Anda di halaman 1dari 15

Zafira Alfani

1102012315

I. Hipertensi pada kehamilan Menurut Sibai (2003), faktor-faktor yang berpotensi sebagai
1. Definisi etiologi :

Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 1. Invasi trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina.
mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita 2. Intoleransi imonologi antara maternal dengan jaringan feto-
yang sebelumnya normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30 maternal .
3. Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular
mmHg dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal.
atau inflamasi selama kehamilan.
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan 4. Defisiensi bahan makanan tertentu ( nutrisi ).
darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir 5. Pengaruh genetik.
triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal
terjadi.Sedangkan pengertian eklampsia adalah apabila Beberapa faktor resiko ibu terjadinya preeklampsi:
ditemukan kejang-kejang pada penderita pre-eklampsia, yang 1) Paritas
juga dapat disertai koma. Kira-kira 85% preeklamsi terjadi pada kehamilan
pertama. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau
dari kejadian preeklamsi dan risiko meningkat lagi pada
2. Etiologi grandemultigravida (Bobak, 2005). Selain itu primitua, lama
Teori yang dianggap dapat menjelaskan etiologi dan perkawinan 4 tahun juga dapat berisiko tinggi timbul
patofisiologi PE harus dapat menjelaskan kenyataan bahwa preeklamsi (Rochjati, 2003)
HDK seringkali terjadi pada : 2) Usia
Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 23-35
1. Mereka yang terpapar pada villi chorialis untuk pertama tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan bersalin
kalinya ( pada nulipara ) pada usia dibawah 20 tahun dan setelah usia 35 tahun
2. Mereka yang terpapar dengan villi chorialis yang berlimpah ( meningkat, karena wanita yang memiliki usia kurang dari 20
pada kehamilan kembar atau mola ) tahun dan lebih dari 35 tahun di anggap lebih rentan terhadap
3. Mereka yang sudah menderita penyakit vaskular sebelum terjadinya preeklamsi (Cunningham, 2006). Selain itu ibu
kehamilan. hamil yang berusia 35 tahun telah terjadi perubahan pada
4. Penderita dengan predisposisi genetik Hipertensi . jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi
sehingga lebih berisiko untuk terjadi preeklamsi (Rochjati,
2003).

1
2 [Type text]

3) Riwayat hipertensi genotip janin. Telah terbukti pada ibu yang mengalami
Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami preeklamsi 26% anak perempuannya akan mengalami
hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 preeklamsi pula, sedangkan 8% anak menantunya
minggu.Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko mengalami preeklamsi. Karena biasanya kelainan genetik
lebih besar mengalami preeklamsi, serta meningkatkan juga dapat mempengaruhi penurunan perfusi uteroplasenta
morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal lebih tinggi. yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat
4) Sosial ekonomi menyebabkan terjadinya vasospasme yang merupakan dasar
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang patofisiologi terjadinya preeklamsi/eklamsi (Wiknjosastro,
sosial ekonominya lebih maju jarang terjangkit penyakit 2008; Cunningham, 2008).
preeklamsi.Secara umum, preeklamsi/eklamsi dapat dicegah 7) Obesitas
dengan asuhan pranatal yang baik. Namun pada kalangan Obesitas adalah adanya penimbunan lemak yang
ekonomi yang masih rendah dan pengetahuan yang kurang berlebihan di dalam tubuh. Obesitas merupakan masalah gizi
seperti di negara berkembang seperti Indonesia insiden karena kelebihan kalori, biasanya disertai kelebihan lemak
preeklamsi/eklampsi masih sering terjadi (Cunningham, dan protein hewani, kelebihan gula dan garam yang kelak
2006) bisa merupakan faktor risiko terjadinya berbagai jenis
5) Hiperplasentosis /kelainan trofoblast penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi,
Hiperplasentosis/kelainan trofoblas juga dianggap penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis
sebagai faktor predisposisi terjadinya preeklamsi, karena keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain.Hubungan
trofoblas yang berlebihan dapat menurunkan perfusi antara berat badan ibu dengan risiko preeklamsia bersifat
uteroplasenta yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi progresif, meningkat dari 4,3% untuk wanita dengan indeks
endotel yang dapat mengakibatkan terjadinya vasospasme, massa tubuh kurang dari 19,8 kg/m2 terjadi peningkatan
dan vasospasme adalah dasar patofisiologi menjadi 13,3 % untuk mereka yang indeksnya 35
preeklamsi/eklamsi. Hiperplasentosis tersebut misalnya: kg/m2 (Cunningham, 2006; Mansjoer, 2008)
kehamilan multiple, diabetes melitus, bayi besar, 70%
terjadi pada kasus molahidatidosa (Prawirohardjo,2008; 3. Klasifikasi
Cunningham, 2006). American Congress of Obstetricians and Gynecologist (ACOG)
pada tahun 2013 mengklasifikasikan hipertensi dalam kehamilan
6) Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi menjadi :
dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan

2
Zafira Alfani
1102012315

Pre-eklamsia dan eklamsia. Eklamsia adalah timbulnya kejang b. Hipertensi kronis dengan superimposed pre-eklamsia : pre-
grand-mal pada perempuan dengan pre-eklamsia. Eklamsia dapat eklamsia yang terjadi pada perempuan hamil dengan
terjadi sebelum, selama, atau setelah kehamilan. Pre-eklamsia hipertensi kronis
sekarang diklasifikasikan menjadi : c. Hipertensi gestasional : peningkatan tekanan darah setelah
Pre-eklamsia tanpa tanda bahaya usia kehamilan lebih dari 20 minggu tanpa adanya
Pre-eklamsia dengan tanda bahaya, apabila ditemukan salah proteinuria atau kelainan sistemik lainnya
satu dari gejala/tanda berikut ini :
i. TD sistol 160 mmHg atau TD diastol 110 4. Patofisiologi
mmHg pada dua pengukuran dengan selang 4 jam 1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
saat pasien dalam tirah baring. Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta
ii. Trombosit < 100.000 / mendapatkan aliran darah dari cabang cabang arteri uterina
dan arteri ovarika yang menembus miometrium dan menjadi
iii. Gangguan fungsi hati yang ditandai dengan
arteri arkuata, yang akan bercabang menjadi arteri radialis.
meningkatnya transaminase dua kali dari nilai Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis
normal, nyeri perut kanan atas persisten yang berat memberi cabang arteri spiralis. Pada kehamilan terjadi invasi
atau nyeri epigastrium yang tidak membaik dengan trofoblas kedalam lapisan otot arteri spiralis, yang
pengobatan atau keduanya. menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga
iv. Insufisiensi renal yang progresif (konsentrasi terjadi distensi dan vasodilatasi arteri spiralis, yang akan
kreatinin serum > 1,1 mg/dl atau konsentrasi memberikan dampak penurunan tekanan darah, penurunan
resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada utero
kreatinin serum naik dua kali lipat apabila tidak plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan
terdapat penyakit ginjal) perfusi jaringan juga meningkat, sehingga menjamin
v. Edema paru pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan
vi. Gangguan serebral atau penglihatan remodelling arteri spiralis. Pada pre eklamsia terjadi
kegagalan remodelling menyebabkan arteri spiralis menjadi
a. Hipertensi kronis : hipertensi yang sudah ada sebelum kaku dan keras sehingga arteri spiralis tidak mengalami
distensi dan vasodilatasi, sehingga aliran darah utero plasenta
kehamilan
menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.

3
4 [Type text]

- Peningkatan permeabilitas kapiler.


2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi - Peningkatan produksi bahan bahan vasopresor,
Endotel yaitu endotelin. Kadar NO menurun sedangkan
a. Iskemia Plasenta dan pembentukan Radikal Bebas endotelin meningkat.
Karena kegagalan Remodelling arteri spiralis - Peningkatan faktor koagulasi
akan berakibat plasenta mengalami iskemia, yang akan
merangsang pembentukan radikal bebas, yaitu radikal 3. Teori intoleransi imunologik ibu dan janin
hidroksil (-OH) yang dianggap sebagai toksin. Radiakl Pada perempuan normal respon imun tidak menolak
hidroksil akan merusak membran sel yang banyak adanya hasil konsepsi yang bersifat asing.Hal ini disebabkan
mengandung asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida adanya Human Leukocyte Antigen Protein G (HLA-G) yang
lemak. Periksida lemak juga akan merusak nukleus dan dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural
protein sel endotel. killer (NK) ibu. HLA-G juga akan mempermudah invasis el
b. Disfungsi Endotel trofoblas kedalam jaringan desidua ibu. Pada plasenta ibu
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan yang mengalami pre eklamsia terjadi ekspresi penurunan
terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh HLA-G yang akan mengakibatkan terhambatnya invasi
struktur sel endotel keadaan ini disebut disfungsi endotel, trofoblas ke dalam desidua. Kemungkinan terjadi Immune-
yang akan menyebabkan terjadinya : Maladaptation pada pre eklamsia.
- Gangguan metabolisme prostalglandin, yaitu
menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang
merupakan suatu vasodilator kuat. 4. Teori Adaptasi kardiovaskular
- Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter
mengalami kerusakan. Agregasi trombosit terhadap bahan vasopresor. Refrakter berarti pembuluh darah
memproduksi tromboksan (TXA2) yaitu suatu tidak peka terhadap rangsangan vasopresor atau dibutuhkan
vasokonstriktor kuat. Dalam Keadaan normal kadar kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan
prostasiklin lebih banyak dari pada tromboksan. respon vasokonstriksi. Refrakter ini terjadi akibat adanya
Sedangkan pada pre eklamsia kadar tromboksan lebih sintesis prostalglandin oleh sel endotel. Pada pre eklamsia
banyak dari pada prostasiklin, sehingga menyebabkan terjadi kehilangan kemampuan refrakter terhadap bahan
peningkatan tekanan darah. vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka
- Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah akan
(glomerular endotheliosis) .

4
Zafira Alfani
1102012315

mengalami vasokonstriksi dan mengakibatkan hipertensi inflamasi akan mengaktifasi sel endotel dan sel
dalam kehamilan. makrofag/granulosit yang lebih besar pula, sehingga terjadi
reaksi inflamasi menimbulkan gejala gejala pre eklamsia
5. Teori Genetik pada ibu.
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen
tunggal. Genotype ibu lebih menentukan terjadinya 5. Manifestasi klinis
hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan Edema
dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa ibu yang Pada kehamilan normal dapat ditemukan edema yang
mengalami pre eklamsia, 26% anak perempuannya akan bebas, tetapi jika terdapat edema yang tidak bebas,
mengalami pre eklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak terdapat di tangan dan wajah yang meningkat pada pagi
menantu mengalami pre eklamsia. hari dapat dipikirkan merupakan edema yang
patologis.Peningkatan berat badan yang sangat banyak
6. Teori Defisiensi Gizi atau secara tiba-tiba dapat meningkatkan kemungkinan
Beberapa hasil penelitian menunjukkan preeklampsia.Preeklampsia dapat juga terjadi tanpa
bahwa defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi adanya edema(Pernoll, 1987).
dalam kehamilan.Penelitian terakhir membuktikan bahwa Hipertensi
konsumsi minyak ikan dapat mengurangi resiko pre Hipertensi merupakan kiteria paling penting dalam
eklamsia.Minyak ikan banyak mengandung asam lemak diagnosa penyakit preeklampsia.Hipertensi ini sering
tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, terjadi sangat tiba-tiba. Banyak primigravida dengan usia
menghambat aktivasi trombosit, dan muda memiliki tekanan darah sekitar 100-110/60-70
mencegah vasokonstriksi pembuluh darah. mmHg selama trimester kedua. Peningkatan diastolik
sebesar 15 mmHg atau peningkatan sistolik sebesar 30
7. Teori Stimulasi Inflamasi mmHg harus dipertimbangkan sesuatu yang buruk.Oleh
Teori ini berdasarkan bahwa lepasnya debris karena itu, pada pasien preeklampsia merupakan
trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan hipertensi relatif jika tekanandarahnya 120/80
utama terjadinya proses inflamasi. Berbeda dengan proses mmHg.Tekanan darah sangat labil. Tekanan darah pasien
apoptosis pada pre eklamsia, dimana pada pre eklamsia preeklampsia ataupun hipertensi kronis biasanya
terjadi peningkatan stres oksidatif sehingga produksi debris menurun pada saat pasien tidur, tetapi pada pasien
trofoblas dan nekrorik trofoblas juga meningkat. Keadaan ini
mengakibatkan respon inflamasi yang besar juga. Respon

5
6 [Type text]

preeklampsia berat tekanan darah akan tetap tinggi kehamilan atau sebelum 20 minggu usia kehamilan dan
walaupun dalam keadaan tidur(Pernoll, 1987). tidak termasuk pada penyakit trophoblastic
Proteinuria gestasional, atau
Proteinuria merupakan gejala yang paling terakhir
timbul(Pernoll, 1987). Proteinuria berarti konsentrasi Tekanan darah sistolik darah sistolik 140mmHg atau
protein dalam urin yang melebihi 0,3 gr/liter dalam urin tekanan darah diastolik 90 mmHg didapatkan pada usia
24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan 1+ atau kehamilan > 20 minggu menetap 12 minggu postpartum
2+ atau 1gr/liter atau lebih dalam urin yang dikeluarkan
kateter atau midstreamyang diambil minimal dua kali Diagnosis sulit ditegakkan pada trisemester pertama
dengan jarak waktu 6 jam(Wiknjosastro, 2006). kehamilan dan umumnya
Penemuan Laboratorium didapatkan pada beberapa bulan setelah melahirkan.
Hemoglobin dan hematokrit akan meningkat akibat
hemokonsentrasi. Trombositopenia biasanya Hipertensi Gestasional
terjadi.Penurunan produksi benang fibrin dan factor
koagulasi bisa terdeksi.Asam urat biasanya meningkat Tekanan darah sistolik darah sistolik 140mmHg atau
diatas 6 mg/dl.Kreatinin serum biasanya normal tetapi tekanan darah diastolik 90 mmHg didapatkan pertama
bisa meningkat pada preeklampsia berat.Alkalin kali pada usia kehamilan > 20 minggu
fosfatasemeningkat hingga 2-3 kali lipat.Laktat
dehydrogenase bisa sedikit meningkat dikarenakan
Tidak ada proteinuria maupun tanda dan gejala
hemolisis.Glukosa darah dan elektrolit pada pasien
preeklampsia
preeklampsia biasanya dalam batas normal. Urinalisis
dapat ditemukan proteinuria dan beberapa kasus
ditemukan hyaline cast(Pernoll, 1987). Tekanan darah kembali normal pada 42 hari setelah post
partum
6. Diagnosis
Hipertensi Kronik Definisi ini meliputi wanita dengan sindroma
preeklampsia tanpa disertai manifestasi proteinuria
Tekanan darah sistolik darah sistolik 140mmHg atau
tekanan darah diastolik 90 mmHg didapatkan sebelum Mempunyai resiko hipertensi pada kehamilan selanjutnya

6
Zafira Alfani
1102012315

Dapat berkembang menjadi preeklampsia maupun Kejang yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya pada wanita
hipertensi berat. dengan preeklamsia

Preeklampsia Hipertensi kronis superimpose preeklampsia

Kriteria minimal Wanita hipertensi dengan proteinuria 300 mg / 24 jam


Tekanan darah sistolik darah sistolik 140mmHg atau yang baru muncul dan tidak didapatkan sebelum usia
tekanan darah diastolik 90 mmHg pada usia kehamilan kehamilan 20 minggu, atau
> 20 minggu Peningkatan mendadak pada proteinuria dan tekanan
Disertai proteinuria 300 mg / 24 jam atau +1 pada darah atau jumlah trombosit < 100.000 /l pada wanita
pemeriksaan urin sesaat dengan urin dipstik atau rasio dengan hipertensi dan proteinuria sebelum usia
protein : kreatinin urine 0.3 kehamilan 20 minggu.

Kriteria tambahan yang memperkuat diagnosis CTG


Tekanan darah 160/110 mmHg Cardiotocography (CTG) adalah suatu alat yang digunakan untuk
Proteinuria 2.0 g/24 jam atau +2 pada pemeriksaan urin mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun tidak. Jadi bila doppler
sesaat denganurin dipstik. hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga
Serum kreatinin > 1.2 mg/dl kecuali sudah didapatkan terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi
peningkatan serum kreatinin sebelumnya dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu
Trombosit < 100.000/l menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah
tidak baik.
Hemolisis mikroangiopati peningkatan LDH
Peningkatan kadar serum transaminase ALT atau AST
Cara pengukuran Cardiotocography hampir sama dengan doppler
Nyeri kepala yang menetap atau gangguan cerebral hanya kalau pada Cardiotocography yang ditempelkan 2 alat yang
maupun visual lainnya satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi kontraksi,
Nyeri epigastrium yang menetap alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit.

Eklampsia Pengertian Umum


Suatu alat untuk mengetahui kesehatan janin di dalam rahim, dengan

7
8 [Type text]

merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan tekanan tinggi pd daerah tersebut, maka reseptor-reseptornya akan
gerakan janin atau kontraksi rahim. merang/ nvagus untuk menurunkan kerja, frek dan cjantung
Pemeriksaan Cardiotocography penting dilakukan pada setiap ibu - Kemoreseptor yang terletak di aorta dan badan karotid (bagian
hamil untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam keadaan : perifer) serta di batang otak (sentral), dimana berf/ dalam pengaturan
- Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, kadar CO2 dan O2 pd darah dan cairan otak. Pd saat O2 turun dan
penyakit infeksi kronis, dll) CO2 naik, maka reseptor sentral akn mengakibatkan takhikardi
- Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth sehingga aliran darah bnyk dan O2 meningkat pd darah & cairan
Retriction) otak
- Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali) - SSPusat, berfungsi mengatur variabilitas DJJ. Pd keadaan tidur
- Polihidramnion (air ketuban berlebih) dimana aktivitas otak tidak ada, maka variabilitas menurun.
- St hormonal, pd keadaan stress (asfiksia) maka adrenal
Pemeriksaan Cardiotocography : mengeluarkna epi&norepi untuk meningkatkan kerja, frek dan
- Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan. cjantung.
- Waktu pemeriksaan selama 20 menit,
- Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak Karakterisitik DJJ :
menyakitkan ibu maupun bayi. Basa fetal hearth rate, yakni baseline dan variabilitas disaat tidak
- Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat ada gerakan dan kontraksi ut.
segera diberikan pertolongan yang sesuai. Reactivity, merupakan perubahan pola DJJ saat ada gerakan dan
- Konsultasi langsung dengan dokter kandungan kontraksi.

Mekanisme pengaturan DJJ : (normal 120-160dpm) Baseline Rate


- SSSimpatis, yang bekerja pada miokardium, dmn dengan obat Normal 120-160dpm, ada juga yang membuat 120-150 dpm.
(beta adrenergik) akn merang/ meningkatkan kekuatan otot jantung, Takhikardi jika djj > 160dpm, dan
frek & curah jantung. bradikardi jika djj < 120dpm.
- SSParaS, sebagian besar dipeng o/ N.Vagus yang basal dr batang Takhikardi dapat terjadi pada keadaan : (Hipoksia janin (ringan /
otak.Bekerja pd nodul SA dan AV serta neuron. Rang/ Nvagus (ex kronik), Kehamilan preterm (<30 minggu), Infeksi ibu atau janin,
asetilkolin) akan menurunkan kerja jantung, frek & curah jantung, Ibu febris atau gelisah, Ibu hipertiroid, Takhiaritmia janin, Obat-
sedangkan hambatan pd Nvagus (ex atropin) akn meningkatkan obatan (mis. Atropin, Betamimetik.).
kerja, frek & curah jantung.
- Baroreseptor, letaknya diarkus aorta dan sinus karotid, dimana saat Variabilitas DJJ

8
Zafira Alfani
1102012315

Suatu gbrn osilasi yg tdk teratur yg tampak pd rekaman djj, dan Labetalol dosis awal 2 x 100 mg dapat dinaikkan setiap
merupakan hasil dr interaksi antara s.simpatis (kardioakselerator) dg minggu sampai maksimal 2400 mg sehari. Titrasi dosis tidak
s.para (kardiodeselerator). pada keadaan hipoksia variabilitas akan boleh lebih dari 2 x 200 mg setiap minggunya.
menurun sampai menghilang. Dibedakan atas dua periode : Nifedipin dengan dosis 30 mg sehari. Nifedipin harus hati-
variabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Jangka panjang hati digunakan pada pasien yang mendapatkan MgSO4
dibedakan lagi : normal (6-25dpm), berkurang (2-5dpm), karena berpotensi memperkuat blokade kanal kalsium pada
menghilang (<2dpm) dan saltatory (>25dpm). otot. Nifedipin tidak boleh diberikan secara sublingual.
Antihipertensi golongan ACE inhibitor dan ARB merupakan
Perubahan periodik DJJ kontraindikasi. Penggunaannya pada kehamilan terkait
Suatu perubahan pola djj yg berhubungan dengan kontraksi & dengan efek ginjal, anuria, dan kemaatian janin.
gerakan janin (akselerasi dan deselerasi) Penggunaan diuretik (furosemid, HCT) harus dihindari
Indikasi CTG : Hipertensi, DMG, gerak janin kurang, riw. obstetri karena menyebabkan retardasi pertumbuhan, bradikardi, dan
jelek, PRM, postterm, oligohidramnion, polihidramnion, gamelli, hipoglikemi pada neonatus.
iugr, ibu dengan penyakit penyerta, kehamilan dengan anemia.
Pre-eklamsia
7. Diagnosis banding Tatalaksana pre-eklamsia paling utama adalah terminasi kehamilan,
Eklamsia : kejang akibat perdarahan dari malformasi arterivena, yakni dengan melahirkan bayi. Namun, pendekatan ini sering kurang
ruptur aneurisma atau idiopatik (biasanya terjadi setelah 48-72 jam sesuai untuk sanng bayi, misalnya usia kehamilan masih preterm.
pascamelahirkan). Keputusan terminasi kehamilan bergantung kepaa beberapa hal,
seperti kondisi ibu dan janin, serta kondisi serviks.
8. Tatalaksana
Hipertensi kronis dalam kehamilan Pasien pre-eklamsia berat atau dengan tanda bahaya harus dirawat.
Beberapa tatalaksana medikamentosa adalah :
Antihipertensi lini pertama: Antihipertensi, target penurunan TD sistolok < 160 mmHg
Metildopa 500-2000 mg dibagi dalam 2-4 dosis sehari. dan diastolik < 105 mmHg. Jangan menurunkan TD terlalu
Metildopa merupakan golongan - adrenergik yang rendah karena dapat mengganggu suplai darah ke janin.
diekskresikan terutama melalui ginjal. Efek samping MgSO4 (larutan 20%) untuk pencegahan kejang, diberikan
utamanya adalah sedasi dan hipotensi postural. dengan dosis rumatan 1-2 g/jam dalam infus RL drip pelan

9
10 [Type text]

selama 24 jam. Selama pemberian MgSO4 harus tersedia Tirah baring atau pembatasan aktifitas fisik lain tidak
antidotum, yakni Ca glukonas jika terjadi hipermagnesemia. disarankan sebagai pencegahan primer pre-eklamsia dan
Pilihan cara melahirkan untuk pasien pre-eklamsia tidak selalu komplikasinya.
sectio. Metode melahirkan tergantung pada usia kehamilan,
presentasi janin, status serviks, dan kondisi ibu-janin. Apabila II. Solusio plasenta
dimungkinkan partus per vaginam dengan induksi kelahiran dapat 1. Definisi
dilakukan. Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan
plasenta dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah
Eklamsia kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir . Cunningham
Prioritas utama adalah menjaga jalan napas agar tetap bebas serta dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta sebagai separasi
mencegah cedera dan aspirasi isi lambung. Pasien yang sedang prematur plasenta dengan implantasi normalnya korpus uteri
kejang sangat mungkin jatuh dari tempat tidur sehingga pencegahan sebelum janin lahir (2). Jika separasi ini terjadi di bawah
jatuh harus dikerjakan. Diazepam atau lorazepam hanya boleh kehamilan 20 minggu maka mungkin akan didiagnosis sebagai
digunakan jika kejang tetap bertahan. Pemberian MgSO4 parenteral abortus imminens (5). Sedangkan Abdul Bari Saifuddin dalam
sangatlah direkomendasikan untuk pasien eklamsia setelah kejang bukunya mendefinisikan solusio plasenta adalah terlepasnya
berlalu. plasenta dari tempat implantasi normalnya sebelum janin lahir,
dan definisi ini hanya berlaku apabila terjadi pada kehamilan di
9. Pencegahan atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram .
Beberapa poin terbaru dikeluarkan oleh ACOG pada tahun 2013
mengenai pencegahan pre-eklamsia :
Pemberian aspirin 60-80 mg/hari dimulai pada akhir
trisemester pertama disarankan pada perempuan dengan
riwayat eklamsia dan kelahiran preterm kurang dari 34
minggu atau pre-eklamsia pada lebih dari satu kehamilan
sebelumnya.
Pemberian vitamin C dan E untuk mencegah pre-eklamsia
tidak direkomendasikan. Solusio Plasenta (Placental abrubtion)
Asupan garam harian disarankan untuk tidak direstriksi
2. Etiologi
selama kehamilan untuk pencegahan pre-eklamsia.

10
Zafira Alfani
1102012315

Penyebabnya hingga saat ini idiopatik, namun terdapat beberapa Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir,yang pada
faktor risiko yang mempertinggi kemungkinan terjadinya solusio, di pemeriksaan di dapatkan cekungan pada permukaan
antaranya usia ibu dan paritas tinggi, riwayat solusio plasenta maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna kehitam-
sebelumnya, abnormalitas janin, ketuban pecah dengan hitaman. Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-
polihidramnion, trauma, korioamnionitis kronis, dan pre-eklamsia. menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh
kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi
3. Klasifikasi menghentikan perdarahannya. Akibatnya hematoma
Klasifikasi solusio placenta antara lain: retroplasenter akan bertambah besar,sehingga sebagian dan
a. Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja seluruh plasenta lepas dari dinding uterus. Sebagian darah
plasenta terlepas dari tempat perlengkatannya. akan menyeludup di bawah selaput ketuban keluar dari
b. Solusio plasenta totalis ( komplek ) : bila seluruh vagina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam
plasenta sudah terlepas dari tempat perlengketannya. kantong ketuban atau mengadakan ektravasasi di antara
c. Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke serabut-serabut otot uterus.
bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam. Apabila ektravasasinya berlangsung hebat,maka
seluruh permukaan uterus akan berbercak biru atau ungu.
Hal ini di sebut uterus Couvelaire (Perut terasa sangat tegang
dan nyeri). Akibat kerusakan jaringan miometrium dan
pembekuan retroplasenter,maka banyak trombosit akan
masuk ke dalam peredaran darah ibu,sehinga terjadi
pembekuan intravaskuler dimana-mana,yang akan
menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen.
Akibatnya terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan
gangguan pembekuan darah tidak hanya di uterus tetapi juga
4. Patofisiologi pada alat-alat tubuh yang lainnya.
A. Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau Keadaan janin tergantung dari luasnya plasenta yang
uterus yang membentuk hematoma pada desidua,sehingga terlepas dari dinding uterus. Apabila sebagian besar atau
plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila perdarahan seluruhnya terlepas,akan terjadi anoksia sehingga
sedikit,hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak mengakibatkan kematian janin. Apabila sebagian kecil yang
jaringan plasenta,pedarahan darah antara uterus dan plasenta terlepas,mungkin tidak berpengaruh sama sekali,atau juga
belum terganggu,dan tanda serta gejala pun belum jelas. akan mengakibatkan gawat janin. Waktu sangat menentukan

11
12 [Type text]

beratnyaa gangguan pembekuan darah,kelainan ginjal,dan agak tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi
keadaan janin. Makin lama penanganan solusio plasenta semakin tegang karena perdarahan yang berlangsung. Salah satu
sampai persalinan selesai,umumnya makin hebat tanda yang menimbulkan kecurigaan adanya solusio plasenta ringan
komplikasinya. ini adalah perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman.
b. Solusio plasenta sedang
B. Pada solusio plasenta,darah dari tempat pelepasan akan Dalam hal ini plasenta telah terlepas lebih dari satu per empat
mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim bagian, tetapi belum dua per tiga luas permukaan. Tanda dan gejala
hingga akhirnya keluar dari serviks hingga terjadilah dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio plasenta ringan, tetapi
perdarahan keluar atau perdarahan terbuka. Terkadang dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus,
darah tidak keluar,tetapi berkumpul di belakang plasenta yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam.
membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan semacam ini Walaupun perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan
disebut perdarahan ke dalam atau perdarahan tersembunyi. sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya yang jika masih hidup
menimbulkan tanda yang lebih khas karena seluruh mungkin telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus teraba
perdarahan tertahan di dalam dan menambah volume uterus. tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin
Umumnya lebih berbahaya karena jumlah perdarahan yang sukar untuk diraba. Apabila janin masih hidup, bunyi jantung sukar
keluar tidak sesuai dengan beratnya syok. Perdarahan pada didengar. Kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin
solusio plasenta terutama berasal dari ibu,namun dapat juga telah terjadi, walaupun hal tersebut lebih sering terjadi pada solusio
berasal dari anak. plasenta berat.
c. Solusio plasenta berat
5. Manifestasi klinis Plasenta telah terlepas lebih dari dua per tiga permukaannnya.
Gambaran klinis dari kasus-kasus solusio plasenta diterangkan Terjadi sangat tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan
atas pengelompokannya menurut gejala klinis: syok dan janinnya telah meninggal. Uterusnya sangat tegang seperti
a. Solusio plasenta ringan papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam tampak tidak sesuai
Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dengan keadaan syok ibu, terkadang perdarahan pervaginam
dimana terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak mungkin saja belum sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas
berdarah banyak. Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya besar kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan darah dan
akan kehitam-hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau kelainan/gangguan fungsi ginjal.
terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus. Walaupun
demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba. Uterus yang 6. Diagnosis

12
Zafira Alfani
1102012315

Tanda klinis : perdarahan bisa terlihat/tersembunyi, c. Plasenta Previa Marginalis, yaitu plasenta yang tepinya
perdarahan merah tua, nyeri saat berdarah, kontraksi tetanik agak jauh letaknya dan menutupi sebagian ostium uteri
pada uterus, CTG bayi ada kelainan. Jika solusio besar, internum.
uterus akan keras dan nyeri. Terkadang gejala mirip dengan
persalinan prematur, janin meninggal, darah sedikit, perut
tegang.
Diagnosis definitif : ditemukan hematom retroplasenta
(setelah partus).
USG : tidak bisa memastikan karena gambaran retroplasenta
normal mirip dengan perdarahn pada solusio. USG dilakukan
min 2x karena ketika darah sudah membeku gambarannya
akan lebih ekogenik dalam 48 jam dan hipogenik hingga 2
minggu.
Color Doppler : membantu menegakkan diagnosis.
MRI : deteksi melalui metHb, namun dalam situasi darurat
tidak pas untuk melakukan ini. Manifestasi plasenta previa
Alfa-feto-protein dan hCG serum ibu : meninggi kadarnya. Gejala yang dapat ditemukan pada keadaan plasenta previa, yaitu:
Selain itu, kehamilan dengan kelainan kromosom, neural a. Perdarahan tanpa sebab dan tanpa rasa nyeri serta berulang
tube defek, hipertensi saar hamil, plasenta previa, ancaman b. darah berwarna merah segar, perdarahan pertama biasanya
prematur, IUGR. tidak banyak, tetapi perdarahan berikutnya hamper selalu
lebih banyak dari sebelumnya
7. Diagnosis banding c. timbulnya penyulit pada ibu yaitu anemia sampai syok dan
Plasenta previa pada janin dapat menimbulkan asfiksia sampai kematian
Menurut Chalik (2002) klasifikasi plasenta previa didasarkan atas janin dalam rahim, bagian terbawah janin belum masuk pintu
terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir : atas panggul dan atau disertai dengan kelainan letak oleh
a. Plasenta Previa Totalis, yaitu plasenta yang menutupi karena letak plasenta previa berada di bawah janin
seluruh ostium uteri internum. (Winkjosastro, 2002)
b. Plasenta Previa Partialis, yaitu plasenta yang menutupi
sebagian ostium uteri internum. 8. Tatalaksana

13
14 [Type text]

Tegakkan diagnosis dan segera rujuk ke RS a. Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah
Pada solusio plasenta berat, segera beri resusitasi cairan uterus-plasenta dalam waktu singkat)
1) Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus,
9. Komplikasi dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin.
Anemia syok hipovolemik, ggg pembekuan darah, DIC, 2) Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena ,
gagal ginjal, insufisiensi fungsi plasenta posisi terlentang.
Sindrom Sheehan : setelah syok yang berlangsung lama 3) Solusio plasenta.
teratasi, namun telah menyebabkan iskemia dan nekrosis 4) Plasenta previa dengan pendarahan.
adenohipofisis
Kematian janin, kelahiran prematur, kematian perinatal. b. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah
uterus-plasenta dalam waktu lama)
III. Gawat janin
1. Definisi 1) Penyakit hipertensi
2) Diabetes melitus
Gawat janin adalah kekhawatiran obstetri tentang keadaan janin, 3) Postmaturitas atau imaturitas
yang kemudian berakhir dengan seksio sesarea atau persalinan
buatan lainnya. (Sarwono Prawirohardjo.2009) c. Kompresi (penekanan) tali pusat
Dapat disimpulkan bahwa gawat janin pada persalinan adalah d. Isoimunisasi Rh.
suatu keaadaan dimana janin tidak mendapatkan O2 yang cukup,
yang jika tidak segera ditangani maka akan menyebabkan
kerusakan permanen sistem saraf pusat dan organ lain serta 3. Patofisiologi
kematian. Ada beberapa patofisiologi yang mendasari gawat janin:
2. Etiologi Dahulu janin dianggap mempunyai tegangan oksigen yang
lebih rendah karena janin dianggap hidup di lingkungan hipoksia
Etiologi gawat janin yaitu terdiri dari berbagai hal baik dari
dan asidosis yang kronik,tetapi sebenarnya janin hidup dalam
faktor ibu maupun faktor janin sehingga memicu terjadinya lingkungan yang sesuai dan konsumsioksigen per gram berat badan
sama dengan orang dewasa, kecuali bila janinmengalami stress.
gawat janin, berikut etiologinya :

14
Zafira Alfani
1102012315

Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin, dan kapasitas


angkut oksigen pada janin lebih besar dibandingkan dengan orang
dewasa. Demikian jugahalnya dengan curah jantung dan kecepatan
arus darah lebih besar daripadaorang dewasa. Dengan demikian
penyaluran oksigen melalui plasenta kepada janin dan jaringan
perifer dapat terselenggara dengan relatif baik. Sebagaihasil
metabolisme oksigen akan terbentuk asam piruvat, sementara
CO2danair diekskresi melalui plasenta. Bila plasenta mengalami
penurunan fungsiakibat dari perfusi ruang intervilli yang berkurang,
maka penyaluran oksigendan ekskresi CO2 akan terganggu yang
berakibat penurunan pH atautimbulnya asidosis. Hipoksia yang
berlangsung lama menyebabkan janinharus mengolah glukosa
menjadi energi melalui reaksi anaerobik yang tidak efisien, bahkan
menimbulkan asam organik yang menambah asidosismetabolik.
Pada umumnya asidosis janin disebabkan oleh gangguan arusdarah
uterus atau arus darah tali pusat.

Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi


kerusakan jaringanakibat hipoksia, karena janin mempunyai
kemampuan redistribusi darah bilaterjadi hipoksia, sehingga
jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima penyaluran darah
yang lebih banyak dibandingkan jaringan perifer.Bradikardia
mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar jantung bekerja
lebih efisien sebagai akibat hipoksia.

15

Anda mungkin juga menyukai