Anda di halaman 1dari 18

UNTAD

SKENARIO
SAVE DONI

LEARNING OBJECTIVE

PRAYUDI SETYO WIBOWO


N 101 12 127

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO

APRIL 2017
1. Mengapa bisa terjadi proses adiktif pada pengguna narkoba hingga sebabkan dilatasi pupil,
takikardi dan hiperhidrosis ?
Jawaban:
Pengertian Adiksi
Adiksi merupakan suatu kondisi ketergantungan fisik dan mental terhadap hal-hal
tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi orang yang mengalaminya. Dalam
adiksi, terdapat tuntutan dalam diri penyalahgunaan narkoba untuk menggunakan secara
terus menerus dengan disertai peningkatan dosis terutama setelah terjadinya
ketergantungan secara psikis dan fisik serta terdapat pula ketidakmampuan untuk
mengurangi dan/atau menghentikan konsumsi narkoba meskipun sudah berusaha keras.

Adiksi atau ketergantungan terhadap narkoba merupakan suatu kondisi dimana seseorang
mengalami ketergantunga secara fisik dan psikologis terhadap suatu zat adiktif dan
menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut :
A. Adanya proses toleransi :
Individu membutuhkan zat yang dimaksudkan dalam jumlah yang semakin lama semakin
besar, untuk dapat mencapai keadaan fisik dan psikologis seperti pada awal mereka rasakan
B. Adanya gejala putus zat (withdrawal syndrome) :
Individu akan merasakan gejala-gejala fisik dan psikologis yang tidak nyaman apabila
penggunaannya dihentikan. Perasaan yang tidak nyaman fisik seperti sakit, mata berair,
lemas, diare, muntah, dan sebagainya. Pada akhirnya gejala fisik tersebut dapat menurunkan
berat badan dan menimbulkan katergantungan para narkoba, serta komplikasi medis.

Secara psikologis, gejala putus obat ditandai dengan munculnya perasaan malu, rasa
bersalah, curiga, tidak aman, amarah, kesepian, tidak percaya diri, cemas, gangguan
kepribadian, tidak toleran, mengalami penolakan, curiga (terutama pada pengguna
methamphetamine ), dan halusinasi.

Selain terhadap kondisi fisk dan psikologis, seorang pengguna juga mengalami gangguan
pada perilakunya. Dalam kehidupan sosial, seseorang penyalahguna narkoba akan
mengisolasi diri, lari dari kenyataan, manipulatif, mengalami kemunduran moral, motivasi
rendah, berperilaku anti sosial, kemampuan sosial menurun, egois, pandangan dunia tida
realistik, dan lain-lain.
Merupakan penyakit primer
Seringkali tidak diperlukan suatu kondisi awal yang khusus untuk dapat menyebabkan
seseorang menjadi penyalahguna.
Kronis
Penyakit adiksi ini merupakan kondisi yang berulangkali kambuh dan terus menerus
menghinggapi pengguna narkoba seumur hidupnya. Yang mendorong dirinya untuk tidak
terjerumus adalh dukungan dari lingkungannya, terutama dari keluarga dan teman terdekat,
adaptasi yang baik dalam menghadapi masalah ini, dan komitmen pribadi yang selalu muncul
selain dari dalam diri penyalahguna, juga dukungan lingkungannya
Progresif
Penyakit adiksi dengan kondisi fisik dan psikis dimana semakin lama semakin memburuk
Potensial Fatal
Bila tidak ditolong dapat mengakibatkan kematian atau mengalami komplikasi medis,
psikologis, dan sosial yang serius.
Model-model Adiksi
Ada beberapa model ketergantungan yang digunakan untuk menjelaskan ketergantungan
anrkoba dalamprogram rehabilitasi. Tidak ada model yang dianggap lebih baik dan lebih
bermanfaat dalam suatu penyembuhan. Kebanyakan model-model itu digunakan secara
gabungan dari beberapa model.
Berikut ini adalah beberapa model diantaranya :

Model Belajar Berperilaku (Learning Model)


Model ini beranggapan bahwa seseorang menyalahgunakan narkoba karena pengalaman
pertamanya memperoleh imbalan yang menyenangkan dan positif.Hal-hal yang
menyenangkan dan positif tersebut menyebabkan orang mengulang kembali perilaku
penyalahgunaan tersebut.
Model kognitif (Cognitive Model)
Model kognitif ini beranggaoan bahwa pikiran dan keyakinan adalah faktor-faktor penyebab
utama dalam penyalahgunaan narkoba. Masalah medis, keuangan, dan masalah sosial
yang serius bukanlah penyebab seseorang mulai menggunakan narkoba,tetapi merupakan
sifat dasar yang membawa seseorang dimana terdorong pada suatu keyakinan adiktif yang
menghasilkan perilaku ketergantungan.
Model penyakit (Disease Model)
Dalam model ini penyalahguna narkoba dianggap sebagai kebiasaan menyimpang dimana
menyebabkan kondisi menyakitkan pada fisik yang bersangkutan dan ketergantungan.
Melalui penggunaan yang terus menerus seseorang penyalahgunaan narkoba akan
kehilangan kendali dan perilakunya
Model Pengaruh Orang Tua (Parental Influence Model)
Penyalahgunaan narkoba dilakukan oleh orang tua dapat menjadi contoh buruk bagi anak-
anak. Orang tua dapat menjadi munafik dan mengatakan kepada anak-anaknya.
Model Gaya Hidup (Life Style Model)
Dalam pandangan model ini merupakan imbalan kehidupan yang menyenangkan mengubah
kesadaran padahal-hal yang destruktif, seperti penyalahgunaan narkoba. Orang-orang yang
sudah mengalami ketergantungan akan sulit mengulang kebiasaan penyalahgunaan narkoba
karena dapat diannggap menghilangkan eksistensi dirinya.
Model Kelompok Sebaya (Peeabstir Cluster Model)
Model ini beranggapan bahwa penyalahguna narkoba dimulai dan menjadi kebiasaan dalam
kelompok sebaya. Dalam rangka menjaga hubungan dalam kelompok, orang meniru perilak
u penyalahgunaan narkoba leh
kelompok. Kemudian terjadi pembenaran yang akan mengubah keyakinan, nilai, perilaku,
dan alasan-alasan.
Model Pintu Gerbang (Gateway Model)
Penyalahgunaan nerkoba tidak terjadi secara tiba-tiba. Seseorang penyalahgunaan narkoba
tidak terjadi secara tiba-tiba. Seorang penyalahguna narkoba mulai menggunakan narkoba
dari yang ringan seperti rokok, alkohol, ganja sampai yang berat seperti morphine,
puptaw, shabu-shabu, kokain, dan sebagainya. Semua faktor tersebut menjadi oenentu
dalam penyalahgunaan narkoba.

Proses Terjadinya Adiksi


Dapat dijelaskan sebagai berikut:
Abstinence (Abstinensia)
Adalah periode dimana seseorang sama sekali tidak menggunakan narkoba untuk tujuan
rekreasional.
Social Use
Adalah periode dimana individu mulai coba-coba menggunakan narkoba untuk tujuan
rekreasional namun sama sekali tidak mengalami problem yang terkat dengan aspek sosial,
finansial, medis, dan sebagainya. Umunya individu masih bisa mengontrol pengguna zatnya.
Early Problem Use
Adalah periode dimana individu sudah penyalahgunakan narkoba dan perilaku
penyalahgunaan tersebut mulai berpengaruh pada kehidupan sosial individu tersebut,
misalnya munculnya malas belajar, malas sekolah, keinginan bergaul hanya dengan orang-o
rang tertentu saja, dan sebagainya.
Early Addiction
Adalah periode dimana individu sampai pada perilaku ketergantungan baik mengganggu
kehidupa sosial individu tersebut. Yang bersangkutan sulit mengikuti pola hidup orang
normal sebagaimana mestinya dan mulai terlibta pada perbuatan yang melanggar norma
dan nilai yang berlaku.
Severe Addiction
Adalah periode dimana individu hidup untuk mempertahankan keuntungannya, sama sekali
tidak memperhatikan lingkungan sosial dan dirinya sendiri. Pada tahap ini, individu biasanya
sudah terlibat pada tindak kriminal yang dilakukan demi memperoleh narkoba yang
diinginkan. Kapan seseorang dinyatakan sampai pada tahap kontinum terakhir
(ketergantungan berat/severe addiction), sangat tergantung pada beberapa hal, yaitu:
- Faktor individu : biologis, psikologis, dan sosial
- Jenis zat : opiate adalah jenis zat yang paling cepat menimbulkan ketergantungan

Otak manusia terdiri dari 10 juta neuron dengan milayaran interaksi elektro kimiawi yang
terus menerus berlangsung antarsel saraf yang terstruktur dan tersistem ke dalam kelompok-
kelompok fungsional. Kelompok fungsional ini bekerja sebagai pusat koordinasi yang
mengatur semua proses kegiatan/aktifitas
Adiksi adalah suatu kondisi dimana seseorang mengerjakan atau menggunakan sesuatu
sebagai kebiasaan (habit) atau suatu keharusan/kewajiban (compulsory) karena bila tidak
dilakukan akan menyebabkan rasa ketidak nyamanan.
Adiksi berpengaruh terhadap psikologik dan fisiologik penderita, dimana penyalahgunaan
(abuse) obat cenderung menyebabkan terjadinya adiksi ini. Salah satu obat yang termasuk
disalah gunakan adalah cocaine.
Cocaine adalah merupakan obat stimulant yang cepat mencapai jaringan otak dan
menyebabkan pengguna mejadi bereaksi berlebihan. Obat yang berbeda dapat
menyebabkan efek yang sama pada neuroteransmiter otak yaitu pada reseptor synaptic.
Misalnya heroin atau morfin berpengaruh menyerupai efek opioid yaitu pada endorphin atau
encofalin. Nikotin menyerupai asetilkolin , kanabis serupa endo-canabinoid dan
ampetamin/cocain berefek menyerupai dopamin/norephineprin. Didalam otak yang
dipengaruhi adalah suatu sistem disebut circuit (sirkuit), dimana sirkuit ini terdiri dari satu
set neuron yang ditemukan dalam Ventral Tegmental Area (VTA) yang berhubungan
dengan nucleus accumbens dan daerah lain seperti prefrontal cortex.
Perngaruh Narkoba Terhadap Sistem Saraf
Ada empat macam obat yang dapat berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu:
1. Sedatif, yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas normal otak.
Contohnya valium.
2. Stimulans, yaitu golongan obat yang dapat mempercepat kerja otak. Contohnya kokain.
3. Halusinogen, yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya penghayalan pada si
pemakai. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabu-sabu.
4. Painkiller, yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai
rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.

Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf, misalnya
hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai kekurangan dopamin. Dopamin
merupakan neurotransmitter yang terdapat di otak dan berperan penting dalam
merambatkan impuls saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini menyebabkan dopamin tidak
dihasilkan. Apabila impuls saraf sampai pada bongkol sinapsis, maka gelembung-gelembung
sinapsis akan mendekati membran presinapsis.

Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitter tidak dapat melepaskan isinya
ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak dapat menyebrang ke membran
post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak terjadinya depolarisasi pada membran
post sinapsis dan tidak terjadi potensial kerja karena impuls saraf tidak bisa merambat ke sel
saraf berikutnya.

Sumber:
- http://e-journal.uajy.ac.id/8457/3/TA213559.pdf
- http://www.rs-sejahterabhakti.com/2015/09/narkoba-pada-sistem-saraf.html
- http://eprints.undip.ac.id/277/1/Ichrodjuddin_N.pdf
2. Bagaimana metabolisme obat sampai diperoleh zat yang terkandung dalam hasil
pemeriksaan ?
Jawaban:
Pemeriksaan Urine Lebih Efektif Dibanding
Pemeriksaan Spesimen Lain
Pemeriksaan narkoba pada penyalahguna dapat dilakukan dengan pemeriksaan spesimen
biologi. Spesimen tersebut dapat berupa urine, darah, rambut, saliva dan keringat. Dari
pemeriksaan jenis spesimen tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan,
diantaranya:

1. Urine

Pemeriksaan urine penyalahguna narkoba dengan menggunakan rapid test lebih efektif
dibanding pemeriksaan untuk jenis spesimen lain, hal ini karena konsentrasi narkoba yang
dihasilkan lebih banyak terdapat di urine. Urine atau air seni adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah. Urine terdiri dari air dengan bahan
terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut dan materi organik.
Kelebihan dan kekurangan dari pemeriksaan urine adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
Biaya ekonomis
Alat uji lapangan mudah didapat (tersedia)
Waktu deteksi cepat
Kekurangan:
Urine mudah dicampur dengan bahan kimia lain, contohnya sabun, cairan pembersih
atau dapat ditukar dengan urine lain
Prosedur pengambilan sampel urin membutuhkan pengawasan sehingga privasi
suspect/terduga menjadi tidak nyaman
Adanya positif palsu dengan menggunakan rapid test sehingga harus dirujuk ke
laboratorium sesuai Kepmenkes RI Nomor: 194/Menkes/SK/VI/2012
Penanganan dan pengiriman sampel urine ke laboratorium harus memperhatikan
jenis zat yang dikonsumsi maksimal 8 hari setelah pemakaian kecuali untuk golongan
Cannabis (Ganja) sampai dengan 2 minggu
Penyimpanan diperlukan suhu dingin (freezer)

2. Darah
Tes darah merupakan pemeriksaan sampel yang diambil dari tusukan pada jari atau pada
vena dibagian lengan dengan menggunakan jarum. Konsentrasi narkoba di dalam darah tidak
sebanyak yang terkandung diurine karena darah mengangkut bahan bahan sisa
metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa
ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Pada pemeriksaan darah terdapat kelebihan dan
kekurangan diantaranya sebagai berikut:
Kelebihan:
Sampel tidak mudah dipalsukan
Dapat memperkirakan konsentrasi narkoba yang digunakan
Dapat mengetahui jangka waktu pemakaian terakhir
Kekurangan:
Mudah rusak
Konsentrasi narkoba yang didapat di darah lebih sedikit dibanding urine
Pengambilan sampel membutuhkan tenaga medis atau yang mempunyai keahlian
Teknik pengambilan sampel membuat ketidaknyamanan (sakit)
Penanganan dan pengiriman sampel urine ke laboratorium harus dimasukkan ke dalam
tabung EDTA
Penyimpanan diperlukan suhu dingin (freezer)

3. Rambut

Tes rambut memiliki masa deteksi yang paling lama. Pendeteksian disarankan satu bulan
setelah pemakaian, karena umumnya rambut manuasia tumbuh 1 cm setiap bulan, selai itu
narkoba baru terdisposisi pada rambut setelah 7 hari dari pemakaian. Pada Pemeriksaan
rambut terdapat kelebihan dan kekurangan, diantaranya sebagai berikut:
Kelebihan:
Sangat stabil
Lebih mudah dalam pengiriman dan penyimpanan sampel (tidak diperlukan suhu
dingin)
Teknik pengambilan sampel tidak membutuhkan privacy
Lebih sulit untuk dicampur dengan bahan kimia lain atau ditukar dibanding urine
Kekurangan:
Digunakan untuk pemeriksaan pada pengguna narkoba yang rutin (kronis)
Biaya mahal
Alat uji lapangan tidak teredia
Tidak mampu mendeteksi pada 1-6 hari setelah pemakaian narkoba. Dapat
mendeteksi minimum setelah 7 hari pemakaian narkoba, 1 bulan sampai dengan
tahunan setelah pemakaian narkoba.

4. Saliva

Pemeriksaan Narkoba dapat juga melalui saliva atau air liur dan alat yang digunakan berupa
rapid tes saliva. Saliva adalah suatu cairan rongga mulut yang kompleks dan terdiri atas
campuran sekresi kelenjar ludah mayor dan minor yang ada pada mukosa rongga mulut.
Saliva yang terbentuk dalam rongga mulut, kurang lebih 90% dihasilkan oleh kelenjar
submaksilaris dan parotis, 5% oleh kelenjar sublingual, dan 5% lainnya dihasilkan oleh
kelenjar ludah minor. Pemeriksaan narkoba dengan saliva biasanya dilakukan untuk
penyalahguna yang baru konsumsi narkoba, diambil 10 menit setelah pemakaian.
Kelebihan:
Proses pengumpulan sampel selalu dapat diperoleh.
Pengambilan sampel tidak perlu melukai
Tidak memerlukan pelatihan khusus dalam pengumpulan dan penanganan air liur
Waktu deteksi cepat
Kekurangan:
Hanya mendeteksi narkoba yang dihisap dengan cara inhalan atau merokok seperti ganja dan
sabu dan blotter paper yang ditempelkan pada lidah seperti LSD.
Konsentrasi narkoba sangat kecil
Biaya mahal
Perlu pengawasan yang memadai untuk menghindari pemalsuan melalui air minum,
membilas atau menambahkan zat ke mulut.

5. Keringat
Mekanisme pengujian narkoba menggunakan keringat sepenuhnya bergantung pada pH
keringat dan pKa dari narkoba. Proses metabolisme narkoba pada keringat yaitu pada
kelenjar kulit (kelenjar, ekrin dan kelenjar apocrine) yang bergantung pada mekanisme difusi
dari darah (plasma). Pada narkoba yang lebih bersifat basa, ekskresi pada keringat akan
meningkat karena sifat keringat yang lebih asam.
Kelebihan:
Pengambilan sampel tidak perlu melukai
Pendeteksian dapat dilakukan setelah beberapa hari sampai seminggu
Sampel tidak mudah dipalsukan
Kekurangan:
Tidak banyak laboratorium yang dapat melakukan pengujian
Tidak dapat dilakukan pada kulit yang terluka dan banyak rambut
Paparan narkoba pada kulit akan mengkontaminasi alat pengambil sampel

PENGGUNAAN DAN PENDETEKSIAN ALAT SKRINING URINE


Skrining merupakan salah satu cara dalam pemeriksaan urine mengandung narkoba. Alat
yang biasa digunakan adalah Rapid Test. Alat Skrining Urine (Rapid Test) ada beberapa
model, diantaranya:

1. Model Strip/Stick (Tunggal dan Multi)

Strip/Stick Test ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dibuat dalam bentuk
imunokromatografi kompetitif kualitif yang praktis, tidak memerlukan tenaga terampil dan
cepat. Cara Penggunaannya:
Celupkan alat tes ke dalam urine sampai batas
Proses deteksi tunggu beberapa saat ( 4-6 menit), amati garis yang terbentuk

2. Model Stick Tetes/Cart Test (Tunggal dan Multi)

Card Test ini sama seperti Strip/Stick Test yang sudah dijelaskan sebelumnya. Yang
membedakan, jika Strip/Stick Test ini dicelupkan pada wadah yang sudah diisi dengan
urine, sedangkan pada Card Test ini urine yang diteteskan pada zona sampel sekitar 3-4
tetes urine. Kemudian tunggu beberapa saat ( 4-6 menit), amati garis yang terbentuk.

3. Model Cup/Pot (Multi)


Cup Test ini merupakan model yang sangat praktis dibanding dengan model stick atau card
test karena tempat penampungan dan deteksi menjadi satu.. Cara penggunaannya:
Masukan urine kedalam cup/pot sampai batas
Proses deteksi tunggu beberapa saat ( 4-6 menit), amati garis yang terbentuk

Proses Deteksi :

Keterangan:
(+) POSITIF : Garis satu pada C (control)
( - ) NEGATIF :
- Garis dua pada C (control) dan T (Test)
- Garis berbayang pada T (Test)
INVALID :
- Garis satu pada T (Test)
- Tidak ada garis pada C (control) dan T (Test)
Catatan:
Penyimpanan Rapid Test ditempatkan pada suhu + 15 28C

WAKTU DETEKSI NARKOBA DALAM URINE

Pemakaian tidak rutin Pemakaian rutin /


Golongan Narkoba Pecandu
/ sekali waktu berulang

Amphetamine 1 3 hari 2 6 hari Beberapa minggu

Methamphetamine 1 3 hari 2 6 hari Beberapa minggu

Sampai dengan
Cocaine 12 48 jam 1 4 hari
beberapa minggu

Sampai dengan
Morphine 12 48 jam 2 6 hari
beberapa minggu
Cannabis/THC (delta 9 Sampai dengan 23
2 7 hari 4 14 hari
tetrahydrocannabinol) bulan

Benzodiazepines 2 5 hari 4 14 hari 1 bulan

Barbiturates 4 8 hari 5 15 hari 1 bulan atau lebih


Catatan:
Waktu deteksi narkoba dalam urine tergantung dari metabolisme pengguna narkoba.

Amphetamine
Metabolisme Amphetamine
Amphetamine dimetabolisasi di hepar dan diekskresi dalam bentuk aslinya atau dalam
bentuk metabolitnya. Kecepatan eliminasi amfetamin melalui urin bergantung pada pH
urin. Semakin kecil pH, semakin besar kadar amphetamine yang diekskresi dalam bentuk
yang tidak berubah. Pada pH yang tinggi (alkalis), metabolisme amphetamine dalam hepar
juga berlangsung lebih lama. Semakin banyak amphetamine yang tersebar di dalam
jaringan ekstravaskular sebagai akibat penggunaan yang sering atau ketika toleransi sudah
terjadi. Hasil metabolisme dari amphetamine adalah Amphetamine, 4-hydroxy-
amphetamine, Benzoic acid dan Hippuric acid.
Pengaruh amphetamine terhadap pengguna bergantung dari jenis amphetamine yang
digunakan, dosis yang digunakan dan cara penggunaannya. Secara umum amphetamine
yang dikategorikan dosis rendah sampai dosis sedang adalah 5 50 mg pada penggunaan
secara oral. Sedangkan yang dikategorikan dosis besar adalah lebih dari 100 mg pada
penggunaan secara intravena.

Waktu Pendeteksian Amphetamine dalam Urine:


Penyalahguna amphetamine dapat dideteksi melalui tes urine. Alat yang digunakan untuk
skrining urine adalah rapid test jenis amphetamine. Waktu pendeteksian dapat
berdasarkan lama penggunaannya, diantaranya:
1. Penggunaan tidak rutin atau sekali pakai, 1 3 hari
2. Penggunaan rutin atau berulang, 2 6 hari
3. Pecandu, beberapa minggu

Senyawa-senyawa yang dapat terdeteksi pada rapid test Amphetamine:


1. Amphetamine
2. Metamphetamine
3. MDA
4. PMA
5. Katinon

Metamphetamine
Metabolisme Methamphetamine
Methamphetamine dimetabolisasi di hepar dan diekskresi tanpa diubah dahulu melalui
urine. Waktu paruh methamphetamine akan sangat dipersingkat jika urine dalam keadaan
asam. Waktu paruh methamphetamine sedikit lebih panjang dibandingkan dengan
amfetamina (sekitar 7-19 jam). Penggunaan methamphetamine secara inhalan atau injeksi
intravena menimbulkan gejala kardiovaskular yang lebih berat.
Hasil metabolisme methamphetamine berupa methamphetamine (44%), amfetamina (6-
20%) dan 4-hydroxymethamphetamine (10%).

Waktu Pendeteksian Methamphetamine dalam Urine:


Penyalahguna Methamphetamine dapat dideteksi melalui tes urine. Alat yang digunakan
untuk skrining urine adalah rapid test jenis methamphetamine dan amfetamina. Waktu
pendeteksian dapat berdasarkan lama penggunaannya, diantaranya:
1. Penggunaan tidak rutin atau sekali pakai, 1 3 hari
2. Penggunaan rutin atau berulang, 2 6 hari
3. Pecandu, beberapa minggu

Senyawa-senyawa yang dapat terdeteksi pada rapid test methamphetamine:


1. Methamphetamine (N-methyl-1-phenylpropan-2-amine)
2. MDMA/Ecstasy (3,4- Methylenedioxymethamphetamine)
3. PMMA (4-Methoxymethamphetamine)
4. Methylon (Metkatinon)

Cocaine
Metabolisme Cocaine
Cocaine dimetabolisme di organ hati kemudian disalurkan ke bagian tubuh lain melalui
pembuluh darah dan selanjutnya akan di eksresikan ke ginjal,bentuk metabolit dari
cocaine sebagian besar dalam bentuk benzoylecgonine (BE), dan sebagian lainnya dalam
bentuk ecgoninemethyl ester (EME) dan ecgonine. Hanya sekitar 1% cocaine yang keluar
dalam bentuk cocaine (tidak termetabolit) dalam urine. Metabolit dari cocaine lainnya
adalah norcocaine, p-hydroxycocaine, m-hydroxycocaine, p-hydroxybenzoylecgonine
(pOHBE), dan m-hydroxybenzoylecgonine. Jika cocaine dikonsumsi bersama dengan
alkohol, didalam hati cocaine akan membentuk cocaethylene yang mempunyai efek toksik
yang lebih dibandingkan dengan cocaine dalam bentuk tunggal.
Beberapa jenis obat-obatan atau produk herbal yang dapat mengganggu dalam
pemeriksaan skrining pada urine cocaine adalah antibiotik amoxicillin, coca leaf tea, dan
tonic water.

Waktu Pendeteksian Cocaine dalam Urine:


Metabolit dari cocaine dapat terdeteksi didalam urine. Alat yang digunakan untuk skrining
urine adalah rapid test jenis cocaine. Waktu pendeteksian dapat berdasarkan lama
penggunaannya, diantaranya:
1. pemakaian tidak rutin 12-48 jam
2. pemakaian rutin 1-4 hari
3. pecandu sampai dengan beberapa minggu.

Ganja
Metabolisme Ganja/THC
Bila diisap, asap ganja yang mengandung lebih dari 60 kanabinoid dan bahan kimia lain
ditahan dalam paru-paru beberapa detik. Sekitar 50% akan diabsorbsi (penggunaan oral
hanya diabsobsi 3-6%). Pengaruh rokok ganja pada penggunaan timbul setelah 20-30
menit dan kadar THC tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu 2 3 jam. Kemudian
THC meninggalkan plasma dan masuk kedalam jaringan yang mengandung lemak,
terutama otak dan testis. THC dimetabolisme didalam hati dan ekskresi terutama melalui
tinja (65%) dan urine (25%). Waktu paruhnya adalah 2-7 hari. Sehingga dalam urine dapat
dideteksi sampai seminggu setelah penggunaan terakhir. Hasil metabolisme dari
pengguna ganja adalah 11-Hydroxy-delta 9-tetrahydrocannabinol dan 11-nor- 9-carboxy-
delta 9-tetrahydrocannabinol (9-carboxylic-THC) dan merupakan metabolit terbesar yang
diekskresi diurin.
Waktu Pendeteksian THC (delta 9 tetrahydrocannabinol) dalam Urine:
Penyalahguna Ganja dapat dideteksi melalui tes urine. Alat yang digunakan untuk skrining
urine adalah rapid test jenis THC (delta 9 tetrahydrocannabinol). Waktu pendeteksian
dapat berdasarkan lama penggunaannya, diantaranya:
1. Penggunaan tidak rutin atau sekali pakai, 2 7 hari
2. Penggunaan rutin atau berulang, 4 14 hari
3. Pecandu, sampai dengan 2 3 bulan
Senyawa-senyawa yang dapat terdeteksi pada rapid THC:
Pada rapid THC, senyawa yang terdeteksi adalah senyawa yang terkandung dalam Ganja,
diantaranya: tetrahydrocannabinol (THC), kanabinol, asam tetrahidrokanabidiolat dan 11-
nor-delta-9-tetrahydrocannabinol-9-carboxylic (9-carboxylic-THC) yang merupakan hasil
metabolisme dari pengguna ganja/THC

Opiate
Metabolisme golongan opiate
dan Jenis Rapid Test yang digunakan

Golongan Half Life Positif pada


Metabolite Utama
Opiat (Hour) Rapid Test

Morphine 1.5 6.5 Normorphine, hidromorfone (<2.5%) Opiat dan Morphine

Heroin Up to 6hr 6-monoacetylmorphine (6-MAM) Opiat dan Morphine

Codeine 1-4 morphine, hydrocodone (< 11%), norcodeine Opiat dan Morphine

hydrocodo hydromorphone, norhydrocodone,


3.5 - 9 Opiat dan Morphine
ne dihydrocodeine

Hydromor
3-9 hydromorphol Opiat
phone

Waktu Pendeteksian Morphine dalam Urine:


Morphine dapat dideteksi melalui tes urine. Alat yang digunakan untuk skrining urine
adalah rapid test jenis opiat atau morphine. Waktu pendeteksian morphine dapat
berdasarkan lama penggunaannya, diantaranya:
1. Penggunaan tidak rutin atau sekali pakai, 12 48 jam
2. Penggunaan rutin atau berulang, 2 6 hari
3. Pecandu, sampai dengan beberapa minggu

Benzodiazepine
METABOLISME GOLONGAN BENZODIAPIN
Benzodiazepines Parent compounds and metabolites Half-lives (h) % excreted

Short-acting benzodiazepines (half-life < 10h)

Alprazolam - alprazolam 9-30 12-20


- -hydroxyalprazolam 1-2 15-17
- 5-chlorobenzophenone 17
- 4-hydroxyalprazolam Trace
- 2-(3-hydroxymethyl-5-methyl- Trace
triazolyl)-5-chlorobenzo-phenone

Loprazolam - loprazolam 4-7


- piperazine-N-oxide

Lorazepam - lorazepam 8-25 75


- quinolone metabolite

Oxazepam - oxazepam 5-15 70-80

Temazepam - temazepam 3-38 80


- oxazepam 5-15

Triazolam [68] - triazolam 1-4 <1


- -hydroxytriazolam 4 60-80
- 4-hydroxytriazolam 4 11
- ,4-dihydroxytriazolam

Intermediate-acting benzodiazepines (half-life 10-24h)

Clonazepam - clonazepam 10-50 <1


- 7-aminoclonazepam major
- 7-acetamidoclonazepam major

Delorazepam - delorazepam
- lorazepam 8-22 75

Estazolam - estazolam 12-18


- 4-hydroxyestazolam
- 1-oxoestazolam

Flunitrazepam - flunitrazepam 11-25 < 0.2


- 7-aminoflunitrazepam 10
- 7-acetamidoflunitrazepam 26
- desmethylflunitrazepam
- 3-dihydroxyflunitrazepam 3.5

Tetrazepam - tetrazepam 13-44


- 3-hydroxytetrazepam
- -hydroxytetrazepam
- ,3-dihydroxytetrazepam

Long-acting benzodiazepines (half-life >24h)


Chlordiazepoxide - chlordiazepoxide 5-30
- desmenthylchlordiazepoxide
- demoxepam (nordazepam-N
-oxide) 50-99 6 major
- nordazepam 5-15
- oxazepam

Diazepam [72] - diazepam 20-50 50-99 Trace


- nordazepam 5-15 Trace 33
- oxazepam

Flurazepam - flurazepam 2-3 50-100 Trace


- desalkylflurazepam Trace
- N-(1-hydroxyethyl)flurazepam 29-85

Ketazolam - ketazolam 1.5 20-50 56


- desmethylketazolam 50-99 5-15
- diazepam
- nordazepam
- oxazepam

Nitrazepam - nitrazepam 18-38


- 7-aminonitrazepam 55-105
- 7-acetamidonitrazepam
- 2-amino-5-nitrobenzophenone

Nordazepam - nordazepam 50-99 5-15


- oxazepam

Pinazepam - nordazepam* 50-99 5-15


- oxazepam*

Oxazolam - oxazolam
- noradazepam 50-99
*probable metabolite

Waktu Pendeteksian Benzodiazepines dalam Urine:


Penyalahguna Golongan Benzodiazepines dapat dideteksi melalui tes urine. Alat yang
digunakan untuk skrining urine adalah rapid test jenis benzodiazepines. Waktu
pendeteksian berdasarkan lama penggunaannya, diantaranya:
1. Penggunaan tidak rutin atau sekali pakai, 2 5 hari
2. Penggunaan rutin atau berulang, 4 14hari
3. Pecandu, 1 bulan
Beberapa jenis obat-obatan atau produk herbal yang dapat mengganggu dalam
pemeriksaan skrining pada urine benzodiazepines adalah oxaprozin, sertraline.

Barbiturat
Metabolisme Pengguna Golongan Barbiturates
Golongan Barbiturates yang paling banyak disalahgunakan adalah senyawa dengan
kerja pendek dan sedang. Barbiturates yang kerjanya panjang jarang disalahgunakan.
Turunan-turunan Barbiturates dieksresikan melalui urine dalam jumlah yang bervariasi
baik dalam bentuk aslinya maupun metabolitnya. Barbiturates dengan kerja yang panjang
dieksresikan dalam bentuk aslinya dengan persentase yang tinggi melalui urine,
sedangkan Barbiturates dengan kerja pendek, Secobarbital dan Amobarbital, secara
ekstensif dimetabolisme dan dieksresikan melalui urine, dengan persentase yang kecil
dalam bentuk asilnya. Penyalahgunaan barbiturates sebagian besar melalui cara oral
karena pemakaian secara intravena menimbulkan rasa nyeri dan sklerosing (pengerasan)
pada vena, flebitis (peradangan pada pembulu darah vena), dan abses (nanah).
Barbiturates kadang-kadang disalahgunakan bersama-sama amfetamin untuk
memperoleh perasaan yang lebih hebat dibandingkan pemakaian zat itu sendiri . kadang-
kadang barbiturates juga disalahgunakan bersama heroin, sehingga bisa timbul
ketergantungan terhadap kedua zat tersebut.
Golongan barbiturates antara lain : amobarbital, butabarbital, butalbital, pentobarbital,
phenobarbital, secobarbital, dapat di deteksi dengan skrining test barbiturates dengan
konsentrasi minimal 200 300 ng/ml. Berbagai macam gologan barbiturates mempunyai
waktu paruh (half time) yang berbeda-beda.

Tabel. Metabolit Golongan Barbiturates dan Waktu Paruh (Half Time)

Golongan Metabolit Half Time /Hour


Barbiturates

Secobarbital 3-hidroxysecobarbital 19-34 Rata-rata 25


5-allyl-5-(3-carboxy-1-methylpropyl)-barbituric acid
(4%)
5-(2,3-dihydroxypropyl) secobarbital (4%)
3-oxosecobarbital (3%)

Phenobarbital p-hydroxyphenobarbital (17%) 50-150 Rata-rata


N-glucopyranosylphenobarbital (sampai dengan 30%) 100
Two dihydrodiol metabolites

Amobarbital 3-hydroxyamobarbital (30-50%) 8 40 Rata-rata 24


N-glucopyranosylamobarbital (sampai dengan 30%)
5-(3-carboxybutyl)-5-ethylbarbituric acid (5%)

Butalbital 5-(2,3-dihydroxypropyl) metabolite (20-60%) 30 88


5-(3-hydroxy-2-methyl-1-propyl) metabolite (10%)

Pentobarbital 3-hydroxypentobarbital Sampai dengan


3-oxypentobarbital (7-14%) 48-Rata-rata 27
3-carboxy metabolite (10-15%)
N-glucoside conjugate (13%)

Butobarbital 3-hydroxybutobarbital (22-28%) 40


3-oxobutobarbital (14-18%)
3-carboxypropyl metabolite (4-8%)
MDMA (Ekstasy)
Metabolisme MDMA
MDMA mencapai konsentrasi maksimal dalam aliran darah antara 1,5 dan 3 jam
setelah konsumsi. Hal ini kemudian perlahan-lahan dimetabolisme dan dikeluarkan,
dengan tingkat MDMA dan metabolitnya menurun setengah dari konsentrasi puncak
selama sekitar 8 jam. 80 % MDMA di metabolisme didalam hati dan 20 % diekskresikan
tidak berubah dalam urine. Hasil metabolisme dari pengguna MDMA adalah 3,4-
methylenedioxyamphetamine (MDA), 4-hydroxy-3-metoksi-methamphetamine (HMMA),
4-hydroxy-3-methoxyamphetamine (HMA), 3,4-dihydroxyamphetamine (DHA ) (juga
disebut alpha-methyldopamine
(-Me-DA)), 3,4-methylenedioxyphenylacetone (MDP2P), dan N-hidroksi-3,4-
methylenedioxyamphetamine (MDOH).

Waktu Pendeteksian MDMA dalam Urine:


Pendeteksian penyalahguna MDMA dapat melalui tes urine. Hal ini merupakan cara
yang paling umum untuk menguji ekstasi (MDMA), dimana sampel yang diuji adalah
sampel urine yang baru dan alat yang digunakan untuk skrining urine MDMA adalah rapid
test jenis MDMA dan rapid test jenis Metamfetamina . MDMA akan tetap terdeteksi
dalam urine untuk jangka waktu 2 sampai 4 hari pasca konsumsi. Sebagian besar MDMA
tidak ada lagi ditubuh dalam waktu 3 hari (72 jam). Jika seorang individu memiliki urine
dengan alkalinitas yang tinggi, dapat dimungkinkan MDMA tetap berada dalam sistem
tubuh lebih dari 3 hari.

Sumber:
- http://lab.bnn.go.id/urine_screening_system/6.%20PENGGUNAAN%20DAN
%20PENDETEKSIAN%20ALAT%20SKRINING.php
3. Bagaimana proses detoksifikasi obat-obatan terlarang ?
Jawaban:
Macam-Macam Rehabilitasi
Tahapan rehabilitasi terbagi atas 2 yaitu :
a.Rehabilitasi Medis
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Narkotika, Rehabilitasi Medis
adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan narkotika. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), pada tahap ini pecandu
diperiksa seluruh kesehatan fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokter inilah yang
memutuskan apakah pecandu perlu mendapat obat tertentu, misalnya untuk mengurangi
gejala putus zat (sakau). Pemberian obat pada tahap ini tergantung dari jenis narkoba dan
berat ringannya gejala putus zat. Oleh karena itu dibutuhkan kepekaan, pengalaman, dan
keahlian dokter yang merawat pecandu.
Berikut adalah beberapa cara rehabilitasi medis bagi korban
pengguna narkoba sebagai berikut :
1) Detoksifikasi
Detoksifikasi merupakan satu cara untuk menghilangkan racun-racun obat dari tubuh si
penderita kecanduan narkoba. Proses ini dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut :
Cold Turkey
Istilah yang digunakan berarti seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan
narkoba atau zat adiktif. Mungkin ini merupakan metode yang tertua. Metode ini mengurung
pecandu yang sedang berada dalam masa putus obat (selama gejala tersebut ada), tanpa
memberikan obat-obatan. Pecandu dikurung tak lebih dari dua minggu. Setelah gejala putus
obat hilang, baru pecandu dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi
nonmedis).
Terapi substitusi
Hanya dapat digunakan untuk pasien- pasien ketergantungan heroin (opioida), karena
itu sebutan lengkapnya adalah terapi substitusi opioida. Untuk pengguna opioida hard core
addict(pengguna opioida yang telah bertahun- tahun menggunakan opioida suntikan),
pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu berulang kali menjalani
terapi ketergantungan. Kebutuhan akan heroin (narkotika ilegal) diganti (substitusi), dengan
narkotika legal.

Beberapa obat yang biasa digunakan ialah:


kodein, bufrenorphin, metadone, naltrekson.
Obat-obatan ini dapat digunakan sebagai obat detoksifikasi maupun sebagai terapi
rumatan. Obat-obat ini diberikan sebagai pengganti heroin, dalam dosis yang sesuai dengan
ebutuhan pecandu, untuk kemudian secara bertahap dosisnya diturunkan.
Rapid detoxification
Cara detoksifikasi yang dilakukan dengan anestesi umum (6-12jam)
Simtomatik
Cara detoksifikasi yang dilakukan sesuai gejala yang dirasakan pemakai narkoba.

2) Deteksi sekunder infeksi


Pada tahap ini biasanya dilakukan pemeriksaan labotarium lengkap dan tes penunjang
lain. Tujuan tahap ini adalah untuk mendeteksi penyakit atau kelainan yang menyertai para
pecandu narkoba. Contohnya: hepatitis (B/C,D), aids, penyakit menular seksual seperti sipilis,
GO, dan lain-lain. Jika dalam pemeriksaan ditemukan penyakit di atas biasanya langsung
dilakukan pengobatan medis sebelum pasien dikirim ke rumah rehabilitasi.
Hal ini perlu untuk mencegah terjadinya penularan penyakit pada para penderita yang lain
atau tenaga kesehatan yang ada di tempat rehabilitasi
3) Tahap rehabilitasi medis lanjut
Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi kesehatan pasien untuk sembuh
secara total secara fisik
Suasana lingkungan penyembuhan yang diperlukan :
Perhatian yang lebih dari penghuni Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna
Narkoba di Provinsi DIY selayaknya seperti ditengah keluarga sendiri.
Adanya kedekatan dan keakraban antar penghuni seperti anggota keluarga,
sehingga muncul sebuah interaksi.
Suasana ketenangan (privasi) untuk proses penyembuhan secara medis.

Sumber:
- http://e-journal.uajy.ac.id/2983/3/2TA12153.pdf

Anda mungkin juga menyukai