Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sama seperti lahirnya aliran monetaris, aliran sisi penawaran juga muncul ketika terjadi
resesi, tetapi di tahun 80-an. Dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi. Aliran ini muncul
karena pandangan keynesian dan monetaris dianggap tidak sesuai dengan permasalahan
ekonomi yang terjadi pada tahun 80-an.
Menurut Harold McCure dan Thomas Willet (1983), aliran sisi penawaran dapat
dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok utama dan kelompok radikal.
Kelompok aliran utama diwakili Martin Feldstein (Harvard University) & Michael
Boskin (Standford University). Kelompok ini menekankan perlunya insentif pajak dlm
memacu pertumbuhan ekonomi lewat dampaknya terhadap tabungan & investasi. Kelompok
utama banyak menganalisis dampak perubahan pajak terhadap penawaran labor serta dampak
program keamanan sosial (social security) terhadap jumlah tabungan.
1. Pemotongan pajak akan memberi dampak besar terhadap produktivitas kerja sehingga
secara total penerimaan dari pajak akan meningkat.
2. Program pemotongan pajak memberi dampak positif dlm meningkatkan laju pertumbuhan
output & menguangi inflasi (Kelompok ini diwakili oleh Arthur Laffer dan George Gilder).
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aliran sisi penawaran muncul tahun 1970-
an, dan semakin populer tahun 80-an dimasa pemerintahan Reagen di Amerika Serikat.
Karena pandangan pakar-pakar aliran sisi penawaran langsung dijalankan oleh Reagan, maka
pandangan ekonomi mereka juga sering dijuluki Reagonimics. Bagaimanapun, tidak ada
definisi yang spesifik dari Reaganomics ini selain kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi
yang dijalankan oleh pemerintah Reagan, terutama tahun 1981-1982. Kebijaksanaan yg
dianut oleh Reagan untuk menghadapi inflasi & kelesuan ekonomi pada tahun 80-an sesuai
anjuran aliran baru Dikenal dengan sisi penawaran (supply-side economics).
Motto kerja aliran sisi penawaran, lebih baik meningkatkan pendapatan nasional
melalui pemanfaatan sumber daya penuh, daripada mencoba menekan atau meredakan
fluktuasi ekonomi. Kesempatan kerja penuh sangat besar artinya bagi pemikr-pemikir aliran
sisi penawaran. Dalam mengatasi inflasi dan pengangguran, jalur yg ditempuh oleh aliran sisi
penawaran melalui program penurunan pajak. Alasannya turunnya pajak akan menambah
gairah investasi, yg akan mendorong peningkatan dlm produksi. Dengan meningkanya
produksi, masalah pengangguran dapat diatasi, dan sekaligus inflasi dapat diredakan. Tekanan
utama aliran penawaran adalah kebijaksanaan pertumbuhan jangka panjang. Hal itu
dilakukan dengan mempromosikan kesempatan kerja penuh dan perubahan teknologi.
Robert A. Mundel juga disebut sebagai peletak dasar ekonomi sisi penawaran
Mundel menawarkan penggunaan kombinasi kedua kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan
moneter dilakukan dlm bentuk kebijakan uang ketat untuk membendung inflasi. Kebijakan
fiskal dilaksanakan dengan menggunakan program pengurangan pajak untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Mundel berjasa mengatasi penyakit stagflasi serta kontribusinya dlm
meletakkan dasar bagi teori yg mendasari kebijakan praktis dlm perekonomian terbuka,
perdagangan internasional.
(3) mendorong masyarakat untuk lebih berani mengambil resiko dalam berusaha ;
Aliran sisi penawaran percaya bahwa pemotongan pajak tidak akan menyebabkan
berkurangnya pro-duksi nasional, tetapi justru akan meningkatkannya.
Pada masa pemerintahan Reagan dilakukan apa yang disebut tax revolt, yaitu program
pembatasan berbagai bentuk pajak, yang disertai jaminan konstitusi amandemen bahwa
pengeluaran pemerintah harus berimbang dengan penerimaan (balance budget). Amandemen
anggaran berimbang mempunyai target agar pengeluaran pemerintah diturunkan hingga 20
persen dari GNP. Dengan pematokan seperti itu, berarti pengeluaran pemerintah hanya
mungkin jika GNP naik. Pendukung program yang bersifat balance budget antara lain Alan
Blinder dan Douglas Holtz Aeakin, serta Herbert Stein.
1. Latar Belakang
Ekspektasi Rasional, yaitu suatu pandangan makroekonomi yang banyak dianut oleh
kelompok ekonom dasa warsa terakhir ini, khususnya mereka yang sangat fanatik terhadap
sistem pasar bebas dan secara ekstrim menolak campur tangan pemerintah dalam sistem
ekonomi.
Pada tahun 70an dan 80an kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang sesuai dengan
ajaran Keynes telah gagal total dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi.
Aliran ini meninjau kembali premi-premi yang digunakan kubu Keynesian (orang-
orang yang mengikuti ajaran Keynes) yaitu perlunya campur tangan pemerintah
seperti penerapan kebijaksanaan dan pengaruh ekspektasi terhadap pola konsumsi
masyarakat.
2. Pemikiran Rational Expectation (RATEX)
Penganut rational expectation (ratex) tidak lain adalah kelompok klasik baru (new-
classical), karena asumsi ratex dijadikan oleh kaum tersebut sebagai landasan pokok seluruh
analisis dan pemikirannya.
John Muth merupakan pencetus pertama ide ratex dimana pada awal 1960-an ia
mengemukan premis : ekspektasi tiap individu bersifat rasional bila ekspentasi tersebut
identik dengan hasil prediksi model. apabila masyarakat mengetahui benar informasi
tentang suatu peristiwa atau kebijakan maka mereka akan bereaksi dimana reakasi tersebut
berciri rasional. Sebagai gambaran, jika masyarakat mengetahui bahwa jumlah uang beredar
meningkat dan mereka menyadari bahwa dampaknya akan terasa di dalam peningkatan harga
maka ekspektasi harga juga akan ikut meningkat.
Menurut Michael Carter (1984), ekspektasi rasional adalah upaya meramal secara
esensial masa depan variabel-variabel ekonomi untuk membuat kebijakan secara tepat.
Michel Carter (1984) mengkritik sangat keras keberadaan ekspektasi rasional ini. Ia
mengatakan bahwa teori ekspektasi rasional sebagai sangat tidak masuk akal, karena
dianggap tidak realistis. Kritik Carter ini berkaitan dengan empat hal pokok, yaitu : Individu
yang rasional, argumentasi tentang pemerintah yang jujur, eksploitasi terhadap seluruh
kesempatan untuk memperoleh profit, Hanya sebagian perusahaan membutuhkan rasionalitas
tertentu, bukan teori yang kompeten.
Menurut penganut model ratex, jika masyarakat membuat kesalahan ekspektasi maka
kebijakan pemerintah dapat diberlakukan, contohnya pada kebijakan peningkatan jumlah
uang beredar berdampak pada peningkatan output. Walau demikian, paham klasik tentang
kekuatan pasar nampaknya sangat kuat berakar juga pada penganut model ratex. Menurut
pandangan penganut ratex jika kesalahan terjadi, intervensi pemerintah semacam contoh di
atas tetap tidak diinginkan karena ia justru akan menghasilkan ketidakpastian yang lebih
besar lagi.
Berbeda dengan pandangan kaum monetaris dimana mereka masih memberi ruang
untuk melihat berbagai dampak kebijakan pemerintah melalui perlakuan eksplisit terhadap
faktor adaptive expectation, khususnya dalam jangka pendek.
4. POKOK PIKIRAN
Para pakar RATEX (Rational Expectation) berpendapat bahwa tidak ada peluang
kebijaksanaan fiskal maupun moneter untuk menstabilkan perekonomian. Menurut aliran
RATEX, masalah-masalah/peristiwa ekonomi terjadi karena kesalahan dalam memperkirakan
peristiwa ekonomi pada masa yang akan datang. Kesalahan tersebut tidak terjadi secara
sistematis melainkan secara acak/random. RATEX juga mengkritik teori Keynes tentang
pembentukan harga ekspetasi didasarkan pada perilaku masa lalu. Menurut aliran RATEX,
orang-orang/unit-unit ekonomi telah membuat perkiraanperkiraan secara rasional, karena
tingkah laku ekonomi masyarakat dipengaruhi perkiraan mereka, maka kegiatan memprediksi
peristiwa ekonomi masa depan menjadi sia-sia.
Teori ekspektasi rasional (rational expectations) diajukan pertama kali oleh John F. Muth
pada tahun 1961 pada tulisannya yang berjudul Rational Expectations and the Theory of
Price Movements. Teori ini kemudian dikembangkan oleh Robert E. Lucas Jr. untuk
memodelkan bagaimana agen ekonomi melakukan peramalan di masa yang akan datang.
Sukirno (2006) menjelaskan bahwa ada 2 asumsi yang menjadi dasar teori ekspektasi rasional
(rational expectations):
Pertama, teori ini menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak
secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi
yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian.
Keadaan yang berlaku di masa depan dapat diramalkan, selanjutnya dengan pemikiran
rasional dapat menentukan reaksi terbaik terhadap perubahan yang diramalkan akan
berlaku.
Asumsi kedua adalah semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan
cepat membuat penyesuaian-penyesuaian ke arah perubahan yang berlaku.
Sesuai dengan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik, dan merupakan salah satu alasan
yang menyebabkan teori ini dinamakan new classical economics.
tingkat harga dan tingkat upah dapat dengan mudah mengalami perubahan.
Buruh yang berkelebihan akan menurunkan upah, sebaliknya kekurangan buruh akan
menaikkan upah mereka.
Semua pasar bersifat persaingan sempurna, dan informasi yang lengkap akan
diketahui oleh semua pelaku kegiatan ekonomi di berbagai pasar
Golongan ekspektasi rasional melahirkan pemikiran mengenai hipotesis pasar efisien.
Mankiw (2006) menjelaskan bahwa ada sebuah cara dalam memilih saham untuk portofolio,
yaitu memilih secara acak. Alasan dari cara ini adalah hipotesis pasar yang efisien (efficient
markets hypothesis).
Asumsinya adalah semua saham sudah dinilai tepat sepanjang waktu karena
keseimbangan penawaran dan permintaan mengatur harga pasar.
Pasar saham dianggap mencerminkan semua informasi yang tersedia mengenai nilai
sebuah aset. Harga-harga saham berubah ketika informasi berubah.
Pakar-pakar Ratex berpendapat bahwa tidak ada peluang kebijaksanaan fiskal maupun
moneter untuk menstabilkan perekonomian.
Bagi aliran ratex, deviasi dari keadaan kesempatan kerja penuh hanya terjadi karena
adanya kesalahan dalam memperkirakan peristiwa-peristiwa ekonomi (seperti tingkat
harga, upah dan inflasi) masa datang.
6. Tokoh-Tokoh Ratex
3. Neil Wallace : Rational Expectations and the Theory of Economic Policy (1976),
Rational expectations, the optimal monetary Instrument and the optimal money
supply rule (1975)
7. John Muth : Rational Expectations and The Theory of price Movements (John F.
Muth) 1961
8. Edward Prescott
9. David Begg