Anda di halaman 1dari 17

Disusun Oleh:

YUSRIAWATI

P37324108089

POLTEKKES DEPKES JAKARTA III

PRODI KEBIDANAN HARAPAN KITA


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : IKTERUS

Sub topik : Mengenal Lebih Dini Tanda-tanda Ikterus

Hari/tanggal :

Waktu : 25 menit

Penyuluh/pembicara : Yusriawati

Peserta/Sasaran : Ibu nifas dan ibu menyusui serta keluarga

Karakteristik : Ibu yang mempunyai bayi

Jumlah : 10 orang

Tujuan Umum : Setelah mengikuti pertemuan ini,peserta benar-benar memahami


pengertian Ikterus, tanda dan gejalanya, dan cara menanggulanginya.

Tujuan Khusus :

Pada akhir pertemuan,peserta dapat :

1. Menjelaskan tentang pengertian ikterus


2. Mengenali tanda dan gejala ikterus
3. Dapat membedakan ikterus fisiologis dan ikterus patologis
4. Menguasai penanganan awal pada ikterus

Metode : Ceramah,Tanya jawab

Media : leaf let,

Kegiatan
No Materi Kegiatan
1 Pembukaan (5 menit) 1.Membuka pertemuan dengan mengucapkan salam
2.Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus pertemuan
ini
3.Menyampaikan waktu/kontrak waktu yang akan digunakan
dan mendiskusikan dengan peserta pada pertemuan kali ini
4.Memberikan sedikit gambaran mengenai informasi yang
akan disampaikan pada hari ini
2 Proses (10 menit) Isi Materi Penyuluhan
Menjelaskan tentang pengertian Ikterus
Menjelaskan penyebab dan factor resiko terjadinya
Ikterus
Menjelaskan tentang Ikterus fisiologis dan patologis
Menjelaskan penanganan awal Ikterus
Menjelaskan tentang pencegahan terjadinya Ikterus
Menjelaskan tentang macam-macam terapi untuk
Ikterus
3 Evaluasi (7 menit) Memberikan pertanyaan secara lisan kepada peserta
secara bergantian
Peserta mengerti dengan materi yang disampaikan
4 Penutup (3 menit) Penyuluh mengucapkan terima kasih atas segala
perhatian peserta
Penyuluh mengucapkan salam penutup

IKTERUS

I. PENDAHULUAN

Banyak bayi yang mengalami ikterus dalam satu minggu pertama kehidupannya,
terutama pada bayi kecil (berat lahir < 2500 gram atau umur kehamilan < 37 minggu).
Penelitian di dunia kedokteran menyebutkan bahwa 70% bayi baru lahir mengalami
kuning atau ikterus, meski kondisi ini bisa dikategorikan normal namun diharapkan untuk tetap
waspada. Sehingga tidak sampai terjadi hiperbilirubinemia pada keadaan dimana terjadi
peningkatan kadar hiperbilirubin serum yang dihubungkan dengan pemecahan sel darah merah
dan resorpsi lanjut dari bilirubin yang di hasilkan dari usus kecil.

II. MATERI PENYULUHAN

Mengenal Lebih Dini Tanda-tanda Ikterus

A. Pengertian Ikterus

Ikterus ialah suatu gejala klinik yang sering tampak pada bayi baru lahir.Akibatnya
bertambahnya bilirubin dalam serum, maka bayi kelihatan kuning. Derajat kuningnya bayi tidak
selamanya sesuai dengan Kadar bilirubin serum. Pemeriksaan Kadar bilirubin sangat penting
untuk menentukan keadaan klinik yang di hadapi.

Ikterus adalah suatu sindroma yang ditandai dengan adanya bilirubin yang berlebihan dan
ketrsediaan pigmen empedu pada jaringan termasuk kulit dan memberan mukosa (Kisaran
normal pada anjing dewasa 0.1 0.6 mg/dl; kucing 0.12 0.3 mg/dl). Ikterus biasanya dapat
dideteksi pada sclera, kulit, atau air seni yang menjadi gelap bila bilirubin serum mencapai 2 3
mg/dl. Bilirubin serum normal adalah 0.3 1.0 mg/dl. Jaringan permukaan yang kaya elastin,
seperti sclera dan permukaan bawah lidah, biasanya menjadi kuning pertama kali.

Menurut kepustakaan frekuensi bayi yang menunjukkan Ikterus pada hari pertama
sesudah lahir ialah 50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi prematur.Frekuensi bayi baru
lahir yang kadar bilirubinnya melebihi 10 mg% rata-rata 10%.

Pada bayi baru lahir, ikterus yang terjadi pada umumnya adalah fisiologis/normal, kecuali:

Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan.


Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan >10
mg/dL.

Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam.


Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL.

Ikterus menetap pada usia >2 minggu.

Terdapat faktor risiko.

Efek racun bilirubin ialah kerusakan sel secara umum. Bilirubin dapat masuk ke jaringan otak.
Ensefalopati bilirubin adalah terdapatnya tanda-tanda klinis akibat penumpukan bilirubin dalam
sel otak.

B. Penyebab dan Faktor Risiko


1. Penyebab terjadinya ikterus
Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena:
pemecahan yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur
lebih pendek.
Fungsi hati yang belum sempurna.

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan (ikterus nonfisiologis/tidak normal) dapat


disebabkan oleh faktor/keadaan:

inkompatibilitas ABO, kekurangan G6PD, dan pengaruh obat.


infeksi saluran kemih, infeksi yang terjadi ketika bayi dalam kandungan

trauma lahir.

Ibu diabetes.

Bayi yang tidak bias bernafas.

2. Faktor Risiko
Faktor risiko untuk timbulnya ikterus antara lain:
a. Faktor dari Ibu

Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)

Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)

Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.


ASI

b. Faktor Persalinan

Trauma lahir
Infeksi

c. Faktor dari Bayi

Prematuritas
Faktor genetik

Obat-obatan

Rendahnya asupan ASI

Kurangnya albumin

C. Macam ikterus
1. Ikterus fisiologis

Ikterus pada bayi baru lahir tidak selamanya patologis/tidak normal. Ikterus fisiologis
adalah Ikterus yang memiliki tanda sebagai berikut:
Timbul pada hari kedua-ketiga
Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %
Ikterus hilang pada 10 hari pertama
Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadan patologis/tidak normal tertentu

Secara umum, setiap bayi baru lahir mengalami peningkatan pada bilirubin serum, namun kurang
12 mg/dL pada hari ketiga hidupnya dipertimbangkan sebagai ikterus fisiologis.

Bayi sehat, tanpa faktor risiko, tidak diterapi. Perlu diingat bahwa pada bayi sehat, aktif,
minum kuat, cukup bulan, pada kadar bilirubin tinggi, kemungkinan terjadinya kernikterus
sangat kecil. Untuk mengatasi ikterus pada bayi yang sehat, dapat dilakukan beberapa cara
berikut:

Minum ASI dini dan sering


Terapi sinar, atau dapat dilakukan dengan cara menjemur bayi d bawah matahari

Pada bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan pemeriksaan ulang dan kontrol lebih
cepat (terutama bila tampak kuning).

2. Ikterus Pathologis/ tidak normal

Dengan tanda sebagai berikut :

Ikterus terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran

Ikterus disertai proses hemolisis

Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa kehamilan < 36 minggu,

Penanganan Awal Ikterus pada bayi baru lahir

Mulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus berat.


Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko berikut: berat lahir < 2,5 kg, lahir sebelum
usia kehamilan 37 minggu

Ambil contoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan hemoglobin, tentukan
golongan darah bayi dan lakukan tes Coombs:

Bila kadar bilirubin serum di bawah nilai dibutuhkannya terapi sinar, hentikan
terapi sinar.

Bila kadar bilirubin serum berada pada atau di atas nilai dibutuhkannya terapi
sinar, lakukan terapi sinar
Bila faktor Rhesus dan golongan darah ABO bukan merupakan penyebab
hemolisis atau bila ada riwayat defisiensi G6PD di keluarga, lakukan uji saring
G6PD bila memungkinkan.

Bila rujukan untuk dilakukan transfusi tukar memungkinkan:

Persiapkan transfer.

Segera kirim bayi ke rumah sakit tersier atau senter dengan fasilitas transfusi
tukar.

Kirim contoh darah ibu dan bayi.

Jelaskan kepada ibu tentang penyebab bayi menjadi kuning, mengapa perlu
dirujuk dan terapi apa yang akan diterima bayi.

Nasihati ibu:

Bila penyebab ikterus adalah inkompatibilitas Rhesus, pastikan ibu mendapatkan


informasi yang cukup mengenai hal ini karena berhubungan dengan kehamilan
berikutnya.

Bila bayi memiliki defisiensi G6PD, informasikan kepada ibu untuk menghindari
zat-zat tertentu untuk mencegah terjadinya hemolisis pada bayi (contoh: obat
antimalaria, obat-obatan golongan sulfa, aspirin, kamfer/mothballs, favabeans).

Bila hemoglobin < 10 g/dL (hematokrit < 30%), berikan transfusi darah.

Bila ikterus menetap selama 2 minggu atau lebih pada bayi cukup bulan atau 3
minggu lebih lama pada bayi kecil (berat lahir < 2,5 kg atau lahir sebelum
kehamilan 37 minggu), terapi sebagai ikterus berkepanjangan (prolonged
jaundice).

Follow up setelah kepulangan, periksa kadar hemoglobin setiap minggu selama 4


minggu. Bila hemoglobin < 8 g/dL (hematokrit < 24%), berikan transfusi darah.
D. Mendeteksi adanya Ikterus

Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang cukup (di siang hari dengan cahaya
matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat dengan pencahayaan buatan
dan bisa tidak terlihat pada pencahayaan yang kurang.
Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk mengetahui warna di bawah kulit

Tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang tampak
kuning.

Usia Kuning terlihat pada Tingkat keparahan ikterus


Hari 1 Bagian tubuh manapun Berat

Hari 2 Tengan dan tungkai *

Hari 3 Tangan dan kaki

* Bila kuning terlihat pada bagian tubuh manapun pada hari pertama dan terlihat pada lengan,
tungkai, tangan dan kaki pada hari kedua, maka digolongkan sebagai ikterus sangat berat dan
memerlukan terapi sinar secepatnya. Tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan kadar
bilirubinserum untuk memulai terapi sinar.

E. Efek Ikterus
Perhatian utama pada ikterus adalah potensinya dalam menimbulkan kerusakan sel-sel saraf,
meskipun kerusakan sel-sel tubuh lainnya juga dapat terjadi. Bilirubin dapat menimbulkan gejala
sisa berupa tuli saraf.
Ikterus pada bayi baru lahir yang berat dan tidak ditangani dengan benar dapat menimbulkan
komplikasi pada batang otak dan serebelum yang menyebabkan kematian sel.
Faktor yang mempengaruhi keracunan bilirubin pada sel otak bayi baru lahir sangat kompleks
dan belum sepenuhnya dimengerti.

Bayi yang selamat setelah mengalami kerusakan otak akibat ikterus, akan mengalami kerusakan
otak permanen

E. Pencegahan
Pemberian ASI pada semua bayi cukup bulan dan hampir cukup bulan yang sehat. Yang
sedikitnya 8-12 kali sehari selama beberapa hari pertama.

Rendahnya asupan kalori dan atau keadaan dehidrasi berhubungan dengan proses menyusui dan
dapat menimbulkan ikteruspada bayi. Meningkatkan frekuensi menyusui dapat menurunkan
kecenderungan terjadinya ikterus. Lingkungan yang kondusif bagi ibu akan menjamin terjadinya
proses menyusui yang baik.

Tidak disarankan pemberian cairan tambahan (air, susu botol). Pemberian cairan tambahan tidak
dapat mencegah terjadinya ikterus maupun menurunkan kadar bilirubin serum.

Pemeriksaan Golongan Darah


Semua wanita hamil harus menjalani pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus. Bila ibu
belum pernah menjalani pemeriksaan golongan darah selama kehamilannya, sangat dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan golongan darah dan Rhesus. Apabila golongan darah ibu adalah O
dengan Rh-positif, perlu dilakukan pemeriksaan darah tali pusat.

F. Penilaian Ikterus Menurut Kramer


Ikterus dimulai dari kepala, leher dan seterusnya. Dan membagi tubuh bayi baru lahir dalam lima
bagian bawah sampai tumit, tumit-pergelangan kaki dan bahu pergelanagn tangan dan kaki seta
tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan.
Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari telunjuk ditempat yang tulangnya menonjol
seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan lain-lain. Kemudian penilaian kadar bilirubin dari
tiap-tiap nomor disesuaikan dengan angka rata-rata didalam gambar di bawah ini :
Tabel hubungan kadar bilirubin dengan ikterus
Derajat
Ikterus Daerah Ikterus Perkiraan kadar Bilirubin (rata-rata)
Aterm Prematur
1 Kepala sampai leher 5,4 -
2 Kepala, badan sampai dengan umbilicus 8,9 9,4
3 Kepala, badan, paha, sampai dengan lutut 11,8 11,4
4 Kepala, badan, ekstremitas sampai dengan tangan dan kaki 15,8 13,3
5 Kepala, badan, semua ekstremitas sampai dengan ujung jari

G. Terapi untuk Bayi Ikterus


Ragam Terapi
Jika setelah tiga-empat hari kelebihan bilirubin masih terjadi, maka bayi harus
segera mendapatkan terapi. Bentuk terapi ini macam-macam, disesuaikan dengan
kadar kelebihan yang ada.

1. Terapi Sinar (fototerapi)


Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin
dalam darah kembali ke ambang batas normal. Dengan fototerapi, bilirubin dalam
tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus
diubah dulu oleh organ hati
Sinar yang muncul dari lampu tersebut kemudian diarahkan pada tubuh bayi.
Seluruh pakaiannya dilepas, kecuali mata dan alat kelamin harus ditutup dengan
menggunakan kain kasa. Tujuannya untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari
lampu-lampu tersebut. Seperti diketahui, pertumbuhan mata bayi belum sempurna
sehingga dikhawatirkan akan merusak bagian retinanya. Begitu pula alat
kelaminnya, agar kelak tak terjadi risiko terhadap organ reproduksi itu,
seperti kemandulan.

Pada saat dilakukan fototerapi, posisi tubuh bayi akan diubah-ubah; telentang
lalu telungkup agar penyinaran berlangsung merata. Jika sudah turun dan
berada di bawah ambang batas bahaya, maka terapi bisa dihentikan. Rata-rata
dalam jangka waktu dua hari si bayi sudah boleh dibawa pulang.

2.Terapi Transfusi
Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus
meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau lebih, maka perlu dilakukan terapi
transfusi darah.

Proses tukar darah akan dilakukan bertahap. Bila dengan sekali tukar darah,
kadar bilirubin sudah menunjukkan angka yang menggembirakan, maka terapi
transfusi bisa berhenti.

3.Terapi Obat-obatan
Terapi lainnya adalah dengan obat-obatan.

4. Menyusui Bayi dengan ASI

Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan kotoran. Untuk
itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI memiliki zat-zat
terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan kecilnya. Akan
tetapi, pemberian ASI juga harus di bawah pengawasan dokter karena pada
beberapa kasus, ASI justru meningkatkan kadar bilirubin bayi. Di dalam ASI memang ada
komponen yang dapat mempengaruhi kadar
bilirubinnya. Sayang, apakah komponen tersebut belum diketahui hingga saat ini.

Yang pasti, kejadian ini biasanya muncul di minggu pertama dan kedua setelah
bayi lahir dan akan berakhir pada minggu ke-3. untuk sementara ibu tak
boleh menyusui bayinya. Setelah kadar bilirubin bayi normal, baru boleh disusui
lagi.

5. Terapi Sinar Matahari


Terapi dengan sinar matahari hanya merupakan terapi tambahan. Biasanya
dianjurkan setelah bayi selesai dirawat di rumah sakit. Caranya, bayi dijemur
selama setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda. Seperempat jam dalam
keadaan telentang, misalnya, seperempat jam kemudian telungkup. Lakukan antara
jam 7.00 sampai 9.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar
bilirubin. Di bawah jam tujuh, sinar ultraviolet belum cukup efektif, sedangkan
di atas jam sembilan kekuatannya sudah terlalu tinggi sehingga akan merusak
kulit.

Hindari posisi yang membuat bayi melihat langsung ke matahari karena dapat
merusak matanya. Perhatikan pula situasi di sekeliling, keadaan udara harus
bersih.
III. KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Ikterus ialah suatu gejala klinik yang sering tampak pada bayi baru lahir.Akibatnya
bertambahnya bilirubin dalam serum, maka bayi kelihatan kuning. Derajat kuningnya bayi tidak
selamanya sesuai dengan Kadar bilirubin serum. Pemeriksaan Kadar bilirubin sangat penting
untuk menentukan keadaan klinik yang di hadapi.

Penyebab terjadinya ikterus


Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena:

pemecahan yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur
lebih pendek.
Fungsi hati yang belum sempurna.

Efek racun bilirubin ialah kerusakan sel secara umum. Bilirubin dapat masuk ke jaringan
otak. Ensefalopati bilirubin adalah terdapatnya tanda-tanda klinis akibat penumpukan bilirubin
dalam sel otak.

Bayi sehat, tanpa faktor risiko, tidak diterapi. Perlu diingat bahwa pada bayi sehat, aktif, minum
kuat, cukup bulan, pada kadar bilirubin tinggi, kemungkinan terjadinya kernikterus sangat kecil.

Saran

Setelah memahami dengan jelas tentang pentingnya mengenal dan mengetahui


bagaimana cara menangani ikterus dengan baik, maka sebaiknya ibu dapat lebih waspada
terhadap adanya ikterus pada bayinya
EVALUASI

1. Jelaskan apa yang di maksud dengan ikterus pada bayi baru lahir?
Ikterus ialah suatu gejala klinik yang sering tampak pada bayi baru lahir.Akibatnya
bertambahnya bilirubin dalam serum, maka bayi kelihatan kuning
2. Sebutkan apa sajakah factor resiko terjadinya ikterus dari ibu
Faktor dari Ibu

Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)

Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)

Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.

ASI

3. Sebutkan apa saja tanda-tanda ikterus yang fisiologis


Ikterus fisiologis adalah Ikterus yang memiliki tanda sebagai berikut:
Timbul pada hari kedua-ketiga
Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %
Ikterus hilang pada 10 hari pertama
Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadan patologis/tidak normal tertentu
4. Sebutkan penilaian ikterus menurut kremer
Aterm Prematur
1 Kepala sampai leher 5,4 -
2 Kepala, badan sampai dengan umbilicus 8,9 9,4
3 Kepala, badan, paha, sampai dengan lutut 11,8 11,4
4 Kepala, badan, ekstremitas sampai dengan tangan dan kaki 15,8 13,3
5 Kepala, badan, semua ekstremitas sampai dengan ujung jari
5. Sebutkan terapi apa sajakah yang di lakukan pada bayi yang ikterus
Terapi sinar
Terapi Sinar
Terapi obat-obatan
Terapi dengan memberikan ASI
Terapi dengan sinar matahari

DAFTAR PUSTAKA

1. Rusepno Hasan, Husen Alatas (ed),Hepatologi Anak dalam Buku Kuliah IlmuKesehatan
Anak FKUI, Buku 2, edisi 7, Bab 20, Infomedia, Jakarta, 1997, hal :519-522.
2. Prawirohartono EP, Sunarto (ed), Ikterus dalam Pedoman Tata Laksana Medik Anak
RSUP. Dr. Sardjito, Edisi 2, Cetakan 2, Medika FK UGM, Yogyakarta 2000, hal 37-43.
3. Poland R, dan Ostera E.M.; Hiperbilirubinemia pada Neonatus dalam Klaus M.H,
Fanaroff A.A (ed); Penatalaksanaan Neonatus Resiko Tinggi, Edisi 4, EGC, Jakarta 1998,
hal 367-389.
4. Asil Aminullah; Ikterus dan Hiperbilirubinemia pada Neonatus dalam A.H. Markum (ed),
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, edisi 6, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1999, hal:
313-317
MOTTO:

KENALI
PENYAKIT
KUNING
SEDINI
MUNGKIN

Anda mungkin juga menyukai