SKENARIO
SAVE DONI
LEARNING OBJECTIVE
APRIL 2017
1. Mengapa bisa terjadi proses adiktif pada pengguna narkoba hingga sebabkan dilatasi pupil,
takikardi dan hiperhidrosis ?
Jawaban:
Pengertian Adiksi
Adiksi merupakan suatu kondisi ketergantungan fisik dan mental terhadap hal-hal
tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi orang yang mengalaminya. Dalam
adiksi, terdapat tuntutan dalam diri penyalahgunaan narkoba untuk menggunakan secara
terus menerus dengan disertai peningkatan dosis terutama setelah terjadinya
ketergantungan secara psikis dan fisik serta terdapat pula ketidakmampuan untuk
mengurangi dan/atau menghentikan konsumsi narkoba meskipun sudah berusaha keras.
Adiksi atau ketergantungan terhadap narkoba merupakan suatu kondisi dimana seseorang
mengalami ketergantunga secara fisik dan psikologis terhadap suatu zat adiktif dan
menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut :
A. Adanya proses toleransi :
Individu membutuhkan zat yang dimaksudkan dalam jumlah yang semakin lama semakin
besar, untuk dapat mencapai keadaan fisik dan psikologis seperti pada awal mereka rasakan
B. Adanya gejala putus zat (withdrawal syndrome) :
Individu akan merasakan gejala-gejala fisik dan psikologis yang tidak nyaman apabila
penggunaannya dihentikan. Perasaan yang tidak nyaman fisik seperti sakit, mata berair,
lemas, diare, muntah, dan sebagainya. Pada akhirnya gejala fisik tersebut dapat menurunkan
berat badan dan menimbulkan katergantungan para narkoba, serta komplikasi medis.
Secara psikologis, gejala putus obat ditandai dengan munculnya perasaan malu, rasa
bersalah, curiga, tidak aman, amarah, kesepian, tidak percaya diri, cemas, gangguan
kepribadian, tidak toleran, mengalami penolakan, curiga (terutama pada pengguna
methamphetamine ), dan halusinasi.
Selain terhadap kondisi fisk dan psikologis, seorang pengguna juga mengalami gangguan
pada perilakunya. Dalam kehidupan sosial, seseorang penyalahguna narkoba akan
mengisolasi diri, lari dari kenyataan, manipulatif, mengalami kemunduran moral, motivasi
rendah, berperilaku anti sosial, kemampuan sosial menurun, egois, pandangan dunia tida
realistik, dan lain-lain.
Merupakan penyakit primer
Seringkali tidak diperlukan suatu kondisi awal yang khusus untuk dapat menyebabkan
seseorang menjadi penyalahguna.
Kronis
Penyakit adiksi ini merupakan kondisi yang berulangkali kambuh dan terus menerus
menghinggapi pengguna narkoba seumur hidupnya. Yang mendorong dirinya untuk tidak
terjerumus adalh dukungan dari lingkungannya, terutama dari keluarga dan teman terdekat,
adaptasi yang baik dalam menghadapi masalah ini, dan komitmen pribadi yang selalu muncul
selain dari dalam diri penyalahguna, juga dukungan lingkungannya
Progresif
Penyakit adiksi dengan kondisi fisik dan psikis dimana semakin lama semakin memburuk
Potensial Fatal
Bila tidak ditolong dapat mengakibatkan kematian atau mengalami komplikasi medis,
psikologis, dan sosial yang serius.
Model-model Adiksi
Ada beberapa model ketergantungan yang digunakan untuk menjelaskan ketergantungan
anrkoba dalamprogram rehabilitasi. Tidak ada model yang dianggap lebih baik dan lebih
bermanfaat dalam suatu penyembuhan. Kebanyakan model-model itu digunakan secara
gabungan dari beberapa model.
Berikut ini adalah beberapa model diantaranya :
Otak manusia terdiri dari 10 juta neuron dengan milayaran interaksi elektro kimiawi yang
terus menerus berlangsung antarsel saraf yang terstruktur dan tersistem ke dalam kelompok-
kelompok fungsional. Kelompok fungsional ini bekerja sebagai pusat koordinasi yang
mengatur semua proses kegiatan/aktifitas
Adiksi adalah suatu kondisi dimana seseorang mengerjakan atau menggunakan sesuatu
sebagai kebiasaan (habit) atau suatu keharusan/kewajiban (compulsory) karena bila tidak
dilakukan akan menyebabkan rasa ketidak nyamanan.
Adiksi berpengaruh terhadap psikologik dan fisiologik penderita, dimana penyalahgunaan
(abuse) obat cenderung menyebabkan terjadinya adiksi ini. Salah satu obat yang termasuk
disalah gunakan adalah cocaine.
Cocaine adalah merupakan obat stimulant yang cepat mencapai jaringan otak dan
menyebabkan pengguna mejadi bereaksi berlebihan. Obat yang berbeda dapat
menyebabkan efek yang sama pada neuroteransmiter otak yaitu pada reseptor synaptic.
Misalnya heroin atau morfin berpengaruh menyerupai efek opioid yaitu pada endorphin atau
encofalin. Nikotin menyerupai asetilkolin , kanabis serupa endo-canabinoid dan
ampetamin/cocain berefek menyerupai dopamin/norephineprin. Didalam otak yang
dipengaruhi adalah suatu sistem disebut circuit (sirkuit), dimana sirkuit ini terdiri dari satu
set neuron yang ditemukan dalam Ventral Tegmental Area (VTA) yang berhubungan
dengan nucleus accumbens dan daerah lain seperti prefrontal cortex.
Perngaruh Narkoba Terhadap Sistem Saraf
Ada empat macam obat yang dapat berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu:
1. Sedatif, yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas normal otak.
Contohnya valium.
2. Stimulans, yaitu golongan obat yang dapat mempercepat kerja otak. Contohnya kokain.
3. Halusinogen, yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya penghayalan pada si
pemakai. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabu-sabu.
4. Painkiller, yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai
rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.
Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf, misalnya
hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai kekurangan dopamin. Dopamin
merupakan neurotransmitter yang terdapat di otak dan berperan penting dalam
merambatkan impuls saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini menyebabkan dopamin tidak
dihasilkan. Apabila impuls saraf sampai pada bongkol sinapsis, maka gelembung-gelembung
sinapsis akan mendekati membran presinapsis.
Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitter tidak dapat melepaskan isinya
ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak dapat menyebrang ke membran
post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak terjadinya depolarisasi pada membran
post sinapsis dan tidak terjadi potensial kerja karena impuls saraf tidak bisa merambat ke sel
saraf berikutnya.
Sumber:
- http://e-journal.uajy.ac.id/8457/3/TA213559.pdf
- http://www.rs-sejahterabhakti.com/2015/09/narkoba-pada-sistem-saraf.html
- http://eprints.undip.ac.id/277/1/Ichrodjuddin_N.pdf
2. Bagaimana metabolisme obat sampai diperoleh zat yang terkandung dalam hasil
pemeriksaan ?
Jawaban:
Pemeriksaan Urine Lebih Efektif Dibanding
Pemeriksaan Spesimen Lain
Pemeriksaan narkoba pada penyalahguna dapat dilakukan dengan pemeriksaan spesimen
biologi. Spesimen tersebut dapat berupa urine, darah, rambut, saliva dan keringat. Dari
pemeriksaan jenis spesimen tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan,
diantaranya:
1. Urine
Pemeriksaan urine penyalahguna narkoba dengan menggunakan rapid test lebih efektif
dibanding pemeriksaan untuk jenis spesimen lain, hal ini karena konsentrasi narkoba yang
dihasilkan lebih banyak terdapat di urine. Urine atau air seni adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah. Urine terdiri dari air dengan bahan
terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut dan materi organik.
Kelebihan dan kekurangan dari pemeriksaan urine adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
Biaya ekonomis
Alat uji lapangan mudah didapat (tersedia)
Waktu deteksi cepat
Kekurangan:
Urine mudah dicampur dengan bahan kimia lain, contohnya sabun, cairan pembersih
atau dapat ditukar dengan urine lain
Prosedur pengambilan sampel urin membutuhkan pengawasan sehingga privasi
suspect/terduga menjadi tidak nyaman
Adanya positif palsu dengan menggunakan rapid test sehingga harus dirujuk ke
laboratorium sesuai Kepmenkes RI Nomor: 194/Menkes/SK/VI/2012
Penanganan dan pengiriman sampel urine ke laboratorium harus memperhatikan
jenis zat yang dikonsumsi maksimal 8 hari setelah pemakaian kecuali untuk golongan
Cannabis (Ganja) sampai dengan 2 minggu
Penyimpanan diperlukan suhu dingin (freezer)
2. Darah
Tes darah merupakan pemeriksaan sampel yang diambil dari tusukan pada jari atau pada
vena dibagian lengan dengan menggunakan jarum. Konsentrasi narkoba di dalam darah tidak
sebanyak yang terkandung diurine karena darah mengangkut bahan bahan sisa
metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa
ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Pada pemeriksaan darah terdapat kelebihan dan
kekurangan diantaranya sebagai berikut:
Kelebihan:
Sampel tidak mudah dipalsukan
Dapat memperkirakan konsentrasi narkoba yang digunakan
Dapat mengetahui jangka waktu pemakaian terakhir
Kekurangan:
Mudah rusak
Konsentrasi narkoba yang didapat di darah lebih sedikit dibanding urine
Pengambilan sampel membutuhkan tenaga medis atau yang mempunyai keahlian
Teknik pengambilan sampel membuat ketidaknyamanan (sakit)
Penanganan dan pengiriman sampel urine ke laboratorium harus dimasukkan ke dalam
tabung EDTA
Penyimpanan diperlukan suhu dingin (freezer)
3. Rambut
Tes rambut memiliki masa deteksi yang paling lama. Pendeteksian disarankan satu bulan
setelah pemakaian, karena umumnya rambut manuasia tumbuh 1 cm setiap bulan, selai itu
narkoba baru terdisposisi pada rambut setelah 7 hari dari pemakaian. Pada Pemeriksaan
rambut terdapat kelebihan dan kekurangan, diantaranya sebagai berikut:
Kelebihan:
Sangat stabil
Lebih mudah dalam pengiriman dan penyimpanan sampel (tidak diperlukan suhu
dingin)
Teknik pengambilan sampel tidak membutuhkan privacy
Lebih sulit untuk dicampur dengan bahan kimia lain atau ditukar dibanding urine
Kekurangan:
Digunakan untuk pemeriksaan pada pengguna narkoba yang rutin (kronis)
Biaya mahal
Alat uji lapangan tidak teredia
Tidak mampu mendeteksi pada 1-6 hari setelah pemakaian narkoba. Dapat
mendeteksi minimum setelah 7 hari pemakaian narkoba, 1 bulan sampai dengan
tahunan setelah pemakaian narkoba.
4. Saliva
Pemeriksaan Narkoba dapat juga melalui saliva atau air liur dan alat yang digunakan berupa
rapid tes saliva. Saliva adalah suatu cairan rongga mulut yang kompleks dan terdiri atas
campuran sekresi kelenjar ludah mayor dan minor yang ada pada mukosa rongga mulut.
Saliva yang terbentuk dalam rongga mulut, kurang lebih 90% dihasilkan oleh kelenjar
submaksilaris dan parotis, 5% oleh kelenjar sublingual, dan 5% lainnya dihasilkan oleh
kelenjar ludah minor. Pemeriksaan narkoba dengan saliva biasanya dilakukan untuk
penyalahguna yang baru konsumsi narkoba, diambil 10 menit setelah pemakaian.
Kelebihan:
Proses pengumpulan sampel selalu dapat diperoleh.
Pengambilan sampel tidak perlu melukai
Tidak memerlukan pelatihan khusus dalam pengumpulan dan penanganan air liur
Waktu deteksi cepat
Kekurangan:
Hanya mendeteksi narkoba yang dihisap dengan cara inhalan atau merokok seperti ganja dan
sabu dan blotter paper yang ditempelkan pada lidah seperti LSD.
Konsentrasi narkoba sangat kecil
Biaya mahal
Perlu pengawasan yang memadai untuk menghindari pemalsuan melalui air minum,
membilas atau menambahkan zat ke mulut.
5. Keringat
Mekanisme pengujian narkoba menggunakan keringat sepenuhnya bergantung pada pH
keringat dan pKa dari narkoba. Proses metabolisme narkoba pada keringat yaitu pada
kelenjar kulit (kelenjar, ekrin dan kelenjar apocrine) yang bergantung pada mekanisme difusi
dari darah (plasma). Pada narkoba yang lebih bersifat basa, ekskresi pada keringat akan
meningkat karena sifat keringat yang lebih asam.
Kelebihan:
Pengambilan sampel tidak perlu melukai
Pendeteksian dapat dilakukan setelah beberapa hari sampai seminggu
Sampel tidak mudah dipalsukan
Kekurangan:
Tidak banyak laboratorium yang dapat melakukan pengujian
Tidak dapat dilakukan pada kulit yang terluka dan banyak rambut
Paparan narkoba pada kulit akan mengkontaminasi alat pengambil sampel
Strip/Stick Test ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dibuat dalam bentuk
imunokromatografi kompetitif kualitif yang praktis, tidak memerlukan tenaga terampil dan
cepat. Cara Penggunaannya:
Celupkan alat tes ke dalam urine sampai batas
Proses deteksi tunggu beberapa saat ( 4-6 menit), amati garis yang terbentuk
Card Test ini sama seperti Strip/Stick Test yang sudah dijelaskan sebelumnya. Yang
membedakan, jika Strip/Stick Test ini dicelupkan pada wadah yang sudah diisi dengan
urine, sedangkan pada Card Test ini urine yang diteteskan pada zona sampel sekitar 3-4
tetes urine. Kemudian tunggu beberapa saat ( 4-6 menit), amati garis yang terbentuk.
Proses Deteksi :
Keterangan:
(+) POSITIF : Garis satu pada C (control)
( - ) NEGATIF :
- Garis dua pada C (control) dan T (Test)
- Garis berbayang pada T (Test)
INVALID :
- Garis satu pada T (Test)
- Tidak ada garis pada C (control) dan T (Test)
Catatan:
Penyimpanan Rapid Test ditempatkan pada suhu + 15 28C
Sampai dengan
Cocaine 12 48 jam 1 4 hari
beberapa minggu
Sampai dengan
Morphine 12 48 jam 2 6 hari
beberapa minggu
Cannabis/THC (delta 9 Sampai dengan 23
2 7 hari 4 14 hari
tetrahydrocannabinol) bulan
Amphetamine
Metabolisme Amphetamine
Amphetamine dimetabolisasi di hepar dan diekskresi dalam bentuk aslinya atau dalam
bentuk metabolitnya. Kecepatan eliminasi amfetamin melalui urin bergantung pada pH
urin. Semakin kecil pH, semakin besar kadar amphetamine yang diekskresi dalam bentuk
yang tidak berubah. Pada pH yang tinggi (alkalis), metabolisme amphetamine dalam hepar
juga berlangsung lebih lama. Semakin banyak amphetamine yang tersebar di dalam
jaringan ekstravaskular sebagai akibat penggunaan yang sering atau ketika toleransi sudah
terjadi. Hasil metabolisme dari amphetamine adalah Amphetamine, 4-hydroxy-
amphetamine, Benzoic acid dan Hippuric acid.
Pengaruh amphetamine terhadap pengguna bergantung dari jenis amphetamine yang
digunakan, dosis yang digunakan dan cara penggunaannya. Secara umum amphetamine
yang dikategorikan dosis rendah sampai dosis sedang adalah 5 50 mg pada penggunaan
secara oral. Sedangkan yang dikategorikan dosis besar adalah lebih dari 100 mg pada
penggunaan secara intravena.
Metamphetamine
Metabolisme Methamphetamine
Methamphetamine dimetabolisasi di hepar dan diekskresi tanpa diubah dahulu melalui
urine. Waktu paruh methamphetamine akan sangat dipersingkat jika urine dalam keadaan
asam. Waktu paruh methamphetamine sedikit lebih panjang dibandingkan dengan
amfetamina (sekitar 7-19 jam). Penggunaan methamphetamine secara inhalan atau injeksi
intravena menimbulkan gejala kardiovaskular yang lebih berat.
Hasil metabolisme methamphetamine berupa methamphetamine (44%), amfetamina (6-
20%) dan 4-hydroxymethamphetamine (10%).
Cocaine
Metabolisme Cocaine
Cocaine dimetabolisme di organ hati kemudian disalurkan ke bagian tubuh lain melalui
pembuluh darah dan selanjutnya akan di eksresikan ke ginjal,bentuk metabolit dari
cocaine sebagian besar dalam bentuk benzoylecgonine (BE), dan sebagian lainnya dalam
bentuk ecgoninemethyl ester (EME) dan ecgonine. Hanya sekitar 1% cocaine yang keluar
dalam bentuk cocaine (tidak termetabolit) dalam urine. Metabolit dari cocaine lainnya
adalah norcocaine, p-hydroxycocaine, m-hydroxycocaine, p-hydroxybenzoylecgonine
(pOHBE), dan m-hydroxybenzoylecgonine. Jika cocaine dikonsumsi bersama dengan
alkohol, didalam hati cocaine akan membentuk cocaethylene yang mempunyai efek toksik
yang lebih dibandingkan dengan cocaine dalam bentuk tunggal.
Beberapa jenis obat-obatan atau produk herbal yang dapat mengganggu dalam
pemeriksaan skrining pada urine cocaine adalah antibiotik amoxicillin, coca leaf tea, dan
tonic water.
Ganja
Metabolisme Ganja/THC
Bila diisap, asap ganja yang mengandung lebih dari 60 kanabinoid dan bahan kimia lain
ditahan dalam paru-paru beberapa detik. Sekitar 50% akan diabsorbsi (penggunaan oral
hanya diabsobsi 3-6%). Pengaruh rokok ganja pada penggunaan timbul setelah 20-30
menit dan kadar THC tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu 2 3 jam. Kemudian
THC meninggalkan plasma dan masuk kedalam jaringan yang mengandung lemak,
terutama otak dan testis. THC dimetabolisme didalam hati dan ekskresi terutama melalui
tinja (65%) dan urine (25%). Waktu paruhnya adalah 2-7 hari. Sehingga dalam urine dapat
dideteksi sampai seminggu setelah penggunaan terakhir. Hasil metabolisme dari
pengguna ganja adalah 11-Hydroxy-delta 9-tetrahydrocannabinol dan 11-nor- 9-carboxy-
delta 9-tetrahydrocannabinol (9-carboxylic-THC) dan merupakan metabolit terbesar yang
diekskresi diurin.
Waktu Pendeteksian THC (delta 9 tetrahydrocannabinol) dalam Urine:
Penyalahguna Ganja dapat dideteksi melalui tes urine. Alat yang digunakan untuk skrining
urine adalah rapid test jenis THC (delta 9 tetrahydrocannabinol). Waktu pendeteksian
dapat berdasarkan lama penggunaannya, diantaranya:
1. Penggunaan tidak rutin atau sekali pakai, 2 7 hari
2. Penggunaan rutin atau berulang, 4 14 hari
3. Pecandu, sampai dengan 2 3 bulan
Senyawa-senyawa yang dapat terdeteksi pada rapid THC:
Pada rapid THC, senyawa yang terdeteksi adalah senyawa yang terkandung dalam Ganja,
diantaranya: tetrahydrocannabinol (THC), kanabinol, asam tetrahidrokanabidiolat dan 11-
nor-delta-9-tetrahydrocannabinol-9-carboxylic (9-carboxylic-THC) yang merupakan hasil
metabolisme dari pengguna ganja/THC
Opiate
Metabolisme golongan opiate
dan Jenis Rapid Test yang digunakan
Codeine 1-4 morphine, hydrocodone (< 11%), norcodeine Opiat dan Morphine
Hydromor
3-9 hydromorphol Opiat
phone
Benzodiazepine
METABOLISME GOLONGAN BENZODIAPIN
Benzodiazepines Parent compounds and metabolites Half-lives (h) % excreted
Delorazepam - delorazepam
- lorazepam 8-22 75
Oxazolam - oxazolam
- noradazepam 50-99
*probable metabolite
Barbiturat
Metabolisme Pengguna Golongan Barbiturates
Golongan Barbiturates yang paling banyak disalahgunakan adalah senyawa dengan
kerja pendek dan sedang. Barbiturates yang kerjanya panjang jarang disalahgunakan.
Turunan-turunan Barbiturates dieksresikan melalui urine dalam jumlah yang bervariasi
baik dalam bentuk aslinya maupun metabolitnya. Barbiturates dengan kerja yang panjang
dieksresikan dalam bentuk aslinya dengan persentase yang tinggi melalui urine,
sedangkan Barbiturates dengan kerja pendek, Secobarbital dan Amobarbital, secara
ekstensif dimetabolisme dan dieksresikan melalui urine, dengan persentase yang kecil
dalam bentuk asilnya. Penyalahgunaan barbiturates sebagian besar melalui cara oral
karena pemakaian secara intravena menimbulkan rasa nyeri dan sklerosing (pengerasan)
pada vena, flebitis (peradangan pada pembulu darah vena), dan abses (nanah).
Barbiturates kadang-kadang disalahgunakan bersama-sama amfetamin untuk
memperoleh perasaan yang lebih hebat dibandingkan pemakaian zat itu sendiri . kadang-
kadang barbiturates juga disalahgunakan bersama heroin, sehingga bisa timbul
ketergantungan terhadap kedua zat tersebut.
Golongan barbiturates antara lain : amobarbital, butabarbital, butalbital, pentobarbital,
phenobarbital, secobarbital, dapat di deteksi dengan skrining test barbiturates dengan
konsentrasi minimal 200 300 ng/ml. Berbagai macam gologan barbiturates mempunyai
waktu paruh (half time) yang berbeda-beda.
Sumber:
- http://lab.bnn.go.id/urine_screening_system/6.%20PENGGUNAAN%20DAN
%20PENDETEKSIAN%20ALAT%20SKRINING.php
3. Bagaimana proses detoksifikasi obat-obatan terlarang ?
Jawaban:
Macam-Macam Rehabilitasi
Tahapan rehabilitasi terbagi atas 2 yaitu :
a.Rehabilitasi Medis
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Narkotika, Rehabilitasi Medis
adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan narkotika. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), pada tahap ini pecandu
diperiksa seluruh kesehatan fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokter inilah yang
memutuskan apakah pecandu perlu mendapat obat tertentu, misalnya untuk mengurangi
gejala putus zat (sakau). Pemberian obat pada tahap ini tergantung dari jenis narkoba dan
berat ringannya gejala putus zat. Oleh karena itu dibutuhkan kepekaan, pengalaman, dan
keahlian dokter yang merawat pecandu.
Berikut adalah beberapa cara rehabilitasi medis bagi korban
pengguna narkoba sebagai berikut :
1) Detoksifikasi
Detoksifikasi merupakan satu cara untuk menghilangkan racun-racun obat dari tubuh si
penderita kecanduan narkoba. Proses ini dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut :
Cold Turkey
Istilah yang digunakan berarti seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan
narkoba atau zat adiktif. Mungkin ini merupakan metode yang tertua. Metode ini mengurung
pecandu yang sedang berada dalam masa putus obat (selama gejala tersebut ada), tanpa
memberikan obat-obatan. Pecandu dikurung tak lebih dari dua minggu. Setelah gejala putus
obat hilang, baru pecandu dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi
nonmedis).
Terapi substitusi
Hanya dapat digunakan untuk pasien- pasien ketergantungan heroin (opioida), karena
itu sebutan lengkapnya adalah terapi substitusi opioida. Untuk pengguna opioida hard core
addict(pengguna opioida yang telah bertahun- tahun menggunakan opioida suntikan),
pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu berulang kali menjalani
terapi ketergantungan. Kebutuhan akan heroin (narkotika ilegal) diganti (substitusi), dengan
narkotika legal.
Sumber:
- http://e-journal.uajy.ac.id/2983/3/2TA12153.pdf