HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
Responden penelitian adalah ibu hamil dengan pre eklamsia di Ruang Nifas,
VK dan Poli KIA RSUD Gambiran Kediri. Pengambilan data dilakukan selama 1 bulan
dari tanggal 28 April sampai 23 Mei 2017. Ibu hamil dengan pre eklamsia yang
memenuhi kriteria inklusi sebanyak 32 orang diberikan teknik guidede imagery. Nilai
distribusi frekuensi dan prosentase tiap variabel yang diperoleh berdasarkan penelitian
remaja akhir (17-25 tahun), dewasa awal (26-35 tahun), dewasa akhir (36-45 tahun).
Distribusi frekuensi usia responden dapat dilihat secara rinci pada tabel.
Tabel V.1 : Distribusi frekuensi usia ibu hamil dengan pre eklamsia di RSUD
Gambiran Kota Kediri
No. Usia Frekuensi Presentase (%)
1 Remaja akhir (17-25 15 47
tahun)
2 Dewasa awal (26-35 10 31
tahun)
3 Dewasa akhir (36-45 7 22
tahun)
Total 32 100
Tabel V.1 menunjukkan bahwa paling banyak usia responden pada kelompok
yang ibu hamil dengan pre eklamsia di RSUD Gambiran Kota Kediri yaitu pada usia
primipara atau multipara. Distribusi frekuensi paritas responden dapat dilihat secara
Tabel V.2 : Distribusi frekuensi paritas ibu hamil dengan pre eklamsia di RSUD
Gambiran Kota Kediri
No. Paritas Frekuensi Presentase (%)
1 Primipara 22 69
2 Multipara 10 31
Total 32 100
kelompok ibu hamil dengan pre eklamsia di RSUD Gambiran Kota Kediri yang
berapa kali, 1 kali, 2 kali, 3 kali atau >3 kali. Distribusi frekuensi pemeriksaan ANC
Tabel V.2 : Distribusi frekuensi paritas ibu hamil dengan pre eklamsia di RSUD
Gambiran Kota Kediri
No. Pemeriksaan Frekuensi Presentase (%)
kehamilan
1 1 kali 4 12
2 2 kali 6 19
3 3 kali 4 13
4 >3 kali 18 56
Total 32 100
pada kelompok ibu hamil dengan pre eklamsia di RSUD Gambiran Kota Kediri
yang melakukan pemeriksaan ANC lebih dari tiga kali sebanyak 18 responden
(56%).
4. Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah pada ibu hamil dengan pre eklamsia
Tabel V.4 : Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah ibu hamil dengan pre
eklamsia sebelum dan sesudah dilakukan teknik guided imagery di
RSUD Gambiran Kota Kediri
Sebelum Sesudah
Tekanan darah Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase (%)
(%)
1(Tekanan darah 7 44 16 100
Normal)
2 (Hipertensi Sedang) 9 56 0 0
3 (Hipertensi Berat)
0 0 0 0
Tabel V.4 menunjukkan bahwa paling banyak tekanan darah pada ibu hamil
dengan pre eklamsia sebelum dilakukan teknik guided imagery adalah hipertensi
sedang sejumlah 9 responden (56%) dan sesudah dilakukan teknik guided imagery
(100%).
5. Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah pada ibu hamil dengan pre eklamsia
sebelum dan sesudah pemberian terapi farmakologis tanpa dilakukan teknik guided
imagery
Tabel V.4 : Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah ibu hamil dengan pre
eklamsia sebelum dan sesudah pemberian terapi farmakologis tanpa
dilakukan teknik guided imagery di RSUD Gambiran Kota Kediri
Sebelum Sesudah
Tekanan darah Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase (%)
(%)
1(Tekanan darah 7 44 7 44
Normal)
2 (Hipertensi Sedang) 9 56 9 56
3 (Hipertensi Berat)
0 0 0 0
Tabel V.4 menunjukkan bahwa paling banyak tekanan darah pada ibu hamil
dengan pre eklamsia sebelum dilakukan perlakuan kontrol adalah hipertensi sedang
tekanan darah resonden tetap sejumlah 9 orang (56%) dengan hipertensi sedang dan
6. Tabulasi
Tabel V.5 Tabulasi pengaruh guided imagery terhadap ibu hamil dengan pre eklamsia
di RSUD Gambiran Kediri
Guided imagery Kontrol Total
Tekanan darah
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 ( Tekanan darah 7 16 7 7
Normal )
2 ( Hipertensi Sedang) 9 0 9 9
3 ( Hipertensi Berat ) 0 0 0 0
Total 16 16 16 16 32
Setelah dianalisa data menggunakan aplikasi SPSS dengan uji statistik T-
Paired Test didapatkan p = 0,000 dimana nilai p < 0,05 yang berarti ada pengaruh
guided imagery terhadap penurunan tekanan darah ibu hamil dengan pre eklamsia di
RSUD Gambiran Kediri. Berdasarkan tabel V.5 tabulasi pengaruh guided imagery
terhadap penurunan tekanan darah ibu hamil dengan pre eklamsia dapat dijelaskan
tekanan darah atau hipertensi sedang. Setelah dilakukan pemberian terapi, guided
PEMBAHASAN
A. Tekanan Darah Ibu Hamil dengan Pre eklamsia Sebelum diberikan Tindakan
Guided Imagery
paritas, dan pemeriksaan ANC. Paling banyak usia responden pada kelompok
intervensi guided imagery ibu hamil dengan pre eklamsia di RSUD Gambiran Kediri
yaitu pada usia remaja akhir (17-25 tahun) sejumlah 7 responden (44%), disusul usia
dewasa awal (26-35 tahun) sejumlah 5 responden (31%) sedangkan paling sedikit usia
dewasa akhir (36-45 tahun) sejumlah 4 responden (25%). Sedangkan paling banyak
usia responden pada kelompok kontrol yaitu pada usia remaja akhir sebanyak 8
responden (50%), disusul usia dewasa awal sejumlah 5 responden (31%) sedangkan
paling sedikit usia dewasa akhir sejumlah 3 responden (19%). Faktor lain yang
paritas responden pada kelompok intervensi guided imagery ibu hamil dengan pre
banyak pada kelompok kontrol yaitu 11 responden (69%) dan sisanya pada multipara
sebanyak 5 responden (31%). Pada kelompok intervensi guided imagery ibu hamil
1 responden (6%) . Sedangkan pada kelompok kontrol ibu hamil dengan pre eklamsia
pemeriksaan yaitu sebanyak 1 responden (6%) . Tekanan darah pada ibu hamil dengan
pre eklamsia sebelum dilakukan guided imagery tekanan darah normal adalah
Sedangkan pada tabel V.5 menunjukkan bahwa tekanan darah normal sebelum
dilakukan perlakuan kontrol pada ibu hamil dengan pre eklamsia adalah sebanyak 7
responden (44%) dan hipertensi sedang pada ibu hamil dengan pre eklamsia sebelum
usia ibu yang ekstrim yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 40 tahun (POGI,
2016). Menurut Potter (2007), tekanan darah meningkat seiring dengan pertambahan
usia sehingga pada usia 35 tahun atau lebih terjadi peningkatkan risiko pre eklamsia.
atau primipara diartikan sebagai wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Pre
eklamsia tidak jarang dikatakan sebagai penyakit primagravida karena memang lebih
Melakukan kunjungan antenatal care juga merupakan salah satu hal penting. Karena
salah satu pencegahan timbulnya pre eklamsia dapat dilakukan dengan pemeriksaan
antenatal care secara teratur. Sehingga gejala awal pre eklamsia dapat diketahui sejak
intervensi dengan teknik guided imagery dan kelompok kontrol sebelum diberi
perlakuan pasien tampak gelisah dan tidak tenang. Dikarenakan Pre eklamsia
kabur,dll. Penderita akan merasa pusing, dan gelisah dan mudah marah karena adanya
B. Tekanan Darah Pada Ibu Hamil dengan Pre eklamsia Setelah Dilakukan Teknik
Guided Imagery
pada ibu hamil dengan pre eklamsia sesudah dilakukan teknik guided imagery adalah
tekanan darah normal sejumlah 16 orang (100%). Sedangkan pada kelompok kontrol
menunjukkan bahwa paling banyak tekanan darah pada ibu hamil dengan pre
eklamsia sesudah dilakukan perlakuan kontrol adalah tekanan darah normal sejumlah
darah atau hipertensi sedang. Tekanan darah tinggi yang dialami ibu hamil dengan pre
eklamsia setelah dilakukan teknik guided imagery dan perlakuan kontrol berada pada
rentan tekanan darah tinggi sedang dengan sistol 140-150 mmHg diastol 90-109
mmHg. Terapi guided imagery terbukti dapat menurunkan kadar hormon stress dalam
produksi kadar hormon adrenalin dan membuat ibu hamil dengan pre eklamsia
tekanan darah pada posttest diakibatkan karena ibu hamil dengan pre eklamsia
dilakukan intervensi berupa tekik guided imagery sehinga ibu tampak rileks, nyaman
Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian diatas tekanan darah pada ibu
hamil dengan pre eklamsia mengalami penurunan setelah dilakukan terapi guided
imagery. Hal ini dikarenakan guided imagery sangat berguna untuk menurunkan
tekanan darah pada ibu hamil dengan pre eklamsia karena terdapat unsur terapi yang
membuat merasa senang serta bahagia, oleh karena itu guided imagery sangat
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan pre eklamsia.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa tekanan darah pada ibu
hamil dengan pre eklamsia sebelum dilakukan teknik guided imagery dan diberikan
perlakuan kontrol terletak pada tekanan darah atau hipertensi sedang sejumlah 9
responden (56%) dan tekanan darah normal sebanyak 7 responden (44%), dan setelah
dilakukan teknik guided imagery maka terdapat perubahan tekanan darah yaitu ibu
hamil dengan pre eklamsia dengan tekanan darah normal sejumlah 16 responden
(100%) dan pada kelompok kontrol tidak ada perubahan dengan tekanan darah atau
hipertensi normal berjumlah 7 responden (44%) dan tekanan darah atau hipertensi
sedang sejumlah 9 responen (56%). Berdasarkan pada tabel hasil uji T-Paired Test
diperoleh nilai p value = 0,000 yang berarti kurang dari 0,05, maka dapat
bahwa teknik guided imagery berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah ibu
hamil dengan pre eklamsia. Hal ini terjadi karena dengan pemberian terapi Guided
Imagery dapat menurunkan tekanan darah karena terdapat unsur terapi yang berfungsi
atau tidak) mengancam fisik atau kesejahteraan emosional atau tuntunan dari sebuah
merubah situasi stres dari respon negatif yaitu peningkatan tekanan darah menjadi
gambaran positif yaitu penyembuhan dan penurunan tekanan darah (Dossey, 1995
sinyal fisiologis pada sistem saraf perifer dan otonom yang mengakibatkan melawan
peningkatan tekanan darah karena stress (Snyder, 2006 dalam Patricia A., 2013).
mempengaruhi peningkatan tekanan darah akibat respon stres, hal ini berkaitan
dengan teori Gate Control yang menyatakan bahwa hanya satu impuls yang dapat
berjalan sampai sumsum tulang belakang ke otak pada satu waktu dan jika ini
terisi dengan pikiran lain maka sensasi stress tidak dapat dikirim ke otak oleh karena
itu penurunan tekanan darah terjadi. Guided imagery juga dapat melepaskan
endorphin yang melemahkan respon stress dan terjadi peningkatan tekanan darah dan
dapat menurunkan tekanan darah karena respon stress berkurang (Hart, 2008, dalam
Perez H. P., 2016). Penelitian ini didukung oleh teori dari Melzack dan Wall (1965)
tentang Gate Control. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan darah darah
pada ibu hamil dengan pre eklamsia sesudah dilakukan terapi guided imagery
imagery.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Yusiana,
Rejeki (2015) yang dilakukan di RS. Baptis Kediri yang berjudul Terapi guided
imagery dan Deep Breathing efektif menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi, dengan hasil penelitian menunjukkan guided imagery efektif menurunkan
tekanan darah.
terapi guided imagery dan kelompok kontrol yang paling berpengaruh dalam
menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan pre eklamsia yaitu pemberian
terapi guided imagery, karena pada kelompok intervensi dengan pemberian terapi
imagery sangat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan
pre eklamsia. Jadi diharapkan oleh peneliti, ibu hamil dengan pre eklamsia dapat
mengatasi peningkatan tekanan darah yang biasanya kebanyakan pada ibu hamil
dengan pre eklamsia mengalami peningkatan tekanan darah dengan dilakukan terapi
D. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini meneliti pengukuran takanan darah yang mana hasil yang
didapatkan berupa data numerik sehingga setelah diperoleh hasil penelitian data
yang berupa data numerik tersebut diubah menjadi data kategorik untuk
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tekanan darah pada 32 ibu hamil dengan pre eklamsia sebelum dilakukan terapi
guided imagery mengalami rata-rata rentang tekanan darah atau hipertensi sedang-
2. Tekanan darah pada 32 ibu hamil dengan pre eklamsia setelah dilakukan terapi
guided imagery mengalami perubahan rentang tekanan darah yaitu pada tekanan
darah normal.
3. Berdasarkan hasil uji penelitian T-Paired Test diperoleh nilai p value = 0,000 yang
berarti kurang dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa p value <0,05, H1 diterima
B. Saran
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan, dapat dijadikan bahan masukan bagi RSUD
Gambiran Kediri bahwa pemberian terapi guided imagery dapat membuat Standar
tinggi pada ibu hamil dengan pre eklamsia di Ruang Nifas,Bersalin/VK, dan Poli
KIA.
mengenai penatalaksanaan tekanan darah tinggi pada ibu hamil dengan pre eklamsia
khususnya non-farmakologis.
menangani masalah tekanan darah tinggi pada ibu hamil dengan pre eklamsia