Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
mata kuliah Biologi Perikanan semester genap
Disusun oleh:
Riani A. Nurhasanah 230110130003
Rambo 230110130021
Sheila Andhani 230110130053
Kelas:
Perikanan A / Kelompok 4
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir praktikum Biologi Perikanan yang berjudul Analisis Aspek Biologi
(Pertumbuhan, Reproduksi, Dan Kebiasaan Makan) Ikan Mas (Cyprinus carpio).
Laporan akhir praktikum ini merupakan tugas mata kuliah Biologi Perikanan.
Proses penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan laporan
akhir praktikum ini terutama kepada yang terhormat:
1. Ibu Dra. Titin Herawati M. Si selaku koordinator mata kuliah Biologi
Perikanan.
2. Ibu Dra. Ayi Yustiawati M.Sc dan Ibu Dr. Yuli Andriani, S.Pi, M.P.
selaku dosen mata kuliah Biologi Perikanan.
3. Tim asisten laboratorium yang telah membantu dan mengarahkan dalam
kegiatan praktikum Biologi Perikanan.
4. Teman-teman kelas Perikanan A yang telah membantu dalam pembuatan
laporan praktikum ini.
5. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan moral dan materiil dalam proses penyelesain laporan
praktikum ini.
Semoga bantuan, kebaikan dan dukungan yang telah diberikan kepada
penulis selama penyelesaian tugas ini mendapat balasan yang tiada terkira dari
Tuhan Yang Maha Esa. Penyusun menyadari bahwa laporan akhir praktikum ini
masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna. Akhir kata, kami
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jatinangor, Maret 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ v
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2.Tujuan Praktikum ..................................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Ikan Mas ................................................................................ 3
2.1.1. Klasifikasi Ikan Mas ........................................................................... 3
2.1.2. Habitat dan Distribusi Ikan Mas .......................................................... 3
2.2. Hubungan Panjang Berat ........................................................................ 4
2.3. Tingkat Kematangan Gonad ................................................................. 5
2.4. Indeks Kematangan Gonad .................................................................... 7
2.5. Fekunditas .............................................................................................. 8
2.6. Posisi Inti Telur ...................................................................................... 9
2.7. Kebiasaan Makan ................................................................................... 9
III METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................... 12
3.2. Alat dan Bahan ...................................................................................... 12
3.2.1. Alat ..................................................................................................... 12
3.2.2. Bahan ................................................................................................. 12
3.3. Prosedur Kerja ....................................................................................... 13
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ..................................................................................................... 14
4.2. Analisa Data dan Perhitungan ............................................................... 35
4.3. Pembahasan ........................................................................................... 41
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 44
5.2. Saran ...................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 45
LAMPIRAN ................................................................................................ 46
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Tujuan Praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Ukuran ikan ditentukan berdasarkan panjang atau beratnya. Ikan yang lebih
tua, umumnya lebih panjang dan gemuk. Pada usia yang sama, ikan betina
biasanya lebih berat dari ikan jantan. Pada saat matang telur, ikan mengalami
penambahan berat dan volume. Setelah bertelur beratnya akan kembali turun.
Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan
dilingkungan hidupnya (Poernomo, 2002 ).
Pengukuran panjang ikan dalam penelitian biologi perikanan hendaknya
mengikuti suatu ketentuan yang sudah lazim digunakan. Dalam hal ini panjang
ikan dapat diukur dengan menggunakan sistem metrik ataupun sistem lainnya
(Effendie, 1979). Faktor kondisi ini menunjukan keadaan ikan, baik dilihat dari
kapasitas fisik maupun dari segi survival dan reproduksi. Dalam penggunaan
secara komersial, pengetahuan kondisi ikan dapat membantu untuk menentukan
kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia agar dapat dimakan. Faktor
kondisi nisbih merupakan simpangan pengukuran dari sekelompok ikan tertentu
dari berat rata-rata terhadap panjang pada kelompok ikan tertentu dari berat rata-
rata terdapat panjang gelombang umurnya, kelompok panjang atau bagian dari
populasi (Weatherley, 1972 dalam Yasidi,dkk 2005).
2.3. Tingkat Kematangan Gonat (TKG)
Kematangan gonad ikan pada umumnya adalah tahapan pada saat
perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi,
sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan
mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan
cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Menurut Effendie
(2002), pertambahan bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad
dapat mencapai 10 25 persen dari bobot tubuh, dan pada ikan jantan 5 10
persen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa semakin bertambahnya tingkat
kematangan gonad, telur yang ada dalam gonad akan semakin besar. Pendapat ini
diperkuat oleh Kuo et al. (1979) bahwa kematangan gonad pada ikan dicirikan
dengan perkembangan diameter rata-rata telur dan pola distribusi ukuran telurnya.
Pengamatan kematangan gonad pada ikan dilakukan dengan dua cara,
yaitu cara histologi pengamatan di laboratorium berupa pembendahan sehingga
5
dapat diketahui anatomi perkembangan gonad secara jelas dan mendetail. Cara
yang lainnya yaitu cara morfologi yang dapat dilakukan di laboratorium atau di
lapangan. dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat kematangan gonad ini
adalah bentuk, ukuran, panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad
yang dapat terlihat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kematangan gonad pada
ikan yaitu spesies, umur dan ukuran. Secara umum dapat dikatakan bahwa ikan-
ikan yang mempunyai ukuran maksimum kecil dan jangka waktu hidup pendek,
akan mencapai kedewasaan pada umur yang lebih muda daripada ikan yang
mempunyai ukuran maksimum lebih besar. Ikan seribu (Lebistes) mencapai
kematangan seksual pada umur kurang dari satu tahun, pada panjang kurang dari 3
cm. Banyak ikan-ikan yang mencapai kedewasaan pada umur satu tahun. Tetapi
banyak pula spesies ikan yang mencapai kematangan seksual pertama kali pada
umur dua sampai lima tahun, dengan panjang 8-30 cm bahkan lebih.
Umumnya pertambahan berat gonad ikan betina sebesar 10-25% dari berat
tubuhnya, dan jantan sebesar 5-10%. Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama
kali gonadnya menjadi masak tidak sama ukurannya. Alat-alat reproduksi yang
bekerja antara lain adalah testes pada ikan jantan dan ovarium pada ikan betina.
Pembagian tahap perkembangan gonad, telah dilakukan oleh banyak
peneliti, dan beberapa peneliti memiliki perbedaan tentang tahapan perkembangan
gonad ini, tergantung pada jenis ikan yang ditelitinya. Dari beberapa jenis tingkat
kematangan gonad yang dikemukakan pebeliti, tingkat kematangan gonad
menurut Kesteen (Bagenal dan Braum, 1968) adalah yang sering dipakai menjadi
acuan, diantaranya yaitu,
Dara, organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung.
Testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna
babu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
Dara berkembang, Testes dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya
setengah atau lebih sedikit dari rongga bawah. Telur satu persatu dapat
terlihat dengan kaca pembesar.
6
Perkembangan I, testes dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna
kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad kira-kira mengisi
setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat seperti serbuk putih.
Perkembangan II, testes berwarna purih kemerah-merahan. Tidak ada
sperma jika bagian perut ditekan. Ovarium berwarna orannge kemerah-
merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium
kira-kira berisi duapertiga ruang bawah.
Bunting, organ seksual mengisi ruang bawah, testes berwarna putih, keluar
tetesan sperma kalo perutnya ditekan, telur bentuknya bulat beberapa
daripadanya jernih dan masak.
Mijah, telur dan sperma keluar dengan sedikit teknan ke perut.
Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat
telur tinggal di dalam ovarium.
Mijah/Salin, gonad belum kososong sama sekali. Tidak ada telur yang
bulat telur.
Salin, testes dan ovarium kosong berwarna merah. Beberapa telur sedanga
ada dalam keadaan dihisap kembali.
Pulih Salin, Testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.
Pada ikan hermapodrit protogini (seperti belut), ikan yang sama dari betina
fungsional akan berubah menjadi ikan jantan fungsional. Tanda meorfologi
petunjuk ciri seksual sekunder tidak didapatkan kecuali ukuran besar ikan. Tan
dan Tan, kemudian menelaah perkembangan ikan jenis ini, dan membuat
klasifikasi perkembangan perubahan ontogenesis menjadi 10 kelas. Kelas 1
merupakan gonad ikan yang tidak masak.
7
Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari
reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil
metabolisme tertuju kepada perkembangan gonad. Peningkatan bobot ovarium
dan testis tergantung kepada ketersedian pakan, karena bahan baku dalam proses
pematangan gonad terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Reproduksi sendiri
dimulai sejak terjadinya perkembangan gonad untuk siap memproduksi sel telur
atau sperma hingga hadirnya individu baru. Adapun prosesnya meliputi
pematangan gonad, pematangan gamet, perkawinan dan pemijahan, pembuahan
dan awal perkembangan, serta penetasan (Fujaya, 2002)
2.5. Fekunditas
Fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting
dalam biologi perikanan. Fekunditas ikan telah dipelajari bukan saja merupakan
salah satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada hubungannya dengan
studi dinamika populasi, sifat-sifat rasial, produksi dan persoalan stok-rekruitmen.
Dari fekunditas secara tidak langsung kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang
akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang
bersangkutan. Dalam hubungan ini tentu ada faktor-faktor lain yang memegang
peranan penting dan sangat erat hubungannya dengan strategi reprodusi dalam
rangka mempertahankan kehadiran spesies itu di alam.
Selain itu, fekunditas merupakan suatu subyek yang dapat menyesuaikan
dengan bermacam-macam kondisi terutama dengan respons terhadap makanan.
Jumlah telur yang dikeluarkan merupakan satu mata rantai penghubung antara
satu generasi dengan generasi berikutnya, tetapi secara umum tidak ada hubungan
yang jelas antara fekunditas dengan jumlah telur yang dihasilkan. Fekunditas atau
jumlah telur ikan mas 85.000-125.000 dan diameternya 0,3-1,5 mm. Induk ikan
mas jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang
betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxosporea.
Kisaran toleransi pH-nya 5,5-8,5.
8
2.6. Posisi Inti Telur
Chinabut et al. (1991) membagi oosit dalam 6 kelas untuk Cyprinus carpio,
dimana stadia nukleolus dan perinukleolus dikategorikan sebagai stadium
pertama, dan setiap stadium dicirikan sebagai berikut:
stadium 1 : Oogonia dikelilingi satu lapis set epitel dengan pewarnaan
hematoksilin-eosin plasma berwarna merah jambu, dengan inti yang besar
di tengah.
stadium 2 : Oosit berkembang ukurannya, sitoplasma bertambah besar, inti
biru terang dengan pewarnaan, dan terletak masih di tengah sel. Oosit
dilapisi oleh satu lapis epitel.
stadium 3 : Pada stadium ini berkembang sel folikel dan oosit membesar
dan provitilin nukleoli mengelilingi inti.
stadium 4 : Euvitilin inti telah berkembang dan berada disekitar selaput
inti Stadium ini merupakan awal vitelogenesis yang ditandai dengan
adanya butiran kuning telur pada sitoplasma. Pada stadium ini, oosit
dikelilingi oleh dua lapis sel dan lapisan zona radiata tampak jelas pada
epitel folikular.
stadium 5 : Stadia peningkatan ukuran oosit karena diisi oleh kuning telur.
Butiran kuning telur bertambah besar dan memenuhi sitoplasma dan zona
radiata terlihat jelas.
stadium 6 : Inti mengecil dan selaput inti tidak terlihat, inti terletak di tepi.
Zona radiata, sel folikel, dan sel teka terlihat jelas.
9
populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap
makanan, dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi
tersebut. Adanya makanan di perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotic
seperti di atas ditentukan pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang
an luas permukaan. Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan
biasanya tergantung pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan
umur ikan, musim serta habitat hidupnya. Kebiasaan makan ikan meliputi
jenis,kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan (Lagler,1972).
Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dapat digolongkan dalam
jenis herbivora, karnivora, ataupun omnivora. Ikan herbivora adalah ikan
pemakan tumbuh-tumbuhan, misalnya ikan lele, ikan karnivora adalah ikan
pemakan daging misalnya ikan kakap merah.
Berdasarkan jumlah variasi makanan, ikan dapat dibagi menjadi: eurofagik
yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenofagik yaitu ikan pemakan
makanan yang macamnya sedikit atau sempit, dan monofagik yaitu ikan yang
makanannya terdiri dari satu macam saja (Moyle dan Cech, 2004).
Berdasarkan jenis makanannya, ikan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Ikan Herbivora
Ikan herbivora adalah ikan pemakan tumbuh-tumbuhan yang berbentuk
mikroorganisme seperti phytoplankton.
b. Ikan Karnivora
Ikan karnivora adalah ikan pemakan daging yang terdiri dari dua jenis, yaitu
karnivora biasa dan predator. Karnivora biasa adalah ikan pemakan hewa-hewan
kecil seperti zooplankton atau sisa dari hewan yang mati. Sedangkan ikan
predator adalah jenis ikan pemakan hewan yang masih hidup. Ikan jenis ini
bersifat buas sehingga tidak bisa dicampurkan dengan ikan budidaya lain.
c. Ikan Omnivora
Ikan omnivora adalah ikan yang mengkonsumsi makanan nabati dan
hewani. Contoh ikan omnivora adalah ikan mujair dan ikan komet.
d. Ikan Planktonophaagh
10
Ikan ini tergolong pemakan plankton, baik zooplankton maupun
phytoplankton. Ikan planktonophaagh mempunyai alat penyaring di insang yang
berfungsi untuk menyaring plankton yang masuk bersama dengan air ketika
terjadi pernapasan.
11
BAB III
METODOLOGI
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini diantaranya adalah:
1. Satu ekor ikan mas (Cyprinus carpio)
2. Akuades
12
3.3. Prosedur Kerja
Ikan Ditimbang beratnya, dicatat.
Dihitung HSI.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Kelompok : 4 Perikanan A
Hari/Tanggal : Selasa/ 3 Maret 2015
Spesies Ikan : Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Asal Ikan : Waduk Cirata
14
Arcella 12 Spirogyra 1
sp. sp.
15
Tingkat Trofik
2.5
1.5
tingkat
1 trofik
0.5
0
1
16
4.1.5 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Angkatan
Tabel 7. Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Angkatan
Nama Pertumbuhan Kelamin Rasio
Kelompok Praktikan Panjang (mm) Berat Kelamin
Jantan Betina
FL SL TL (gr)
Ichfar JS
Silfi Nur
1 145 120 185 109
A.
Jason Tri
Annisa
Nur
2 Desi 154 130 195 131
Triyani
M. Rizky
Nurma W
M. Yogi
3 145 120 180 98
A.
Rian R.
Sheila A.
4 Riani A. 180 140 200 165
Rambo
Safira A
5 Ira S. 160 135 190 137
Susetyo
-
Rizka Dwi
6 Raka 150 125 180 127
Gilang N
Jihan Refli
7 Debora H 158 125 197 116
Andi M
Yulida
8 Endah 175 160 195 135
Ilham
Syafarudin
9 Elisah F 160 125 180 106
Jamaludin
Rionaldhie
Desinta
172 155 193 119
Rian Nur.
10 Suci F
Cyntia K
11 146 135 170 120
Guntur H
17
Indri
Roury A
Ai Siti
12 Aida 185 175 205 143
Asep S
Alan A.
13 Setyo W 165 155 195 160
Adinda
Bella M
14 Rifki 180 155 190 129
Jamil
Dony
15 Dwiki 185 160 200 157
Tanti K
Mia
16 Siti S 180 164 203 158
Rahmat D
Fikri K
17 T Alwie 178 162 197 125
Elsa
Eifa
18 Eka 140 120 170 94
Hana
Ade
19 Tia 168 155 187 127
Yuyun Y
Rahmat
20 Annisa 193 175 210 145
Firhan
Leni M
21 Jian 187 170 200 142
Angga
Iqbal
22 Nielam 183 165 210 134
Abduyana
Ganisa
23 Dea F 169 146 184 124
Refky
Fauziah
24 Erik 156 138 177 111
Luthfan
18
Taufiq
25 Puty 165 138 200 143
Fevi
Zais
26 Zelikha 188 170 200 162
Rifki GP
Teguh
27 Dyah 164 150 170 118
Wahyu
Rika
28 Esti Mutia 182 175 210 153
Muammar
Rahman
29 R. Nadya 180 170 210 165
Angga
Ridwan
30 Sofie 167 128 187 125
Fadhil
Ina
31 Raka 176 160 196 151
Indah
Anggi
32 Nawang 169 155 185 145
Rocela
Sarimanah
33 Reka 165 150 190 128
Novitasari
Bastian
34 Sheillawati 180 175 200 150
Satria
Adhar
35 Nuraya 184 170 210 128
Demas
Detrik
36 Cleovanya 173 160 185 128
Gulam
Aliyah
37 Aldwin 159 140 175 104
Arisca
Yuliana
38 193 180 200 134
Candra
19
Nurul
Ayu T
39 Elisa 165 145 180 114
Agung Rio
Widi
40 Eki 164 155 185 121
Mediana
Nabila
41 Hasbi 178 165 200 115
Dehan
Santi
42 Riza 195 190 200 155
Fauzi
Dea Hari
43 Satrio 168 150 185 96.45
Gun Gun
Sintia
Thesar
44 175 160 198 147.9
M. Aditya
Ayu Nfs
Dzaki
45 Zulfikar 184 175 190 139.1
Melinda
Dini
Rayana
46 131 120 185 141
Adli
Rury
Fahri . F
47 Risa 190 165 215 193
Musa
Dita Tania
48 Windy 219 198 165 145
Rizal
Aisyah . D
49 Syarifudin 205 165 215 188
Fathin
Dhita . H
50 Syifa .Z 185 140 150 133
Dicky
Riana . F
51 165 150 185 126
Hilman
20
Ardi
Zahra
52 Dyah 177 155 195 168
Bagus
Rahma
53 Aulia . R 175 158 195 159
Galdio
Ali Aji
54 Rahman 176 163 190 122
R. Maria
Hanna
55 Bayu . R 175 170 200 11
Ryan
Ayu . M
56 Wildan . S 165 150 180 98
Choky
Aisyah . A
57 Sabil 170 160 190 130
Fachri . A
Resna
58 Rahmadi 145 135 165 80
Christoper
Kalysta
59 Jumaidi 153 139 164 98
Yuki
Dwi . M
60 Fadhillah 183 175 195 139.96
Agung . F
Kartika
61 Rossa 177 155 193 135.26
Taufik . I
M . Fahmi
62 Logica 175 143 185 144.28
R. Mawar
Gilang
63 Geugeuh 170 160 190 156.32
Dina
Kelana
64 Takbir 190 182 205 170
Silmi
65 Sona 178 155 190 140.16
21
Reyhan
Eva
Deny
Shafwan
66 185 160 200 160
Fahira
Chervin
22
29 170 165 2.23 2.22 4.97 4.95
30 128 125 2.11 2.10 4.44 4.42
31 160 151 2.20 2.18 4.86 4.80
32 155 145 2.19 2.16 4.80 4.73
33 150 128 2.18 2.11 4.74 4.59
34 175 150 2.24 2.18 5.03 4.88
35 170 128 2.23 2.11 4.97 4.70
36 160 128 2.20 2.11 4.86 4.64
37 140 104 2.15 2.02 4.61 4.33
38 180 134 2.26 2.13 5.09 4.80
39 145 114 2.16 2.06 4.67 4.45
40 155 121 2.19 2.08 4.80 4.56
41 165 115 2.22 2.06 4.92 4.57
42 190 155 2.28 2.19 5.19 4.99
43 150 96 2.18 1.98 4.74 4.32
44 160 148 2.20 2.17 4.86 4.78
45 175 139 2.24 2.14 5.03 4.81
46 120 141 2.08 2.15 4.32 4.47
47 165 193 2.22 2.29 4.92 5.07
48 198 145 2.30 2.16 5.27 4.96
49 165 188 2.22 2.27 4.92 5.04
50 140 133 2.15 2.12 4.61 4.56
51 150 126 2.18 2.10 4.74 4.57
52 155 168 2.19 2.23 4.80 4.87
53 158 159 2.20 2.20 4.83 4.84
54 163 122 2.21 2.09 4.89 4.62
55 170 110 2.23 2.04 4.97 4.55
56 150 98 2.18 1.99 4.74 4.33
57 160 130 2.20 2.11 4.86 4.66
58 135 80 2.13 1.90 4.54 4.05
59 139 98 2.14 1.99 4.59 4.27
60 175 140 2.24 2.15 5.03 4.81
61 155 135 2.19 2.13 4.80 4.67
62 143 144 2.16 2.16 4.65 4.65
63 160 156 2.20 2.19 4.86 4.83
64 182 170 2.26 2.23 5.11 5.04
65 155 140 2.19 2.15 4.80 4.70
66 160 161 2.20 2.21 4.86 4.86
Jumlah 144.19 140.06 315.20 306.14
23
4.1.7. Hasil Pengamatan Reproduksi Angkatan
Tabel 9. Pengamatan Reproduksi Angkatan
24
18 6 94 10.63 120 12.75% 0.34 25 0.36%
19 6 127 11.55 130 10.00% 0.35 35 0.28%
20 6 145 8.23 70 6.02% 0.35 20 0.24%
21 4 142 9.45 110 7.13% 0.46 30 0.32%
22 5 134 16 60 13.56% 0.17 0.13%
23 2 124 2 6 1.64% 0.35 5 0.28%
24 5 111 11 140 11.00% 0.25 7 0.23%
25 2 143 4 60 2.88% 2.7 1.5 1.92%
26 2 162 25 18.25% 1 0.62%
27 2 118 12 6 11.32% 0.8 5 0.68%
28 2 153 4 62 2.68% 0.32 15 0.21% 0 0 0 0 0
29 2 165 8.2 6 5.23% 0.4 5 0.24%
30 2 125 8 12.5 6.84% 0.66 7 0.53%
31 4 151 4.4 40 3.00% 0.93 25 0.62% 2832 40 0 0 0
32 5 145 19 70 15.08% 0.65 29 0.45%
33 1 128 2 40 1.59% 0.5 20 0.39%
34 5 150 10 7.14% 1 0.67%
35 2 128 4 90 3.23% 0.41 20 0.32% 0 0 0 0 0
36 6 128 11 65 9.40% 0.38 15 0.30%
37 6 104 11 110 11.83% 0.15 10 0.14%
38 5 134 12.04 70 9.87% 1.01 25 0.76%
39 6 114 16.18 60 16.54% 0.53 30 0.47%
40 6 121 15.29 14 14.46% 0.53 2.7 0.44% 1400 66 5 15 0
41 1 115 4.03 110 3.63% 0.82 15 0.72% 0 0 0 0 0
25
42 6 155 14.55 85 10.36% 0.88 20 0.57%
43 5 96.45 15.35 70 18.93% 0.3 15 0.31%
44 5 147.93 21.4 15.5 16.91% 0.72 2 0.49%
45 5 139.14 10.87 6.5 8.47% 0.61 1.5 0.44%
46 6 141 68 165 93.15% 0.63 25 0.45%
47 5 193 13 155 7.22% 0.65 23 0.34%
48 5 145 23 95 18.85% 1 32 0.69%
49 5 188 16 120 9.30% 0.6 20 0.32%
50 4 133 6 90 4.72% 0.5 35 0.38%
51 1 126 2.43 50 1.97% 0.34 20 0.27% 0 0 0 0 0
52 5 168 15 10.5 9.80% 1.24 5 0.74%
53 6 159 13.28 70 9.11% 0.8 35 0.51%
54 2 122 4.17 39 3.54% 0.14 15 0.11%
55 6 110 11 150 11.11% 0.32 25 0.29%
56 6 98 10.3 135 11.74% 0.5 25 0.51%
57 2 130 2.56 40 2.01% 0.2 8 0.15%
58 6 80 5.66 110 7.61% 0.41 20 0.52%
59 5 98 7.87 116 8.73% 0.28 14 0.29%
60 5 140 8.38 57 6.37% 0.34 22 0.24% 1356 67 3 17 10
61 6 135 10.28 82 8.24% 0.67 18 0.50%
62 5 144 9.76 117 7.27% 0.26 12 0.18%
63 5 156 25.22 100 19.28% 0.46 15 0.30%
64 5 170 23.36 92 15.93% 0.18 19 0.11% 1111 60 6 15 9
65 5 140 9.24 63 7.07% 0.32 25 0.23% 1912 52 9 17 4
26
66 6 161 10.63 84 7.07% 0.45 35 0.28%
27
4.1.8. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan
Tabel 10. Pengamatan Food and Feeding Habits Angkatan
Jenis Pakan
Kel kelompok
fito zoo benthos bag. Hwn bag.tmbh detritus ikan
1 - - - - - OMNIVORA
2 - - - - - OMNIVORA
3 - - - - - OMNIVORA
4 - - - - - OMNIVORA
5 - - - - - -
6 - - - - - - - -
7 - - - - - - KARNIVORA
8 - - - - - - - -
9 - - - - - - - -
10 - - - - - - - -
11 - - - - - - - -
12 - - - - - OMNIVORA
13 - - - - - OMNIVORA
14 - - - - - - - -
15 - - - - - - - -
16 - - - - - - - -
17 - - - - - OMNIVORA
18 - - - - - - - -
19 - - - - - - - -
20 - - - - - - - -
21 - - - - - - KARNIVORA
22 - - - - - - HERBIVORA
23 - - - - - - HERBIVORA
24 - - - - - - HERBIVORA
25 - - - - - - HERBIVORA
26 - - - - - OMNIVORA
27 - - - - OMNIVORA
28 - - - - - OMNIVORA
29 - - - - - OMNIVORA
30 - - - - - - HERBIVORA
31 - - - - - - HERBIVORA
32 - - - - - - HERBIVORA
33 - - - - - OMNIVORA
34 - - - - - OMNIVORA
35 - - - - - - HERBIVORA
28
36 - - - - - - HERBIVORA
37 - - - - - - HERBIVORA
38 - - - - - - - -
39 - - - - OMNIVORA
40 - - - - - - KARNIVORA
41 - - - - - - - -
42 - - - - - - - -
43 - - - - - - - -
44 - - - - - - - -
45 - - - - - - - -
46 - - - - - - HERBIVORA
47 - - - - - HERBIVORA
48 - - - - - OMNIVORA
49 - - - - - - HERBIVORA
50 - - - - - - HERBIVORA
51 - - - - - OMNIVORA
52 - - - - - OMNIVORA
53 - - - - - - HERBIVORA
54 - - - - - - HERBIVORA
55 - - - - - - HERBIVORA
56 - - - - - - HERBIVORA
57 - - - - - OMNIVORA
58 - - - - - - HERBIVORA
59 - - - - - - HERBIVORA
60 - - - - - - HERBIVORA
61 - - - - - - HERBIVORA
62 - - - - - - HERBIVORA
63 - - - - - OMNIVORA
64 - - - - - - HERBIVORA
65 - - - - - - HERBIVORA
66 - - - - - - HERBIVORA
29
log = 0,00334
log ( log )
=
log
log = 0,4294
log ( log )
=
log
140,063 (66 0,4294)
=
144,1946
= 0,7748
Gambar
30
4.2.4 Rasio Jenis Kelamin Angkatan
Tabel 11. Rasio Jenis Kelamin Angkatan
Jantan Betina
53 13
= 100%
53
= 100%
66
: 80,31 %
= 100%
13
= 100%
66
= 19,69 %
20%
80%
31
4.2.5 Persentase Tingkat Kematangan Gonad
Tabel 12. Persentase Tingkat Kematangan Gonad Jantan
TKG JUMLAH
Dara 3
Dara berkembang 8
Perkembangan I 0
Perkembangan II 3
Bunting 21
Mijah 20
Matang siap 0
mijah
pulih salin 0
= 100%
3
= 100% = 5,45%
55
= 100%
8
= 100% = 14,54%
55
2
2 = 100%
3
2 = 100% = 5,45%
55
= 100%
21
= 100% = 38,18%
55
32
= 100%
20
= 100% = 36,36%
55
TKG JUMLAH
Dara 4
Dara berkembang 1
Perkembangan I 0
Perkembangan II 3
Bunting 2
Mijah 1
Matang siap mijah 0
pulih salin 0
= 100%
4
= 100% = 36,36%
11
33
= 100%
1
= 100% = 9,09%
11
2
2 = 100%
3
2 = 100% = 27,27%
11
= 100%
2
= 100% = 18,18%
11
= 100%
1
= 100% = 9,09%
11
4.3. Pembahasan
34
4.3.1 Pembahasan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran baik panjang maupun berat.
Korelasi antara panjang dan berat dapat dianalisa dengan metode yang
dikemukakan oleh Effendi, 2002. Metode yang dapat digunakan selain yang
dikemukakan oleh Effendi adalah dengan teknik perhitungan panjang berat
menurut Rousefell, Everhart dann Lagler (1960) dengan membuat daftar tersusun
dari harga L, log L, W, log W, log L x log W dan (log L)2. Dalam praktikum
biologi perikanan kali ini teknik yang digunakan untuk menetukan korelasi antara
panjang dan bobot ikan adalah dengan menggunakan metode Lagler.
Dalam menentukan hubungan panjang berat pada ikan mas yang kelompok 4
amati menunjukan allometrik positif karena pertumbuhan bobot ikan lebih besar
dibandingkan dengan pertumbuhan panjang ikan. Sedangkan berdasarkan data
kelas perikanan A diperoleh nilai b sebesar 0,98. Nilai b yang diperoleh tidak
sama dengan 2 yakni kurang dari dua, hal itu menunjukan hubungan allometrik
negatif karena pertumbuhan berat lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan
panjang. Kemudian untuk data angkatan didapatkan nilai b sebesar 0,7748 yang
menunjukan allometrik negatif. Jadi rata-rata pertumbuhan ikan mas pada sampel
yang diamati oleh semua praktikan menunjukan allometrik negatif
Pertumbuhan ikan mas yang diamati oleh seluruh praktikan rata-rata
menunjukan hasil yang allometrik negatif atau pertumbuhan bobot lebih kecil
dibandingkan dengan panjang ikan. Ikan yang diamati praktikan pada umumnya
terlihat kurus. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya
faktor genetik, suhu, oksigen terlarut, kualitas air dan nutrien atau pakan. Dalam
keadaan lingkungan tropis seperti di Indonesia suhu tidak akan berpengaruh
banyak karena suhu di daerah ini berada pada kisaran optimum untuk
pertumbuhan ikan. Hal yang paling berpengaruh pada pertumbuhan ikan di daerah
tropis adalah nutrien atau pakan. Pakan yang terdapat di habitat perairan ikan mas
yang diamati pada umumnya tidak dapat dicerna dengan baik oleh ikan tersebut
sehingga tidak energi yang didapatkan hanya sedikit dan digunakan hanya untuk
proses fisiologis ikan seperti pencernaan, respirasi dan reproduksi.
35
Ratio kelamin jantan betina dalam praktikum kali ini didominasi oleh ikan
dengan jenis kelamin jantan yakni sebanyak 55 ekor atau sekitar 83%, sedangkan
untuk ikan mas dengan jenis kelamin betina hanya terdapat 11 ekor saja atau
sekitar 17 % dari jumlah total ikan yang diamati. Jumlah total ikan yang diamati
adalah sebanyak 66 ekor ikan.
4.3.2. Pembahasan Reproduksi
Ikan mas yang diamati oleh kelompok 4 merupakan ikan mas dengan jenis
kelamin jantan, sehingga dalam praktikum ini kami tidak menghitung fekunditas,
letak inti telur dan diameter telur. Ikan mas yang yang kami amati memiliki gonad
yang berada pada fase bunting karena terlihat organ seksual mengisi ruang bawah,
tetes berwarna putih, kemudian saat dipegang dan tidak sengaja terktekan sperma
keluar dari bagian perutnya. Pada fase ini ikan terlihat lebih besar karena bobot
gonad yang ada di dalamnya pun besar yakni sebesar 17 gram. Untuk hasil
pengamatan data angkatan didapatkan persentase terbanyak adalah fase bunting
untuk jantan dan fase dara untuk ikan berjenis kelamin betina.
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif
dapat dinyatakan dengan indeks kematangan gonad (IKG). IKG yang didapatkan
dari perhitungan kelompok 4 adalah sebesar 10,3 %. Dari angka yang didapat oleh
kelompok 4 menunjukan bahwa ikan mas yang kami amati belum siap untuk
melakukan pemijahan karena masih dalam tingkat kematangan yang rendah (III)
yang kisarannya berada pada angka 6-11 %, sedangkan pada kelompok 63 nilai
Selain perhitungan IKG kami pun melakukan perhitungan HSI
(Hepatosomatik Indeks). Hati merupakan organ penting yang mesekresikan bahan
untuk proses pencernaan. Bahan cadangan nutrien yang umum terdapat di dalam
sel hati adalah butiran lemak dan glikogen. Secara umum, hati berfungsi sebagai
tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi
cairan empedu. Selain berperan dalam perkembangan gonad dengan
mengeluarkan hormon vitelogenin yang membantu proses vitelogenesis
(pembentukan kuning telur), HSI digunakan untuk menggambarkan distribusi
energi pada ikan, yaitu penurunan pada nilai indeks hepatosomatik. Hal ini
menandakan bahwa adanya cadangan energi yang ada di hati dipakai untuk
36
mempertahankan metabolisme tubuh. HSI yang didapatkan oleh kelompok 4
adalah 0,21 %.
4.3.3 Pembahasan Food and Feeding Habits
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 4, ikan mas tergolong
sebagai ikan pemakan segala atau omnivora. Sebelum dianalisa dari jenis pakan
yang ada di dalam ususnya. Sebelumnya dapat diketahui dari panjang ususnya
yang tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Panjang usus ikan mas yang
kami amati adalah 34,5 cm. Setelah diamatai jenis pakan yang ada di dalam
ususnya ternyata terdapat fitoplankton jenis Cyclotella sp. sebanyak 65 individu,
dan Spirogyra sp. sebanyak 1 individu. Kemudian terdapat pula zooplankton jenis
Artemia sp. sebanyak 1 individu serta Arcella sp. sebanyak 12 individu. Selain itu
terdapat pula pakan buatan sebanyak 62,38 % dari volume usus. Dari indeks
preponderan yang telah kami hitung yang menempati kelompok pekan utama
adalah fitoplankton dan pakan buatan. Karena indeks preponderan dari kedua jenis
pakan tersebut lebih dari 25%. Sedangkan pakan pelengkapnya adalah jenis
zooplankton dengan indeks propenderan sebesar 12,38% atau kurang dari 25%.
Untuk hasil perhitungan tingkat trofik ikan yang kami hitung adalah sebesar
2,6926. Berdasarkan kategori tingkat trofik ikannya ikan mas yang kami amati
berada di kategori tingkat 2,5 yang merupakan ikan pemakan segala atau
omnivora. Luas relung pakan ikan mas yang kami dapat adalah 2,068 angka
tersebeut menunjukan luas relung yang luas untuk ikan mas.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan:
Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang diamati rata-rata memiliki korelasi
panjang dan berat yang bersifat allometrik positif yakni bobot ikan lebih
kecil dibandingkan dengan panjangnya. Hal itu terjadi karena beberapa
faktor diantaranya faktor genetik dan lingkungan seperti suhu, kualitas air,
oksigen terlarut dan nutrien atau pakan.
Ratio kelamin jantan dan betina ikan mas yang diamati adalah 83% adalah
jantan dan 17 % berjenis kelamin betina. Dengan jumlah total ikan yang
diamatai sebanyak 66 ekor.
Tingkat kematangan gonad jantan dan betina sebagian besar belum
memasuki fase siap pijah.
Ikan mas merupakan ikan omnivora atau pemakan segala karena pada
ususnya terdapat fitoplankton, zooplankton dan pakan buatan (pelet). Hal
itu juga dapat ditunjang oleh kategori tingkat trofik ikan tersebut, seperti
yang telah dihitung oleh kelompok 4, tingkat trofik ikan berada pada
angka 2,69 yang menunujukan kategori ikan omnivora.
5.2. Saran
Pada praktikum ini, ketersediaan alat untuk menunjang praktikum sangat
mempengaruhi hasil yang diperoleh dari pengamatan. Beberapa masalah
mengenai alat yang kurang memadai seperti mikroskop yang tidak bisa fokus dan
beberapa jumlah alat yang terbatas. Diharapkan kedepannya alat yang digunakan
dalam praktikum lebih memadai dan cukup sehingga dalam penggunaan tidak
secara bergiliran.
38
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Y. 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Perkarangan.
Jakarta:Agromedia Pustaka.
Effendie, Moch . Ichsan.1979. Metoda Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Dewi
Sri.
Effendie, Moch . Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Jakarta: Yayasan Pustaka
Nusatama.
Herawati, Titin. 2014. Modul Praktikum Biologi Perikanan. Jatinangor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Perikanan.
39
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Dokumentasi Kelompok 4
40