Pembimbing :
dr. H. Baharuddin Hafied, Sp.OG
Disusun oleh :
Ayu Kusuma Wardhani, S.Ked.
2011730125
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Masalah manajemen pada Rumah Sakit akhir-akhir ini banyak di sorot.Tidak saja atas
keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan Rumah Sakit,baik dari segi
mutu,kemudahan dan tarif dan perkembangan zaman yang memang sudahmendesak ke arah
perbaikan-perbaikan.Setidaknya ada beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan
manajemen Rumah Sakit.
Manajemen adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang sudah di tentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau di sebut juga proses
pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang,sehingga kerja bisa terselesaikan secara
efektif dan efisien.
Manajemen sering di artikan sama dengan administrasi dan tidak dapat di
pisahkan.Manajemen merupakan pokok atau inti administrasi dan proses kolektivitas manusia
sebagai ilmu dan sebagai seni.
Manajemen kamar operasi meliputi bagaimana seorang pempmpin yaitu seorang dokter
bedah,perawat instrumen,anastesi dan asisten dokter lainnya secara bersama-sama melakukan
perencanaan,pengorganisasiandan pengendalian sehingga tercapai suatu tujuan yang mulia.
Zona Publik
Area yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar misalnya unit
gawat darurat, poliklinik, administrasi, apotik, rekam medik, dan kamar mayat.
Zona Pelayanan
Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit misalnya ruang cuci,
dapur,bengkel, dan CSSD.
Pelayanan, tenaga, sarana prasarana dan peralatan untuk pelayanan kamar operasi
yang berada di zona privasi terkait dengan pelayanan anestesiologi dan reanimasi serta
perawatan intensif sesuai klasifikasi rumah sakit. Selain berdekatan dengan ICU serta
pelayanan anestesiologi pada tipe rumah sakit D dan C dimana UGD belum memiliki kamar
operasi cito sendiri maka letak kamar operasi ini (IBS) harusberdekatan dengan UGD.Rumah
sakit menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk melakukan operasi baik untuk
pasien maupun tenaga medis yang beraktifitas di dalamnya. Kenyamanan dan keamanan ini
dapat di capai dari dua hal kenyamanan fisik dan kenyamanan non fisik. Yang dimaksud
dengan kenyamanan fisik dapat dicapai dengan memenuhi persyaratan sebuah kamar operasi
dan membuat desain bangunannya memberikan kenyamanan visual, termal dan audio.
Sedangkan kenyamanan non fisik dapat dicapai dengan memberikan ruangan sesuai dengan
kebutuhan kenyamanan hidup manusia dan mendesain ruangan agar bersuasana yang tidak
membuat bosan. Contohnya dengan memberikan ruang tunggu bagi dokter dokter sebelum
atau sesudah melakukan operasi, dimana ruangan tersebut di lengkapi dengan fasilitas sofa
yang ergonomis, view natural atau artifisial, internet connection, bed dan pantry semi streril
misalnya.
a. Ruangan dilengkapi dengan oksigen medik, penghisap lendir, penerangan yang sesuai,
dan perlengkapan standar resusitasi
b. Adanya peralatan elektrik dan instalasi listrik yang memenuhi syarat
c. Tenaga listrik darurat dan penghisap lendir yang digunakan secara mekanik dapat
diperoleh sewaktu-waktu terjadi kegagalan listrik.
Sarana fisik minimal yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anestesiologi dan
reaminasi:
Keamanan klien di atur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi.2 faktor
penting yang berhubungan dengan kamar pembedahan adalah Lay out kamar operasi dan
pencegahan infeksi.
C.Anasthesia
Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara kartial dan total, dengan atau
tanpa disertai kehilangan kesadaran. Tujuannya yaitu memblok transmisi impuls saraf,
menekan refleks, meningkatkan reaksi otot. Pemeliharan anasthesia oleh anasthesiology
berdasarkan konsultasi dengan ahli bedah dan faktor klien.
1. Anasthesia umum
Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse saraf otak.
Misalnya: bedah kepala, leher, klien yang tidak kooperatif
Stadium anasthesia
- Stadium 1 : Relaksasi
Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahap
- Stadium 2 : Excitement
Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernapasan yang irregulair dan
pergerakan anggota badan tidak teratur.
- Stadium 3 : Anasthesia pembedahan
Ditandai dengan reaksi rahang, respirasi teratur penurunan pendengaran dan sensasi nyeri.
- Stadium 4 : Bahaya
Apnoe, cardiapulmonarry arrest dan kematian
Anasthesia local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls saraf menuju dan
dari lokasi khusus luas anasthesia tergantung letak aplikasi, volume total anasthesi,
konsentrasi, kemampuan penetrasi obat.
D. Pengkajian
Chart review :
- Memberika informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan aktual dan
potensial selama pembedahan.
- Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi
- Perawat menanyakan :
Riwayat alergi, reaksi sebelumnya terhadap anasthesia atau transfusi darah.
Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
Check pengobatan sbelumnya : terapi, anticoagulasi
Check adanya gigi palsu, kontak lensa, perhiasan, wigs dan dilepas kateterisasi.
Pembersihan Kamar Operasi
Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta alat-alat standar
yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk mencegah
infeksi silang dari atau kepada pasien serta mempertahankan sterilitas.
Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam :
1. Cara pembersihan rutin/harian
2. Cara pembersihan mingguan
3. Cara pembersihan sewaktu.
Penanganan Limbah
Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung jenis limbah dengan
prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair :
1. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang
selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
2. Limbah pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup yang
selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, atau
diserahterimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.
3. Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang tertutup
serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan rumah sakit.
4. Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor
serta diberi label warna merahuntuk dimusnahkan.
DAFTAR PUSTAKA
2. Olds dan Daniel, 1987,Child Healt Care Facilities, association for the Care of
childrens Health