Anda di halaman 1dari 19

BAB I

Ca Penis Page 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Kanker adalah kelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan dan
penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali (Kaplan, Salis & Patterson, 1993).
Dalam keadaan normal, sel akan membelah diri jika ada penggantian sel- sel yang
rusak dan telah mati. Sel kanker akan bertumbuh secara abnormal diluar kendali
dan akan menyerang (tumbuh) ke dalam jaringan lain. (American Cancer Society)
Kanker diklasifikasikan berdasarkan jenis jaringan dimana sel kanker itu
berasal atau berdasarkan lokasi tubuh dimana kanker itu berkembang. Keganasan
yang ditemukan pada kulit dan jaringan penis disebut kanker penis. (American
Society of Clinical oncology)

2. Anatomi
Sistem reproduksi pria terdiri dari struktur luar dan struktur dalam.
Struktur luar terdiri dari penis, skrotum dan testis. Sedangkan struktur dalam
terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesika seminalis
(Medicastore).

Ca Penis Page 2
Penis terdiri dari akar (menempel pada dinding perut), badan (merupakan bagian
tengah dari penis), dan glans penis. Bagian utama dari Penis disebut meatus, dan
kepala penis disebut glans (American Cancer Society, 2012). Lubang uretra yaitu
saluran tempat keluarnya semen dan air kemih, terdapat di ujung glans penis.
Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disirkumsisi, preputium
(kulit depan) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

Gambar 2.1.Anatomi Sistem Reproduksi Pria ( dikutip dari Netter, 2006)

Penis adalah organ seksual dan reproduksi pria yang diselubungi oleh kulit
bagian kepala dan prepusium. Penis berbentuk bulat memanjang dan memiliki
ujung berbentuk seperti kerucut (Glans penis) yang dipenuhi serabut saraf
sehingga akan membuat penis menjadi sangat peka dan sensitif.
Penis terdiri dari 3 bagian yaitu 2 corpus cavernosum uretra, dan pada
ujung penis membentuk preputium. Corpus penis terdiri dari 2 corpus cavernosus
lateral, 1 corpus spongiosum medial dan mengelilingi uretra (Manski, 2012).
Korpus kavernosum uretra melebar pada ujungnya, membentuk glans
penis. Korpus kavernosa dibungkus oleh lapisan jaringan ikat padat kuat, yaitu
tunika albuginea. Di dalam setiap korpus yang terbungkus oleh tunika albuginea
terdapat jaringan erektil yang berupa jaringan kavernus (berongga) seperti spon.
Jaringan ini terdiri atas sinusoid atau rongga lakuna yang dilapisi oleh endotelium
dan otot polos kavernosus. Rongga lakuna ini dapat menampung darah yang
cukup banyak sehingga menyebabkan ketegangan batang penis (Purnomo, 2011).

Ca Penis Page 3
Korpus kavernosa penis dan uretra terdiri atas jaringan erektil ruang-ruang
venosa yang dilapisi oleh sel- sel endotel utuh dan dipisahkan oleh trabekula yang
terdiri atas serat- serta jaringan ikat dan sel- sel otot polos.

Gambar 2.2. Anatomi Penis ( dikutip dari Junqueira et al, 1998)

Preputium adalah lipatan kulit retraktil yang mengandung jaringn ikat


dengan otot polos di bagian dalamnya. Kelenjar sebasea terdapat di lipatan dalam
dan pada kulit yang menutupi glans. Sebagian besar uretra penis dilapisi oleh
epitel bertingkat silindris; tetapi dalam glans penis, menjadi epitel berlapis
gepeng.
Kelenjar Littre pengsekresi lendir terdapat di sepanjang uretra penis.
Ereksi terjadi karena rangsangan yang membuat darah dalam jumlah besar
mengalir dan memenuhi pembuluh darah penis sehingga penis menjadi besar,
tegang dan keras (Junqueira et al, 1998).

Gambar 2.3 Normal (dikutip dari Junquiera, 1998)


Gambar 2.4 Squamous cell carcinoma ( dikutip dari Eble et al, 2004)

Gambar 2.5 Melanoma ( dikutip dari Eble et al, 2004)

Gambar 2.6. Basal cell carcinoma ( dikutip dari Eble et al, 2004)
3. Epidemiologi
Kanker penis merupakan keganasan yang jarang terjadi. Kanker penis
lebih sering terjadi pada beberapa bagian Asia, Afrika, dan Amerika Selatan,
mencapai hingga 10% dari kanker pada pria, dibandingkan di Amerika Serikat
(American Society of Clinical Oncology, 2012). Berdasarkan data statistik dari
American cancer society, diperkirakan 1.570 orang di Amerika Serikat akan
didiagnosa kanker penis. Angka kematian diperkirakan mencapai 310 orang
akibat kanker ini.
Persentase orang- orang yang bertahan hidup hingga lima tahun setelah
terdeteksi penyakit ini ( tidak termasuk mereka yang meninggal akibat penyakit
lain) dengan kanker penis yang belum menyebar yaitu 85 % Jika kanker telah
menyebar di dekat penis (penyebaran lokal), tingkat kelangsungan hidup lima
tahun adalah 59 %. Jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh (penyebaran
jauh), tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 11 %. Perkiraan ini
berdasarkan data dari ribuan orang dengan kanker ini, namun resiko sebenarnya
mungkin berbeda bagi individu tertentu. ( American Cancer Society publication,
Cancer fact and figure, 2012).
Kanker penis terhitung sekitar 0,4- 0,6 % dari seluruh keganasan di
Amerika Serikat dan Eropa (Lucky et al, 2009). Lebih dari 95% kanker penis
adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Doraiswamy et al, 2010). Di negara-negara
dimana sunat pada bayi adalah umum, seperti Israel dan Amerika Serikat,
kejadian karsinoma skuamosa penis rendah. Di perkotaan India, kejadian kanker
penis berkisar 0,7-2,3 kasus per 100.000 pria. Di pedesaan India, tingkat
kejadiannya adalah 3 kasus per 100.000 pria . Menurut data dari The National
Cancer Institutes Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER),
ditemukan bahwa kejadian kanker penis telah menurun selama 3 dekade terakhir.
Kanker penis sangat jarang pada pria yang disunat, terutama jika mereka
disunat pada saat neonatus. Hubungan antar kanker serviks pada wanita yang
memiliki pasangan dengan kanker penis telah diamati, dan ada bukti yang
menunjukkan bahwa pasien yang terinfeksi HPV tipe 16, 18, 31 dan 33 dapat
mencetuskan kanker penis pada pasangannya melalui berhubungan seksual.
Kanker ini cenderung menjadi penyakit pada orang tua dan insidennya
meningkat secara tiba- tiba pada dekade keenam dan memuncak pada usia 80
tahun.
4. Etiologi

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker penis.
Diduga penyebabnya adalah smegma (cairan berbau yang menyerupai keju, yang
terdapat di bawah kulit depan glans penis). Tetapi penyebabnya yang pasti tidak
diketahui.
Pria tidak disunat yang tidak menjaga kebersihan daerah di bawah kulit
depan glans penis dan pria yang pernah menderita herpes genitalis memiliki
resiko tinggi menderita kanker penis.

Beberapa hal diketahui menjadi faktor resiko penyakit ini, diantaranya :


Usia tua.
Usia tua insiden meningkat (85 tahun : 9,2 %).
Pria yang tak menjalani sunat. Sirkumsisi dilakukan untuk
membantu mencegah infeksi human papillomavirus (HPV).
Kebersihan daerah kemaluan yang tak terjaga. Pria yang
menghindari personal hygiene tubuh akan meningkatkan risiko terkena
kanker.
Infeksi Human Papilloma Virus, biasanya tertular melalui
hubungan intim bebas
Penggunaan produk tembakau.
Laki-laki yang kebiasaan mengunyah tembakau dan produk-
produk terkait berada pada risiko lebih tinggi terkena kanker.
Kondisi fimosis atau tertutupnya saluran pembuangan akibat
lubang pada kulit bagian depan yang menutup sehingga sulit buang air
kecil.

5. Patofisiologi
Kanker penis biasanya dimulai sebagai lesi kecil pada glans atau
kepala penis. Kanker penis berkisar dari putih-abu-abu, tidak teratur,
exophytic, massa endofit datar dan ulserasi. Sel kanker berangsur-angsur
tumbuh secara lateral di sepanjang permukaan penis dan bisa menutupi
seluruh kelenjar serta preputium sebelum menyerang corpora dan
keseluruhan batang penis. Semakin luas lesi, semakin besar kemungkinan
invasi lokal dan metastasis nodal. Kanker penis mungkin papilari dan
exophytic atau datar serta ulseratif. Jika kanker penis ini tidak diobati
secara dini makan dapat terjadi autoamputasi.
Lesi papilaris dan colitis memiliki tingkat pertumbuhan yang
serupa, tetapi lesi ulseratif cenderung bermetastasis ke kelenjar getah
bening dan hal ini berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup
dimana lebih rendah dari 5 tahun. Ukuran kanker yang lebih besar dari 5
cm dan melibatkan lebih dari 75% dari poros tersebut berasosiasi dengan
prevalensi tinggi metastasis nodal dan tingkat kelangsungan hidup lebih
rendah, tetapi hubungan yang konsisten antara ukuran kanker, kehadiran
metastasis inguinal node, dan kelangsungan hidup belum diidentifikasi.
Fasia Buck, yang mengelilingi corpora, bertindak sebagai penghalang
sementara. Jika kanker telah menembus fasia Buck dan albuginea tunika,
kanker telah dapat menyebar ke pembuluh darah dan bahkan secara
sistemik. Metastasis ke kelenjar getah bening femoral dan inguinal adalah
jalur awal untuk penyebaran kanker penis. Oleh karena, crossover kelenjar
getah bening maka sel kanker dapat menyebar secara bilateral ke kedua
kelenjar getah bening inguinalis.
Metastase pada simpul-simpul daerah inguinal menyebabkan
terjadinya nekrosis kulit, infeksi kronis, dan, akhirnya kematian akibat
dari sepsis atau perdarahan sekunder terhadap erosi ke dalam pembuluh
femoral. Metastase jauh dari sel kanker dapat menyerang hati, tulang,
paru-paru, atau otak. Karsinoma penis terjadi secara progresif dan terbukti
berakibat fatal pada pasien yang tidak diobati dalam waktu 2 tahun
(Brosman, 2011).

Gambar 2. Tahap-tahap terjadinya kanker

6. Klasifikasi
Klasifikasi Patologi menurut TNM (tumor, nodus, metastase). Berdasarkan
lokasi tumor primer (Lucky, 2011).
Tumor primer (T)
Tx Tumor primer tak dapat dinilai
T0 Belum menemukan tumor primer
Tis Karsinoma in situ
Ta Karsinoma verukosa noninfiltratif
T1 Tumor menginvasi jaringan ikar
bawah kulit
T2 Tumor menginvasi korpus
kavernosa penis atau korpus
kavernosa uretral
T3 Tumor menginvasi uretra atau
prostat
T4 Tumor menginvasi jaringan sekitar

Kelenjar linfe regional (N)


Nx Kelenjar linfe regional tak dapat
dinilai
N0 Belum menemukan kelenjar linfe
regional
N1 Metastasis soliter kelenjar linfe
inguinal superfisial
N2 Metastasis multipel atau bilateral
kelenjar linfe inguinal superfisial
N3 Metastasis unilateral atau bilateral
kelenjar linfe inguinal profunda
atau metastasis kelenjar linfe
kavum pelvis.

Metastasis Jauh (M)


Mx Metastasis jauh tak dapat dinilai
M0 Belum menemukan metastasis jauh
M1 Metastasis jauh

7. Stadium

1. .Stadium 0 ( Carcinoma in Situ)


Pada stadium 0, sel yang abnormal atau pertumbuhan yang terlihat seperti
kutil ditemukan pada permukaan kulit penis.
2. Stadium I
Pada stadium I, kanker telah terbentuk dan menyebar ke jaringan ikat di
bawah kulit penis. Kanker belum menyebar ke pembuluh getah bening atau
pembuluh darah.
3. Stadium II
Pada stadium II, kanker telah menyebar ke jaringan ikat di bawah kulit penis.
Kanker juga telah menyebar ke pembuluh getah bening atau pembuluh darah.
4. Stadium III
Dibagi menjadi tahap IIIa dan tahap IIIb.
Pada tahap IIIa, kanker telah menyebar ke satu kelenjar getah bening di
selangkangan. Kanker juga telah meyebar ke jaringan ikat di bawah kulit
penis. Kanker mungkin juga telah menyebar ke pembuluh getah bening
atau pembuluh darah.
Pada tahap IIIb, kanker telah menyebar ke lebih dari satu kelenjar getah
bening di salah satu sisi selangkangan atau ke kelenjar getah bening pada
kedua sisi pangkal paha. Kanker juga menyebar ke jaringan ikat di bawah
kulit penis.
5. Stadium IV
Pada stadium IV, kanker telah menyebar ke jaringan dekat penis seperti
prostat, dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di paha atau
panggul, atau pada satu atau lebih kelenjar getah bening di panggul, atau
kanker telah metastasis

8. Jenis Jenis Kanker Penis

(a) Kanker sel skuamosa


Jenis ini merupakan jenis yang paling umum dari kanker penis. Kanker sel
skuamosa dapat berkembang dibagian mana saja pada penis, yang paling
umum yaitu pada glans penis (kepala penis) dan kulup ( pada pria yang tidak
sirkumsisi).
(b) Adenokarsinoma
Tipe ini bermula pada sel- sel kelenjar penghasil keringat di kulit penis. Tipe
ini lebih jarang dibandingkan kanker sel skuamosa.
(c) Melanoma
Melanoma ini berkembang dari sel- sel pada kulit yang memberikan
warnanya. Melanoma biasanya berkembang pada area tubuh yang terpapar
sinar matahari, namun beberapa berkembang pada tempat- tempat yang tidak
langsung terpapar sinar matahari.
(d) Kanker sel basal penis
Kanker ini berkembang dari sel-sel basal, ditemukan pada lapisan kulit
terdalam. Area yang terpapar sinar matahari merupakan tempat
berkembangnya. Tipe ini perkembangannya sangat lambat dan sangat jarang
menyebar ke bagian tubuh lain.
(e) Sarkoma
Bermula pada jaringan ikat tubuh yaitu seperti tulang, lemak, otot dan tulang
rawan. Jenis sarkoma sangat jarang ditemukan, berkembang dengan cepat.
9. Diagnosa
Dalam kebanyakan kasus, tanda pertama dari kanker penis adalah
perubahan kulit penis. Kulit bisa berubah warna menjadi lebih tebal. Adanya
suatu ulkus (luka) atau benjolan di penis juga dapat ditemukan pada penderita.
Gejala lainnya adalah luka pada penis, luka terbuka pada penis dan nyeri penis
serta perdarahan pada penis (pada stadium lanjut).
Kanker ini paling sering pertama kali bermetastase ke kelenjar getah
bening di selangkangan. Hal ini menyebabkan kelenjar getah bening menjadi
bengkak. Benjolan nya mudah dirasakan di bawah kulit. Tanda- tanda dan
gejala tersebut tidak selalu berarti kanker penis. Bisa disebabkan juga oleh
adanya infeksi.
Diagnosa awal pada kanker penis dapat dilakukan melalui anamnesa
yang lengkap dengan pasien untuk mengetahui gejala klinis serta faktor- faktor
resiko yang mungkin dimiliki pasien. Pemeriksaan fisik pada alat genital juga
dapat dilakukan, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti X-Ray, CT-Scan
ataupun Ultrasound, lalu aspirasi biopsi dan biopsi. Biopsi dilakukan untuk
membantu diagnosa dokter secara akurat.
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi :
- Tampak adanya bengkak pada penis
- Tampak adanya perubahan warna pada penis
- Tampak adanya kutil pada kulit penis
- Tampak adanya lesi pada penis
- Tampak adanya massa, ulceration, suppuration, atau perdarahan
(hemorrhage) di daerah lipat paha (inguinal) karena nodal
metastases.
- Tampak adanya nekrosis pada preputium dan berbau tak sedap.
- Klien tampak meringis akibat nyeri
- Apabila kanker sampai metastase jauh maka klien tampak kurus
dan lemah.
- Klien tampak pucat.
b. Palpasi :
- Adanya massa pada daerah inguinal.
- Nyeri tekan pada daerah inguinal

Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium:
a. Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus (specific) atau
petanda tumor (tumor markers) pada kanker penis.
b. Pemeriksaan umum, meliputi: hitung darah lengkap, pemeriksaan
kimia dengan tes fungsi hati (a chemistry panel with liver
function tests), dan penilaian (assessment) status jantung, paru-
paru, dan ginjal, sangat membantu untuk mendeteksi masalah
yang tak terduga.
c. Pasien dengan penyakit yang parah dapat anemis, dengan
leukocytosis dan hypoalbuminemia.
d. Hypercalcemia ditemukan pada beberapa pasien saat ketiadaan
penyebaran (absence of metastases).
- Prosedur diagnostik:
a. Biopsi
Tes diagnostik yang paling penting adalah biopsi. Biopsi
diperlukan untuk menentukan perluasan tumor sehingga dapat
direncanakan pengobatannya. Biopsi adalah pengangkatan dalam
jumlah kecil jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop. Tes-
tes lain juga dapat mengindikasikan kanker yang ada, tetapi hanya
biopsi yang dapat membuat diagnosis pasti. Biopsi kelenjar getah
bening sentinel adalah jenis lain dari biopsi. Hal ini penting untuk
mengetahui apakah sel-sel kanker telah menyebar ke daerah lain
di luar penis. Dalam teknik ini, dokter menghapus satu atau
beberapa kelenjar getah bening sentinel-node pertama ke dalam
sistem getah bening yang mengalir dekat dengan nodul untuk
memeriksa sel-sel kanker. Dalam kasus kanker penis, kelenjar
getah bening sentinel terletak tepat di bawah kulit di pangkal
paha. Jika sel kanker yang terdeteksi, itu berarti bahwa penyakit
ini mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening lain di
wilayah ini atau di luar melalui pembuluh darah dan getah bening.
b. Imaging Modalitas
Direkomendasikan untuk:
Mengetahui staging dari penyakit
Untuk menentukan tindak lanjut pasien
Untuk menilai penyebaran (metastase) sel kanker
c. USG
USG dilakukan untuk:
Menilai keadaan, luas dan resectability kanker penis.
Penilaian terhadap kelenjar getah bening.
Mendeteksi adanya metastase
d. CT SCAN
CT SCAN dilakukan untuk:
Penilaian kelenjar getah bening
Limited utilitas di lesi primer
e. MRI
Paling akurat dalam mendeteksi penyakit primer dan
nodal. MRI menggunakan medan magnet, bukan x-ray,
untuk menghasilkan gambar rinci dari tubuh. Sebuah
media kontras dapat disuntikkan ke pembuluh darah
pasien untuk menciptakan gambaran yang lebih jelas.
f. Tomography Emisi Positron (PET) scan.
PET scan adalah cara untuk membuat gambar organ dan
jaringan dalam tubuh. Sejumlah kecil zat radioaktif
disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Zat ini diserap
terutama oleh organ dan jaringan yang menggunakan
energi. Karena kanker cenderung untuk menggunakan
energi secara aktif, menyerap lebih dari zat radioaktif.
Scanner kemudian mendeteksi zat ini untuk menghasilkan
gambar dari bagian dalam tubuh. Beberapa dokter akan
menggunakan PET scan untuk mencari bukti penyebaran
kanker penis, meskipun tidak secara khusus disetujui
untuk menggunakan ini. Hal ini diketahui bermanfaat
dalam stadium kanker paru-paru skuamosa dan
kerongkongan, dan meningkatkan pengalaman yang pada
akhirnya dapat menjadi alat yang lebih standar dalam
mendiagnosis kanker penis (Dito Anurogo, 2008).

10. Manifestasi Klinik


Gejalanya berupa:
a. Bengkak pada penis meskipun tidak dalam kondisi ereksi.
b. Terdapat tanda-tanda radang seperti nyeri atau terdapat luka
pada penis dengan sebab yang tidak jelas.
c. Lesi yang sulit sembuh, disertai subtle induration pada kulit,
pertumbuhan kecil di kulit (a small excrescence), papula, pustula,
tumbuhnya kutil atau veruka (a warty growth), atau
pertumbuhan exophytic.
d. Perubahan warna pada kulit penis juga dapat menjadi tanda
awalnya.
e. Terdapat benjolan pada lipat paha, artinya terjadi pembesaran
kelenjar getah bening pada daerah tersebut. Terkadang ditemukan
suatu massa, ulceration, suppuration, atau perdarahan (hemorrhage) di
daerah lipat paha (inguinal) karena nodal metastases. Kondisi ini
menandakan bahwa stadium kanker sudah dalam taraf lanjut.
f. Nyeri penis dan perdarahan dari penis (pada stadium lanjut).
g. Penderita dengan kanker yang telah menyebar luas
(advanced metastatic cancer) dapat mengeluhkan lemah (weakness),
penurunan berat badan (weight loss), kelelahan (fatigue), lesi
pada penis kemungkinan dapat berdarah.
h. Banyak pria tidak periksa ke dokter sampai kanker mengerosi
(eroded) preputium dan menjadi berbau tidak sedap karena infeksi dan
nekrosis.

Gambar 3. Kanker penis

11. Penatalaksanaan
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergandung kepada lokasi dan
beratnya tumor, antara lain:
a. Terapi Medikamentosa
Neoplasma intraepitel seperti Bowen disease atau erythroplasia of
Queyrat dapat diterapi dengan topical 5-fluorouracil.
b. Pembedahan
Pembedahan yang paling sering dilakukan untuk
pengobatankanker penis adalah :
1) Eksisi local
Dilakukan jika kanker masih terbatas pada penis dan masih kecil.
2) Microsurgery
Adalah pembedahan pada tumor penis dengan mikroskop untuk
menghilangkan jaringan tumor dan mempertahankan jaringan yang
sehat sekecil mungkin.
3) Bedah laser
Merupakan pembedahan dengan menggunakan sinar laser untuk
membakar atau memotong sinar laser. Bedah laser (Laser surgery)
digunakan pada pasien dengan lesi jinak (benign) dan ganas
(malignant) yang ada di permukaan (superficial). Terapi ini telah
diterapkan pada kasus-kasus local and limited invasive disease.
Empat tipe laser yang digunakan dalam bedah laser, yaitu: carbon
dioxide, argon, dan potassium-titanyl phosphate (KTP) lasers.
4) Sirkumsisi
Sirkumsisi adalah memotong ujung kulit penis yang
terkena kanker. Pada pasien dengan tumor yang berukuran kecil
yang terbatas pada preputium, cukup dengan khitan (sirkumsisi).

Gambar 4. Sirkumsisi
5) Penektomi
Penektomi adalah pemotongan penis sebagian atau total.
Penectomi merupakan pengobatan yang tepat untuk kanker penis.
Jika tumornya terbatas pada daerah kecil di ujung penis, dilakukan
penektomi parsial (pengangkatan sebagian kecil penis). Untuk
stadium lanjut dilakukan penektomi total disertai uretrostomi
(pembuatan lubang uretra yang baru di daerah perineum).
Amputasi sebagian (amputasi parsial) cocok jika kanker meliputi
glans penis dan bagian distal penis saat ereksi (distal shaft).
Pada beberapa situasi/keadaan, local wedge resection dapat
dikerjakan dengan mudah, ini berhubungan dengan rata-rata
rekurensi sebesar 50%. Jika surgical resection baik dengan wedge
maupun partial penectomy tidak memberikan kebebasan yang
cukup (adequate margin), maka strategi total penectomy haruslah
dipertimbangkan. Jika sebagian sisa penis (residual penis) dan
urethra tidak cukup bagi pasien untuk kencing sambil berdiri,
maka dapat dilakukan tindakan perineal urethrostomy.

Gambar 5. Post Operasi Penektomi

6) Mohs micrographic surgery (MMS)


Teknik bedah lainnya adalah Mohs micrographic surgery (MMS),
yang dapat dipakai (applicable) untuk pasien
dengan noninvasive disease.
c. Kemoterapi
Kemoterapi bisa dilakukan sebagai tambahan terhadap pengangkatan
tumor. Obat-obatan yang paling banyak digunakan antara lain:
cisplatin, bleomycin, methotrexate, dan fluorouracil.
d. Terapi Radiasi/Radioterapi
Radioterapi perupakan pengobatan pelengkap dari pembedahan yang
bertujuan mengurangi resiko kekambuhan/rekurensi. Pada stadium
lanjut kombinasi pembedahan, kemoterapi dan radioterapi mungkin
diperlukan.
Macamnya:
1. External beam radiation therapy
2. Brachytherapy
Indikasi terapi radiasi:
1. Pria muda dengan kanker pada glans atau coronal sulcus
dengan ukuran kecil (<3 cm), superficial, lesi exophytic,
atau noninvasive.
2. Pasien menolak tindakan bedah atau datang dengan metastatic
disease dan memerlukan terapi "palliative". Khitan/sunat
(circumcision) direkomendasikan sebelumnya untuk memulai
terapi radiasi untuk kanker yang melibatkan/menyertai preputium
(kulup zakar).
Terapi radiasi memiliki kekurangan. Squamous cell
carcinomas cenderung resistant, dan dosis untuk high tumor yaitu
0.6 Gy yang diperlukan untuk merawat tumor dapat menyebabkan
urethral fistulae, strictures, penile necrosis, nyeri, dan edema.
Jika kanker terinfeksi, maka efek terapi dapat berkurang, sedangkan
risiko terjadinya komplikasi akan meningkat.
Terapi radiasi dilakukan setelah pengangkatan tumor yang terlokalisir
dan tumor yang belum menyebar. Efek samping dari terapi radiasi
adalah nafsu makan berkurang, lelah, reaksi kulit (misalnya iritasi dan
kemerahan), cedera atau luka bakar pada rektum, sistitis dan
hematuria. Radiasi biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama
6-8 minggu. (Asrul, 2010).

11.1 Penatalaksanaan berdasarkan stadium tumor :


1) Sirkumsisi.
Terbatas pada lesi superfisial, noninvasif terbatas pada/di preputium.
2) Partial panectomy.
Pilihan untuk lesi distal (amputasi 2 cm dari tepi tumor).
3) Total panectomy dengan oerineal urethrostomy.
Lesi proximal, ada infiltasi ke profunda.

12. Pencegahan
Khitan (circumcision) ditetapkan sebagai pencegah (prophylactic)
yang efektif untuk kanker penis. Perlu diketahui, kanker penis ditemukan
lebih sering ketika khitan/sunat ditunda hingga pubertas. Khitan saat
dewasa hanya sedikit bahkan tidak memberikan proteksi dari kanker penis
(Asrul, 2010).

13. Komplikasi
Sedikit komplikasi bedah yang dijumpai pada eksisi tumor
primer, penectomy partial atau complete, misalnya :
Infeksi & Edema

14. Prognosis
Keberhasilan pengobatan tergantung pada stadium, lokasi, dan
besarnya kanker. Jika terdeteksi secara dini, kanker penis dapat
disembuhkan dengan prognosis lebih baik. (Sylvia & Price, 2006)

Anda mungkin juga menyukai