BALITA
Di susun oleh :
Eneng Silvia
P 37324108052
2008-2009
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 30 menit
Peserta / Sasaran : Orang tua yang memiliki anak bayi dan balita
Jumlah : 20 orang
Tujuan Umum : Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta mampu memahami pengertian diare
dan pencegahan diare bagi bayi dan balita.
Kegiatan
No. Materi Kegiatan
1 Pembukaan (5 menit ) Membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam
1. Menjelaskan tujuan umum dan
khusus
2. Menyampaikan waktu kontrak
yang akan digunakan dan
mendiskusikannya dengan
peserta pada pertemuan
3. Memberikan sedikit gambaran
mengenai informasi yang akan
disampaikan
2 Proses ( 20 menit ) Isi materi penyuluhan
1. Menjelaskan pengertian diare
2. Menjelaskantanda dan gejala
diare
3. Menjelaskan penyebab diare
4. Menjelaskan cara mencegah
diare
5. Tips tips agar tidak terjadi
diare
3 Evaluasi ( 5 menit ) 1. Member pertanyaan pada
peserta
2. Memberikan feed beck materi
pada peserta
3. Memberikan reinforment pasif
4 Peutup ( 2 menit ) 1. Penyuluh mengucapkan terima
kasih
2. Mengucapkan salam penutup
LAMPIRAN MATERI
DIARE PADA ANAK BAYI DAN BALITA
1. PENDAHULUAN
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi
telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan
DIARE
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan tinja yang lembek dan cair, seringkali
disertai kejang perut. Diare tak pernah pandang bulu, ia dapat menyerang siapa saja, baik pria
maupun wanita, baik orang tua maupun muda. Diare seringkali dianggap sebagai penyakit
sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan
WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut
Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita.
Jangan anggap remeh diare terutama pada anak. Diare mungkin bukan penyakit parah
seperti penyakit jantung atau kanker. Namun, diare pada bayi dan balita (bayi bawah lima tahun)
sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan. Bayi dan balita
(bayi bawah lima tahun) rentan sekali akan diare. Perkembangan sistem pencernaan dan
kekebalan tubuhnya yang belum optimal menyebabkan mereka mudah terserang diare akibat
bakteri atau virus. Lain lagi dengan orang dewasa. Diare pada orang dewasa, selain karena
bakteri, dapat disebabkan pola makan (makanan bersantan dan pedas) dan stres. Untungnya,
daya tahan orang dewasa lebih kuat dibandingkan anak-anak.
Hal penting yang harus diwaspadai pada penderita diare adalah kemungkinan terjadinya
dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Cairan dan elektrolit tubuh akan banyak keluar bersama
tinja sehingga tubuh kesulitan menjalankan fungsinya. Penanganan diare pun tidak semudah
membalikan telapak tangan. Pemberian cairan yang mengandung elektrolit penting memang baik
untuk mencegah dehidrasi penderita, tetapi pemberian obat anti diare yang tidak pada tempatnya
malah berbahaya. Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai
dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar.
Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus
diawasi.
Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun.
Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan
menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita Tak kalah penting
adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu
imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain
ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare. Diare kebanyakan disebabkan oleh
beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang
bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari
infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu
yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat
mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius,
seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti
penyakit Crohn. Meskipun penderita apendistis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi
gejala umum radang usus buntu. Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang
berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.
Gejala Diare
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari,
yang kadang disertai:
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu
misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit
kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi. Diare bisa
menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi
menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya
menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun
menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat
fatal, biasanya menyebabkan syok. Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengkonsumsi
sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan
elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Untuk banyak orang,
perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam,
kehilangan berat badan, dan lain-lain.
Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental
Cara pencegahan diare yaitu minumlah garam ORALIT untuk mencegah terjadinya
kekurangan cairan tubuh sebagai akibat diare. Minumkanlah cairan oralit sebanyak mungkin
penderita mau. 1 bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc) Kalau oralit
tidak ada buatlah : LARUTAN GARAM GULA. Ambillah air teh (masak) 1 gelas. Masukkan
dua sendok teh peres gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Diaduk rata dan diberikan
kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum. Bila diare tak terhenti dalam sehari atau
penderita lemas sekali bawalah segera ke Puskesmas.
EVALUASI
Apa itu diare
Penyebab yang paling sering adalah infeksi oleh bakteri atau virus. Bayi bisa
terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang
terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi.
Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu yang
terkontaminasi. Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang
melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus. Diare lebih
sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada lingkungan yang
penuh sesak.
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai:
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
MOTTO
DAFTAR PUSTAKA