Ca Penis Page 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Kanker adalah kelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan dan
penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali (Kaplan, Salis & Patterson, 1993).
Dalam keadaan normal, sel akan membelah diri jika ada penggantian sel- sel yang
rusak dan telah mati. Sel kanker akan bertumbuh secara abnormal diluar kendali
dan akan menyerang (tumbuh) ke dalam jaringan lain. (American Cancer Society)
Kanker diklasifikasikan berdasarkan jenis jaringan dimana sel kanker itu
berasal atau berdasarkan lokasi tubuh dimana kanker itu berkembang. Keganasan
yang ditemukan pada kulit dan jaringan penis disebut kanker penis. (American
Society of Clinical oncology)
2. Anatomi
Sistem reproduksi pria terdiri dari struktur luar dan struktur dalam.
Struktur luar terdiri dari penis, skrotum dan testis. Sedangkan struktur dalam
terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesika seminalis
(Medicastore).
Ca Penis Page 2
Penis terdiri dari akar (menempel pada dinding perut), badan (merupakan bagian
tengah dari penis), dan glans penis. Bagian utama dari Penis disebut meatus, dan
kepala penis disebut glans (American Cancer Society, 2012). Lubang uretra yaitu
saluran tempat keluarnya semen dan air kemih, terdapat di ujung glans penis.
Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disirkumsisi, preputium
(kulit depan) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Penis adalah organ seksual dan reproduksi pria yang diselubungi oleh kulit
bagian kepala dan prepusium. Penis berbentuk bulat memanjang dan memiliki
ujung berbentuk seperti kerucut (Glans penis) yang dipenuhi serabut saraf
sehingga akan membuat penis menjadi sangat peka dan sensitif.
Penis terdiri dari 3 bagian yaitu 2 corpus cavernosum uretra, dan pada
ujung penis membentuk preputium. Corpus penis terdiri dari 2 corpus cavernosus
lateral, 1 corpus spongiosum medial dan mengelilingi uretra (Manski, 2012).
Korpus kavernosum uretra melebar pada ujungnya, membentuk glans
penis. Korpus kavernosa dibungkus oleh lapisan jaringan ikat padat kuat, yaitu
tunika albuginea. Di dalam setiap korpus yang terbungkus oleh tunika albuginea
terdapat jaringan erektil yang berupa jaringan kavernus (berongga) seperti spon.
Jaringan ini terdiri atas sinusoid atau rongga lakuna yang dilapisi oleh endotelium
dan otot polos kavernosus. Rongga lakuna ini dapat menampung darah yang
cukup banyak sehingga menyebabkan ketegangan batang penis (Purnomo, 2011).
Ca Penis Page 3
Korpus kavernosa penis dan uretra terdiri atas jaringan erektil ruang-ruang
venosa yang dilapisi oleh sel- sel endotel utuh dan dipisahkan oleh trabekula yang
terdiri atas serat- serta jaringan ikat dan sel- sel otot polos.
Gambar 2.6. Basal cell carcinoma ( dikutip dari Eble et al, 2004)
3. Epidemiologi
Kanker penis merupakan keganasan yang jarang terjadi. Kanker penis
lebih sering terjadi pada beberapa bagian Asia, Afrika, dan Amerika Selatan,
mencapai hingga 10% dari kanker pada pria, dibandingkan di Amerika Serikat
(American Society of Clinical Oncology, 2012). Berdasarkan data statistik dari
American cancer society, diperkirakan 1.570 orang di Amerika Serikat akan
didiagnosa kanker penis. Angka kematian diperkirakan mencapai 310 orang
akibat kanker ini.
Persentase orang- orang yang bertahan hidup hingga lima tahun setelah
terdeteksi penyakit ini ( tidak termasuk mereka yang meninggal akibat penyakit
lain) dengan kanker penis yang belum menyebar yaitu 85 % Jika kanker telah
menyebar di dekat penis (penyebaran lokal), tingkat kelangsungan hidup lima
tahun adalah 59 %. Jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh (penyebaran
jauh), tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 11 %. Perkiraan ini
berdasarkan data dari ribuan orang dengan kanker ini, namun resiko sebenarnya
mungkin berbeda bagi individu tertentu. ( American Cancer Society publication,
Cancer fact and figure, 2012).
Kanker penis terhitung sekitar 0,4- 0,6 % dari seluruh keganasan di
Amerika Serikat dan Eropa (Lucky et al, 2009). Lebih dari 95% kanker penis
adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Doraiswamy et al, 2010). Di negara-negara
dimana sunat pada bayi adalah umum, seperti Israel dan Amerika Serikat,
kejadian karsinoma skuamosa penis rendah. Di perkotaan India, kejadian kanker
penis berkisar 0,7-2,3 kasus per 100.000 pria. Di pedesaan India, tingkat
kejadiannya adalah 3 kasus per 100.000 pria . Menurut data dari The National
Cancer Institutes Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER),
ditemukan bahwa kejadian kanker penis telah menurun selama 3 dekade terakhir.
Kanker penis sangat jarang pada pria yang disunat, terutama jika mereka
disunat pada saat neonatus. Hubungan antar kanker serviks pada wanita yang
memiliki pasangan dengan kanker penis telah diamati, dan ada bukti yang
menunjukkan bahwa pasien yang terinfeksi HPV tipe 16, 18, 31 dan 33 dapat
mencetuskan kanker penis pada pasangannya melalui berhubungan seksual.
Kanker ini cenderung menjadi penyakit pada orang tua dan insidennya
meningkat secara tiba- tiba pada dekade keenam dan memuncak pada usia 80
tahun.
4. Etiologi
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker penis.
Diduga penyebabnya adalah smegma (cairan berbau yang menyerupai keju, yang
terdapat di bawah kulit depan glans penis). Tetapi penyebabnya yang pasti tidak
diketahui.
Pria tidak disunat yang tidak menjaga kebersihan daerah di bawah kulit
depan glans penis dan pria yang pernah menderita herpes genitalis memiliki
resiko tinggi menderita kanker penis.
5. Patofisiologi
Kanker penis biasanya dimulai sebagai lesi kecil pada glans atau
kepala penis. Kanker penis berkisar dari putih-abu-abu, tidak teratur,
exophytic, massa endofit datar dan ulserasi. Sel kanker berangsur-angsur
tumbuh secara lateral di sepanjang permukaan penis dan bisa menutupi
seluruh kelenjar serta preputium sebelum menyerang corpora dan
keseluruhan batang penis. Semakin luas lesi, semakin besar kemungkinan
invasi lokal dan metastasis nodal. Kanker penis mungkin papilari dan
exophytic atau datar serta ulseratif. Jika kanker penis ini tidak diobati
secara dini makan dapat terjadi autoamputasi.
Lesi papilaris dan colitis memiliki tingkat pertumbuhan yang
serupa, tetapi lesi ulseratif cenderung bermetastasis ke kelenjar getah
bening dan hal ini berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup
dimana lebih rendah dari 5 tahun. Ukuran kanker yang lebih besar dari 5
cm dan melibatkan lebih dari 75% dari poros tersebut berasosiasi dengan
prevalensi tinggi metastasis nodal dan tingkat kelangsungan hidup lebih
rendah, tetapi hubungan yang konsisten antara ukuran kanker, kehadiran
metastasis inguinal node, dan kelangsungan hidup belum diidentifikasi.
Fasia Buck, yang mengelilingi corpora, bertindak sebagai penghalang
sementara. Jika kanker telah menembus fasia Buck dan albuginea tunika,
kanker telah dapat menyebar ke pembuluh darah dan bahkan secara
sistemik. Metastasis ke kelenjar getah bening femoral dan inguinal adalah
jalur awal untuk penyebaran kanker penis. Oleh karena, crossover kelenjar
getah bening maka sel kanker dapat menyebar secara bilateral ke kedua
kelenjar getah bening inguinalis.
Metastase pada simpul-simpul daerah inguinal menyebabkan
terjadinya nekrosis kulit, infeksi kronis, dan, akhirnya kematian akibat
dari sepsis atau perdarahan sekunder terhadap erosi ke dalam pembuluh
femoral. Metastase jauh dari sel kanker dapat menyerang hati, tulang,
paru-paru, atau otak. Karsinoma penis terjadi secara progresif dan terbukti
berakibat fatal pada pasien yang tidak diobati dalam waktu 2 tahun
(Brosman, 2011).
6. Klasifikasi
Klasifikasi Patologi menurut TNM (tumor, nodus, metastase). Berdasarkan
lokasi tumor primer (Lucky, 2011).
Tumor primer (T)
Tx Tumor primer tak dapat dinilai
T0 Belum menemukan tumor primer
Tis Karsinoma in situ
Ta Karsinoma verukosa noninfiltratif
T1 Tumor menginvasi jaringan ikar
bawah kulit
T2 Tumor menginvasi korpus
kavernosa penis atau korpus
kavernosa uretral
T3 Tumor menginvasi uretra atau
prostat
T4 Tumor menginvasi jaringan sekitar
7. Stadium
Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium:
a. Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus (specific) atau
petanda tumor (tumor markers) pada kanker penis.
b. Pemeriksaan umum, meliputi: hitung darah lengkap, pemeriksaan
kimia dengan tes fungsi hati (a chemistry panel with liver
function tests), dan penilaian (assessment) status jantung, paru-
paru, dan ginjal, sangat membantu untuk mendeteksi masalah
yang tak terduga.
c. Pasien dengan penyakit yang parah dapat anemis, dengan
leukocytosis dan hypoalbuminemia.
d. Hypercalcemia ditemukan pada beberapa pasien saat ketiadaan
penyebaran (absence of metastases).
- Prosedur diagnostik:
a. Biopsi
Tes diagnostik yang paling penting adalah biopsi. Biopsi
diperlukan untuk menentukan perluasan tumor sehingga dapat
direncanakan pengobatannya. Biopsi adalah pengangkatan dalam
jumlah kecil jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop. Tes-
tes lain juga dapat mengindikasikan kanker yang ada, tetapi hanya
biopsi yang dapat membuat diagnosis pasti. Biopsi kelenjar getah
bening sentinel adalah jenis lain dari biopsi. Hal ini penting untuk
mengetahui apakah sel-sel kanker telah menyebar ke daerah lain
di luar penis. Dalam teknik ini, dokter menghapus satu atau
beberapa kelenjar getah bening sentinel-node pertama ke dalam
sistem getah bening yang mengalir dekat dengan nodul untuk
memeriksa sel-sel kanker. Dalam kasus kanker penis, kelenjar
getah bening sentinel terletak tepat di bawah kulit di pangkal
paha. Jika sel kanker yang terdeteksi, itu berarti bahwa penyakit
ini mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening lain di
wilayah ini atau di luar melalui pembuluh darah dan getah bening.
b. Imaging Modalitas
Direkomendasikan untuk:
Mengetahui staging dari penyakit
Untuk menentukan tindak lanjut pasien
Untuk menilai penyebaran (metastase) sel kanker
c. USG
USG dilakukan untuk:
Menilai keadaan, luas dan resectability kanker penis.
Penilaian terhadap kelenjar getah bening.
Mendeteksi adanya metastase
d. CT SCAN
CT SCAN dilakukan untuk:
Penilaian kelenjar getah bening
Limited utilitas di lesi primer
e. MRI
Paling akurat dalam mendeteksi penyakit primer dan
nodal. MRI menggunakan medan magnet, bukan x-ray,
untuk menghasilkan gambar rinci dari tubuh. Sebuah
media kontras dapat disuntikkan ke pembuluh darah
pasien untuk menciptakan gambaran yang lebih jelas.
f. Tomography Emisi Positron (PET) scan.
PET scan adalah cara untuk membuat gambar organ dan
jaringan dalam tubuh. Sejumlah kecil zat radioaktif
disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Zat ini diserap
terutama oleh organ dan jaringan yang menggunakan
energi. Karena kanker cenderung untuk menggunakan
energi secara aktif, menyerap lebih dari zat radioaktif.
Scanner kemudian mendeteksi zat ini untuk menghasilkan
gambar dari bagian dalam tubuh. Beberapa dokter akan
menggunakan PET scan untuk mencari bukti penyebaran
kanker penis, meskipun tidak secara khusus disetujui
untuk menggunakan ini. Hal ini diketahui bermanfaat
dalam stadium kanker paru-paru skuamosa dan
kerongkongan, dan meningkatkan pengalaman yang pada
akhirnya dapat menjadi alat yang lebih standar dalam
mendiagnosis kanker penis (Dito Anurogo, 2008).
11. Penatalaksanaan
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergandung kepada lokasi dan
beratnya tumor, antara lain:
a. Terapi Medikamentosa
Neoplasma intraepitel seperti Bowen disease atau erythroplasia of
Queyrat dapat diterapi dengan topical 5-fluorouracil.
b. Pembedahan
Pembedahan yang paling sering dilakukan untuk
pengobatankanker penis adalah :
1) Eksisi local
Dilakukan jika kanker masih terbatas pada penis dan masih kecil.
2) Microsurgery
Adalah pembedahan pada tumor penis dengan mikroskop untuk
menghilangkan jaringan tumor dan mempertahankan jaringan yang
sehat sekecil mungkin.
3) Bedah laser
Merupakan pembedahan dengan menggunakan sinar laser untuk
membakar atau memotong sinar laser. Bedah laser (Laser surgery)
digunakan pada pasien dengan lesi jinak (benign) dan ganas
(malignant) yang ada di permukaan (superficial). Terapi ini telah
diterapkan pada kasus-kasus local and limited invasive disease.
Empat tipe laser yang digunakan dalam bedah laser, yaitu: carbon
dioxide, argon, dan potassium-titanyl phosphate (KTP) lasers.
4) Sirkumsisi
Sirkumsisi adalah memotong ujung kulit penis yang
terkena kanker. Pada pasien dengan tumor yang berukuran kecil
yang terbatas pada preputium, cukup dengan khitan (sirkumsisi).
Gambar 4. Sirkumsisi
5) Penektomi
Penektomi adalah pemotongan penis sebagian atau total.
Penectomi merupakan pengobatan yang tepat untuk kanker penis.
Jika tumornya terbatas pada daerah kecil di ujung penis, dilakukan
penektomi parsial (pengangkatan sebagian kecil penis). Untuk
stadium lanjut dilakukan penektomi total disertai uretrostomi
(pembuatan lubang uretra yang baru di daerah perineum).
Amputasi sebagian (amputasi parsial) cocok jika kanker meliputi
glans penis dan bagian distal penis saat ereksi (distal shaft).
Pada beberapa situasi/keadaan, local wedge resection dapat
dikerjakan dengan mudah, ini berhubungan dengan rata-rata
rekurensi sebesar 50%. Jika surgical resection baik dengan wedge
maupun partial penectomy tidak memberikan kebebasan yang
cukup (adequate margin), maka strategi total penectomy haruslah
dipertimbangkan. Jika sebagian sisa penis (residual penis) dan
urethra tidak cukup bagi pasien untuk kencing sambil berdiri,
maka dapat dilakukan tindakan perineal urethrostomy.
12. Pencegahan
Khitan (circumcision) ditetapkan sebagai pencegah (prophylactic)
yang efektif untuk kanker penis. Perlu diketahui, kanker penis ditemukan
lebih sering ketika khitan/sunat ditunda hingga pubertas. Khitan saat
dewasa hanya sedikit bahkan tidak memberikan proteksi dari kanker penis
(Asrul, 2010).
13. Komplikasi
Sedikit komplikasi bedah yang dijumpai pada eksisi tumor
primer, penectomy partial atau complete, misalnya :
Infeksi & Edema
14. Prognosis
Keberhasilan pengobatan tergantung pada stadium, lokasi, dan
besarnya kanker. Jika terdeteksi secara dini, kanker penis dapat
disembuhkan dengan prognosis lebih baik. (Sylvia & Price, 2006)