PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai bencana alam telah terjadi hampir di seluruh dunia, Indonesia tidak luput dari berbagai
bencana alam, salah satunya banjir. Dari zaman dahulu hingga sekarang, bencana alam itu selalu
ada menghiasi warna-warni kehidupan di alam ini. Baik berupa bencana alam kecil atau pun
besar. Baik yang hanya menimbulkan kerusakan dalam skala kecil maupun yang dapat
banjir/bencana tersebut tidak menimbulkan berbagai dampak negatif, maka diperlukan suatu
upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana atau yang sering kita sebut
Mitigasi bencana dalam prakteknya dikelompokan menjadi dua, yaitu 1. Mitigasi struktural
antara lain meliputi perencanaan tata guna lahan disesuaikan dengan kerentanan wilayahnya dan
Banjirmerupakan aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas
dari palung sungai yang menyebabkan ada genangan di sisi sungai. Aliran air limpasan tersebut
yang semakin meninggi, mengalir dan melimpasi muka tanah yang biasanya tidak dilewati aliran
air. Dalam cakupan pembicaraan yang luas, bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari siklus
hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus
hidrologi kita juga dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan bumi dominan
ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Mitigasi terhadap
banjir dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tindakan sebelum , sesaat dan sesudah banjir.
Bencana Banjir terjadi umumnya pada musim penghujan di Indonesia musim penghujan datang
pada bulan Oktober-Maret setiap tahunnya namun tidak menutup kemungkinan terjadi hujan
sepanjang tahun.Khusunya pada musim penghujan intensitas curah hujan relatif tinggi
dikombinasikan dengan penggundulan hutan dan tersumbatnya saluran saluran drinase serta
kurangnya daerah resapan air hal hal inilah yang menyebabkan sungai sungai meluap dan
kesiapsiagaan dalan upaya mengurangi rsiko serta menaggulangi bencana banjir hal itu dapat
(Dwi,SuryatiEmi,Dkk.2009)
Pendidikan mitigasi bencana dapat diperoleh melalui pendidikan formal ataupun non formal
melalui pendidikan formal sekolah meupakan lembaga yang dapat memfasilitasi masyarakat
masyarakat dapat membentuk komunitas mitigasi bencana sebagai forum dikusi dan pendidikan
kebencanaan.
Kota Bandar Lampung merupakan kota dengan kelas kerawanan bencana banjir yang pada
umum nya rendah, namun dalam kurun waktu 3 tahun terakir ini terjadi banjir di beberapa titik
di kota Bandar Lamupung seperti Teluk Betung ,Way Halim ,Kedaton,Rajabasa ,Sukarame dan
Kaliawi di akhir musim penghujan .Banjir umumnya menendam daerah pemukiman dengan
ketinggian yang bervariasi dari 20 cm sapai dengan pingangg orang dewasa.Dikutip dari repulika
online 20 februari 2017 terjadi bencana banjir dibeberapa titik diatas hal inibahwa kota Bandar
lampung kini memiliki resiko cukup besar dan harus siaga bencana banjir setiap tahunnya.
Pengalaman bencana banjir yang melanda beberapa titik di kota Bandar Lampung Februari 2017
menjadikan pengaaman banjir terbesar selama 33 tahun terakhir ini. Banjir sebelumnya terjadi
pada tahun 1983 dengan ketinggian 1 sampai 2 meter hal ini yang dihadapi khususnya di
kelurahan Gedong Pakuwon dan keurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar
Lampung sebagai titik paling parah yang terendam banjir, kemudian banjir yang cukup besar
juga terjadi pada maret 2016 dan di pertengahan tahun 2015 dengan intensitas yang rendah.
Selama ini belum ada pengukuran yang jelas tentang kesiapsiagaan masyarakat setempat dalam
menghadapi bencana walaupun pendidikan mitigasi bencana telah dilakukan beberapa kali baik
dari pemrintah kota maupun yang disalurkan dari forum diskusi di tingkat kelurahan.Pengkuran
ini perlu sekali dilakukan dalam ranagka mengetahui hubungan pendidikan mitigasi bencana
mitigasi bencana banjir tingkat kelurahan kemudian melakukan observasi dan mengelar pre test
dan post test untuk mengetahui pengetahuan dasar dan mengevluasi penguasaan materi terkait
pendidikan mitigas bencana banjir yang telah dilakukan dan juga melakukan simulasi bencna
banjir sambil dilakukan nya obsevasi untuk mendapatkan hasil berupa tingkatan kesiapsiaggaan
masyarakat menghadapi bencana banjir yang digolongkan berdasarkan tingkat pendidikan terkhir
yang di tamatkan.data data tersebut akan disajikan dalam bentuk grafik dimana dengan metode
penyajian ini data akan mudah di pahami dan diketahui jumlah dan tingkat kesiapsiagaaannya
program mitigasi bencana yang akan diselengarakan dapat menyesuaikan pengetahuan dasar
banjir.
Masyarakat di Kelurahan pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung yang
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukaaan diatas ada beberapa masalah yang muncul dan
Lampung 2017 .
2. Belum ada bukti data umpan balik yang di dapat masyarakat seletah mengikuti
bencana.
3. Belum ada sajian data dan klasifikasi tingkat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi
C. Batasan Masalah
Masalah yang akan di bahan dalam penelitian ini fokus hal hal berikut ini
1. Partisipasi masayarakat disegala lapisan sangat diperlukan dalam rangka menciptakan
kesiapsiagaan dalan upaya mengurangi rsiko serta menaggulangi bencana banjir hal itu
bencana (Dwi,SuryatiEmi,Dkk.2009)
2. Pendidikan mitigasi bencana dapat diperoleh melalui pendidikan formal ataupun non
formal melalui pendidikan formal sekolah meupakan lembaga yang dapat memfasilitasi
masyarakat dalam mengurangi resiko bencana melalui kegiatan pembelajaran yang dapat
masyarakat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Batasan masalah diatas terdapat rumusan masalah sebagai berikut
1. Apakah pengaruh pendidikan mitigasi bencana terhadap kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan
masyarakat menghadapi bencana banjir berdasrkan tingkat pendidikan terakhir yang ditamatan ?
3. Bagaimana bentuk pengaruh pendidikan mitigasi bencana banjir terhadap kesiapsiagaan
teluk betung selatan bandarlampung tahun 2017 untuk menghadapi bencana banjir .
3. Mengklasifikasikan tingkat kesiapsiaagaaan masyarakat di kelurahan pesawahan
kecamatan teluk betung selatan bandarlampung tahun 2017 untuk menghadapi bencana
F. Manfaat Penelitian
betung selatan bandarlampung tahun 2017 dalam menghadapi banjir sebelm maupun