Anda di halaman 1dari 11

PADUAN TITANIUM DARI PROSES SELECTIVE LASER MELTING (SLM)

UNTUK KOMPONEN PESAWAT TERBANG

MAKALAH KIMIA PADATAN ANTAR MUKA

Oleh:
SHOFIA UTARI AGUSTINA
(140120160001)

DEPARTEMEN KIMIA

PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Titanium adalah unsur kimia dengan simbol Ti dan nomor atom 22. Ini adalah
logam transisi berkilau dengan warna perak yang memiliki nilai kerapatan rendah dan
kekuatan tinggi. Titanium tahan terhadap korosi pada air laut, aqua regia dan klorin.
Titanium dapat dipadukan dengan logam lainnya biasanya dengan logam V, Al, Fe dan
Mo. Paduan titanium memiliki kombinasi yang baik yaitu sifat mekanis yang spesifik
dan tahan korosi. Paduan titanium berperan penting dalam bidang dirgantara, untuk
roket, satelit, pesawat terbang dang dapat dijadikan perhiasan.
Paduan titanium tidak banyak digunakan secara luas hanya pada bidang tertentu
saja dikarenakan biaya tinggi. Dimana penggunaan titanium setiap tahun paling kecil
dibandingkan dengan logam baja, stainless steel dan alumunium. Karena biaya titanium
lebih tinggi dibandingkan yang lainnya.
Saat ini penerbangan komersil, pada tahun 2012-2031 memiliki permintaan >
28.000 pesawat komersil yang baru kurang lebih 10.000 pesawat tua harus diganti.
Dimana saat ini 4,7% setiap tahun pertumbuhan lalu lintas di udara. Hanya dalam
pemproduksian dewan penasehat riset dan inovasi dan flighpath 2050 meminta
pengurangan konsumsi bahan bakar serta emisi CO 2 dan NO2 pada tahun selanjutnya
untuk pesawat terbang. Itu merupakan salah satu tantangan untuk produsen struktural
dan mesin untuk pesawat terbang. Sehingga dibutuhkan perkembangan teknologi baik
mengenai bahan, teknik desain dan proses fabrikasi.
Teknologi manufakur aditif yang menarik untuk pembuatan komponen dengan
desain inovatif dan juga geometri teroptimalisasi topologi dan salah satunya adalah
dengan proses peleburan laser yang selektif atau selective laser melting (SLM). Proses
ini memiliki keuntungan yang memungkinkan untuk memproduksi struktur ringan yang
kompleks yang tidak dapat diproduksi dengan proses konvensional. Pada dasarnya
struktur ringan yang kompleks dapat berkontribusi pada peningkatan efisiensi dan juga
untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan tingkat emisi gas oleh pesawat terbang
dengan penggunaan material paduan titanium (TiAl6V4).
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui nilai densitas, kekerasan,
kekasaran permukaan, mikrostruktur dan porositas dari paduan titanium yang dibuat
dengan proses selective laser melting yang akan diaplikasn untuk bahan dasar pesawat
terbang komersil.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Proses Selective Leser Melting

Gambar 2.1 Proses Aliran Selective Leser Melting (SLM)

Keterangan gambar :
1. Substratplate
2. Construction plate
3. Lifting spindle
4. Coater with depot
5. Powder bed
6. Laser source
7. Mirror

8. Part under construction


Pelat subtrat diturukan ke satu ketebalan lapisan dan serbuk didistribusikan
secara merata oleh coater di atas platform. Kemudian bahan tersebut dileleh secara
selektif. Semua langkah ini terus berulang sampai selesai dibuat lapis demi lapis.
Selama proses digunakan gas inert seperti argon untuk menghindari oksidasi serbuk
logam. Serbuk yang belum digunakan dalam proses tersebut diayak dan digunakan
kembali untuk proses selanjutnya.

2.2. Komposisi TiAl6V4


TiAl6V4 adalah paduan titanium yang paling umum digunakan saat ini. Dan juga
merupakan titanium yang banyak dieksplorasi dan diuji dengan sifat yang sangat
seimbang seperti kepadatan rendah, korosi dan ketahanan oksida yang baik. Ini
digunakan pada suhu operasi yang tinggi (Paters, 2002). Komposisi kimia dari serbuk
material yang digunakan untuk SLM di identifikasi dengan menggunakan Energy
Dispersive X-ray (EDX) dengan Scanning Electron Microscope. Komposisi disajikan
pada tabel 2.1. Hasil yang ditunjukan oleh gambar 2.2 bahwa partikel berbentuk bola
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh SLM, tidak menunjukan aglomerat, kepadatan
serbuk yang tinggi dan partikel besar/kecil tidak disertakan.

Tabel 2.1 Komposisi Kimia pada Serbuk TiAl6V4

Unsur Nilai Determinan Analisis EDX (wt %)


Ti 91,23
Al 5,21
V 3,47
Fe 0,10

Gambar 2.2 Hasil SEM dari Partikel serbuk TiAl6V4 dengan pembesaran 110x(kiri)
dan 1300x (kanan)

2.3. Produksi dari Geometri Selective Leser Melting


Beberapa penelitian di bidang manufaktur paduan titanium oleh SLM telah
dilakukan dan menunjukkan potensi penerapan yang tinggi (Kasperovicha, 2015)

2.3.1. Sebelum Pengolahan

Gambar 2.3 Alur kerja sebelum pengolahan


Sebelum pengolahan untuk produksi TiAl6V4 dilakukan uji geometris yang
ditunjukan oleh gambar 2.3. Model CAD di konversi menjadi format stereolithography
(STL). Lalu hasil dilakukan generasi pendukun untuk didapatkan slicing.
2.3.2. Manufaktur Komponen

Gambar 2.4 Pemaparan SLM spesimen (kiri) dan spesimen yang dihasilkan pada pelat
substrat (kanan).

Spesimen bulat dalam orientasi 0, 45 dan 90o . Langkah terakhir sebelum proses
SLM adalah pembersihan ruang proses dan coater, penyesuaian pelat substrat dan
aplikasi lapisan pertama.

2.4. Post Processing


2.4.1. Thermal post processing
Dilakukan untuk meningkatkan kualitas permukaan, menutup celah mikro dan
mengurangi residu yang sangat tinggi pada komponen. Parameter proses yang
digunakan sebagai berikut :
a. Perlakuan panas penahan tekanan di bwah atmosfir gas protektif/ dalam ruang
hampa.
b. Periode holding 60 menit.
c. Suhu 575oC.
d. Pendingin dengan kompor terbuka di bawah gas inert
e. Tingkat pendingin 2,5 K/menit (Entwurf, 2011)
2.4.2. Hot Isotatic Pressing (HIP)
Proses hot isotatic pressing (HIP) bertujuan untuk mengurangi porositas dan
meningkatkan densitas bagian. Maka kekuatan statis dan dinamis, kuat Tarik dan
dayatahan putus meningkat. Proses ini menyebabkan perbaikan cacat internal struktural
seperti lubang mikro dan pori-pori di coran. Melalui proses annealing pada suhu dan
tekanan tinggi (Bodycote, 2010).
2.5. Densitas
Untuk menentukan densitas digunakan prinsip Archimedes. Bobot yang
ditunjukkan padakeseimbangan sama dengan berat cairan. Dari referensi literatur nilai
kepadatan material yang dicor tanpa porositas adalah 4,43 g/cm 3 (DIN 17869, 1992) .
Densitas yang terdeteksi hasil dari spesimen SLM adalah sekitar 4,35 g/cm3 yang sesuai
dengan kepadatan relatif 98,19 %.

2.6. Kekerasan Mikro


Kekerasan mikro digunakan untuk analisis kekerasan karena prosesnya dapat
digunakan untuk hampir semua material dan spesimen kecil. Rentang kekerasan Vickers
yang terukur adalah 10 HV sampai 2000 HV. Kekerasan yang ditentukan dalam arah xy
adalah 316 HV30 dan dalam xz 320 HV30. Oleh karena itu kekerasan spesimen sekitar
88% dan 89% mengacu pada literatur rata-rata 360 HV30 karena kekerasan literatur
terletak antara 330 390 HV30.

2.7. Kekasaran Permukaan


Spesimn 45o dan 90o diukur padapermukaan samping (Rz1 dan Rz2) dan di atas
spesimen (Rz3). Seperti pada Tabel 2.2 permukaan penutup Rz 3 menunjukkan
kekasaraan yang lebih tinggi. Kenaikan kekasaran spesimen 45o adalah hasil konstruksi
lapis demi lapis sedangkan spesimen 90o memiliki kekasaran yang lebih tinggi di atas
karena lapisan menjadi sedikit demi sedikit ke arah atas.
Tabel 2.2 Kekasaran Permukaan Rz

Orientasi [o] Rz1 Rz2 Rz3


0 115,12 - 0
45 103,90 103,41 133,33
90 115,91 116,91 160,80

2.8. Mikrostruktur

Gambar 2.5 SEM dari Mikrostruktur

Hasil SEM pada gambar 2.5 menunjukkan bahwa struktur referensi yang
dibandingkan dengan ketiga struktur dengan tanpa perlakuan termal, dengan diberikan
tekanan dan setelah proses HIP. Terlihat pada gambar bahwa berbagai perlakuan
memperbaiki bentuk struktur pada material tersebut. Terlihat adanya lamellar yang
begitu jelas pada proses tanpa perlakuan panas, dibandingkan dengan peberian tekanan
ada lamelar tapi tidak begitu jelas atau dapat dikatakan hampir halus. Sedangkan saat
pemberian perlakuan HIP ada lamellar dan permukaan yang halus. Pada suatu
kompenan untuk bahan pesawat terbang tidak boleh terlalu kasar dan halus karena akan
mempengaruhi daya tahan dan daya kuat komponen tersebut nanti.
Pada gambar 2.6 merupakan perbandingan tanpa HIP dan dengan HIP dimana
setelah perlakuan adanya HIP struktur lebih homogen daripada sebelumnya. Dan
dilakuan uji komposisi setelah didapatkan hasil dimana komposisi setelah hasil uji
tersaji pada tabel 2.3 dimana dibandingkan dengan standar yang telah ada. Dan masih
memunuhi kedalam standar hanya saja untuk logam yang kecil tidak terbaca untuk
jumlah komposisinya.

Gambar 2.6 mikrostruktur tanpa perlakuan panas dan setelah HIP

Tabel 2.3 Komposisi Kimia dari Material yang dihasilkan

Unsur DIN 5832-2 Nilai Manufaktur EDX pada Serbuk EDX pada Spesimen
SLM
Ti Min 87,97 Balance 91,23 91,50
Al 5,5-6,75 5,21 6,26 -
V 3,5-4,5 3,47 2,25 -
Fe Max 0,3 0,16 0,11 -

2.9. Computed Chromatography


Dilakukan pengujian computed chromatography (CT) yang dibandingkan antara
tanpa perlakuan HIP dan dengan perlakuan HIP. Dimana pada tabel 2.4 dan tabel 2.5
disajikan hasil perbandingnya bahwa perlakuan HIP dapat mempengaruhi nilai porositas
yang semula 3,05% menjadi 0,81% yang berarti perlakuan HIP memperbaiki struktur
yang berpori sehingga pori-pori berkurang dan dapat meningkatkan kualitas material
tersebut. Dan volume-volume pori terbesar yang semula 0,024 mm 3 menjadi 0,09 mm3
sehingga volume pori yang terbentuk adalah volume pori-pori kecil. Karena jika volume
pori besar maka akan mudah rapuh karena pori-pori yang besar.
Tabel 2.4 Hasil CT spesimen tanpa HIP
No Porositas Volume Pori Kuantitas dari
(%) terbesar (mm3) poros deteksi
1 2,84 0,01 24,00
2 3,08 0,023 19,00
3 3,42 0,030 31,00
4 2,84 0,033 11,00
Rata-rata 3,05 0,024 21,25

Tabel 2.5 Hasil CT spesimen dengan HIP


No Porositas Volume Pori Kuantitas dari
3
(%) terbesar (mm ) poros deteksi
1 0,77 0,009 61,00
2 0,85 0,006 67,00
3 0,67 0,010 10,00
4 0,94 0,012 57,00
Rata-rata 0,81 0,009 48,75
BAB III

KESIMPULAN

1. Untuk mencapai persyaratan untuk industry dirgantara, dibutuhkan bahan


inovatif dan teknologi pembuatan. Manufaktur aditif memiliki peluang baru unuk
merancang bobot ringan dan bagian topologi yang dioptimalkan untuk pesawat
terbang.
2. Hasil post-processing yang diterapkan pada komponen TiAL6V4 diproduksi oleh
SLM menunjukan potensi yang sangat besar dalam perbaikan kualitas permukaan
dan dapat mengurangi porositas bagian paduan titanium.
3. Sifat mekanis komponen SLM yang dihasilkan, teknologi finishing untuk
permesinan dan pengembangan proses pengendalian kualtitas pening untuk diteliti.
4. Perbaikan proses yang berkesinambungan dimungkinkan untuk memproduksi
suku cadang yang menjamin kualitas dan keamanan yang dibutuhkan oleh industri
penerbangan
DAFTAR PUSTAKA

Bodycote: Hei Isostatisch Pressen; Menden; Broschre; April 2010

DIN 17869. Werkstoffeigenschaften von Titan und Titanlegierungen - Zustzliche


Angaben; Berlin: Beuth, Juni 1992

DIN 65083 (Entwurf). Luft- und Raumfahrt Wrmebehandlung von Gussstcken aus
Titan und Titanlegierungen; Berlin: Beuth, Nov. 2011

Kasperovicha, G. ; Hausmann, J.: Improvement of fatigue resistance and ductility of


TiAl6V4 processed by selective laser melting. Journal of Materials Processing
Technology 220 (2015) 202214.

Peters, M.; Leyens, C. (Hrsg.): Titan und Titanlegierungen; 1. Auflage WILEY-VCH


Verlag Gmbh & Co. KgaA; Weinheim; 2002

Anda mungkin juga menyukai