Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan
manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora.
Antropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau
"orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara
etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.

1.2 Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk mempelajari tentang konsep antropologi
social .

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antropologi Sosial

Antropologi social merupakan studi yang memelajari hubungan antara orang-orang dan
kelompok. Antropologi sosial berkaitan erat dengan sosiologi dan sejarah yang bertujuan
mencari pemahaman struktur sosial dari suatu kelompok sosial yang berbeda seperti subkultur,
etnik, dan kelompok minoritas.

2.2 Konsep Dasar Antropologi Sosial

Konsep dasar antropologi sosial mencakup 5 pokok kajian yaitu

1. Sejarah terjadi dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.

2. Sejarah terjadinya aneka warna manusia berdasarkan cirri-ciri tubuh.

3. Persebaran dan terjadinya keragaman bahasa yang diucapkan manusia.

4. Perkembangan persebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia.

5. Masalah keragaman budaya suku-suku bangsa seluruh dunia dewasa itu.

2.3 Pendekatan Antropologi Sosial

Pada dasarnya, perhatian antropologi yang paling awal adalah mengenai ciri-ciri dan
sifat-sifat masyarakat: bagaimana manusia berhubungan satu sama lain, dan bagaimana
masyarakat berubah sepanjang waktu dan mengapa masyarakat berubah sepanjang waktu.

Pendekatan secara interaktif memusatkan perhatian pada mekanisme, yang melalui


mekanisme tersebut individu-individu saling berhadapan dengan individu lainnya, atau semata-
mata tentang cara-cara individu-individu mendefinisikan situasi sosial mereka.

2
Pendekatan yang di gunakan antropologi menggunakan pendekatan kuantitatif
(positivistik) dan kualitatif (naturalistik). Artinya, dalam penelitian antropologi dapat di lakukan
melalui pengkajian secara statistik matematis, baik di lakukan untuk mengukur pengaruh
maupun maupun korelasi antar variabel penelitian, maupun dilakukan secara kualitatif-
naturalistik.

Selain pendekatan positivistik dan naturalistik, menurut kapplan dan manners(1999:6)


dalam antropologi pun di kenal pendekatan relativistik dan lomparatif. Pendekatan relativistik
memandang bahwa setiap kebudayaan merupakan konfigurasi unik yang memiliki cita rasa
kha, gaya, serta kemampuan tersendiri. Keunikan itu sering di nyatakan dengan dukungan
maupun tanpa dukungan bukti serta tidak banyak upaya membahas atau menjelaskannya.
Memang dalam pengertian tertentu, setiap budaya itu unik, persis sebagaimana uniknya
individu,tiap helai rambut dan tiap atom di alam semesta tidak sama. Perbedaan itu kadarnya
bermacam-macam. Apabila suatu fenomena sepenuhnya unik maka mustahil kita akan
memahaminya. Sebab kita mampu memahami sesutu fenomena hanya dengan memahami
bahwa ia mengandung beberapa kemiripan tertentu dengan hal-hal yang telah kita kenal
sebelumnya. Masyarakat relativ menyatakan bahwa suatu budaya harus diamati sebagai suatu
kebulatan tunggal dan hanya sebagai dirinya sendiri.

Kaum komparativis berpendapat bahwa suatu institusi, proses, kompleks, atau ihwal
sesuatu hal, haruslah terlebih dahulu dicopot dari matriks budaya yang lebih besar dengan cara
tertentu sehingga dapat dibandingkan dengan institusi, proses, kompleks, atau ihwal-ihwal
dalam konteks sosiokultular lain. Adanya relativitas yang ekstrem, berangkat dari anggapan-
anggapan bahwa tidak ada dua budaya pun yang sama, pola, tatanan, dan makna akan di
paksakan jika elemen-elemen diabstraksikan demi perbandingan. Oleh karena itu,
perbandingan bagian-bagian yang telah di abstraksikan dari suatu keutuhan, tidaklah dapat di
pertahankan secara analitis.

Namun, karena pemahaman tentang ketidaksamaan itu bersumber dari perbandingan,


maka tidak dapat kita katakan bahwa pendekatan relativistik itu tidak memiliki titik temu

3
dengan pendekatan komparatif . titik temu kedua pendekatan tersebut terletak pada pasal tidak
di izinkannya pemaksaan . terutama soal-soal yang berkaitan dengan ideologi, minat, dan
tekanan yang menimbulkan keragaman pendekatan metodologis tersebut.sebab komparatif dan
relatifis sama-sama mengetahui bahwa tidak ada dua budaya pun yang sama persis. Sungguh
pun demikian, mereka berbeda satu sama lain. Perbedaan itu paling tidak 2 hal penting, yaitu
walaupun para komparatifis mengakui bahwa semua bagian suatu budaya niscaya ada unsur
perbedaannya, tetapi mereka percaya dan menekankan pada unsur persamaannya yang saling
berkaitan secara fungsional,sebaliknya kaum relatifis sangat menekankan masalah-masalah
perbedaan di banding komparatifis (kapplan dan mannrs, 1999:6-8).

2.4 Teori Antropologi Sosial

Dalam antropologi sosial atau budaya, suatu pembedaan sering kali dibuat antara
etnografi dan teori. Etnografi secara harfiah adalah praktik penulisan mengenai suatu
masyarakat. Sering kali etnografi sebagai cara kita untuk manjadikan masuk akal mode
pemikiran orang lain, karena ahli antropologi biasanya mempelajari budaya lain ketimbang
kebudayaannya sendiri.oleh karena itu, teori dan etnografi mau tak mau menjadi satu
kesatuan, seperti dua sisi pada sekeping uang logam. Adalah tidak mungkin kita membicarakan
dalam etnografi tanpa gagasan tertentu tentang apa yang penting dan yang tidak penting.

Etnografi adalah berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphein yang berarti
tulisan atau uraian. Jadi berdasarkan asal katanya, etnografi berarti tulisan tentang/ mengenai
bangsa. Namun pengertian tentang etnografi tidak hanya sampai sebatas itu. Burhan Bungin
( 2008:220) mengatakan etnografi merupakan embrio dari antropologi. Artinya etnografi lahir
dari antropologi di mana jika kita berbicara etnografi maka kita tidak lepas dari antropologi
setidaknya kita sudah mempelajari dasar dari antropologi. Etnografi merupakan ciri khas
antropologi artinya etnografi merupakan metode penelitian lapangan asli dari antropologi
( Marzali 2005:42).

Etnografi biasanya berisikan/menceritakan tentang suku bangsa atau suatu masyarakat

4
yang biasanya diceritakan yaitu mengenai kebudayaan suku atau masyarakat tersebut. Dalam
membuat sebuah etnografi, seorang penulis etnografi (etnografer) selalu hidup atau tinggal
bersama dengan masyarakat yang ditelitinya yang lamanya tidak dapat dipastikan, ada yang
berbulan-bulan dan ada juga sampai bertahun-tahun. Sewaktu meneliti masyarakat seorang
etnografer biasanya melakukan pendekatan secara holistik dan mendiskripsikannya secara
mendalam atau menditeil untuk memproleh natives point of view. Serta metode pengumpulan
data yang digunakan biasanya wawancara mendalam ( depth interview) dan obserpasi
partisipasi di mana metode pengumpulan data ini sangat sesuai dengan tujuan awal yaitu
mendeskripsiakan secara mendalam.

Membuat etnografi juga merupakan hal yang wajib dilakukan uuntuk para sarjana
antropologi. Seperti yang ditulis oleh Marzali (2005: 42): Bagaimanapun, etnografi adalah
pekerjaan tingkat awal dari seorang ahli antropologi yang propesional. Etnografi adalah satu
pekerjaan inisiasi bagi yang ingin manjadi ahli antropologi professional. Seseorang tidak
mungkin dapat diakui sebagai seorang ahli antropologi professional jika sebelumnya dia tidak
melakukan sebuah etnografi, dan melaporkan hasil penelitiannya. Hasil penelitiannya ini harus
dinilai kualitasnya. Untuk meningkat ke peringkat yang lebih tinggi maka pekerjaan yang harus
dilakukan selanjutnya adalah apa yang disebut sebagai comperative study, basik secara
diakronis maupun secara sinkronis.

Jika kita membaca tulisan tersebut, terlihat penulis ingin menekankan bahwa membuat
etnografi itu merupakan suatu kewajiban. Sesorang sarjana antropologi wajib menghasilkan
sebuah etnografi jika belum maka seseorang tersebut belum dikatakan seorang sarjana
antropologi. Namun jika sudah maka seseorang tersebut berhak untuk dikatakan seorang
sarjana antropologi namun belum bisa dikatakan sebagai ahli antropologi sesungguhnya ( ahli
etnologi ). Seseorang dikatakan ahli etnologi apabila seseorang tersebut melakukan pekerjaan
yang lebih tinggi yaitu comparative study dalam basic diakronis maupun sinkronis.

2.5 Macam-macam Antropologi Sosial

1. Antropologi fisik
5

Antropologi fisik mampelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak


perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam
berbagai jenis (species ).

2. Antropologi budaya

Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun


cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Havilan cabang antropologi budaya ini
dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antropologi linguistik, dan etologi.

3. Antropologi medis

Antropologis medis merupakan subdisiplin yang sekarang paling populer di Amerika


serikat, bahkan tumbuh pesat dimana-mana.

4. Antropologi psikologi

Antropologis psikologi bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji


tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari
sistem budaya yang ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat
luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi
antara pikiran, nilai, dan kebiasaan sosial. Kajian ini dibntuk secara khusus oleh
percakapan interdisipliner antara antropologi dan ruang lingkup lain dalam ilmu-ilmu
sosial serta humaniora (Schawartz, 1992).
6

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antropologi social merupakan studi yang memelajari hubungan antara orang-orang dan
kelompok.

Secara khusus, ilmu antropologi terbagi kedalam lima subilmu yang mempelajari:

1. Masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis.

2. Masalah terjadinya aneka ragam fisik manusia.

3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaan manusia.

4. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan
seluruh dunia.

5. Masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam
suku bangsa yang tersebar diseluruh dunia masa kini.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan kami jelaskan tentang daftar pustaka
makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fedyani Saifuddin, P. (2006). Antropolodi Kontemporer. Jakarta: Kencana.

Bungin, B. (2008). Penelitiem Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Marjali, A. (2005). Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Kencana.

Supardan, D. (2009). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.


8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
dengan judul Konsep Antropologi Sosial yang disusun oleh mahasiswa/I kelompok 1 Tinkgkat
IA Prodi D-III Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado ini dapat selesai . Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, Januari 2017

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .... i

KATA PENGANTAR . ii

DAFTAR ISI .... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang .... 1

1.2 Tujuam..1

BAB 2 PEMBAHASAN ..... 2

2.1 Pengertian Antropologi Sosial ... 2

2.2 Konsep Dasar Antropologi Sosial . ...2

2.3 Pendekatan Antropologi Sosial. ...2

2.4 Teori Antropologi Sosial. .4

2.5 Macam-Macam Antropologi Sosial. 5

BAB III PENUTUP ...7

A. Simpulan 7

B. Saran ..7
DAFTAR PUSTAKA ...8

iii

MAKALAH ANTHROPOLOGI KESEHATAN

KONSEP ANTROPOLOGI SOSIAL


Dosen Pembimbing : Ibu. Jane A. Kolompoy,SKM.M.Kes

Kelompok 1 :

1. Anita Mantik

2. Putra Bagania

3. Youla Seke

4. Geovani Wongkar
5. Excelsis Talumewo

6. Boy Sardi

TINGKAT IA PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MANADO

2017

\\

Anda mungkin juga menyukai