Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
darah ke bagian otak yang menyebabkan gangguan fungsi baik lokal atau
global yang terjadi secara mendadak, progresif dan cepat (WHO, 2010; Black
& Hawks, 2010). Menurut data WHO (2014) menyebutkan setiap tahunnya
terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke dimana 6 juta orang
angka kematian tersebut akan terus meningkat dari 6 juta ditahun 2010
sekitar satu dari setiap 18 kematian di Amerika Serikat. Pada tahun 2015
prevalensi stroke adalah 6,4 juta. Sekitar 795.000 orang mengalami stroke
1
gangguan kontrol postur, gangguan sensasi, dan gangguan refleks gerak akan
yang bisa dilakukan pada pasien stroke selain terapi medikasi atau obat-
stroke dalam proses rehabilitasi yang dilakukan baik aktif maupun pasif dan
Penelitian yang ada menunjukkan bahwa mobilisasi yang sangat awal adalah
2
ekonomis yang langsung berhubungan dengan sistem motorik dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
di ruang Flamboyan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi terhadap alat gerak
3
b. Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi terhadap kemandirian
D. Manfaat
2. Bagi Peneliti
stroke.
3. Bagi Masyarakat
mobilisasi dan manfaat pada pasien stroke tampa medikasi yang harus
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Stroke
darah ke bagian otak yang menyebabkan gangguan fungsi baik lokal atau
global yang terjadi secara mendadak, progresif dan cepat (WHO, 2010; Black
fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran darah ke
dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian. Stroke infark merupakan suatu
yang terserang apabila tidak ditangani dengan segera berakhir dengan kematian
otak tersebut
2. Etiologi
1. Trombosis serebri
5
sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena penurunan aktivitas
karena adanya:
2. Emboli
otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari
b. Infark miokardium
1. Hipertensi.
6
2. Penyakit kardiovaskuler-embolisme serebri berasal dari jantung: Penyakit
kongestif.
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit
6. Diabetes Melitus
7. Merokok
4. Klasifikasi Stroke
1. Oklusi aterotrombotik pada arteri ekstra kranial (terutama pada bitur kasio
7
5. Tanda dan Gejala
yaitu:
1. Lobus Frontal
2. Lobus Parietal
a. Dominan :
2) Defisit bahasa/komunikasi
8
c) Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat)
dalam tulisan).
b. Non Dominan
melalui indra)
tempat
9
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
a. Pada pemeriksaan paket stroke: Viskositas darah pada apsien CVA ada
(Muttaqin, 2008)
sel darah merah mengendap dalam tabung darah LED yang tinggi
(Prince, 2009)
stroke.
10
5. Pemindaian dengan Positron Emission Tomography (PET):
potensial.
posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan
7. Penatalaksanaan
(Muttaqin, 2008):
d. Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif.
2. Terapi Konservatif
11
c. Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya
a) Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/ kali dalam
5) Hindari batuk
8. Komplikasi
c. Konstipasi
12
3. Dalam hal kerusakan otak:
a. Epilepsy
b. sakit kepala
c. Hipoksia serebral
B. Tinjauan Mobilisasi
1. Pengertian Mobilisasi
atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam
berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh
berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk
secara pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif yaitu:
dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif
13
2. Jenis- jenis mobilisasi
a. Mobilisasi penuh
b. Mobilisasi sebagian
a. Gaya Hidup
14
dengan pengetahuan kesehatan tentang mobilitas seseorang akan
c. Kebudayaan
kepercayaan kalau banyak bergerak nanti luka atau jahitan tidak jadi.
4. Gangguan mobilisasi
pembatasan gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal (mis. gips
motorik.
a. Tirah Baring
15
ke dalam katagori tirah baring. Lamanya tirah baring tergantung
2) Mengurangi nyeri.
mengembalikan kekuatan.
terganggu.
bahaya imobilisasi.
a. Pengkajian
1) Rentang Gerak
mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh:
16
sagital, frontal, dan transversal. Potongan sagital adalah garis yang
bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke
ekstensi (jari- jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul). Pada
2) Gaya Berjalan
17
Istilah gaya berjalan digunakan untuk menggambarkan cara
utama atau gaya ketika berjalan. Siklus gaya berjalan di mulai dengan
tubuh manusia.
tubuh.
dari latihan dan toleransi aktivitas. Toleransi aktivitas adalah jenis dan
jalan, latihan rentang gerak, atau aktivitas sehari- hari dengan penyakit
18
lainnya.Pengkajian toleransi aktivitas meliputi data fisiologis,
1) LEHER
bahu.
2) BAHU
lurus .
sejauh mungkin.
19
f) Rotasi dalam: dengan siku fleksi, memutar bahu dengan
belakang.
3) SIKU
4) LENGAN BAWAH
menghadap ke bawah.
5) PERGELANGAN TANGAN
bawah.
20
c) Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang
sejauh mungkin.
6) JARI-JARI TANGAN
mungkin
lain
7) IBU JARI
8) PINGGUL
21
f) Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain
9) KAKI
22