Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar belakang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum terbaru di


Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang kurikulum di
tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum berorientasi pada pencapaian
kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (kurikulum 2004).ini dapat diliht
dari unsur yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya standarkompetensi dan
kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolaan kurikulum yakni yang
disebut dengan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Standar kompetensi dan kompetensi
dasar dapat kita lihat dari Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), yang selanjutnya SI dan SKL itu harus dijadikan salah satu rujukan
dalam pengembanagan kurikulum di setiap satuan pendidikan, sedangkan KBS merupakan
salah satu prinsip pengembangan yang dirancang untuk memberdayakan daerah dan sekolah
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai proses dan hasil
pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan serta daerah di mana sekolah itu
berada.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, lahir dari semangat otonomi daerah, dimana
urusan pendidikan tidak semuanya tanggung jawab pusat, akan tetapi sebagian menjadi
tanggung jawab daerah, oleh sebab itu dilihat dari pola atau model pengembangannya KTSP
merupakan salah satu model kurikulum yang bersifat desentralistik.

Di dalam makalah ini kami akan membahas pengertian, konsep dasar, landasan,
tujuan, acuan operasional, ciri-ciri, karakteristik dan prinsip pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.

1
1.1 Rumusan masalah
1.1 Jelaskan pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
1.2 Jelaskan konsep dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?
1.3 Sebutkan landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
1.4 Jelaskan tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
1.5 Sebutka acuan operasional Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
1.6 Jelaskan ciri-ciri Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
1.7 Jelaskan karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
1.8 Bagaimana prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
?

1.2 Tujuan
1.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
1.2 Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
1.3 Untuk mengetahui dan memahami landasan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
1.4 Untuk mengetahui dan memahami tujuan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
1.5 Untuk mengetahui dan memahami acuan operasional Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
1.6 Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
1.7 Untuk mengetahui dan memahami karakteristik Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
1.8 Untuk mengetahui dan memahami prinsip pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 PENGERTIAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan


dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan ( BSNP ).

Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan


bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan
KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan
standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional


pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik.

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan


karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan


pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan
departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan


tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan

3
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. KTSP merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan
berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang
otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat
dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan
agar setiap satuan pendidikan dan sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola
sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.

KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada
posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan.
Pemberdayaan sekolah dan satauan pendidikan dengan memberikan otonomi yang
lebih besar, di samping menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan
masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisisen, dan pemerataan
pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang
memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan, dan kebutuhan masing-masing. Otonomi
dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah
untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung
kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
pendidikan, khususnya kurikulum. Pada sistem KTSP, sekolah memiliki full
authority and responsibility dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai
dengan visi, misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan
strategi, menentukan prioritas, megendalikan pemberdayaan berbagai potensi seklah
dan lingkungan sekitar, serta mempertanggunngjawabkannya kepada masyarakat dan
pemerintah.

2.2 KONSEP DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Konsep dasar KTSP meliputi 3 (tiga) aspek yang saling terkait, yaitu
a Kegiatan pembelajaran
b Penilaian
c Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.

Kegiatan pembelajaran dalam KTSP mempunyai karakteristik sebagai berikut:


a Berpusat pada peserta didik

4
b Mengembangkan kreativitas
c Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang
d Kontekstual
e Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
f Belajar melalui berbuat

Penilaian dalam KTSP mempunyai karakteristik

a Dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang


ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan
untuk peningkatan mutu hasil belajar;
b Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar,
dilakukan melalui berbagai cara, yaitu
1. Portfolios (kumpulan kerja siswa)
2. Products (hasil karya)
3. Projects (penugasan)
4. Performances (unjuk kerja)
5. Paper & pen test (tes tulis).

2.3 LANDASAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang dan


peraturan pemerintah seperti berikut :

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas


Merujuk Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan (SNP) terdiri dari standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berkala dan berencana. SNP digunakan
sebagai acuan untuk mengembangkan aspek-aspek tersebut. Berdasarkan UU
Sisdiknas ini, kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap satuan pendidikan. Kerangka dasar dan struktur
kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005


Dalam peraturan ini dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional
yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan standar

5
isi. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah diorganisasikan ke dalam lima kelompok yaitu :
a Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
b Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
c Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
d Kelompok mata pelajaran estetika.
e Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
berpedoman pada BSNP, sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di
bawah pengawasan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006


Peraturan ini mengatur tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah yang mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 Tahun 2006
Peraturan ini mengatur standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2006


Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan SKL dan Standar Isi. Selain itu
Permendiknas ini juga mengemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan
menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan panduan penyusunan KTSP pada
satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun berdasarkan BSNP.

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

2.4 TUJUAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan


memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

6
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola
pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah
yang sedang digulirkan sewasa ini. Oleh Karen itu, KTSP perlu diterapkan oleh
setiap satuan pendidikn, terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagi berikut :

1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi


dirinya sehingga dia dapat menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia untuk memajukan lembaganya.
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan seklah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang
terbaik bagi sekolahnya.
4. Keterlibatan semua warga seklah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih
efesien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar.
5. Sekolah daapt bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing
kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dam masyarakat pada umumnya,
sehingga dia akan berupaya semaksimalkam mungkin unutk melaksanakna dan
mencapai sasaran KTSP.
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan
dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang
berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.

7
2.5 ACUAN OPERASIONAL KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN

a) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


b) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
c) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
d) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
e) Tuntutan dunia kerja
f) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
g) Agama
h) Dinamika perkembangan global
i) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
j) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
k) Kesetaraan gender
l) Karakteristik satuan pendidikan

2.6 CIRI-CIRI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

1. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan


program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan
peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.
2. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Guru harus mandiri dan kreatif.
4. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran.

2.7 KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan


efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
KTSP memiliki beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut :

1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan


KTSP memberikan kebebasan kepada sekolah dan satuan pendidikan disertai
seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kondisi sekolah, kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Kewenangan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dengan
menawarkan partisipasi aktif mereka dalam pengambilan keputusan dan tanggung
jawab bersama dalam pelaksanaan keputusan yang diambil secara proporsional dan
profesional.

2. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi

8
Partisipasi masyarakat dan orang tua diharapkan tidak hanya melalui bantuan
keuangan tetapi juga berperan dalam merumuskan dan mengembangakan program-
program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Disamping itu orang tua
juga diharapkan dapat menjadi nara sumber pada berbagai kegiatan sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Dalam pengambilan keputusan kepala sekolah menerapkan proses demokratis,
sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
beserta pelaksanaannya
4. Tim Kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam mewujudkan suatu sekolah yang dapat dibanggakan oleh semua pihak,
tim kerja tidak saling menunjukkan kuasa atau paling berjasa tetapi masing-masing
memiliki peran yang saling berkesinambungan terhadap upaya peningkatan mutu dan
kinerja sekolah secara keseluruhan.

2.8 PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu


kepada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, disebutkan sistem pendidikan nasional memiliki 8 (delapan) standar,
yang meliputi
1. Standar isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi lulusan
4. Standar tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian pendidikan.
Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum untuk satuan
pendidikannya.
a Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya.

9
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

b Beragam dan Terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

c Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan
isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.

e Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f Belajar sepanjang hayat

10
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan Daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan


dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan ( BSNP ).

Landasan KTSP sebagai berikut :

1. UU Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang


pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23/2006

6. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan menampilkan ke-


khas-an atau keunggulan masing-masing satuan pendidikan, sebelum menyusun

12
KTSP satuan pendidikan terlebih dahulu perlu melakukan kajian atau analisis tentang
potensi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi baik pada saat
ini maupun masa datang. Hasil analisis ini akan menjadi acuan dalam pengembangan
visi, misi, strategi, dan program-program pembelajaran yang relevan dengan kondisi,
potensi dan kebutuhan peserta didik serta daerah sekitarnya. Semoga dengan
diterapkanya kurikulum ini pendidikan di Indonesia semakin membaik agar generasi
penerus memiliki karakter yang terdidik.

DAFTAR RUJUKAN

Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II. 1994. Kurikulum Untuk Abad


Ke-21. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai