Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM INOVASI JIMAD

I. ANALISA MASALAH
A. Masalah Utama
1. Saat ini banyak kasus HIV/AIDS diseluruh dunia,sejak tahun 2003 JATIM
ditetapkan sebagai endemic terkonsentrasi,dimana untuk kasus AIDS di
JATIM menduduki posisi nke 2 Indonesia setelah Papua. Sedangkan untuk
kasus HIV di Kab. Banyuwangi menduduki peringkat ke 3 Jawa Timur
setelah Surabaya dan Malang dan untuk kasus AIDS di Kab. Banyuwangi
menduduki peringkat ke 11 Jawa Timur. Hal ini disebabkan karena posisi
Banyuwangi yang sangat strategis.
2. Dengan estimasi ODHA di Kab. Banyuwangi mulai tahun 1999 sampai tahun
2013 mencapai 1.676 jiwa ( Laki-laki 745, Wanita 909, dan Waria 22 ),
Dimana faktor utama terjadi kasus ini melalui Heteroseksual 81%, Darah
10%, Ibu ke Anak 2%, dan yang belum diketahui penyebabnya 7%.
3. Karena perkembangan HIV/AIDS di Kab. Banyuwangi semakin pesat,
harapan kami bisa menekan serendah-rendahnya penderita ODHA baru di
wilayah kerja Puskesmas Sempu,masyarakat mampu dan tahu cara
mengatasi penulara HIV/AIDS secara mandiri.
4. Dalam melaksanakan progam HIV/AIDS kami menemukan beberapa
kendala atau masalah antara lain kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang Penyakit HIV/AIDS, penderita ODHA masih belum bersedia periksa
laborat sedini mungkin, masyarakat masih beranggapan kalau penyakit
HIV/AIDS merupakan masalah individu atau pribadi seseorang.
MDGs 6 TAHUN TAHUN TAHUN
2012 2013 2014
1.Prosentasi orang (Penduduk) 15th keatas 31,8% 69,4% 96,32%
mempunyai pengetauan tentang HIV/AIDS
(Mendengar-membaca,tahu cara
penularan-tahu cara pencegahan)
2. Prosentasi ibu hamil yang menerima 33,3% 82,2% 104,87%
informasi tentang HIV/AIDS
3. Prosentasi orang (penduduk) 15th atau 6,20% 31,50% 66,26%
lebih yang menerima konseling dan testing
HIV/AIDS
4. Ibu hamil yang menerima konseling dan 9,4% 28,8% 47,79%
testing HIV/AIDS
5. ODHA yang ditemukan 1 8 21
6. Konseling Calon Pengantin - 100 100%

Dari hasil analisa dan identifikasi masalah utama yang diketemukan yaitu
menekan serendah-rendahnya ODHA baru di Puskesmas Sempu sebagai akibat
dari :
1. Masih banyak pernikahan dini dan kehamilan di luar nikah ( sex bebas ).
2. Banyak warga masyarakat yang bekerja di luar negeri atau luar
Banyuwangi
3. Tingkat ekonomi dan pendidikan masih rendah
4. Adanya lokalisasi di wilayah Kec. Sempu
5. Narkoba dan jarum suntik
II. PENDEKATAN STRATEGIS
B. Strategi Yang Dilakukan
Dari hasil analisa dan identifikasi masalah yang sudah diketahui dan melalui
lokakarya mini Puskesmas Sempu yang di lakukan secara rutin minimal 1x tiap
bulannya, maka disusun formula kegiatan untuk mencari solusi penyelesaian
masalah yang sudah ada dengan menyususn strategi melalui dari
nperencanaan, pelaksanaan, sasaran yang harus dicapai dan evaluasi yang
harus dilakukan dengan melibatkan kelompok masyarakat, lembaga/institusi,
dunia usaha yang peduli terhadap inovasi program dengan tujuan utam
menekan serendah-rendahnya ODHA baru di Puskesmas Sempu.
Formula yang sudah tersusun oleh tim perumus kegiatan Puskesmas Sempu
utamanya Kapus, Koordinator Program, Pemegang Program ( melalui lokmin ),
kemudian dibawa pada forum lokakarya mini lintas sektor untuk di diskusikan
dan disempurnakan serta dibuat inisiatif bersama tentang inovasi program
guna menekan serendah-rendahnya ODHA baru di Puskesmas Sempu Kec.
Sempu. Melalui Program Jihad Melawan HIV/AIDS ( JIMAD ) yaitu masyakat
mampu dan tahu cara mengatasi penularan HIV/AIDS secara mandiri dan yang
bisa kita lakukan pada seorang ODHA yaitu jauhi sikap diskriminatif, dekati dan
sayangi serta tumbuhkan rasa percaya diri mereka, perkuat barisan keluarga
untuk selalu mendukung mereka. Kegiatan ini dilegalkan operasionalnya
dengan Keputusan Camat No. 188 /02 /KEP/429.519 /2013 Tertanggal 03
Januari 2013 dengan susunan Tim Jimad sebagai berikut :

STUKTUR TEAM JIMAD

Pembina : Camat Sempu

Ketua : Wahyuono SPd.

Sekertaris : Juniah Amd.Kep

Bendahara : Siswanto SPd.MPd


Anggota : 1. Suparlan SPd.

2. Kosmiandoko

3. Darini

4. Edi Sucahyo

5. Ahmadi

6. Yuliana

7. Sukari SPd.

8. Munder Spdi.

9. Moh. Shobur

10. Dwi Hadi SH

11. Sutriani

12. Tantin Dwi Hari


Inisiatif ini muncul karena pada tahun 2013 ditemukan 8 kasus ODHA
dimana 6 Kasus ODHA diantaranya keadaannya sudah stadium III waktu
diketemukan diwilayah kerja Puskesmas Sempu sehingga tertantang untuk
melakukan kegiatan pencegahan penolongan / penanganan,pendampingan
rujukan ke VCT bagi penderita ODHA. Dimana pada bulan agustus 2013
Puskesmas Sempu ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Banyuwangi menjadi
Puskesmas yang memiliki Klinik VCT,yaitu Puskesmas yang bisa melakukan Pre-
Test, Test, Post Test dan pemeriksaan Laboratorium Rapid sendiribagi
penderita Suspek HIV/AIDS. Setelah pembentukan Program Inovasi JIMAD,
maka kami melakukan strategi-strategi antara lain :
1. Sosialisasi tentang JIMAD
Kami mensosialisasikan kepada masyarakat tentang adanya program
JIMAD di wilayah Kerja Puskesmas Sempu,dimana program ini
bertujuan untuk menekan serendah-rendahnya kasus ODHA baru
diwilayah kerja Puskesmas Sempu.
2. Penyuluhan
Kami melaksanakan penyuluhan tentang Penyakit HIV/AIDS di
sekolah,kelompok masyarakat, kelompok pengajian, forum pemuda,
bahkan kegiatan-kegiatan yang ada dimasyarakat.
3. Kerja sama dengan Lintas Program dan Lintas Sektor
Dengan kerjasama dengan Lintas Program dan Lintas Sektor lebih
memudahkan kami untuk menjaring pasien suspek HIV, misal pada Ibu
Hamil, TB, IMS,dengan melakukan pendekatan-pendekatan pada
pasien/masyarakat yang memiliki perilaku yang beresiko.
4. Mobil VCT
Selain bekerja sama dengan Lintas Program dan Lintas Sektor kami juga
melaksanakan kegiatan Mobil VCT, kami berkeliling daerah yang
jangkauannya jauh dari layanan kesehatan. Dengan lebih
mempromosikan penyuluhan HIV/AIDS berharap masyarakat yang
memiliki perilaku yang beresiko dengan suka rela bersedia untuk
memeriksakan dirinya dan bersedia untuk tes laboratorium secara dini.
5. Pembentukan Duta JIMAD
Wilayah kerja Puskesmas Sempu terdiri dari 3 Desa,terdapat 10 Dusun.
Dimana detiap dusun terdapat Duta JIMAD, anggota dari Duta JIMAD ini
diambil kan dari perwakilan masyarakat yang bersedia dengan suka rela
tanpa dibayar mempromosikan penyakit HIV/AIDS kepada masyarakat,
melakukan rujukan ke Puskesmas. Perwakilan dari masyarakat ini
berasal dari Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pemuda, Guru, dan
pembentukan Duta JIMAD ini telah di Legalkan dan di SK kan oleh Camat
Sempu.
6. MoU dengan KUA
Pada tanggal 23 Desember 2013 Puskesmas Sempu bekerja sama
dengan KUA Kecamatan Sempu dimana dalam hal ini setiap Calon
Pengantin mendapatkan Konseling atau KIE tentang HIV/AIDS begitu
juga dengan Kartu Konselingnya. Puskesmas Sempu dan KUA Kec. Sempu
telah sepakat jika ada Calon Pengantin belum mendapatkan Kartu
Konseling maka calon pengantin itu belum bisa di nikahkan. Sebenarnya
dari kegiatan ini yang perlu di garis bawahi atau yang lebih di utamakan
adalah Poin B dalam Program Pencegahan HIV/AIDS yaitu Bersikap
Setia dengan Pasangannya . Dengan sikap saling setia dengan
pasangannya di harapkan resiko penularan HIV/AIDS ini berkurang, dan
bagi calon pengantin yang perilakunya beresiko bisa ditawarkan untuk
tes HIV dengan mengisi Format Faktor Resiko pemeriksaan HIV yang
terdapat 12 Faktor Resiko. Jika ada yang salah satu faktor resiko yang
YA berarti calon pengantin tersebut wajib melaksanakan Test HIV, dan
alhamdulillah sampai saat ini sudah ada calon pengantin bersedia untuk
test HIV secara sukarela dan alhamdulillah sampai sekarang kami belum
menemukan pasangan calon pengantin yang hasil Testingnya R.
7. Cara Memandikan Jenazah Sesuai Standart Kesehatan
Kami melakukan sosialisasi bagaimana cara memandikan jenazah yang
sesuai dengan standart kesehatan kepada Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat, Lintas Sektor, meskipun cara memandikan jenazah ini tidak
hanya di peruntukkan bagi ODHA saja, tetapi bagi semuanya. Kenapa
semuanya? Karena semua orang di dunia ini tidak ada orang yang tidak
pernah menderita penyakit menular.
8. Penutupan Lokalisasi Klopoan
Bekerja sama dengan Lintas Sektor dalam penutupan lokalisasi klopoan
dengan mengadakan iuran seluruh warga Kecamatan Sempu untuk
membeli tanah di lokalisasi klopoan, dan pada saat ini tempat lokalisasi
klopoan beralih guna di bangun mushola dimana Peletakan Batu
pertama di lakukan oleh Bapak Bupati Banyuwangi. Pembangunan
mushola ini sudah mencapai 100% dikerjakan, begitu juga dengan
rumah-rumah yang dulu nya sebagai tempat lokalisasi rencananya
beralih fungsi sebagai tempat mengaji bagi anak-anak perumahan Ex.
Lokalisasi. Muspika juga berencana mencarikan ustad atau kyai untuk
mengajar mengaji di TPQ atau Musholah selesai dikerjakan. Begitu juga
dengan eks pekerja seks ada yang beralih fungsi membuat perusahaan
kerupuk dari bahan ketela pohong, membuka toko di perumahan ex
lokalisasi klopoan. Masing-masing mantan PSK mendapat dana dari
Pemda 6 Juta per orang.
9. Warga Peduli HIV/AIDS
Kegiatan ini di bentuk SK Kepengurusan pada tanggal 13 Desember 2014
oleh Kepala Desa Jambewangi dan pada tanggal 14 Desember 2014
bertempat dipinggiran hutan dan di pinggir sungai setail, dusun
Purworejo desa Jambewangi berkumpul dengan dihadiri oleh
Forpimkom, Kades Sewilayah Kecamatan Sempu , para Kepala Dusun
sedesa Jambewangi, Tokok Masyarakat, Tokoh Agama, Pemuda untuk
menyatukan niat dan langkah melalui acara WARGA PEDULI HIV/AIDS.
10. Dan juga membentuk KELOMPOK DISKUSI PEDULI HIV/AIDS. Kegiatan
Kelompok Diskusi Peduli HIV/AIDS dilaksanakan setiap minggu ke2 dan
minggu ke4 setiap bulannya di seluruh dusun desa Jambewangi.
C. Pendekatan Kreatif dan Inovatif JIMAD
Dari hasil diskusi di forum lokakarya mini di capai satu formula
kesepakatan untuk mewujudkan tujuan program berupa :
a. Kerja sama dengan lintas sektor utamanya UPTD Dinas Pendidikan dan
KUA dalam hal penyuluhan terhadap remaja terutama di sekolah,
forum pemuda, tempat ibadah.
b. Membentuk Duta JIMAD melalui kerja sama lintas sektor agar tiap
dusun mengirimkan duta sebagai mitra tenaga kesehatan dalam
mencapai tujuannya.
c. Kebijakan dari Kepala Puskesmas Sempu berupa keharusan bagi
tenaga kesehatan yang bekerja di Pustu / Polindes untuk bertempat
tinggal di lingkungan kerjanya agar bisa fokus mengawasi
permasalahan di wilayah kerjanya.
d. Mengikutkan tenaga kesehatan pelatihan, seminar, work shop dan
sabtu ilmiah guna meningkatkan ketrampilannya sehingga bisa
meningkatkan kwalitas pelayanannya.
e. Melaksanakan pelatihan terhadap Duta JIMAD dengan pelatihan
khusus agar mempunyai kemampuan dalam hal mempromosikan
penyakit HIV/AIDS.
f. Melakukan penyuluhan pada masyarakat melalui pengajian, kelompok
pemuda, dan momentum lain yang bisa dijadikan untuk
menyampaikan pesan.
g. Menyediakan dana dari BOK, iuran dari masyarakat untuk
kelangsungan kegiatian karena dengan dana ini opersaional kegiatan
bisa terbiayai semua.
h. Menyediakan layanan Mobile VCT bagi dusun yang wilayahnya jauh
dari layanan kesehatan.

Tujuan dari semua kegiatan itu adalah untuk menekan serendah-


rendahnya ODHA baru di wilayah kerja Puskesmas Sempu dan sebagai
kelompok sasarannya adalah semua warga masyarakat yang memiliki
perilaku yang beresiko, sehingga masyarakat mampu dan tahu cara
mengatasi penularan HIV/AIDS secara mandiri.
Duta JIMAD merupakan kader kesehatan yang mempromosikan
penyakit HIV/AIDS pada masyarakat, melakukan rujukan ke Puskesmas,
bekerjasama dengan tim Warga Peduli HIV membentuk Kelompok-kelompok
Diskusi Peduli HIV/AIDS yang pelaksanaannya setiap minggu ke2 dan minggu
ke4 setiap bulannya diseluruh dusun desa Jambewangi. Diskusi kelompok
peduli HIV/AIDS ini tidak hanya mengumpulkan atau mengundang orang
atau kegiatan resmi, misal dalam kelompok pengajian, forum
pemuda,kegiatan disekolah, akan tetapi dilaksanakan dengan cara di
tempat-tempat umum misal warung, bengkel, poskampling, atau tempat-
tempat orang berkumpul yang terdiri dari beberapa orang dengan skala
kecil. Dari pada membicarakan orang atau gosip lebih baik membahas
permasalahan yang lebih bermanfaat, karena pada saat sekarang ini
penyakit HIV/AIDS sudah merajarela bahkan di pelosok-pelosok pedesaan
atau yang tempat tinggalnya di tengah hutan sudah ada penderitanya.
Sehingga tidak terjadi salah paham atau salah pengertian tentang penyakit
HIV/AIDS, begitu juga dengan anak-anak remaja atau siswa sekolah tidak
dilaksanakan disekolahan tetapi dengan cara di pinggir jalan atau di tempat-
tempat remaja-remaja cangkruk atau berkumpul. Sehingga kegiatan ini tidak
di laksanakan secara formal atau resmi.

PELAKSANAAN dan PENERAPAN


4. Strategi dan Penerapan
Agar kegiatan ini bisa terarah dan mencapai hasil yang memuaskan
atau yang diinginkan, maka dibuat suatu rencana strategi kegiatan berupa :
a. Tim Jimad menyusun kerja satu tahun ( Januari s/d Desember 2013 )
sehingga semua kegiatan bisa berjalan secara terarah, sitematis guna
efisien tenaga.
b. Tim Jimad melakukan sosialisasi program Jimad pada semua lapisan
masyarakat melalui semua metode yang ada agar masyarakat
mengetahui dan bisa memanfaatkan layanan ini.
c. Melaksanakan pelatihan kepada Duta Jimad tentang penyakit HIV/AIDS
yaitu, bagaimana cara penularan,cara pencengahan dan penyebab dari
HIV/AIDS
d. Melaksanakan diskusi pada kelompok warga peduli HIV/AIDS disemua
dusun desa Jambewangi
e. Melaksanakan evaluasi kegiatan yang dilakukan setiap bulan dengan
membuat laporan bulanan hasil dari kegiatan
f. Melaksanakan Konseling Pre Test Test Post Tes ( Layanan VCT ) bagi
warga masyarakat yang perilakunya beresiko secara sukarela dengan
pemeriksaan Laborat atau pemeriksaan Rapid secara Gratis
g. Melaksanakan Konseling/KIE pada Calon Pengantin dan penawaran tes
secara sukarela pada calon pengantin yang perilakunya beresiko
h. Melaksanakan kegiatan PMT-CT bagi ibu hamil yang beresiko
i. Mengikuti lokakarya mini lintas sektor sebagai sarana komunikasi dan
mencari solusi bila menemukan hambatan

5. Pemangku Kepentingan yang Terlibat


Keterlibatan semua komponen masyarakat ( SDM ) sangat diperlukan
mengingat kegiatan ini berawai dari, oleh dan untuk masyarakat sehingga
keberhasilan kegiatan ini sangat ditentukan peran serta masyarakat , baik
itu berupa dukungan dana, tenaga maupun sarana yang ada. Pemangku
kepentingan yang terlibat dalam Kegiatan Jimad adalah Duta Jimad, UPTD
Dinas Pendidikan, PKK, KUA, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Pemerintah
Desa dan jajarannya.
6. Sumber Daya Keuangan, Teknis dan Manusia
Adapun sumber daya keuangan yang merupakan sarana paling dominan
dalam setiap kegiatan digali dari BAZ Kecamatan Sempu, BOK dan iuran
desa.

7. Keluaran Konkrit yang Mendukung Keberhasilan


Selama kegiatan ( Januari s/d Desember 2013 )hasil yang bisa dicapai
sebagai keluaran dalam mendongkrak keberhasilan Jimad adalah :
a. Terbentuknya Duta Jimad murni dari anggota masyarakat sebagai sarana
penunjang kegiatan petugas kesehatan yang berfungsi sebagai tenaga yang
melaksanakan promosi tentang penyakit HIV/AIDS, rujukan pasien ke
Puskesmas,.
b. Terselenggaranya konseling/KIE pada calon pengantin oleh petugas yang
sebelumnya dilakukan terlebih dahulu kesepahaman bersama antara
Puskesmas Sempu dengan KUA Kecamatan Sempu yang dilaksanakan
penandatangannya di Kantor KUA Kecamatan Sempu dengan disaksikan
oleh Forpimka dan Dinas terkait.
c. Terbentuknya warga peduli HIV/AIDS di desa Jambewangi

8. Sistem Pemantauan dan Evaluasi Pelaksaan Jimad


Guna memantau kemajuan dan evaluasi kegiatan dipakailah sistem
pencatatan dan pelaporan yang secara rutin bisa digunakan yaitu laporan
kegiatan bulanan, lokakarya mini lintas sektor ( 3 bulan sekali ), lokakrya
mini lintas program ( 1 bulan sekali ) dan pertemuan Duta Jimad setiap
akhir bulan.

9. Kendala Utama dan Penanggulangannya


Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap melibatkan pemangku
kepentingan mengingat cukup banyak persoalan yang tidak bisa
diselesaikan sendiri oleh pemegang program misalnya :
a. Letak geografis wilayah kerja yang sulit dijangkau, solusinya
melaksanakan kunjungan rumah, mengadakan Mobil VCT dan PMT-CT
bagi ibu hamil yang beresiko
b. Penanggulangan dana untuk mendukung operasional kegiatan masih
belum maksimal maka solusi yang dilakukan adalah melakukan kerja
sama dengan BAZ Kec. Sempu, BOK, Masyarakat peduli lainnya yang
sifatnya membantu pendanaan secara sukarela

D. DAMPAK DAN BERKELANJUTAN


10 . Manfaat Utama Inovasi JIMAD
Setiap langkah inovasi puskesmas berharap adanya suatu perubahan
yang normatif, dan diharapkan adanya output yang lebih baik dari tahun
sebelumnya dan harus dijaga terus semangat dan kepeduliannya, sedangkan
dampak yang bisa diukur dari Program Jimad ini antara lain,Setiap kegiatan
pasti mempunyai dampak yang ditimbulkan sebagai akibat proses kegiatan,
dan inisiatif ini tentunya harus berlangsung secara terus menerus mengingat
kegiatan inovasi ini sifatnya sangat mendukung program pemerintah dan
bermanfaat bagi masyarakat utamanya masyarakat yang perilakunya beresiko.
Dampak manfaat yang bisa di ukur atau di rasakan adalah :
a. Menekan serendah- rendahnya penderita ODHA baru di wilayah kerja
Puskesmas Sempu
b. Masyarakat tahu dan mampu cara mengatasi penularan HIV/AIDS secara
mandiri
c. Kegiatan penyuluhan Jimad di Puskesmas Sempu pada usia 15-24 tahun
2012 sebanyak 31,80%, tahun 2013 sebanyak 69,4% dan tahun 2014
sebanyak 96,32% terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya
d. Ibu hamil yang mendapat informasi Jimad tahun 2012 sebanyak 33,3% ,
tahun 2013 sebanyak 82,2% dan tahun 2014 sebanyak 104,87% terjadi
peningkatan dari tahun sebelumnya
e. Ibu hamil yang menerima konseling dan testing HIV/AIDS tahun 2012
sebanyak 5,40%, tahun 2013 sebanyak 28,80% dan tahun 2014 sebanyak
47,79 % terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya
f. Prosentasi orang usia > 15 tahun menerima konseling dan testing HIV/AIDS
tahun 2012 sebanyak 6,20%, tahun 2013 sebanyak 31,50% dan tahun 2014
sebanyak 66,26% terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya
g. Calon Pengantin yang menerima konseling Jimad tahun 2012 sebanyak
0%,tahun 2013 sebanyak 100 calon pengantin dan ada 5 pasangan calon
pengantin yang bersedia testing HIV/AIDS secara sukarela dan tahun 2014
sebanyak 100% dan ada 15 pasangan calon pengantin yang bersedia testing
HIV/AIDS secara sukarela
h. Dan yang tidak kalah pentingnya dalam Inovasi Jimad ini adalah
menghilangkan sikap diskriminatif pada penderita ODHA,hal ini terbukti
ada Ibu Hamil ODHA poada waktu melahirkan banyak orang yang
menengok,ada juga ODHA yang dulunya seorang penjahit pada awal mula
diketahui dia seorang ODHA banyak yang tidak mau menjahitkan bajunya
disana dengan alasan nanti ketularan,syukur alhamdulillah dengan adanya
penyuluhan,warga peduli HIV/AIDS,dan kelompok diskusi peduli HIV/AIDS
masyarakat paham bahwa HIV/AIDS cara penularannya tidak semudah
yang kita bayangkan. Dan akhirnya pelanggan jahitannya kembali lagi untuk
menjahitkan bajunya,begitu juga dengan anak ODHA setelah sekoklahnya
tau bahwa dia anak ODHA dia tidak boleh sekolah,tidak ada teman yang
mau berteman dengan dia,bahkan kepala sekolahnya mintak semua siswa
dan guru untuk di tes HIV/AIDS. Dengan mengadakan penyuluhan,
pemahaman tentang HIV/AIDS akhirnya mereka sadar ternyata HIV/AIDS
cara penularannya tidak semudah itu,dan syukur alhamdulillah anak ODHA
bisa kembali sekolah dan temannya banyak seperti tidak terjadi apa-apa
i. Pendampingan pada Ibu Hamil ODHA mulai dai pemeriksaan, persalinan,
mendapatkan ARV untuk pencegahan transmisi penularan terhadap
bayinya, begitu juga pemberian ARV langsung kepada bayinya
j. Pendampingan ODHA baru ditemukan dan merujuk ke CST untuk segera
mendapatkan ARV
k. ODHA yang ditemukan sebelum ada Jimad 1 orang dan sesudah ada Jimad
8 orang ( stadium dini )
Dari program Jimad ini pula mampu menggerakkan semua elemen
masyarakat antara lain : PKK, Tokoh Agama, Toko Masyarakat, Pemuda untuk
lebih peduli lagi pada ODHA, dengan adanya Jimad pula dapat merubah
mindset masyarakat yang selama ini beranggapan bahwa masalah ini ( ODHA )
adalah masalah pribadi/individu tetapi masalah ini adalah masalah bersama.
Masyarakat tahu dan mampu cara mengatasi penularan HIV/AIDS secara
mandiri dan yang bisa kita lakukan pada seorang ODHA yaitu jauhi sikap
diskiminatif, dekati dan sayangi serta tumbuhkan rasa percaya diri mereka,
perkuat barisan keluarga untuk selalu mendukung mereka.

11.Inovasi Jimad di Replikasi Oleh Yang Lain


Karena perkembangan HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi semakin
pesat, harapan kami bisa menekan serendah-rendahnya ODHA baru di
Puskesmas Sempu, masyarakat tahu dan mampu mengatasi cara penularan
HIV/AIDS secara mandiri. Sesuai dengan program pemberantasan HIV/AIDS
yang sudah dicanangkan oleh Bupati Banyuwangi maupun oleh Dinas
Kesehatan Banyuwangi dalam hal ini bidang P2P maka kami melakukan Inovasi
Program Pemberantasan HIV/AIDS di Puskesmas Sempu berupa JIMAD ( yaitu
JIHAD MELAWAN HIV/AIDS ), sekaligus membentuk kepengurusan dan
membentuk DUTA JIMAD. Walaupun banyak rintangan baik berupa geografis,
dana, sosial, ekonomi dan budaya tetapi semua bisa teratasi dengan hasila
yang maksimal.
Dengan keberhasilan Program Jimad ini maka dampak kepada Puskesmas
Sempu antara lain :
a. Banyak ditemukan ODHA yang masih HIV ( stadium dini )
b. Masyarakat yang perilakunya beresiko mulai membuka diri dengan
bersedia untuk konseling bahkan untuk testing HIV/AIDS
c. Berkat Jimad tahun 2014 PKK Kecamatan Sempu berhasil menjadi Juara I
Tingkat Kabupaten dalam PKK PEDULI HIV/AIDS
d. Berkat Jimad tahun 2014 Pemegang Program HIV/AIDS menjadi Juara II
Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Kabupaten

12. Pembelajaran Yang Dapat di Petik


Yang dapat kita petik dari Inovasi Jimad adalah masyarakat tahu
bagaimana cara penularan HIV/AIDS, pencegahan HIV/AIDS, penyebab
HIV/AIDS, HIV/AIDS tidak menular melalui....., masyarakat tahu dan mampu
mengatasi penularan HIV/AIDS secara mandiri. Tidak ada sikap diskriminatif
dan selalu menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Harapan kami dengan
kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor, Program Inovasi Jimad
bisa dirasakan dan lebih bermanfaat lagi bagi masyarakat banyak,
meskipun sering muncul penghambat jalannya program dan semoga
Inovasi ini berguna untuk kita semua. Amin
FOTO KEGIATAN INOVASI JIMAD
Pembentukan JIMAD dengan Lintas Sektor

PENYULUHAN TERSTRUKTUR
PEMBENTUKAN DUTA JIMAD

PENUTUPAN LOKALISASI KLOPOAN DIBANGUN MENJADI


MUSHOLLA
WARGA PEDULI HIV / AIDS

MoU DENGAN KUA TTG


KONSELING CATIN
DISKUSI KELOMPOK PEDULI HIV/ AIDS

PENYULUHAN HIV / AIDS DI HADAPAN IBU IBU MUSLIMAT


JUARA 1 PKK PEDULI HIV / AIDS TINGKAT KABUPATEN
BANYUWANGI TH 2014
PUSKESMAS BERPRESTASI TINGKAT
KABUPATEN BANYUWANGI TH 2014

PUSKESMAS BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR TH 2014

Anda mungkin juga menyukai