Anda di halaman 1dari 1

Kasus cedera medulla spinalis diperkirakan terjadi sekitar sepuluh ribu dalam satutahun di Indonesia,

terutama pada pria muda. Meskipun penyakit ini didominasi olehkalangan pria muda, penyakit ini
juga dapat dialami siapapun dan kapanpun. Kematian padaanak-anak dan lansia lebih tinggi
presentasenya daripada kelompok usia yang lain. Hal inidikarenakan kerentanan kelompok usia
tersebut terhadap eek dari multi trauma yang berat.Biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan
rehabilitasi dan cacat sangat besar. Beberapacontoh penyebab cedera adalah jatuh dari pohon, jatuh
dari atap rumah biasanya dialami olehorang yang bekerja sebagai kuli bangunan, akibat kecelakaan
mobil, diikuti oleh cederamedulla spinalis karena olahraga. Kecelakaan pada olahraga kontak isik
dan menyelammerupakan penyebab utama kuadriplegia.Berbagai komplikasi dapat terjadi pada klien
sebagai akibat dari cedera medullaspinalis. Lesi cedera medulla spinalis dapat terjadi pada bagian
cer!ical, torakal, lumbalmaupun sacrum dari spinalis. "etiap bagian tersebut dipersarai oleh sara-
sara tertentu yangmemiliki tugas tertentu pula dalam mengatur kerja organ maupun sistem organ
baik pernaasan, sirkulasi, pencernaan, perkemihan, dan sebagainya. #entunya kerusakan padasalah
satu ataupun beberapa bagian tersebut dapat membahayakan nya$a klien dalam jangka$aktu dekat
maupun jauh. "alah satu komplikasi cedera medulla spinalis yang paling banyak ditangani terutama
dari sistem pencernaan dan perkemihan adalah neurogenic bo$el and bladder yaitu sebanyak %&'.
(eurogenic bo$el and bladder yang dimaksud disini adalahgangguan neurologic pada bo$el maupun
bladder yang menyebabkan klien tidak dapatmerasakan keinginan untuk berkemih sehingga pasien
berkemih tanpa sadar yang akanmengakibatkan rasa malu pada klien terhadap lingkungan
sekitarnya. )ntuk mengatasi ini, biasanya klien akan memakai kateter pada jangka $aktu yang sangat
lama ataupun seumur hidup. Inkontinensia ekal dan konstipasi umum terjadi pada klien dengan
kondisi neurogicaldimana terjadi menurunnya mobilitas, kehilangan kontrol dari otot dasar pel!is,
dankehilangan sensasi B*B atau kekurangan motilitas dari kolon. (eurogenic bo$el lebihmengarah
pada keadaan konstipasi atau inkontinensia ekal yang berhubungan dengankeadaan neurological.
"elain itu, komplikasi dari cedera medulla spinalis yang ditanganiadalah ileus paralitik yang terjadi
&+' - %&' pada kasus cidera medula spinalis. Ileus

paralitik merupakan suatu keadaan akut abdomen berupa kembung karena usus tidak berkontraksi
akibat adanya gangguan motilitas usus. Ileus paralitik berhubungan dengan bo$el neurogenic.
Maniestasi klinis yang muncul pada klien dengan ileus paralitik umumnya adanya distensi abdomen,
bising usus yang menurun, namun tidak ada keteganganabdomen, nyeri abdomen sedang dan
menyebar, dan konstipasi absolute.enanganan akut pada penderita cedera medulla spinalis dimulai
pada saat dicurigaitimbulnya cedera dan diokuskan pada tujuan primer pengobatan yaitu
memaksimalkan pulihnya neurologic, memulihkan alignment normal, dan mencegah terjadinya
komplikasisekunder. #ujuan ini dapat dicapai hanya dengan menggabungkan usaha sebuah tim
yangterdiri dari berbagai latar belakang ilmu pengetahuan multidisipliner."ebagai pera$at
proessional dituntut untuk mampu memberikan asuhan kepera$atanyang tepat pada klien."ehingga
penting kiranya mahasis$a kepera$atan memiliki pengetahuan tentang cedera medulla spinalis pada
umumnya dan bladder bo$el neurologicserta ileus paralitik khususnya yang merupakan komplikasi
paling banyak ditangani padaklien cedera medulla spinalis.

Anda mungkin juga menyukai