sebenarnya bermakna khusus. Perlu dipahami bahwa hal ini adalah bisa dalam penggunaan bahasa
pada umumnya, sehingga kita tidak boleh kaku karena terpaku dengan sebuah kalimat tanpa
memperhatikan istilah dan susunan bahasa. Bahkan kita harus memperhatikan ayat dan Hadits lain
barang kali ada maksud tkhshish (membatasi) dalam kalimat umum atau sebaliknya.
1. Allah berfirman:
Barang siapa yang menginginkan kekuatan maka hanya milik Allah-lah kekuatan itu semuanya.
(QS. Fathir: 10)
Dari pernyataan ayat diatas, sepintas kita memahami bahwa kita tidak boleh mengatakan bahwa
kekuatan itu milik Allah dan Rasul-Nya, karena dalam ayat itu disebutkan bahwa kekuatan itu
semuanya milik Allah, semuanya dan berarti tidak ada sedikitpun kekuatan yang boleh dikatakan
milik selain Allah. Namun coba perhatikan ayat berikut ini:
.. padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi
orang-orang munafik itu tiada mengetahui. (QS. al-Munafiqun : 8).
Ternyata ayat ini menyatakan bahwa kekuatan adalah milik Allah dan Rasulnya serta orang-orang
mukmin. Memang, izzah (kekuatan) Allah dan izzah Rasul adalah dua hal berbeda. Namun yang kita
maksud di sini adalah penggunaan kalimat izzah untuk disebut milik Allah dan selain Allah. Kalau
membaca ayat yang pertama, nampaknya kita tidak boleh mengatakan izzah milik Allah dan Rasul,
akan tetapi kalau membaca ayat yang kedua maka kita bahkan boleh mengatakan izzah milik Allah
dan Rasul serta orang-orang mukmin, karena Allah sendiri yang mengatakan demikian.
Ayat ini menyatakan bahwa orang yang menyembah selain Allah akan masuk neraka bersama
sesembahannya. Kalau ayat itu dipahami begitu saja tanpa mempertimbangkan ayat yang lain, maka
akan dipahami bahwa Nabi Isa dan bundanya juga akan masuk neraka, karena mereka disembah dan
dipertuhankan oleh orang Nasrani. Begitu juga para malaikat yang oleh kaum sebagian musyrikin
disembah dan dianggap sebagai tuhan-tuhan mereka.
Orang yang menunaikan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam tidak
akan masuk neraka. (HR. Muslim)
Hadits ini menyatakan bahwa orang yang shalat shubur dan ashar akan selamat dari neraka. Kalau
Hadits ini dipahami begitu saja tanpa mempertimbangkan ayat dan Hadits yang lain, maka akan
dipahami bahwa kita akan selamat dari neraka walaupun tidak shalat zhuhur, maghrib dan isya
asalkan shalat shubuh dan ashar.
"Sesungguhnya biji hitam ini (habbatus-sauda') adalah obat bagi semua penyakit, kecuali mati[10].
Para mufassirin telah menegaskan bahawa kalimat umum yang digunakan dalam Hadits ini merujuk
kepada sesuatu yang khusus. Maksud Hadits ini sebenarnya ialah banyak penyakit (bukan semua
penyakit) bisa disembuhkan dengan habbatus-sauda, walaupun kalimat yang dipakai adalah
kaliamat umum (kullu yang berarti semua).
Penanya:
Pertanyaan :
:
. []
Jawaban :
Arti hadits di atas: Rasulullah saw bersabda: Hendaklah kamu mengkonsumsi al-Habbah as-Sauda
(black seed/jintan hitam) karena di dalamnya ada kesembuhan bagi setiap penyakit, kecuali
kematian. Namun lafaz hadis yang terdapat pada kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim tidak
persis seperti di atas. Di dalam kitab Shahih Bukhari Bab al-Habbah as-Sauda, ada dua hadis yaitu:
: .
:
:
Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah bahwa dia mendengar Nabi saw bersabda: Sesungguhnya al-
Habbah as-Sauda ini adalah kesembuhan (obat) dari setiap penyakit kecuali dari as-Sam. Kataku
(Aisyah): Apa itu as-Sam? Jawab Nabi saw: Kematian.
Dan hadis:
:
:
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda: Di dalam
al-Habbah as-Sauda itu ada kesembuhan (obat) bagi setiap penyakit takingcialis.com kecuali as-
Sam Ibn Syihab berkata: As-Sam itu adalah kematian dan al-Habbah as-Sauda itu adalah as-Syuniz
(nama lain dari al-Habbah as-Sauda/jintan hitam).
Sedang di dalam kitab Shahih Muslim Bab Berobat dengan al-Habbah as-Sauda juga ada dua hadis,
yaitu:
: .
Artinya: Dari Abu Hurairah bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya di
dalam al-Habbah as-Sauda itu ada kesembuhan (obat) bagi setiap penyakit kecuali as-Sam. Dan as-
Sam itu adalah kematian dan al-Habbah as-Sauda itu adalah as-Syuniz (nama lain dari al-Habbah as-
Sauda/jintan hitam).
Dan hadis:
:
.
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: Tiada suatu penyakit
kecuali di dalam al-Habbah as-Sauda ada kesembuhan (obat), kecuali kematian.
Benarkah al-Habbah as-Sauda ini obat untuk semua penyakit? Untuk memahami hadits ini lebih
mendalam kita harus merujuk kepada para pensyarah (pemberi keterangan) hadits. Ibn Hajar al-
Asqalani mengatakan: Maksud al-Habbah as-Sauda itu merupakan kesembuhan (obat) bagi setiap
penyakit ialah, bahwa ia tidak dipakai pada semua penyakit begitu saja, tetapi kadang-kadang
dipakai sendirian dan kadang-kadang dipakai dengan campuran bahan lainnya, kadang-kadang
dipakai dengan ditumbuk hingga halus dulu dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang dimakan,
diminum, dimasukkan hidung, ditempelkan dan lainnya. Dan ada yang mengatakan: sabda Nabi:
dari segala penyakit itu maksudnya dari segala penyakit yang bisa diobati dengannya, karena al-
Habbah as-Sauda itu memang bermanfaat bagi penyakit-penyakit dingin, sedang penyakit-penyakit
panas itu tidak. (lihat kitab Fathul Bari, 10/144). Hal ini menunjukkan bahwa al-Habbah as-Sauda
adalah obat yang sangat berfaidah dan banyak terdapat pada zaman Nabi Muhammad saw, namun
cara berobat dengannya perlu dipelajari.
Jadi pada dasarnya, kita perlu berobat ketika sakit dengan obat-obat yang sesuai dengan macam
penyakitnya, bukan hanya dengan al-Habbah as-Sauda.
Adapun mengenai derajat keshahihan hadits di atas, perlu saudara ketahui bahwa para ulama ahli
hadits dari kalangan ahlus sunnah wal jamaah sepakat bahwa seluruh hadits yang diriwayatkan oleh
al-Bukhari di dalam kitab Shahihnya itu adalah hadits shahih. Demikian pula seluruh hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya. Dan hadis yang lebih shahih dari itu adalah hadis
yang diriwayatkan oleh keduanya di dalam kitab Shahih masing-masing. mi*).
http://tarjih.or.id/penjelasan-hadis-tentang-khasiat-habbatu-sauda-jintan-hitam/