Anda di halaman 1dari 13

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika


yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.

a. Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker.

Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini bekerja terutama
terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut
berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif,
sebaliknya semakin lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut
Kemoresisten.

Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :

1) Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik Anthrasiklin obst
golongsn ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut
tidak bisa melakukan replikasi.

2) Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang
berakibat menghambat sintesis DNA.

3) Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes bekerja pada


gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.

4) Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan menghambat sintesis


protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.

b. Pola pemberian kemoterapi

1) Kemoterapi Induksi

Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel kanker, contoh
pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah
seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.

2) Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau radiasi, tujuannya
adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada
(micro metastasis).

3) Kemoterapi Primer

Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker yang
bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum pengobatan yang lain misalnya
bedah atau radiasi.

4) Kemoterapi Neo-Adjuvan

Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti pembedahan atau


penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi. Tujuannya adalah untuk
mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.

c. Cara pemberian obat kemoterapi.

1) Intra vena (IV)

Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan-pelan sekitar
2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 120 menit, atau dengan continous drip sekitar 24
jam dengan infusion pump upaya lebih akurat tetesannya.

2) Intra tekal (IT)

Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak
(liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.

3) Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk
memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin,
Taxol, Taxotere, Hydrea.

4) Oral

Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran, Myleran, Natulan, Puri-
netol, hydrea, Tegafur, Xeloda, Gleevec.

5) Subkutan dan intramuskular


Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-Asparaginase, hal ini
sering dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian per IM juga sudah jarang
dilakukan, biasanya pemberian Bleomycin.

6) Topikal

7) Intra arterial

8) Intracavity

9) Intraperitoneal/Intrapleural

Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang banyak pada kanker
ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin. Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam
cavum pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk
mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak , contohnya Bleocin.

d. Tujuan pemberian kemoterapi.

1) Pengobatan.

2) Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.

3) Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.

4) Mengurangi komplikasi akibat metastase.

e. Persiapan dan Syarat kemoterapi.

1) Persiapan

Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi:

a) Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.

b) Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.

c) Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serim creatinin
meningkat.

d) Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)

e) EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin).


2) Syarat

a) Keadaan umum cukup baik.

b) Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi, informed concent.

c) Faal ginjal dan hati baik.

d) Diagnosis patologik

e) Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.

f) Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.

g) Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10 gram %, leukosit > 5000


/mm, trombosit > 150 000/mm.

f. Efek samping kemoterapi.

Umumnya efek samping kemoterapi terbagi atas :

1. Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24 jam pertama
pemberian, misalnya mual dan muntah.

2. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam beberapa hari
sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan stomatitis.

3. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang timbul dalam
beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer, neuropati.

4. Effek samping yang terjadi kemudian ( Late Side Effects) yang timbul dalam beberapa
bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.

Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian,
maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda
walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai
pengaruh bermakna.

Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum
tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah,
diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul
selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung tidak melebihi 24 jam.

Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum
tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi
sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada
hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar
laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar
leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke
empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati
normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia
dapat mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada
traktus gastrointestinal.

Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. efek
samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung,
sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis,
gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan
terjadinya kanker baru.

Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar
penderita meninggal karena pump failure, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati
terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya
yang dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing
relatif kecil dan lebih mudah diatasi
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kemoterapi.
Kemoterapi (bahasa Inggris: chemotherapy) adalah penggunaan zat kimia untuk
perawatan penyakit.
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan
modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang
digunakan untuk merawat kanker.
Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak
semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam
kanker darah.
Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika
yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker. Walaupun
obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa,
kebanyakan obat tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan
yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan obat
yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan yang tak
terkendali dan cepat adalah ciri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu
bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum
tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel
biasa dan menyebabkan efek samping.
B. Manfaat Kemoterapi.
Adapun manfaatkemoterapi adalah sebagai berikut:
1. Pengobatan. Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis
Kemoterapi atau beberapa jenis Kemoterapi.
2. Kontrol. Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker
agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi Gejala Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka
Kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada
penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta
memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang diserang.
Mengingat keterbatasan manfaat kemoterapi, maka digunakan kombinasi dengan cara
pengobatan lain untuk mengambil masing-masing manfaat, yaitu: Kemoterapi adjuvant,
ialah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi. Manfaatnya mengurangi kekambuhan
local dan mengurangi penyebaran yang akan timbul.
Kemoterapi neo adjuvant ialah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi. Manfaatnya
adalah mengurangi ukuran tumor sehingga mudah dioperasi. Kemoterapi paliatif
diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor yang dalam hal ini karena atau
lokasinya menggangu pasien karena nyeri ataupun sulit bernafas. Kemoterapi adalah
suatu cara pengobatan kanker yang sudah teruji, meski pun tidak dapat dihindari adanya
efek samping. Penelitian-penelitian yang professional tentang kemoterapi dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan kanker dan mengeliminasi efek samping yang terjadi.
C. Macam-Macam Obat Kemoterapi.
Menurut mekanisme kerjanya,maka obat kemoterapi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Alkylating Agent Obat ini bekenja dengan cara:
a. Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan
silang DNA.
b. Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada gugus amino,
karboksil, sulfhidril, atau fosfat.
c. Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik. Yang termasuk golongan ini
adalah: -Amsacrine - Cisplatin -Busulfan - Carboplatin -Chlorambucil - Dacarbazine -
Cyclophospamid - Procarbazin. -Ifosphamid - Streptozocin. -Thiotepa - Mephalan
2. Antibiotik.
Golongan anti tumor antibiotik umumnya obat yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme, yang umumnya bersifat sel non spesifik, terutama berguna untuk tumor
yang tumbuh lambat. Mekanisme kerja terutama dengan jalan menghambat sintesa DNA
dan RNA. Yang termasuk golongan ini:
-Actinomicin D -Mithramicin. - Bleomicin -Mitomicyn. - Daunorubicin -Mitoxantron. -
Doxorubicin -Epirubicin - Idarubicin.
3.Antimetabolit
Golongan ini menghambat sintesa asam nukleat.Beberapa antimetabolit memiliki
struktur analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan sel,
beberapa yang lain menghambat enzym yang penting untuk pembelahan.Secara umum
aktifitasnya meningkat pada sel yang membelah cepat. Yang termasuk golongan ini: -
Azacytidine -Cytarabin - Capecitabine -Fludarabin - Mercaptopurin -Fluorouracil -
Metotrexate -Luekovorin - Mitoguazon -Capecitabine - Pentostatin -Gemcitabine -
Cladribin -Hydroxyurea - Mercaptopurin -Thioguanin - Metothrexate - Pentostatin -
Mitoguazone
4 Mitotic Spindle.
Golongan obat ini berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga menyebabkan disolusi
struktur mitotic spindle pada fase mitosis. Antara lain: - Plakitaxel (Taxol) Vinorelbin -
Docetaxel Vindesine - Vinblastine Vincristine
5. Topoisomerase Inhibitor
Obat ini mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat proses
transkripsi dan replikasi. Macam-macamnya antara lain: - Irinotecan - Topotecan
Etoposit
6. Hormonal
Beberapa hormonal yang dapat digunakan dalam kemoterapi antara lain: -
Adrenokortikosteroid (Prednison,Metilprednisolon,Dexametason) - Adrenal
inhibitor(Aminoglutethimide,Anastrozole,Letrozole,Mitotane) - Androgen -
Antiandrogen - LHRH - Progestin
7. Cytoprotektive Agents
Macam- macamnya antara lain: - Amifostin - Dexrazoxan
8. Monocronal Antibodies
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan toksisitasnya relatif
rendah.Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara langsung, dan dapat pula
digabungkan dengan zat radioaktif atau kemoterapi tertentu. Macam-macamnya antara
lain: - Rituximab Trastuzumab
9. Hematopoietic Growth Factors
Obat-obat ini sering digunakan dalam kemoterapi tetapi tidak satupun yang menunjukan
peningkatan survival secara nyata. Macam-macamnya antara lain
: - Eritropoitin - Coloni stimulating factors (CSFs) - Platelet growth Factors
D. Dosis.
Dihitung berdasar Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB dihitung dengan table
berdasarkan tinggi badan dan berat badan.
Apabila tubuh pasien makin kurus selama pemberian kemoterapi seri I dan II maka untuk
pemberian seri selanjutnya harus diukur lagi LPB-nya, mis: BB = 56 kg, TB = 150 cm,
LPT = 1,5m2. Dosis obat X : 50 mg/m2, berarti penderita harus mendapat obat 50 x 1,5
mg = 75 mg.
E. Indikasi.
Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi : Pasien dengan keganasan memiliki
kondisi dan kelemahan kelemahan, yang apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi
untolerable side effect. Sebelum memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sbb :
1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status
penampilan <= 2.
2. Jumlah lekosit >=3000/ml.
3. Jumlah trombosit>=120.0000/ul.
4. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10.
5. Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit(dalam 24 jam)( Tes Faal Ginjal ).
6. Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal (Tes Faal Hepar)
7. Elektrolit tubuh berada dalam batas normal.
8. Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada usia diatas
70 tahun. Status Penampilan Penderita Ca ( Performance Status ) Status penampilan ini
mengambil indikator kemampuan pasien, dimana penyait kanker semakin berat pasti
akan mempengaruhi penampilan pasien. Hal ini juga menjadi faktor prognostik dan
faktor yang menentukan pilihan terapi yang tepat pada pasien dengan sesuai status
penampilannya.
F. Kontra Indikasi.
1. Kontra indkasi absolut:
a) pada stadium terminal
b) Kehamilan trimester pertama
c) Kondisi septikemia dan koma.
2. Kontra indikasi relatif :
a) Bayi < >8g/dl, leukosit > 3000/mm3
G. Efek Samping.
Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian,
maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita
berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga
mempunyai pengaruh bermakna.
Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi
sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah
mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah
biasanya timbul selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung
tidak melebihi 24 jam.
Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi
sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian,
pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai
terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari
untuk menaikan kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi
kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu
kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi
dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat
menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang terus-
menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal.
Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan.
efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot
jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi
anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat
mengakibatkan terjadinya kanker baru. Kardiomiopati akibat doksorubin dan
daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar penderita meninggal karena pump
failure, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan
pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang dimetabolisir dalam
hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil dan lebih
mudah diatasi.
Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga
minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri penderita harus menjalani Kemoterapi,
juga tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah
efek sampingnya. Ada orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping
Kemoterapi. Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat
menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping kemoterapi
tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda,
kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping Kemoterapi timbul karena obat-obat
kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga
menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Karena itu efek
samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah
dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau
beberapa waktu setelah pengobatan.
Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:
1. Lemas. Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan.
Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir
pengobatan.
2. Mual dan Muntah. Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan
muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah.
Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum,selama, atau
sesudah pengobatan Kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
3. Gangguan Pencernaan. Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada
yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa
terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak
untuk mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat,
olahraga ringan bila memungkinkan.
4. Sariawan. Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal
atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
5. Rambut Rontok. Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga
minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit
kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah
kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf. Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa
pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit
pada otot.
7. Efek Pada Darah. Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum
tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun.
Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah
terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi
berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah
sel darah dapat mengakibatkan:
a) Mudah terkena infeksi. Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena
leokosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada
beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
b) Perdarahan. Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.
Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak
merah di kulit.
c) Anemia. Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat
anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna. Lebih sensitive terhadap matahari.
Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.
9. Produksi Hormon. Menurunkan nafsu seks dan kesuburan. Setiap obat memiliki efek
samping yang berbeda! Reaksi tiap orang pada tiap siklus juga berbeda! Tetapi Anda
tidak perlu takut. Bersamaan dengan kemoterapi, biasanya dokter memberikan juga obat-
obat untuk menekan efek sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua efek
samping itu bersifat sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih
seperti semula. Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek
samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa
menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter
Anda juga. Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang
semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memberikan
kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya,
pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut adalah seorang dokter medis. Paling
tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan
pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
Tujuan pemberian kemoterapi : Pengobatan, Mengurangi massa tumor selain
pembedahan atau radiasi, Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki
kualitas hidup, Mengurangi komplikasi akibat metastase. Kemoterapi dapat
diberikan dengan cara Infus, Suntikan langsung (pada otot, bawah kulit, rongga
tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul). Efek samping yang bisa timbul adalah
antara lain: Lemas, Mual dan Muntah, Gangguan Pencernaan, Sariawan, Efek Pada
Darah, Otot dan Saraf, Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna, dan Produksi
Hormon. Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah kematian
penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap akhir / metastase,
tindakan kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau memperpanjang usia
hidup pasien untuk sementara waktu. Bagaimanapun manusia hanya bisa berharap
sedangkan kejadian akhir hanyalah Tuhan yang menentukan.

B. Saran.
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca terutama pembaca yang
mengalami kanker agar dapat memahami bahwa kemoterapi tidak terlalu
membahayakan jika mengikuti prosedur yang telah ditentukan sehingga dapat
membasmi seluruh sel-sel Kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang
tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel Kanker agar
tidak menyebar lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Subagian Onkologi Ginekologi, 1998, Penuntun Pelayanan-Pendidikan-Penelitian,
Bagian obstetriginekologi, FKUI, Jakarta.
http://roohit.com/http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/04/cara-kerja-
sitostatika-dan-efek-sampingnya/
http://roohit.com/http://wwwmelilea.blogspot.com/2009/10/pengetahuan-dasar-
tentang-kemoterapi.html http://dr-rizkyp.blogspot.com/2008/05/kemoterapi.html

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai