KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Kelas X Semester 2
Penyusun :
Nurkasanah, SE
Prosedur Keamanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di
bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap
awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas buku ini.
KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar
dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi
dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi
dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan
tersebut.
Pembelajaran kelas X Pendidikan Menengah Kejuruan yang disajikan dalam
buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini diberisi materi
pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterapilan
dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak, dan
sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan
kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk
mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan
dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain
yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk
meningkatkan dan menyesuaikan daya serp siswa dengan ketersediaan kegiatan
buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-
kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan
alam.
Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan
untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan
terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan
dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia
Merdeka (2045).
DAFTAR ISI
Daftar Isi
KATA PENGANTARiii
DAFTAR ISI iv
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR vi
GLOSARIUM viii
PENDAHULUAN 1
A. Deskripsi Modul 1
B. Prasyarat Mempelajari Modul 2
C. Petunjuk Penggunaan Modul 3
1. Penjelasan Bagi Siswa....................................................................................................... 3
2. Peran fasilitator................................................................................................................... 4
D. Tujuan Pencapaian Akhir 4
1. Kinerja yang diharapkan ................................................................................................ 4
2. Kriteria keberhasilan keberhasilan.............................................................................. 4
3. Variable dan keriteria keberhasilan ........................................................................... 5
E. Cek Kemampuan 5
Kegiatan Pembelajaran 1
MENGIKUTI PROSEDUR KEAMANAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA 7
A. Tujuan Pembelajaran 7
B. Uraian Materi 7
1. Pengertian keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja................................ 8
2. Tujuan keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja.......................................10
3. Undang-Undang dan Ketenagakerjaan .................................................................11
4. Prosedur Bekerja dengan Aman dan Tertib............................................................16
5. Prosedur Pencegahan Agar Tujuan K3 Tercapai ...................................................19
6. Hal-hal yang berkaitan dengan keamanan kerja ................................................22
7. Membuat Laporan Mengenai Kejadian Pencurian .............................................27
C. Rangkuman29
D. Tugas 30
E. Tes Formatif 132
Kegiatan Pembelajaran 2
MENGHADAPI SITUASI-SITUASI DARURAT/EMERGENCY34
A. Tujuan Pembelajaran 34
B. Uraian Materi34
1. Langkah-Langkah Penanganan Situasi Darurat...................................................35
2. Tanda Peringatan Bahaya dan Tanda bahaya di
Tempat Kerja......................................................................................................................36
3. Situasi yang Dapat Menimbulkan Bahaya..............................................................38
4. Karakteristik Tamu atau Pelanggan yang Mencurigakan..................................40
5. Prosedur Penanganan Keadaan Darurat di
Perusahaan dan Tempat Umum.................................................................................42
6. Sikap dan Tindakan Saat Menghadapi Situasi Darurat .....................................43
7. Langkah-Langkah Penanganan Situasi Darurat...................................................44
Kegiatan Pembelajaran 3
MENDESKRIPSIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(SMK3)50
A. Uraian Materi50
1. Deskripsi SMK3.................................................................................................................50
2. Memenuhi Hak dan kewajiban tenaga kerja dalam K3......................................53
3. Persyaratan Produksi Untuk Keselamatan Kerja
Di Tempat Kerja.................................................................................................................54
4. Pengendalian Resiko.......................................................................................................55
5. MenerapkanSistem manajemen kerja.....................................................................69
6. Melaksanakan pertolongan pertama pada kecelakaan...................................72
7. Pencegahan merupakan cara yang paling efektif...............................................80
B. Rangkuman81
Kegiatan Belajar 4
ISTILAH DAN BATASAN KESEHATAN LINGKUNGAN83
A. Uraian Materi83
1. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan...................................................................84
2. Faktor-Faktor Lingkungan yang Dapat Mempengaruhi
Kesehatan...........................................................................................................................86
3. Tujuan mempelajari pengetahuan lingkungan ...................................................87
4. Cara menjaga kualitas lingkungan............................................................................89
5. Tujuan pemeliharaan kesehatan lingkungan .......................................................90
6. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia.....................................90
7. Prinsip Pengendalian Lingkungan ............................................................................94
8. CONTOH PENERAPAN&KASUS K3LH.........................................................................96
9. Contoh Kasus...................................................................................................................103
B. Rangkuman113
DAFTAR PUSTAKA119
GLOSARIUM
1. Code Of Conduct
Aturan keprilakuan atau tata tertib di perusahaan
2. Standard Operating Procedure (SOP)
Prosedur standar pengoperasian perusahaan yang aman dan sehat
3. Syarat-Syarat Lingkungan Kerja (SLKK)
Syarat-syarat lingkungan kerja yang aman dan sehat
4. Landasan Teoritis
Ilmu yang dipakai sebagai landasan untuk mengkaji keamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja
5. Lumpsum
Uang jaminan Kesehatan dan Keselamatan kerja dibayarkan sekaligus pada
karyawan yang terkena musibah kecelakaan kerja.
6. Schorsing
Pemutusan hubungan kerja untuk sementara beberapa waktu pada karyawan
yang melanggar tata tertib perusahaan.
7. International Standarization Organization (ISO)
Penghargaan yang diberikan oleh badan organisasi standar international
terhadap perusahaan yang diantaranya perusahaan tersebut telah memenuhi
standar dalam keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja.
8. Standar Industri Indonesia (SII)
Penghargaan yang diberikan Departemen Perindustrian untuk perusahaan
yang telah memenuhi standar industry di Indonesia, diantaranya perusahaan
tersebut telah memenuhi standar dalam keamanan, kesehatan dan keselamatan
kerja.
9. Human Enginering
Rekayasa pembuatan mesin kerja disesuaikan dengan kondisi badan karyawan
10. Fleksibel
Pembuatan mesin kerja tidak dipatenkan dan dapat diatur sesuai kebutuhan
karyawan
24. Ergosterol
Ergosterol sangat mirip dengan vitamin D3 yang terbentuk apabila
7-dehidrokolesterol dalam kulit dikenai sinar ultra violet
25. Pheumecomocois
Salah satu penyakit sekitar paru-paru yang disebabkan oleh terhirupnya debu,
silica, asbest ataupun serbuk logam berat.
26. Caisson Diseasses
Suatu penyakit yang timbul akibat menurunnya tekanan udara secara cepat
27. Rehabiliti
Upaya pemulihan kembali
28. Human Engenering
Rekayasa peralatan kerja yang disesuaikan dengan postur tubuh manusia untuk
kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja.
29. Fire Protection
Perlindungan yang digunakan untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran.
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul
Dalam Pendididkan dan Pelatihan (Diklat) Kompetensi Mengikuti Prosedur
Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja akan menuntun siswa untuk menjadi
karyawan yang selalu hati-hati, teliti, dan waspada dalam tuntutan situasi dan
kondisi kerja. Hal tersebut akan dimanifestasikan dalam kinerjanya untuk selalu
mengikuti prosedur keamanan, prosedur keselamatan, dan prosedur kesehatan
kerja, baik terhadap lingkungan kerjanya, tempat kerjanya, hasil pekerjaannya, dan
pribadi pekerjanya.
Sebagaimana tujuan kerja adalah Bukan hanya untuk menghasilkan upah
kerja saja melainkan hakikatnya untuk menjaga kelangsungan hidup. Apa artinya
upah kita dapatkan sedangkan kondisi badan kita tidak pernah kita hiraukan. Hal
tersebut justru akan membawa dampak negative terhadap efektifitas kerja.
Oleh karna itu, dalam kompetensi berikut akan di pelajari perosedur
perosedur mengenai kesehatan perosedur keamanan dalam berkerja; diantaranya
mengidentifisikan dan mengawasi satu barang yang dapat membahayakan,
pemakaian busana dan peralatan untuk melindungi diri, tanda tanda darurat dalam
kebakaran dan kecelakaan, keamanan dan melaksanakan pekerjaan, begitu juga
bagai mana mengamankan dokumen-dokumen uang tunai, alat bantu kerja, para
pekerja dan sistem pengawasan kunci.
Hal yang membahayakan keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja
tidak hanya terbatas pada hal di atas saja. Adanya ancaman bom, perampokan,
penodongan adanya pelanggan yang terganggu mentalnya, kecelakaan atau banjir
dan gempa bumi juga merupakan hal yang perlu di waspadai.
2. Peran fasilitator
a. Membantu siswa merencanakan proses pembelajaran.
b. Membingbing siswa dalam tugas-tugas pelatihan yang di jelaskan
dalam tahapan belajar.
c. Membantu siswa memahami konsep konsep dan praktek baru serta
menjawab pertanyaan siswa mengenai proses pembelajaran.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang di perlukan untuk belajar .
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika di perlukan.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu.
g. Merencanakan proses penilaian dan menyimpan perangkatnya.
h. Melaksanakan penilaian.
i. Menjelaskan pada siswa tentang sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dari suatu kompetensi yang perlu untuk di benahi dan merundingkan
rencana pembelajaran selanjutnya.
j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.
k. Mengadakan remedial bagi siswa yang belum kompeten.
kekompetenan siswa melalui angka yang di perolehnya. Dari segi kualitas yaitu
terbentuknya kekompetenan siswa dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
E. Cek Kemampuan
Untuk mengukur kemampuan terhadap penguasaan kompetensi, maka
jawablah pertanyaan berikut semampunya. Apabila peserta diklat telah merasa
menguasai kompetensi tersebut karena telah dapat menjawab semu test cek
kemampuan maka di perbolehkan untuk mengajukan uji kompetensi kepada
assessor internal dan eksternal, dan apabila belum mampu menjawabnya secara
keseluruhan maka teruskanlah mempelajari modul berikut.
1. Apakah yang anda ketahui tentang prosedur keamanan, kesehatan, dan
keselamatan kerja.
2. Apakah tujuan di adakannya prosedur keamanan, kesehatan,dan keselamatan
kerja.
3. Apa yang anda ketahui tentang standar operating procedure ( SOP ).
4. Bagaimana dalam menghadapi situasi-situasi darurat/emergency?
5. Bagaimana sikap anda bila menghadapi situasi darurat yang membahayakan?
6. Apa yang di maksud dengan menjaga standar keamanan penampilan pribadi?
7. Dapatkah anda menanggulangi penyakit infeksi?
8. Bagaimana cara mengefakuasi korban kecelakaan?
9. Sebutkan ciri-ciri pelanggan yang mencurigakan
10. Sebutkan macam-macam tanda bahaya dan tanda tanda darurat emergency?
PEMBELAJARAN
Subkopetensi :
A.1. Kegiatan belajar 1 : Mengikuti Prosedur Keamanan, Kesehatan, dan Kesela-
matan Kerja
A.2. Kegiatan belajar 2 : Menghadapi Situasi-situasi Darurat (emergency)
A.3. Kegiatan belajar 3 : Menjaga Standar Keamanan Penampilan Pribadi
A.4. Kegiatan belajar 4 : Memberikan Umpan Balik Mengenai Keamanan,
Kesehatan, dan Keselamatan Kerja
Mengetahui, Peserta Diklat
Fasilitator,
( .) ( . )
Kegiatan Pembelajaran 1
MENGIKUTI PROSEDUR
KEAMANAN, KESEHATAN, DAN
KESELAMATAN KERJA
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar siswa diharapkan mampu;
1. Menjelaskan pengertian dan menerapkan keamanan, keselamatan, dan
kesehatan kerja;
2. Mengidentifikasi tujuan keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja;
3. Memahami Undang-Undang ketenagakerjaan;
4. Memahami prosedur bekerja dengan aman dan tertib;
5. Memahami prosedur pencegahan agar tujuan K3 dapat tercapai;
6. Memahami hal-hal yang berkaitan dengan keamanan; dan
7. Membuat serta melaporkan mengenai kejadian pencurian
B. Uraian Materi
Dalam rangka meningkatkan produktifitas yang sebenar-benarnya, perlu
adannya jaminan tentang keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja. Ketiga
unsur tersebut merupakan urat nadi yang tidak dapt dipisah-pisahkan antara yang
satu dengan yang lainnya. Tujuan perusahaan dan karyawan akan dapat tercapai
bila ditunjang dengan keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja.
a. Keamanan kerja
Keamanan kerja adalah unsur unsure penunjang yang mendukung terciptanya
suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmaterial.
1. Unsur unsur penunjang keaman yng bersifat material diantaranya sebagai
berikut.
a.) Baju kerja
b.) Helm
c.) Kaca mata
d.) Sarung tangan
e.) Sepatu
2. Unsur unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial diantaranya
sebagai berikut.
a.) Buku petunjuk penggunaan alat.
b.) Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
c.) Himbauan-himbauan.
d.) Petugas keamanan.
Selain unsur-unsur penunjang, lingkaran kerja harus aman. Syarat-syarat
lingkungan kerja yang aman adalah sebagai berikut.
a. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab serta wewenang yang
jelas.
b. Adanya peraturan kerja yang fleksibel ( tidak kaku ).
c. Adanya penghargaan atas hak dan kewajiban pekerja selalu di berikan.
d. Adanya hubungan sosial yang baik antara perusahaan dengan
masyarakat setempat
e. Adanya ruang kerja yang memenuhi standar,SSLK (Syarat-Syarat
Lingkungan Kerja). Syarat-syarat lingkungan kerja adalah sebagai
berikut.
1). Tempat kerja steril dari debu, kotoran, asap rokok, uap gas, rediasi,
getaran mesin, dan peralatan, bising dan lainnya.
2). Tempat kerja aman dari sengatan arus listrikanya aturan .
3). Llampu peneranagan cukup memadai.
4). Vasilitas dan sirkulasi udara yang seimbang.
b. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan sebagai unsur-unsur yang
menunjang terhadap adanya jiwa-raga dan lingkungan kerja yang sehat. Kesehatan
kerja meliputi kesehataan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan rohani dan
jasmani saling berkaitan, terutama kesehatan rohani akan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan jasmani dan kesehatan jasmani sangat di pengaruhi oleh
kesehatan lingkungan (environmental).
1. Unsur-unsur penunjangan kesehatan jasmani di tempat kerja adalah sebagai
berikut.
a.) Adanya makanan dan minuman yang bergizi.
b.) Adanya sarana dan peralatan olahraga
c.) Adanya waktu istirahat.
d.) Adanya asuransi kesehatan bagi kariawan.
e.) Adanya sarana kesehatan atau kotak Punya P3K (pertolongan
pertama pada kecelakaan)
f.) Adanya buku panduan mengenai K3.
g.) Adanya transportasi untuk kesehatan (mobil ambulan).
2. Unsur-unsur penunjang kesehatan rohani di tempat kerja adalah sebagai
berikut.
a.) Adanya sarana dan prasarana.
b.) Penyuluhan kerohanian.
c.) Adanya tabloid dan majalah tentang kerohanian.
d.) Adanya tata laku di tempat kerja.
e.) Adanya kantin dan tempat istirahat yang terkonsentrasi.
3. Unsur-unsur penunjang kesehatan lingkungan kerja di tempat kerja adalah
sebagai berikut.
a.) Adanya sarana prasarana dan peralatan kebersihan, kesehatan
dan ketertiban.
b.) Adanya tempat sampah yang memadai.
c.) Adanya WC ( Water closet ) yang memadeai
d.) Adanya air yang memenuhi kebutuhan.
e.) Vasilitas udara yang cukup.
f.) Masuknya sinar matahari keruang kerja.
g.) Adanya lingkungan alami.
c. Keselamatan Kerja
Pengertian keselamatan kerja tidak dapat didefinisikan secara etimologis
sebagaimana secara ilmu-ilmu yang lain. Keselamatan kerja hanya dideskripkan
sebagai keadaan dimana seseorang merasa aman dan sehat melaksanakan
tugasnya. Masing-masing aman dan sehat disini mencangkup keamanan dari
terjadinya kecelakaan dan sehat dari berbagai faktor penyakit yang muncul dalam
proses kerja.
Dengan demikian, keselamatan kerja adalah sebagai ilmu pengetahuan yang
penerapannya sebagai unsur-unsur penunjang seorang karyawan agar selamat saat
sedang bekerja dan setelah mengerjakan pekerjaannya. Unsure-unsur penunjangan
keselamatan kerja adalah sebagai berikut
1. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan di
atas.
2. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
3. Teliti dalam berkerja.
4. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Hubungan antara keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja.pada bagian
berikut.
Keterangan :
= Tujuan
Bagian 2 Keamanan, kesehatan, dan Keselamatan Kerja
2. Santunan cacat
a.) Cacat total untuk selamanya dibayarkan sekaligus (lumpsum) dan
secara berkala sebesar santunan sekaligus 70% x 60 bulan upah,
santunan berkala Rp.25.000,00 selama 24 bulan.
b.) Cacat sebagian untuk selamanya dibayarkan sekaligus dengan
sesuai tabel x 60 bulan upah.
c.) Cacat kekurangan fungsi dibayarkan sekaligus sebesar x %
berkurangnya fungsi x % sesuai table x 60 bulan upah.
d.) Santunan kematian dibayarkan sekaligus dan berkala. Sekaligus
60% x 60 upah perbulan, sekurang-kurangnya sebesar jaminan
kematian. Berkala Rp.25.000,00 selama 24 bulan. Biaya pemakaman
Rp.200.000,00
e.) Biaya yang dikeluarkan untuk suatu peristiwa kecelakaan
maksimum Rp.3.000.000,00.
f.) Biaya rehabilitas berupa biaya pembelian alat bantu (orthese) atau
alat pengganti (prothese) diberikan satu kali untuk setiap kasus
dengan patokan harga yang ditetapkan pusat rehabilitas Prof. Dr.
Suharso Surakarta dan ditambah 40% dari harga tersebut.
g.) Ongkos pengangkutan ke rumah sakit dengan penggantian
biaya, bila hanya menggunakan jasa angkutan darat atau sungai
maksimal Rp. 100.000,00. Hanya menggunakan jasa angkutan
laut maksimum Rp. 200.000,00. Bila hanya menggunakan jasa
angkutan udara maksimum Rp. 250.000,00.
e. Jaminan Kematian
Pada Pasal 22 Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993 disebutkan bahwa
jaminan kematian dibayar sekaligus (lumpsum) kepada janda, duda, atau anak.
Santunan kematian Rp. 1.000.000,00 dan biaya pemakaman Rp. 200.000,00.
akan mengganggu.
9. Setiap karyawan dilarang membawa/menggunakan barang/alat milik
perusahaan keluar dari lingkungan perusahaan tanpa izin pimpinan
perusahaan yang berwenang.
10. Setiap karyawan dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya
dan tidak diperkenankan memasuki ruangan lain yang bukan bagiannya
kecuali atas perintah/izin atasannya.
11. Setiap karyawan dilarang menjual/memperdagangkan barang-barang
apapun atau mengedarkan daftar sokongan, menempelkan atau
mengedarkan poster yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan
tanpa izin pimpinan perusahaan.
12. Setiap karyawan dilarang meminum-minuman keras, mabuk,
menyimpan dan menyalahgunakan obat terlarang, melakukan perjudian,
pertengkaran dan berkelahi dengan sesama karyawan atau pimpinan di
dalam lingkungan perusahaan.
13. Setiap karyawan dilarang membawa senjata api, senjata tajam kedalam
lingkungan perusahaan.
14. Setiap karyawan dilarang melakukan tindak asusila.
2. Mangkir
a. Karyawan yang tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan atau alasan
yang dapat diterima perusahaan, maka karyawan tersebut dianggap
mangkir dan kepadanya pada hari tidak masuk kerja upahnya tidak
dibayarkan.
b. Pekerja yang mangkir selama 5 hari atau lebih, berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis dilengkapi dengan bukti dan telah dipanggil
oleh pengusaha 2 kali secara patut dan tertulis, dapat diputus hubungan
kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri. Hal tersebut sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 168.
3. Skorsing
a. Skorsing dikenakan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran
terhadap tata tertib kerja atau tidak menjalankan kewajiban
sebagaimana mestinya atau tindakan yang merugikan perubahan.
b. Jangka waktu skorsing paling lama 1 bulan, kecuali menunggu
keputusan P4 daerah/pusat. Selama masa skorsing upah dibayarkan
sebesar 50%
5. Penyelesaian Keluh-Kesah
a. Bila terjadi keluh-kesah / kekurang puasan dari karyawan atas keadaan
tertentu maka akan diselesaikan secara musyawarah dengan prosedur
yang tertib kepada atasannya.
b. Bila telah ada serikat buruh maka agar diselesaikan melalui organisasi
tersebut, apabila tidak dapat diselesaikan secara intern maka baru
dibenarkan dapat meminta bantuan kepada Departemen Tenaga Kerja
untuk diselesaikan lebih lanjut.
b. Standarisasi
Perusahaan tersebut dalam berbagai aspek harus baik menurut penilaian
baik menurut standar nasional maupun internasional. Misalnya seperti yang telah
ditentukan oleh SII (Standar Industri Indonesia), SNI (Standar nasional Indonesia)
dan ISO (International Standarization Organization).
c. Pengawasan
Ada kesinambungan dalam pengawasan menyeluruh yang dilakukan oleh
badan tertentu baik swasta maupun pemerintah terhadap pelaksanakan perundang-
undangan oleh pengusaha. Pegawai pengawas tersebut adalah pegawai teknis
yang berkeahlian khusus dari departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh mentri
tenaga kerja. Dalam pengawasan tersebut hendaknya bersih dari sikap dan prilaku
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
d. Riset Teknis
Penelitian dan penilaian teknis yang dilakukan oleh tenaga ahli khusus dari luar
departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja.
e. Riset Medis
Penelitian kesehatan, kemanan, dan keselamatan kerja yang dilakukan oleh
petugas medik misalnya oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia)
f. Pendidikan
Program pendidikan dan latihan dalam rangka alih teknologi dan
pengembangan tenaga kerja bagi perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja
asing.
g. Pelatihan
Program pendidikan keterampilan baik dengan penyelesaian sendiri maupun
melalui badan-badan lain.
h. Pengarahan
Memberikan penyegaran terhadap tenaga kerja melalui penataan ruang kerja,
pembaruan peralatan kerja maupun dengan cara penyuluhan. Dapat juga dilakukan
dengan pemberian jenjang karir dan pendidikan atau pelatihan.
i. Asuransi
Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang
sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dalam
pelayanan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga
kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.
j. Persuasi
Upaya realisasi pelaksanaan keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja
dimasing-masing perusahaan yang dikomandoi sekaligus penanggungjawabnya
adalah pimpinan perusahaan.
k. Riset Psikologis
Penelitian terhadap aspek psikologis tenaga kerja dilingkungan perusahaan,
dilakukan oleh tenaga ahli pemeintah maupun swasta. Misalnya suasana kerja, kerja
yang dipaksakan, pekerjaan yang rentan terhadap kecelakaan.
l. Riset Statistik
Penelitian terhadap keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja yang diukur
secara kuantitatif dan kualitatif yang hasilnya dapat dijadikan pedoman oleh semua
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
Untuk merealisasikan kesepakatan ILO dan WHO tersebut maka untuk di
Indonesia ditetapkan dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
Persyaratan keselamatan kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4. Member kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara, dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
a. Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergon (kerja) dan nomos
(peraturan/hukum). Pada berbagai Negara diganakan istilah yang berbeda, seperti
arbeitswissenschaft di Jerman, Bio teknologi di Negara-negara skandinavia, human
engineering, dan human factors engineering atau personal research di Amerika Utara.
Pengertianya secara umum peraturan/hukum kerja yang mengatur tenaga kerja,
sarana kerja, dan pekerjaannya.
Prinsip-prinsip ergonomi adalah sebagai berikut;
1. Sikap tubuh dalam kerja dipengaruhi oleh bentuk , susunan, ukuran,
penempatan mesin, alat petunjuk, cara mengoperasikan mesin, gerak,
arah dan kekuatan.
2. Normalisasi alat industri harus berukuran besar dan fleksibel.
3. Contoh: kursi dapat dinaik-turunkan/maju-mundur
4. Ilmu tentang ukuran tubuh/antropemetri digunakan sebagai ukuran alat
industri
a.) Berdiri
Tinggi badan
Tinggi bahu
Tinggi siku
Tinggi pinggul
Tinggi lengan
b.) Duduk
Tinggu duduk
Panjang lengan atas
Jarak lekuk lutut-garis punggung
Jarak lekuk lutut-telapak
5. Ukuran-ukuran kerja
a.) Posisi tinggi kerja yang dilakukan berdiri sebaik 5cm-10cm di
bawah tinggi siku
b.) Pekerjaan diatas meja sambil berdiri mempunyai aturan tinggi
siku sebagai berikut.
Pekerjaan memerlukan ketelitian 0+(5-10)cm
Pekerjaan ringan 0-(5-10)cm
Pekerjaan ringan 0-(10-20)cm
Dari sudut otot duduk yang baik adalah membungkuk. Dari
sudut tulang seharusnya tegak.
b. Ergometri
Ergometri adalah ilmu untuk mengukur kemampuan kerja atau pemakaian
tenaga sendiri oleh pekerja untuk pekerjaannya dan daya kerja fisik maksimum dari
tenaga kerja.
Ketika bekerja, tenaga kimia dalam tubuh diubah menjadi tenaga mekanik dan
panas dengan bantuan oksigen (O2) sebagai bahan bakar
Cara dan alat yang digunakan untuk mengukur O2 adalah sebagai berikut,
1. Kantong Dauglas
Pipa dan katup pada alat tersebut akan mengumpulkan udara. Volume
udara diukur oleh gas meter kemudian dianalisis. Dengan demikian kadar
masing-masing gas seperti O2, CO2, N2 terukur dan dapat diketahui. Waktu
pengukurannya selama 2-5 menit.
2. Gas-Meter Konfranyi-Michaelis
Alat tersebut mengumpulkan dan mengukur udara espirasi secara terus
menerus. Waktu pengukuran 20-30 menit.
3. Pneumotakograf Wolf
Alat tersebut mengukur udara espirasi secara elektronik dan mengambil
contoh udara dengan pompa elektrik.
c. Automasi
Automasi adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untuk melakukan
pekerjaan. Diebold mendefinisikan adalah penggunaan mesin untuk menjalankan
mesin. Istilah automasi ini diperkenalkan oleh Harder dari ford motor company).
Tingkat perkembangan automasi adalah sebagai berikut.
1. Fungsi penunjang automasi, yaitu membantu menyempurnakan atau
meningkatkan kemampuan manusia.
2. Fungsi pelipatgandaan, yaitu membantu mengatasi keterbatasan kemampuan
manusia.
3. Fungsi meringankan, yaitu membantu pengendalian proses yang rumit
seperti, pengukuran automasi.
4. Fungsi menggantikan manusia, yaitu tenaga manusia digantikan oleh mesin.
No Fisik Mental
1 Ngantuk Pikiran kacau
2 Menguap Kurang control
3 Kaki terasa berat Sering lupa
4 Kepala pening Berdiri tidak seimbang
5 Punggung terasa berat Ingin berbaring
6 Suara serak Susah konsentrasi
7 Terasa haus Bicara tidak lancar
bagian mesin.
c.) Jika kegiatan produksi berhubungan dengan bahaya peledakan/
kebakaran maka harus memakai pakaian yang terbuat dari
seluloid.
d.) Baju lengan pendek lebih baik dari pada baju lengan panjang.
e.) Benda tajam atau runcing tidak boleh dibawa dalam kantong.
f.) Tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan debu, tidak
boleh memakai pakaian yang berkantong atau mempunyai
lipatan.
4. Pelindung pernafasan
Efisiensi perlindungan pernafasan dalam membuang kontaminan dinyatakan
dalam faktor perlindungan nominal (npf = nominalprotection factor)
Jenis-jenis pelindung pernafasan diantaranya sebagai berikut
a. Respirator
1). Respirator sekali pakai, tersebut dari filter (npf = 5)
2). Respirator separuh masker, terbuat dari karet atau plastic. Memiliki
cartridge filter yang dapat diganti. Dengan cartridge dapat
mengatur debu, gas dan uap (npf = 10).
3). Respirator seluruh muka, dirancang untuk menutupi mulut,
hidung dan mata (npF = 50).
4). Respirator berdaya, terdapat dua bentuk yaitu separuh maske atau
seluruh muka (npf = 500).
5). Respirator topeng muka berdaya, mempunyai kipas dan filter yang
dipasanng pada helm (npf = 1-20).
b. Alat bantu pernafasan
1). Alat saluran udara segar, pasokan udara segar dimasukan ke muka,
topeng atau baju melalui pipa lentur berdiameter lebar.
2). Alat pipa udara bertekanan, udara diberikan melalui katup (npf =
1.000).
3). Alat pernafasan yang dapat mengisi sendiri, alat tersebut
menggunakan tabung yang dapat mengalirkn udara ke mulut
melalui katup penurun tekanan (npf = 2.000).
5. Pelindung pendengaran
Pelindung pendengaran ada yang dapat dipakai berulang-ulang ada juga
yang hanya sekali dipakai
LAPORAN PENCURIAN
Hari/Tanggal :
Waktu :
Kasus : Pencurian
Kehilangan :
Banyaknya :
Sekitar jam :
Tempat kejadian :
Hasibuan, S.H
Satpam
C. Rangkuman
1. Unsur-unsur penunjang keberhasilan keamanan, kesehatan, dan keselamatan
kerja meliputi hal-hal berikut.
a. Adanya penunjang keamanan dalam bekerja, baik yang bersifat materil
ataupun nonmaterial
b. Adanya unsur penunjang kesehatan dalam bekerja meliputi,; kesehatan
rohani, kesehatan jasmani, dan kesehatan lingkungan kerja.
c. Adanya mental keselamatan pada jiwa karyawan yang tercermin
diantaranya selalu bersikap hati-hati, teliti, dan menyadari pentingnya
K3 serta selalu mengikuti prosedur K3 dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Tujuan dilaksanakannya K3 adalah untuk tercapainya keselamatan karyawan
saat bekerja dan setelah bekerja dan untuk meningkatkan kinerjanyaserta
omzet perusahaan.
3. Prosedur bekerja dengan aman dan tertib pada umumnya telah dibuat dalam
bentuk tata tertib dan aturan keperilakuan (code of conduct) pada setiap
perusahaan.
4. Prosedur-prosedur pencegahan agar tujuan K3 dapat tercapai telah
ditetapkan oleh ILO (International Labour Organization) melalui prosedur-
prosedur berikut.
a. Peraturan perundang-undangan
b. Standarisasi
c. Inpeksi.
d. Riset teknis
e. Riset medis
f. Riset psikologis
g. Riset statistic
h. Pendidikan
i. Latihan
j. Persuasi
k. Asuransi
5. Hal-hal yang berkaitan dengan keamanan kerja yang harus memperhatikan
dan melaksanakan hal-hal berikut.
a. Mengikuti prinsip-prinsip ergonomi
b. Mengikuti prinsip-prinsip ergometri
c. Mengikuti prinsip-prinsip automasi
d. Menggunakan peralatan keamanan dan kesehatan kerja
6. Semua bentuk prilaku ddan kejadian yang mencurigakan harus dilaporkan
baik secara tertulis maupun lisan pada pihak berwenang di perusahaan untuk
ditindaklanjuti pada pihak berwajib.
D. Tugas
1. Buatlah kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang anggota
2. Pilihlah salah satu untuk menjadi ketua kelompok.
3. Berangkatlah masing-masing kelompok pada sebuah perusahaan terdekat
dengan perusahaan yang berbeda antara satu kelompok dengan yang
lainnya.
4. Mintalah surat penelitian pada sekolah.
5. Temuilah pimpinan perusahaannya atau karyawan yang menangani masalah
K3.
6. Kemudian pertanyakanlah dari pertanyaan bentuk angket berikut dan cek list
(V) hasil jawabannya.
7. Setiap siswa harus memegang angket tersebut.
8. Diakhiri dengan pembuatan laporan penelitian dan diskusikan di kelas secara
bergiliran.
Nama Perusahaan :
Nama Pimpinan :
Jumlah Karyawan :
Bidang Produksi :
Alamat :
Ya Tidak
1. Untuk menanggulangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja apakah ada
hal-hal berikut
a. Peraturan perundang-
undangan
b. Standarisai
c. Inspeksi
d. Riset teknis
e. Riset medis
f. Riset psikologis
g. Riset statistic
h. Pendidikan
i. Latihan
j. Persuasi
k. Asuransi
2. Pernahkah terjadi kecelakaan terganggunya kesehatan kerja yang
diakibatkan oleh hal-hal berikut
a. Suara yang selalu bising
b. Suhu yang terlalu tinggi/
rendah
c. Penerangan yang kurang
memadai
d. Ventilasi yang kurang
memadai
e. Radiasi
f. Getaran mekanis
g. Tekanan udara terlalu tinggi/
rendah
h. Bau-bauan
i. Kelembaban udara
j. Kecelakaan lalu lintas
3. Pernahkah terjadi kecelakaan kerja diakibatkan oleh faktor psikologis
karyawan, diantaranya faktor-faktor berikut
........................ ........................
E. Tes Formatif 1
1. Jelaskan pengertian tentang;
a. Keamanan
b. Kesehatan dan
c. Keselamatan kerja
2. Apa kewajiban pimpinan perusahaan terhadap tenaga kerja yang baru
bekerja?
3. Apa hak dan kewajiban tenaga kerja?
4. Sebutkan hal-hal yang perlu dilaksanakan menurut ILO() untuk menanggulagi
kecelakaan ditempat kerja?
5. Apa yang anda ketahui tentang ergonomi?
Lembar kerja 1
1. Studi kasus
Tuan anggoro seorang karyawan PT. Daihan Sukabumi , mengalami kecelakaan
akibat terbakar, sehingga tidak mampu bekerja selama 10 bulan, upah
perbulan Rp.1.600.000,00. Berapa besar santunan yang diberikan perusahaan
selama Tuan Anggoro tidak masuk kerja?
2. Alat dan bahan yang diperlukaan alat tulis dan kalkulator
3. Langkah Kerja
a. Pahami persentase jaminan kecelakaan kerja terhadap santunan
sementara!
b. Hitunglah santunan sementara 4 bulan pertama, 4 bulan kedua dan
berikutnya!
c. Jumlah seluruh santunan yang diterima oleh Tuan Anggoro!
Petunjuk
Cocokan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1, hitunglah hasil
jawaban Anda yang benar dan pergunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda tentang subkopetensi Mengikuti Prosedur keamanan,
Kesehatan, dan Keselamatan Kerja.
Kriteria Ketercapaian
90% 100% = Kompeten istimewa
80% 89% = Kompeten amat baik
70% 79% = Kompeten baik
0 69% = Belum kompeten
Jika tingkat ketercapaian mencapai minimal 70% maka berhak mengikuti kompetensi
selanjutnya Menghadapi Situasi-situasi Darurat/Emergency, tetapi bila ketercapaian
masih di bawah minimal maka harus mengulang kembali subkompetensi Mengikuti
Prosedur Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Pembelajaran 2
MENGHADAPI SITUASI-SITUASI
DARURAT/EMERGENCY
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar siswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui jenis-jenis bahaya di tempat kerja
2. Memahami dan mengikuti tanda-tanda peringatan bahaya ditempat
kerja dan tempat umum
3. Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan bahaya
4. Mengenali karakteristik tamu/pelanggan yang mencurigakan
5. Mengetahui prosedur keadaan darurat diperusahaan/tempat umum
disesuaikan dengan kondisi perusahaan/tempat umum tersebut
6. Sikap dan tindakansaat menghadapi situasi darurat
B. Uraian Materi
Emergency atau situasi darurat adalah kondisi yang harus ditangani segera,
dengan pengawasan akan dapat memperkecil bahaya yang akan terjadi. Bahaya
yang akan terjadi apabila tidak ditangani dengan segera akan membuat fatal.
Kondisi bahaya di tempat kerja ada yang bersifat umum ada juga yang bersifat
khusus, misalnya bahaya tentang keselamatan kerja dan bahaya lingkungan yang
tidak aman daan sebagainya.
Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan oleh seorang karyawan professional
terhadap keadaan bahaya diantaranya sebagai berikut:
a. Bersikap cepat dan tanggap terhadap hal-hal yang diperkirakan dapat
membahayakan.
b. Mengamati (observasi) terhadap hal-hal yang dapat membahayakan
c. Mengidentifikasi satu persatu hal-hal yang akan membahayakan
tersebut
d. Menganalisis secara teoritis baik dan buruknya untuk jangka panjang
e. Menyimpulkan dan membuat solusi secara tertulis hasil pengamatan
tersebut
f. Diajukan kepada bagian yang menangani permasalahan tersebut
diperusahan itu untuk ditindaklanjuti kepada atasannya.
3. Tanda Kata-Kata
Tanda dengan himbauan adalah kata-kata yang digunakan untuk peringatan
biasanya singkat, padat, dan jelas seperti kata-kata berikut.
a. YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK
b. MATIKAN PONSEL
c. DILARANG MEROKOK
d. SIMPAN TAS PADA TEMPAT PENITIPAN
e. PINTU DARURAT
4. Alarm Pencurian
Alarm tersebut dipasang pada tempat yang tidak boleh dimasuki oleh orang-
orang yang tidak berkepentingan. Alarm pencurian dihubungkan dengan
kantor petugas keamanan/security. Alarm tersebut akan bekerja dengan
sendirinya bila ada orang memegang barang tertentu yang dilarang, dan bila
ada orang yang memasuki tempat yang dijaga tanpa prosedur yang berlaku.
b. Faktor Kimia
Faktor-faktor Kimia dapat berupa zat-zat berikut:
1). Gas/uap
2). Cairan
3). Debu-debuan
4). Butiran Kristal dan bentuk lain
5). Bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat racun
c. Faktor Biologi
Faktor-faktor Biologis dapat berupa benda-benda berikut:
1). Bakteri/virus
2). Jamur, cacing, dan serangga
3). Tumbuh-tumbuhan dan lain-lain yang dapat hidup ditempat kerja.
d. Faktor Faal
Faktor-faktor Faal dapat meliputi hal-hal berikut,
1). Sikap badan yang tidak baik pada waktu kerja.
2). Peralatan yang tidak cocok atau tidak sesuai dengan tenaga kerja.
3). Gerak yang senantiasa berdiri atau duduk
4). Proses, sikap dan cara kerja dan cara kerja yang monoton
5). Beban kerja yang melampaui batas kemampuan
e. Faktor Psikologis
Faktor-faktor Psikologis dapat meliputi hal-hal berikut,
1). Kerja yang terpaksa/dipaksakan yang tidak sesuai dengan
kemampuan
2). Suasana kerja yang tidak menyenangkan
3). Pikiran yang senantiasa tertekan terutama karena sikap atasan
atau teman kerja yang tidak sesuai
4). Pekerjaan yang cenderung lebih mudah menimbulkan kecelakaan.
Ditinjau dari segi lingkungan kerja, kondisi berbahaya di lingkungan kerja dapat
timbul dari lingkungan khusus (teknis) dan dari lingkungan umum (nonteknis).
1. Bahaya dari lingkungan teknis tekno-struktural, yaitu potensi bahaya yang
terkandung dari lingkungan kerja diantaranya lingkungan kerja yang kotor,
tempat/ruang kerja yang tidak representatif, sarana dan prasaran kerja yang
tidak layak pakai.
2. Bahaya dari lingkungan nonteknis, yaitu potensi bahaya yang ditimbulkan
dari sikap dan tindakan bekerja, antara lain ebagai berikut:
a. Tidak mengikuti prosedur dan tata tertib kerja.
b. Tidak mentaati peraturan kerja.
c. Menentang kebijakan pimpinan perusahaan.
d. Menyampaikan aspirasi dengan emosional.
e. Di luar waktu kerja yang ditetapkan oleh perusahaan, setiap buruh tidak
diperbolehkan memakai/menggunakan alat-alat atau perlengkapan
kerja milik perusahaan untuk kepentingan pribadi.
f. Setiap pekerja wajib memelihara alat-alat/perlengkapan kerja dengan
baik dan teliti.
e. Kecelakaan
Bila terjadi kecelakaan kerja yang dialami karyawan lain di tempat kerjanya
maka, sebagai sesama karyawan harus menolongnya. Diantara hal-hal yang perlu
dikerjakan adalah sebagai berikut:
1). Membawanya ke ruangan kesehatan dan keselamatan kerja.
2). Memberikan pertolongan pertama.
3). Melaporkannya pada atasan/pimpinan
g. Kebakaran
Pada saat terjadi kebakaran langkah-langkah emergency (darurat) yang perlu
kita kerjakan adalah sebagai berikut:
1). Segera hubungi lewat telepon tim pemadam kebakaran terdekat
dengan menyampaikan alamat kejadian kebakaran yang jelas.
h. Kebocoran gas
Adanya kebocoran gas dapat diketahui dari bau yang menyengat penciuman.
Apabila perusahaan memiliki alarm otomatis maka alarm akan berbunyi sediri bila
terjadi kebocoraan. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat terjadi kebocoran gas.
1). Segera pakai pakaian pelindung pernafasan yang tersedia
2). Segera laporkan pada teknisi di perusahaan
3). Bila kebocoran sudah parah dan menyebar, pijit serina/alarm agar
semua pekerja keluar mengamankan diri.
4). Segera bawa keluar/jauhkan barang - barang yang mudah
terbakar dan yang mengandung api.
5). Selamatkan dokumen-dokumen yang sangat penting
6). Matikan listrik dari kilometernya
7). Segera keluar dari jalan yang mudah
8). Teknisi segera melacak tempat terjadinya kebocoran gas
9). Selamatkan yang terperangkap di dalam ruangan.
10). Berikan pertolongan pertama dengan bantuan pernapasan
11). Hubungi petugas kesehatan terdekat
12).
i. Banjir
Banjir akan terjadi bila saat musim hujan, lokasi perusahaan di tempat yang
dataran rendah atau dekat dengan aliran sungai. Hingga bila tanda-tanda tersebut
telah ada maka pihak pimpinan perusahaan harus menyediakan perlengkapan
keamanan banjir, misalnya baju pelampung, ban, perahu karet dan membuat
gedung berlantai dua atau tiga. Bila terjadi banjir maka dalam situasi darurat
tersebut yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1). Membunyikan tanda sirine bahaya agar semua karyawan waspada.
2). Mematikan aliran listrik
3). Mematikan mesin-mesin yang sedang digunakan.
4). Menyimpan dokumen-dokumen penting pada tempat yang
tertutup dan tidak terkena air.
5). Bawa dokumen-dokumen pada gedung lantai atas, bila gedungnya
beberapa lantai.
6). Memakai pakaian pelampung
7). Tutup semua pintu
8). Bila keluar gedung gunakanlah ban atau perahu karet
9). Mintalah bantuan pada masyarakat atau dinas terdekat untuk
mengevakuasi korban .
10). Bila banjir sudah reda lakukan pendataan dan inventarisir semua
barang baik yang rusak, hilang dan yang masih layak pakai serta
kerugian yang dialami perusahaan
j. Gempa Bumi
Gempa bumi bisa saja terjadi kapan saja sekalipun sebelumnya tidak ada
informasi dari dinas meteorology dan geofisika. Untuk itu maka pendirian perusahaan
harus memenuhi persyaratan IMB (Izin Membangun Bangunan), kelayakan tanah
dan kesesuaian bangunan. Bila terjadi gempa bumi sebagai situasi darurat, dalam
penanganannya adalah sebagai berikut.
1). Ambil pengaman tutup kepala
2). Pindah keruangan yang tidak banyak barang berat
3). Ingat-ingat pintu darurat yang paling cepat dan aman kemudian
keluarlah cepat.
4). Jangan keluar dengan lari yang tak tentu arah
5). Jangan lari pada pintu yang sama karena akan menghambat
kelancaran bahkan dapat menimbulkan kecelakaan jiwa.
6). Menjauhlah dari gedung dan bangunan yang tinggi, cari tempat
yang aman.
7). Bila gempa berhenti maka adakan evakuasi korban.
8). Berikan pertolongan pertama.
9). Adakan pendataan dan inventarisir seluruh kerugian harta dan
jiwa.
10). Buat laporkan tertulis pada pimpinan dan pemerintah setempat.
k. Tersengat Listrik
Untuk menghindari sengatan listrik hendaklah teknisi perusahaan selalu
meneliti dan memelihara keamanan jalur kabel listrik, gunakanlah kabel standar
PLN (Perusahaan Listrik Negara). Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menangani
orang yang terkena sengatan listrik adalah sebagai berikut:
1). Segera matikan aliran listrik.
2). Pakailah sandal karet agar tidak tersengat listrik.
3). Pisahkan orang yang terkena arus listrik dengan benda yang
menenpel dari arus listrik tersebut.
4). Bila korban masih hidup berilah air minum putih secukupnya
sebagai pertolongan pertama.
5). Bawalah korban ke dinas kesehatan terdekat.
Kegiatan Pembelajaran 3
Mendeskripsikan Sistem
Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
A. Uraian Materi
1. Deskripsi SMK3
Dalam rangka memasuki era pasar/ perdagangan bebas tingkat negara
negara Asean yang dikenal dengan istilah Asean Free Trade Agreement (AFTA) dan
perdagangan bebas ting kat asia pasifik (APEC) serta per dagangan bebas tingkat
dunia World Trade Organization (WTO) yang akan diberlakukan pada tahun 2020,
dan dalam perdagangan bebas ter sebut K3 merupakan salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi bagi industri di Indonesia.
Yang dimaksud dengan pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
adalah langkah atau tahapan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya berbagai kecelakaan ditempat kerja. Jenis kecelakaan yang terjadi antara
lain karena faktor pekerja itu sendiri (kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan),
faktor salah prosedur penggunaan alat dan faktor lingkungan sekitar proses kerja
berlangsung serta faktor manajemen kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat dideskripsikan sebagai persyaratan
untuk meningkatkan produktivitas kerja para pekerja atau karyawan perusahaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dijelaskan bahwa ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yaitu untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai peng awas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan
4. Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan
tujuan untuk mencari laba atau tidak, baik milik perorangan, kelompok,
swasta maupun milik negara.
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik
di dalam atau di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa
untuk memenuhi standar kebutuhan masyarakat.
6. Tujuan dan Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan keselamatan kerja adalah untuk menciptakan suatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan semua
unsurunsur yang terdapat da lam suatu instansi atau perusahaan dimana
dilakukan kegiatan kerja. Sedangkan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja adalah semua personil dan suatu instansi atau perusahaan termasuk
didalamnya adalah pihak manajer, tenaga kerja dan orangorang yang terkait
dengan kegiatan perusahaan tersebut.
7. Penerapan Prosedur K3
Setiap organisasi perusahaan wajib melaksanakan ketentuanketentuan :
a. Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap
penerapan sistem manajemennya
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
K3
c. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pen dukung yang diperlukan mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melaku kan
tindakan perbaikan dan pen cegahan.
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem K3
secara berkesinambungan de ngan tujuan meningkatkan kinerja.
4. Pengendalian Resiko
yang dipakai. Ada beberapa hal yang harus dilakukan atau disiapkan oleh perusahaan
untuk menghindari ter jadinya kecelakaan kerja, antara lain :
Pada setiap laboratorium atau bengkel atau ruangan dibuatkan tata tertib
yang harus dipatuhi oleh semua orang yang akan masuk ke dalam lab
atau ruangan. Didalam tata tertib tersebut perlu dijelaskan halhal yang
harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta ancaman sanksi yang
akan dikenakan jika melanggar tata tertib.
Setiap alat yang dioperasikan dengan menggunakan mesin harus
dibuatkan instruksi kerjanya. Instruksi kerja tersebut langsung
ditempelkan pada alat atau di tempattempat tertentu sedemiki an
rupa, sehingga setiap operator alat yang akan menggunakan alat dapat
membaca petunjulk pengoperasian alat. Hal ini untuk meng hindari
terjadinya kesalahan prosedur dalam pengoperasian alat. Selain itu,
dengan adanya pe tunjuk pengoperasian maka siapa pun yang akan
mengoperasikan alat tersebut dapat terhindar dari kecelakaan yang
dapat menyebabkan kecelakaan operator atau kerusakan alat.
Pada setiap ruangan agar dibuat kan posterposter keselamatan kerja dan
labellabel yang me nunjukkan bahaya kecelakaan yang mungkin saja
terjadi. Pem buatan label dan poster tersebut harus dibuat sedemikian
rupa se hingga mudah dibaca bagi setiap orang.
Bahanbahan berbahaya seperti bahan kimia, fungisida, bakterisida,
rodentisida, herbisida, insektisida, pupuk anorganik dan sebagainya,
diberikan label dan tanda dengan menggunakan lambang atau tulisan
peringatan pada wadah adalah suatu tindakan pencegahan yang sangat
penting.
Aneka label dan pemberian tanda, diberikan sesuai dengan sifat ba han
yang ada. Beberapa label dan pemberian tanda dapat dipakai dengan
menggunakan lambang yang sudah diketahui secara umum. Dengan
demikian masya rakat mudah mengenal dan me respon maksud dan
tujuan label atau tanda atau lambang yang telah dipasang.
1. Syarat-syarat umum
Semua perkakas, mesin dan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam
pertanian (perkebunan) harus :
Memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja sesuai ke tentuan
dalam standar internasional atau nasional dan rekomen dari pihak
berwenang, apabila tersedia;
Digunakan hanya untuk pekerja an yang telah dirancang atau
dikembangkan, kecuali jika suatu penggunaan tambahan yang diusulkan
telah dinilai oleh seorang yang kompeten dan telah dinyata kan aman
penggunaannya.
Digunakan atau dioperasikan oleh para pekerja yang telah dinilai ber
kompeten dan atau memiliki serti fikat keterampilan yang sesuai.
Perkakas, mesin dan peralatan harus mempunyai disain dan konstruksi
yang baik, dengan mem pertimbangkan prinsip kesehatan, keselamatan
dan ergonomik, dan mereka harus dipelihara dengan kondisi yang baik.
Setiap perkakas, mesin dan peralatan harus secara rutin diperiksa
berdasarkan suatu penilaian yang lengkap dari semua kriteria terkait
harus digunakan saat pemilihan suatu mesin. Hal ini membantu untuk
menciptakan suatu Iingkung an kerja yang sehat dan produktif serta
memastikan bahwa mesin tersebut tepat untuk tujuan yang dimaksudkan.
Pengusaha atau produsen alat dan mesin harus menyediakan instruksi
dan informasi K3 yang jelas dan menyeluruh tentang penggunaan dan
pemeliharaan perkakas dan bahan kimia ber bahaya bagi operator/
pengguna.
Peralatan harus dirancang agar gampang dan aman dalam peme liharaan
dan sedikit perbaikan di tempat kerja. Para pekerja harus dilatih untuk
melakukan pemeli haraan dan perbaikan kecil pada mesin dan peralatan
mereka. Jika tidak bisa dilakukan, seorang yang kompeten harus mudah
dihubungi dari tempat kerja. Fasilitas untuk perbaikan dan pemeliharaan
pe ralatan dan perkakas harus di sediakan. Disarankan penyedia an
fasilitas perbaikan dan pemeli haraan peralatan dan perkakas dekat
dengan tempat berteduh atau fasilitas perumahan.
Pada tempat perbaikan harus disediakan fasilitas bengkel de ngan
perkakas dan peralatan pemeliharaan yang sesuai, agar pekerjaan
pemeliharaan dan re parasi dilaksanakan dalam kondisi aman, tanpa
terganggu oleh kon disi cuaca yang buruk, serta tidak mengganggu
lingkungan di sekitar bengkel.
2. Peralatan tangan
Penggunaan peralatan tangan banyak digunakan untuk jenisjenis
pekerjaan yang ringan dan memerlu kan spesifikasi kerja tertentu. Ada
beberapa hal yang harus diperhati kan dalam penggunaan peralatan
tangan, yaitu :
Peralatan tangan untuk memotong dan memisahkan benda harus dibuat
dari baja berkualitas baik sehingga menjaga sisi pe motongan dan
efektivitasnya de ngan pemeliharaan minimum.
Bagian alas dari suatu alat untuk memotong dan memisahkan harus
dipasang dengan aman pada tangkai dengan suatu alat efektif, sebagai
contoh baji, paku keling atau baut.
Tangkai harus memberikan suatu genggaman yang kuat dan harus
terbuat dari kayu berkualitas baik atau bahan lain yang sesuai
Spesifikasi perkakas, seperti ukur an, panjang tangkai dan berat harus
sesuai untuk memenuhi ke butuhan dari pekerjaan dan keada an fisilk
dari pemakai.
Jika tidak digunakan, perkakas bersisi tajam harus diberi sarung dengan
alat yang sesuai.
3. Mesin portable
Kendali mesin seperti gergaji rantai, gergaji sikat dan pemotong rumput
harus ditempatkan dengan nyaman dan fungsinya ditandai dengan jelas.
Posisi dan dimensi tangkai harus nyaman bagi operator dalam semua
sikap kerja normal.
Tingkat kebisingan, getaran dan emisi buangan yang berbahaya harus
serendah mungkin sesuai dengan kemajuan teknologi.
Bahan bakar dan minyak pelumas yang digunakan harus da pat
dihancurkan secara biologis (ramah lingkungan) sehingga me ngurangi
bahaya polusi gas buang dan tumpahan.
Semua alat pelindung harus pada tempatnya dan secara teratur diperiksa
kerusakan yang timbul.
Sifat bahan padat; yaitu sangat mudah atau agak mudah atau bersifat
sukar terbakar
Ukuran zat; jika suatu zat atau bahan berjumlah sedikit maka tidak cukup
menimbulkan panas sehingga kebakaran tidak akan te jadi.
Keadaan zat padat
Cara menyalakan
2. Penyinaran
Terbakarnya bahanbahan yang ber sifat mudah terbakar oleh benda pijar
atau nyala api, tidak harus terjadi karena persentuhan. Semua sumber panas akan
memancarkan gelom bang elektromagnetis yaitu sinar infra merah. Jika gelombang
elektromagnetis me ngenai benda, maka pada benda tersebut akan dilepaskan
energi yang berubah menjadi panas. Akibatnya benda yang disinari akan bertambah
panas dan bila panas tersebut sampai pada titik nyala maka benda tersebut akan
terbakar.
4. Percikan api
Pencikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab terbakar nya
campuran gas, uap atau debu dan udara dapat menyala. Biasanya percikan api tidak
dapat menyebab kan benda terbakar. Karena tidak cukup energi dan panas yang
ditim bulkan. Percikan api dapat ditimbul kan oleh hubungan arus pendek, ataupun
oleh terjadinya kelistrikan statis, yaitu akibat pergesekan dua buah benda yang
bergerak.
5. Terbakar sendiri
Kebakaran yang terjadi secara sendiri disebabkan karena seonggok an bahan
bakar mineral padat atau zatzat organik. Kebanyakan, minyak mudah terbakar,
terutama minyak tumbuhtumbuhah. Banyaknya panas yang tejadi ditentukan oleh
luas permukaan yang bersinggungan de ngan udara. Karena itu perlu diiden tifikasi
bahan-bahan yang mudah terbakar untuk ditempatkan pada tempat yang aman.
6. Reaksi kimia
Reaksireaksi kimia dapat menghasil kan panas yang dapat menyebabkan
terjadinya kebakaran. Fospor kuning teroksidasi sangat cepat bila bersing gungan
dengan udara. Natrium dan kalium akan cepat bereaksi bila tercampur dengan
air, dan akan me lepaskan gas hidrogen yang mudah terbakar jika suhu udara di
atas 400 oC. Asam nitrat yang mengenai bahanbahan organik akan menye babkan
terjadinya nyala api.
b. Sakelar
Apapun tipe sakelar, yaitu tombol tekan, tuas, putar atau otomatis,
harus memenuhi syarat keselamatan. Sakelar untuk keperluan
motor, pesawat listrik, instalasi cahaya dan tenaga, harus ditutup.
Tidak boleh dipakai sakelar tuas yang terbuka, karena bagian
terbuka yang bertegangan akan menimbulkan bahaya tekanan
arus listrik sehingga dapat meng akibatkan loncatan api, bila sakelar
diputuskan arusnya.
Sakelar tuas harus tertutup, tutup dan poros pegangan (handel)
harus dihubungkan ke tanah
Sekring yang putus harus diganti dengan macam dan ukuran yang
sama.
Dilarang menggunakan sekring yang telah rusak dan diperbaiki.
Pengaman otomatis dipakai untuk jaringan instalasi tegangan
tinggi, untuk arus yang besar, dan juga untuk instalasi tegangan
rendah.
Bekerjanya pengaman otomatis ada yang bersifat sesaat dan ada pula yang
disertai perlengkapan perlam batan waktu. Menurut bekerjanya pengaman
otomatis tergantung pada jenis termis dan jenis magnetis. Pengaman otomatis jenis
termis be kerja atas dasar peningkatan suhu, maka tergantung pada suhu ruang an.
Sedangkan pengaman otomatis jenis magnetis, bekerja atas dasar kuat arus yang
melalui jaringan instalasi.
AIat listrik memiliki ukuran pengaman otomatis untuk dipasang. Perawatan
terhadap pengaman otomatis dilaku kan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
8. Pencegahan Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya ke bakaran, beberapa hal yang perlu dilakukan
pencegahan dan per lindungan yaitu :
a. Penyimpanan
Dalam pengorganisasian usaha ke selamatan kerja terhadap bahaya
kebakaran, perhatian yang cermat harus diberikan tehadap lokasi dan
disain gudang. Aneka bahan, khusus nya zatzat yang dapat terbakar
merupakan sumber utama terjadinya. Dalam perencanaan gudang
atau tempat penyimpanan bahan, baik sifat maupun bentuk bahan
harus diperhatikan. Zat cair yang memiliki titik nyala lebih kecil dari 320C
harus ditempatkan dalam wadah atau tangki tertutup dan disimpan
dalam tangki dan ditempatkan di tempat yang terpisah atau di luar
gudang dan jauh dari bahanbahan lain yang mudah terbakar.
b. Pengolahan
Jika proses produksi memungkinkan penggantian bahan yang kurang
berbahaya ditinjau dari segi kebakaran, maka resiko dapat dikurangi
atau ditiadakan. Jumlah bahan yang mu dah terbakar sedapat mungkin
di kurangi dalam penggunaannya pada proses produksi. Zat padat yang
mudah terbakar harus diletakkan tersusun rapi dan aman, sehingga
memudahkan pekerjaan. Bahan cair yang mudah terbakar harus disalur
kan ke tempat kerja melalui pipapipa penyalur atau drumdrum yang di
lengkapi dengan pompa tangan. Perlu dilakukan pengaturan agar ba
Penanaman tanaman
Pemeliharaan tanaman
Pemanenan
b. Standarisasi
c. Sarana budidaya tanaman
d. Pelestarian lingkungan
e. Pengawasan
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Maksud
C. Tujuan
D. Ruang lingkup
II. Pengertian
III. Proses Penanganan pasca panen kakao
A. Diagram alir/alur proses
B. Panen
C. Sortasi buah
D. Pemeraman atau penyimpanan buah
E. Pemecahan buah
F. Fermentasi biji
G. Perendaman dan pencucian
H. Pengeringan biji
Tujuan yang ingin dicapai dari pe nerapan SOP Penanganan Pasca Panen Kakao
adalah:
a. Mempertahankan dan meningkat kan mutu biji kakao
b. Menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil kakao
c. Memudahkan dalam pengangkut an hasil kakao
d. Meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen kakao
e. Meningkatkan daya saing hasil kakao
f. Meningkatkan nilai tambah hasil kakao
Setelah menyimak uraian tentang pelaksanaan kerja sesuai dengan SOP maka
jawablah pertanyaan se bagai berikut :
1. Bila suatu perusahaan perkebun an tidak memiliki SOP kegiatan budidaya
tanaman, kesalahan apa saja yang dapat ditimbulkan oleh pekerja?
2. Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman,
apa manfaat bagi pekerja?
3. Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman,
apa manfaat bagi pengusaha?
4. Bila Anda mengamati dua ke lompok pekerja yang satu me ngikuti SOP dan
lainya bekerja tanpa SOP. Kelompok manakah yang akan melakukan proses
dan hasil kerja yang berkualitas. Jelaskan!
5. Bila bekerja sesuai SOP maka akan diperoleh hasil yang ber kualitas dan waktu
yang efisien. Mengapa demikian?Jelaskan !
Gejala Penanganan
Perasaan limbung Baringkan korban dalam posisi
Pandangan berkunang-kunang terlentang
Telinga berdenging Tinggikan tungkai melebihi ting gi
Nafas tidak teratur jantung
Muka pucat Longgarkan pakaian yang me
Biji mata melebar ngikat dan hilangkan barang yang
Lemas menghambat pernafasan
Keringat dingin Beri udara segar
Menguap berlebihan Periksa kemungkinan cedera lain
Tak respon (beberapa menit) Selimuti korban
Denyut nadi lambat Korban diistirahatkan beberapa saat
Bila tak segera sadar, periksa
nafas dan nadi, posisi stabil
kemudian rujuk ke instansi ke
sehatan
2. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami ke kurangan cairan.
Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang
ma suk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl,
Ca). Dehidrasi disebabkan ka rena kurang minum dan disertai kehilangan
cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu
berlebihan.
Gejala Penanganan
Gejala dehidrasi ringan Mengganti cairan yang
Kekurangan cairan 5% dari berat badan hilang dan mengatasi
Penderita merasa haus shock
Denyut nadi lebih dari 90 kali per menit Mengganti elektrolit
Gejala dehidrasi sedang yang le mah
Kekurangan cairan antara 5%-10% dari berat Mengenal dan mengatasi
badan kom plikasi yang ada
Denyut nadi lebih dari 90 kali per menit Memberantas
Nadi lemah penyebabnya
Sangat haus Rutinlah minum jangan
Gejala dehidrasi berat tunggu haus
Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
Hipotensi
Mata cekung
Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
Kejang-kejang
Gejala Penanganan
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk Tenangkan korban
menarik nafas Bawa ketempat yang luas dan
Terdengar suara nafas tambah an sejuk
Otot Bantu nafas terlihat me nonjol Posisikan duduk
(dileher)
Atur nafas
Irama nafas tidak teratur
Beri (bantu) oksigen bila
Terjadinya perubahan warna kulit
merah/pucat/ kebiruan/ sianosis) diperlukan
Kesadaran menurun (gelisah/
meracau)
4. Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari
benturan keras
Gejala Penanganan
Warna kebiruan/merah pada kulit Kompres dingin
Nyeri jika di tekan Balut tekan
Kadang disertai bengkak Tinggikan bagian luka
5. Luka yaitu suatu keadaan terputus nya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba
karena kekerasan/injury.
Gejala Penanganan
Terbukanya kulit Bersihkan luka dengan anti septic
Pendarahan (alcohol/boorwater)
Rasa nyeri Tutup luka dengan kasa steril/
plester
Balut tekan (jika pendarahan nya
besar)
Jika hanya lecet, biarkan ter buka
untuk proses pengeringan luka
6. Luka bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang
bersifat membakar).
Gejala Penanganan
Matikan api dengan memutuskan Luka ditutup dengan perban atau
suplai oksigen kain bersih kering yang tak dapat
Perhatikan keadaan umum melekat pada luka
penderita Penderita dikerudungi kain pu tih
Pendinginan yaitu dilakukan de Luka jangan diberi zat yang tak larut
ngan membuka pakaian penderita/ dalam air seperti mentega, kecap
korban. Kemudian, merendam Khusus untuk luka bakar di daerah
dalam air atau air mengalir selama wajah, posisi kepala harus lebih
20 atau 30 menit. Untuk daerah tinggi dari tubuh
wajah, cukup di kompres air.
7. Gigitan binatang; gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupa kan alat
dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau
sesuatu yang me ngancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi
menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada
umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar dari pada luka
biasa.
Gejala Penanganan
Cucilah bagian yang tergigit dengan
air hangat dengan sedikit antiseptik.
Bila pendarahan, segera dirawat
kemudian dibalut.
8. Gigitan ular; tidak semua ular ber bisa, akan tetapi hidup penderita/ korban
tergantung dari ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan
ambillah sikap menganggap bahwa ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau
racun ular terbagi menjadi 3, yaitu :
Gejala Penanganan
Hematotoksin (keracunan Terlentangkan/ baringkan pen derita
dalam) dengan bagian yang ter gigit lebih rendah
Neurotoksin (bisa/racun dari jantung.
menye rang sistem saraf ) Tenangkan penderita, agar pen jalaran bisa/
Histaminik (bisa racun ular tidak se makin cepat
menyebabkan alergi pada Cegah penyebaran bisa pende rita dari
korban) daerah gigitan yaitu:
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan
pembengkak an untuk membendung se
bagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak
menghalangi alir an arteri. Torniquet /
toniket dikendorkan setiap 15 menit selama
+ 30 detik
Letakkan daerah gigitan dari tubuh
Lakukan kompres es,
Usahakan agar penderita setenang
mungkin, bila perlu berikan petidine 50 mg/
im untuk menghilangkan rasa nyeri.
Perawatan luka
Hindari kontak luka dengan larutan asam
KMn04, yo dium atau benda panas
Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan
ke dalam lukanya, bila perlu pengeluar an
ini dibantu dengan pe ngisapan melalui
breast pump sprit atau dengan isapan mu lut
sebab bisa ular tidak ber bahaya bila ditelan
(selama tidak ada luka di mulut).
Bila memungkinkan, berikan suntikan anti
bisa (antifenin)
Perbaikan sirkulasi darah
Kopi pahit pekat
Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
9. Gigitan lipan
Gejala Penanganan
Ada sepasang luka bekas gigitan Kompres dengan air dingin dan cuci
Sekitar luka bengkak, rasa ter dengan obat antiseptik
bakar, pegal dan sakit biasanya Beri obat pelawan rasa sakit, bila
hilang dengan sendirinya se telah gelisah bawa ke paramedik
4-5 jam
Gejala Penanganan
Pembengkakan, gatal dan ke Lepaskan lintah/pacet dengan
merah-merahan (lintah) bantuan air tembakau/ air garam
Bila ada tanda-tanda reaksi
kepekaan, gosok dengan obat atau
salep anti gatal
Kemudian hal yang perlu diketahui seorang pekerja dalam memberikan
pertolongan kepada pihak lain dapat berupa evakuasi korban. Bentuk bantuan
evakuasi korban yaitu merupakan salah satu tahapan dalam pertolongan pertama
untuk memin dahkan korban ke lingkungan yang aman dan nyaman, agar men
dapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip evakuasi adalah :
a. Dilakukan jika mutlak perlu
b. Menggunakan teknik yang baik dan benar
c. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta
memiliki semangat untuk me nyelamatkan korban dari bahaya yang
lebih besar atau bahkan kematian.
c. Alat Pengangkutan
Untuk melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu,
namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi
korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pe ngangkut
mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan. Bila petugas penolong satu
orang maka korban dapat dievakuasi dengan cara :
Dipondong; untuk korban ringan dan anak-anak
Digendong; untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah
tulang
Dipapah; untuk korban tanpa luka di bahu atas
Dipanggul/digendong
Merayap posisi miring
Bila petugas penolong dua orang maka korban dapat dievakuasi dengan
memperhatikan yaitu pengangkutannya tergantung cidera penderita
tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak
boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
Karena itu cara evakuasi dapat dilakukan dengan cara:
a. Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
Model membawa balok
Model membawa kereta
Para pekerja dan wakil mereka harus diberi informasi yang tepat oleh
pengusaha, mengenai pengaturan, pelaporan, pencatatan dan pemberi tahuan
informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keadaan berikut merupakan
hal yang harus dilaporkan dan diberitahukan :
a. Semua kecelakaan fatal
b. Kecelakaan kerja yang menye babkan hilangnya waktu kerja, dan
kerugian tidak bermakna.
c. Semua penyakit akibat kerja, yang terjadi pada setiap orang, apakah
orang yang dipekerjakan atau usaha mandiri.
B. Rangkuman
1. Jenis-jenis bahaya di tempat kerja meliputi bahaya khusus dan bahaya umum.
Bahaya khusus adalah bahaya yang ditimbulkan dari sarana dan prasarana
kerja, sedangkan bahaya umum adalah bahaya yang disebabkan oleh
karyawan itu sendiri.
2. Tanda peringatan bahaya ditempat kerja ada yang berupa gambar, kata-kata
himbauan, lampu warna, dan isyarat tubuh. Sedangkan tanda telah terjadinya
bahaya ditempat kerja dapat berupa alarm kebakaran, alarm pencurian, alarm
kebocoran gas, sirine ambulan dan suara tembakan.
3. Diantara situasi yang dapat menimbulkan bahaya ditempat kerja dapat
bersumber dari fisik, biologis, kimia, faal, dan psikologis.
4. Diantara ciri-ciri karakteristik tamu atau pelanggan yang mencurigakan
adalah sebagai berikut.
a. Berbelit-belit dalam bicara
b. Tatapan mata tidak focus
c. Lirikan mata cepat
d. Tidak ada kesimpulan pembicaraan
e. Mengulur waktu
f. Posisi tubuh berpaling dari hadapan pembicaraan
g. Pembicaraan tidak nyambung
h. Tidak ada kesesuaian antara bahasa lisan dan bahasa tubuh
5. Prosedur penanganan keadaan darurat diperusahaan/ditempat umum telah
dimuat dalam bentuk tata tertib dan aturan keperilakuan, diantaranya sebagai
berikut.
Kegiatan Belajar 4
A. Uraian Materi
Ada 7 pengertian yang dikemukakan para ahli tentang kesehatan lingkungan
addalah sebagaai berikut:
1. Menurut WHO (World Health Organization, 2005) : Environment health refers
to ecological balance that must exist between man and his environment in order
to ensure his weel being. Kesehatan Lingkungan merupakan terwujudnya
keseimbangan ekologis antara manusia dan lingkungan harus ada, agar
masyarakat menjadi sehat dan sejahtera.
Sehingga Kesehatan Lingkungan menurut WHO adalah: Those a spects of
human health and disease that are determined by factors in the environment
that can potentially affect health. Atau bila disimpulkan suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.
2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) : Kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.
Dalam pengertian ini titik pusat pandang dari kesehatan Lingkungan adalah
bahwa tercapainya tujuan kesehatan yaitu masyarakat sehat dan sejahtera
apabila kondisi lingkungan sehat.
Pasal 163 ayat (3) Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa lingkungan sehat adalah lingkungan yang terbebas dari unsure-
unsur yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas
4. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah
5. Binatang pembawa penyakit
6. Zat kimia yang berbahaya
7. Kebisingan yang melebihi ambang batas
8. Radiasi sinar pengion dan no-pengion
9. Air yang tercemar
10. Udara yang tercemar
11. Makanan yang terkontaminasi
Kemudian pada pasal 163 ayat (2) Undang-Undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan menyatakan cakupan lingkungan sehat, antara lain:
1. Lingkungan pemukiman
2. Tempat kerja
3. Tempat rekreasi
4. Tempat dan fasilitas umum
a. Lingkungan Rumah
Adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah
atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan.
Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang,
dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon.
Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat
tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan perlengkapan yang serba modern.
Sejak zaman dahulu pula manusia telah mendesain rumahnya, dengan ide mereka
masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat
setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat
(local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah
mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat, tetapi kadang-kadang
desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya.
Menurut perhitungan WHO di Negara-negara maju tiap orang memerlukan air 60-
120 liter perhari. Sedangkan di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia
tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter perhari. Diantara kegunaan-kegunaan
air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu,
untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan,
khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
d. Tanah
Merupakan bagian tertipis dari seluruh lapisan bumu, tetapi pengaruhnya
terhadap lingkungan sangat besar. Hubungan tanah dengan mahluk hidup
sangat sangat erat, tanah menyediakan berbagai sumber daya yang bergunabagi
kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Selainya itu, tanah juga
merupakan habitat alamiah bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu
sudah selayaknya manusia memelihara kualitas tanah agar hidup sejahtera. Kegiatan
hutan seperti kerusakan hutan, perladangan berpindah-pindah dan penggalian
lahan secara besar-besaran sangat mempengaruhi kondisi tanah. Disamping itu,
tanah yang terkontraminasi dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah.
e. Makanan
Hubungan makanan dengan kesehatan secara garis besar dapat disebabkan
karena menurunnya kandungan gizi, makanan berperan sebagai media penularan
penyakit (vehicle), makanan mengandung loksin bakteri, makanan mengandung
racun alami, makanan mengandung kontaminasi kimia, dan makanan mengandung
zat adiktif berbahaya.
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua,
secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup secara umum antara
lain
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman
pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat
dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi
bencana alam atau wabah Penyakit menular.
a. Air Bersih
Berdasarkan survey yang pernah dilakukan sebelumnya, hanya sekitar 60%
penduduk air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Air minum Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama penduduk
perkotaan, selebihnya menggunakan sumur atau sumber lain. Bila musim kemarau,
krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteristis mulai muncul dimana-mana.
Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Syarat fisik: tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
2. Syarat kimia: kadar besi: maksimum yang dipeerbolehkan 0,3mg/1,
kesadahan (maks 500 mg/1)
3. Syarat mikrobiologis: koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
b. Kesehatan Pemukiman
Daya dukung dan daya tampung lahan kota tidak mampu mengatasi urbanisasi
karena pada hakekatnya luas lahan tidak bertambah, namun para urban memaksa
untuk bertahan hidup meskipun terpaksa menempati pemukiman yang tidak
sesuain peruntukanya seperti bantaran sungai, kolong jembatan, bawah aliran listrik
tegangan tinggi (sutet) dan tempat-tempat lainya yang tidak bertuan. Kondisi ini
membawa konsekuansi yang tidak sehat bagi lingkungan perkotaa. Secara umum
rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari keebisingan yang mengganggu
2. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyedian air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vector penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman
dari pencemarn, disamping penghawaan dan pencahayaan yang cukup
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudahterbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
f. Pencemaran udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas
normal terutama di kota-kota besar akibat gas-gas besar akibat gas buangan
kendaraan bermotor. Selain itu, hamper setiap tahun asap tetangga akibat
pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.
g. Pembuangan limbah
Limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga atau industry atau sejenisnya
bercampur menjadi satu dan biasanya dibuang atau dialirkan kebadan sungai
dan mengalir kehilir sampai keteluk laut. Limbah cair yang tidak di proses melalui
instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), tidak ramah lingkungan. Dampaknya kualitas
air sungai menurun, sehingga tidak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
sumber air bersih.
h. Bencana alam
Kondisi geografis Indonesia cukup rentan terhadap bencana alam seperti
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan tanah longsor. Dampaknya penduduk
eksodus dan mengungsi. Oleh karena itu dengan kondisi tersebut dapat
menimbulkan permasalahan terhadap kesehatan lingkungan yang tidak pernah
tuntas dan tidak sehat
a. Isolasi
Adalah pemisahan menurut jarak atau tempat, perlindungan seseorang
terhadap wabah sebelum mencapai suatu tempat tertentu, dan perlindungan pada
mobilitas penduduk. Untuk melindungi terhadap radias, panas dan kebisingan
dapat dilakukan dengan prosedur isolasi dengan memperbesar jarak antara manusia
dengan sumber. Daerah berbahaya misalnya daerah wabah (contohnya mosquito
infected area) diisolasi sehingga orang tidak boleh secara leluasa masuk wilayah itu.
Mobilitas penduduk dibatasi, dan tidak boleh memasuki wilayah yang diisolasi.
b. Mengganti (subtitution)
Subtitusi sering kali digunakan sebagai metode pengendalian yang murah,
mudah dilaksanakan dan efektif. Misalnya mengganti bahan makanan yang tidak
mendukung terjadinya pertumbuhan yang cepat dari staphylococcen adalah
efektif untuk menghindari terjadinya keracunan makanan. Mengganti diterjen yang
persistent dengan bahan yang degradable dapat memperkecil dampak terjadinya
perubahan ekosistem akuatik badan air yang terpapar oleh air limbah yang
mengandung diterjen. Mengganti bahan bakar fosil dengan gas yang lebih sedikit
menimbulkan pencemaran udara dari suatu industry.
c. Perlindungan (shielding)
Perlindungan (shielding) berbeda dengan istilah isolasi. Perlindungan
ini berprinsip menggunakan barrier untuk melindungi seseorang dari gangguan
lingkungan seperti penggunaan safety glasses untuk tukang las untuk melindungi
mata, pakaian pelindung radiasi, pemakaian kelambu untuk menghindari gigitan
nyamuk, pemakaian helmet dan sebagainya.
d. Perlakuan (treatment)
Apabila berbagai cara tidak dapat dilaksanakan, perlakuan tertentu atau
penatalaksanaan terhadap gangguan dapat dilakukan, yaitu dengan :
1. Menghancurkan (distruction)
Beberapa contoh distruksi misalnya merebus air untuk membunuh
kuman, autoclaving, pasteurisasi, aerasi air, klorinasi, eradikasi terhadap
nyamuk dan tikus, termasuk pula tindakan yang menggunakan
disinfektan, algasida, fungisida, bakterisida, larvasida, dan rodentisida.
Latihan
9. Contoh Kasus
Melalui Tabel 2-1 dari data statistik ketenagakerjaan Dewan Tenaga Kerja,
menjelaskan hubungan antara jenis kecelakaan dan benda penyebab.
2. Analisa kasus
Industri petrokimia adalah industri dengan resiko, konsumsi energi, dan polusi
yang tinggi. Pekerjaan yang beresiko terjadinya kecelakaan yaitu pada saat perbaikan
tahunan pada peralatan elektronik dan gas, pengoperasian alat penggantung
penopang, pemeliharaan pipa, pembersihan tangki, pekerjaan di tempat yang
sempit dan bahaya lainnya. Oleh karena itu menyebabkan terjadinya terjatuh
dari ketinggian, terjepit, kejatuhan benda, tersengat listrik, kekurangan oksigen,
ledakan gas, keruntuhan dinding parit, dan lain-lain atau terjadinya kecelakaan
pabrik, bahkan dapat menyebabkan kerusakan yang parah dan polusi, hingga
menimbulkan terjadinya konflik dengan masyarakat sekitar. Di industri petrokimia,
terutama pabrik produksi bahan dasar petrokimia, karena berukuran besar maka
proses produksinya melalui reaksi kimia yang kuat, sehingga segala sesuatu di
dalam pabrik seperti peralatan, proses produksi atau tangki penyimpanan yang
ada di setiap sudut, gudang dan fasilitas umum dan lain-lain, apabila tidak hati-hati
dapat terjadi kebocoran bahan kimia yang mengakibatkan ledakan atau kebakaran
dan kecelakaan lainnya. Melalui contoh kasus di bawah ini dikenalkan pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
Petugas operator
Wanita, seorang operator pembersihan serat pada
mesin penggulung
Tugas kerja Melakukan pembersihan mesin penggulung
Waktu Bulan Desember tahun X sekitar jam 2:30 sore
Analisa
Analisa
Kasus 3 : Kebakaran
Judul kasus : Kematian karena terbakar api pada saat mengoperasikan mesin
pengering
Analisa
Tahapan penyebab Keterangan
B. Rangkuman
Untuk mencegah kecelakaan kerja, sebelumnya harus diketahui sebab dari
kecelakaan tersebut, baru dapat dicari jalan pemecahannya. Penyebab utama yang
sering terjadi adalah situasi dan perilaku pekerja yang tidak aman yang terjadi
di dalam perusahaan, dan akar penyebabnya adalah kurangnya penanganan
keselamatan dan kesehatan kerja di dalam perusahaan.
Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, adalah dengan
cara memperkuat penanganan keselamatan dan kesehatan kerja, dorongan agar
perusahaan benar-benar melaksanakan penanganan keselamatan dan kesehatan
kerja. Data ini adalah data penting statistik kecelakaan kerja dan analisa kejadian
demi mencegah terjadinya kecelakaan yang sama, tujuan utamanya adalah untuk
menentukan bagaimana kesalahan itu terjadi. Apabila kita dapat menggunakan
data dengan baik, maka kecelakaan yang sama atau bahkan kecelakaan yang lebih
serius dapat dihindari.
b. Penanganan Perselisihan
Selama masa bekerja di Taiwan, apabila ada perselisihan kontrak kerja atau
mengenai hak dan kepentingan antara kedua belah pihak, dapat meminta bantuan
penyelesaian masalah kepada Pusat Konseling Tenaga Kerja Asing Biro Tenaga Kerja
pemerintah daerah setempat atau lembaga sosial
c. Jalur Bantuan
Selama bekerja di Taiwan, bila terjadi perselisihan mengenai kontrak kerja atau
mengenai hak dan kepentingan antara kedua belah pihak, dapat meminta bantuan
kepada pusat konseling tenaga kerja asing biro tenaga kerja pemerintah daerah
setempat atau melalui saluran bebas pulsa yang disediakan oleh Dewan Tenaga
Kerja ( Bhs.Inggris : 0800-885885; Bhs.Thailand : 0800-885995; Bhs.Indonesia : 0800-
885958; Bhs.Vietnam : 0800-017858)
Daftar Pustaka
Ali A. & Tanzili, 2006, Pedoman Lengkap Menulis Surat, PT Kawan Pustaka,
Depok.
Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Billy, Betty K.,
2007,Akuntansi,Arya Duta, Depok.
Depdiknas, 2004, Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004
Depdiknas, Jakarta.
________, 2004, Standar Kompetensi Nasional Indonesia
Bidang Sekretaris/Administrasi Bisnis , Depdiknas, Jakarta.
Hamdani D. & Sutisna A., 2002, Surat Niaga & Kearsipan, CV.Yrama
Widya,Bandung.
Hendarto H. & Tulusharyono, 2002, Menjadi Sekretaris Profesional, Penerbit
P P M , Jakarta.
Madiana, Gina, 2004, Pengarsipan Surat Dan Dokumen Kantor,
Cv.Armico,Bandung.
Mulyana, Deddy, 2004, Komunikasi Efektif, P T Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nugroho, Adi, 1996, Penuntun Teknis Surat Menyurat., Penerbit Indah,
Puspitasari, Devi, 2007, Menangani penerimaan dan pengiriman
Surat/ Dokumen, Arya Duta, Depok.
________, 2007, Mengelola dan Menjaga Sistem Kearsipan, Arya Duta,Depok.
________, 2007, Bekerja Sama Dengan Kolega dan Pelanggan, Arya Duta
Depok.
Puspitasari D.& Aulia R., 2007, Berkomunikasi Melalui Telepon, Arya
Duta,Depok.
________, 2007, Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi, Arya
Duta, Depok.
Sedarmayanti, 2001,Manajemen Perkantoran, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Sukoco, Badri M., 2002, Manajemen Administrasi Perkantoran
Modern,Erlangga, Jakarta.
Sumamur, 1987, Kesehatan Kerja dan Pencegahan Kesehatan, CV. Haji Mas
Agung, Jakarta 1980, Sumpriana, Euis, 2004,Melakukan Pekerjaan Surat
Menyurat, CV. Armico, Bandung.
UU no.1 Th 1970, Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
UU no.13 Th 2003,Ketenagakerjaan.
Wuryantari S. & Puspitasari D., 2007, Keamanan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Arya Duta, Depok.