaan laporan, terlepas
dari maksud apakah laporan ditunjukan untuk memberikan informasi atau guna
merangsang dilakukannya tindak konstruktif.
3.Ketepatan dan kecukupan bukti pendukung
Ketetapan laporan diperlukan untuk menjaga kewajaran dan sikap tidak memihak
sehingga memerikan jaminan bahwa laporan dapat diandalkan kebenarannya. Laporan
harus bebas dari kekeliruan fakta maupun penalaran. Semua fakta yang disajikan
dalam laporan harus didukung dengan bukti-bukti objektif fan cukup, guna
membuktikan ketepatan dan kelayakan hal-hal yang dilaporkan.
4.Sifat meyakinkan
Temuan, kesimpulan dan rekomendasi harus disajikan secara meyakinkan dan
dijabarkan secara logis dari fakta-fakta yang ditemukan.
5.Objektif
Laporan hasil audit harus menyajikan temuan temuan secara objektif tanpa
prasangka, sehingga memberikan gambaran (perspektif) yang tepat.
6.Jelas dan sederhana
Agar dapat melaksanakan fungsi komunikasi secara efektif, pelaporan harus disajikan
sejelas dan sesederhana mungkin.
7.Ringkas
Laporan hasil audit tidak boleh lebih panjang dari pada yang diperlukan, tidak boleh
terlalu banyak dibebani rincian (kata-kata, kalimat, pasal atau bagian-bagian) yang
tidak secara jelas behubungan dengan pesan yang ingin disampaikan, karena hal ini
dapat mengalihkan perhatian pembaca, menutupi pesan yang sesungguhnya.
8.Lengkap
Walapun laporan sedapat mungkin harus ringkas namun kelengkapannya harus tetap
dijaga, karena keringkasa yang tidak informative bukan suatu hal yang naik. Laporan
harus mengandung informasi yang cukup guna mendukung diperolehnya pengertian
yang tepat mengenai hal hal yang dilaporkan.
9.Nada yang konstruktif
Sejalan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pelaksanaan
kegiatan objek audit, maka laporan hasil audit harus disusun dengan nada konstruktif
sehingga membangkitkan reaksi positif terhadap temyan dan rekomendasi yang
diajukan.
4. Bentuk laporan audir intern menurut Amin Wijaya Tungal dalam bukunya Internal
Auditing (2005:97)menyatakan bahwa:
Lisan
Laporan secara lisan biasanya timbul dari suatu kejadian yang serius atau segera, yang
tidak memerlukan pencatatan. Komunikasi secara lisan ini merupakan masalah
maslaah (tidak penting) atau mendiskusikan terlebih dahulu masalah maslah yang
akan dilaporkan dalam laporan tertulis.
Daftar Kuesioner
Daftar kuesioner diperukan untuk suati check list atau berfungsi sebagai pencatat
pekerjaan apa saja yang telah dilakukan.
Surat
Laporan berbentuk surat dilakukan apabila maslah yang dibicarakan cukup singkat.
Hal ini seringkali juga digunakan sebagai pengantar suatu laporan resmi atau
rekomendasi kepada staf yang bertanggungjawab dalam suatu kegiatan perusahaan.
Laporan yang berisi sekumpulan komentar
Laporan yang berisi sekumpulan komentar ini sangat tepat digunakan untuk tabulasi.
Rincian hasil diskusi, rekomendasi yang cukup banyak atau bila laporan terdiri
banyak halaman. Laporan dalam bentuk ini lebih mudah penggunaannya.

5. 1. Surat Pengantar
2. Ringkasan Laporan
3. Susunan Laporan Hasil Audit

6.
7.
8.

Tindak Lanjut

1.

Anda mungkin juga menyukai