Sirosis hepatis atau sirosis adalah suatu keradangan hati kronis yang ditandai dengan perubahan

struktur hepar menjadi banyak jaringan ikat fibrosis dan perubahan konsistensi hepar menjadi
berdungkul-dungkul dan hepar juga mengecil.

Sirosis berarti cirous secara harfiah adalah orange atau jingga, hal ini karena jaringan hepar berubah
warna juga akibat inflamasi kronis.

Sirosis hepatis juga menyebabkan pengecilan hepar dan pembesaran spleen akibat inflamasi kronis
hepar sehingga pada usg tampak gambaran hepar penuh jaringan fibrous dan tampak atrofi

Pada pemeriksaan fisik didapat gejala pucat, mual, muntah, tidak nafsu makan, gatal, perut semakin
membesar, terasa agak sesak, kedua kaki bengkak, tinja kehitaman, terasa kembung, telapak tangan
kemerahan, mimisan, gusi berdarh, bahkan kadang bisa terjadi muntah darah segar

Selain gejala tersebut, juga didapatkan tanda asites, spider nevi, edema, hematemesis, melena,
varises esofagus, hipertensi portal, anemis, kadang juga terdapat demam subfebris

Untuk pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan mulai dari laboratorium seperti darah lengkap
(anemia, trombositopenia), tes fungsi hepar (SGOT dan SGPT normal aau sedikit meningkat, serta
penurunan albumin), dan virus hepatitis kronis seperti B atau C, kemudian juga dilakukan USG
abdomen untuk mendapatkan gambaran hepar mengecil dan mengandung banyak jaringat ikat
(fibrosis). Selain itu juga bisa tampak gambaran adaya cairan bebas di rongga perut yan
menunjukkan adanya asites. Pada USG juga akan tampak gambaran splenomegali da dapat juga
didapat pembesaran vena esofagus.

Terapi yang dapat diberikan pada penderita sirosis hepar berupa etiologis dan simtomatis. Terapi
etiologis yaitu virus, dapat menggunakan interferon selama 2 tahun ataupun seumur hidup tetapi
hingga saat ini pengobatan ini masih belum banyak yang terbukti memberikan hasil yang
memuasakan. Karena penyakit ini bersifat progresif, pengobatan lebih diarahkan berupa terapi
simptomatis dan pencegahan terjadnya kompikasi.