Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bagian dari mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah dasar yang menuntut siswa untuk berfikir ilmiah dan

berkaitan dengan proses mempelajari dan memahami segala isi alam semesta

seperti peristiwa, gejala alam dan berbagai kebutuhan hidup manusia. Proses

pembelajaran IPA menitik beratkan pada suatu proses penelitian dan

pemecahan masalah. Hal ini terjadi ketika belajar IPA mampu meningkatkan

proses berfikir siswa untuk memahami fenomena-fenomena alam. Pada

hakikatnya IPA merupakan ilmu yang mengajarkan bagaimana memahami

alam semesta. Seperti yang dikemukan Leo Sutrisno, dkk, menyatakan bahwa,

IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta


melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran,
menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan
penalaran sahih (value) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul
(truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal, proses (usaha manusia
memahami alam semseta), prosedur (pengamatan yang tepat dan
prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul). (Leo
Sutrisno, dkk, 2008: 1-19)

Berdasarkan dari pernyataan di atas bahwa dalam memahami IPA

diperlukan pengamatan yang tepat, menggunakan prosedur yang benar dan

penalaran yang sahih, maka hal ini dapat menjadi perhatian khusus dalam

pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah dasar. Pelaksanaan pembelajaran

IPA di sekolah dasar harus berpusat kepada siswa dan melibatkan langsung

siswa dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajarannya bukan

hanya proses mentransfer pengetahuan. Oleh sebab itu, diperlukan

1
2

pembelajaran IPA yang efektif dan bermakna agar dapat memberdayakan

potensi siswa yang ada pada diri siswa yakni dengan menggunakan

pembelajaran yang bervariasi yang melatih kemampuan berpikir siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA guru harus menggunakan variasi

untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa karena pembelajaran yang

monoton akan berdampak pada hasil belajar siswa, dengan mengadakan variasi

diharapkan pembelajaran lebih bermakna dan optimal, sehingga siswa

senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi dalam

kegiatan pembelajaran. Seperti yang dikemukan oleh Rusman (2016: 85)

menyatakan bahwa, Guru harus memiliki kemampuan mengadakan variasi

dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan multisumber, multimedia,

multimetode, multistrategi, dan multimodel.

Salah satu variasi yang digunakan dalam pembelajaran IPA adalah

model problem based learning. Menurut Rusman (2014: 242), Problem Based

Learning pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an di Universitas

Mc Master Fakultas Kedokteran Kanada, sebagai salah satu upaya menemukan

solusi dalam diagnosis dengan membuat pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi

yang ada. Rusman (2014: 237) menyatakan bahwa Pembelajaran berbasis

masalah adalah suatu model pembelajaran dengan memanfaatkan masalah

untuk menimbulkan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di

beberapa sekolah Pontianak Tenggara yang berakreditasi A pada kelas V

khususnya pelajaran IPA saah satunya yakni di Sekolah Dasar Swasta Gembala
3

Baik II pada hari kamis 23 Februari, ternyata guru pernah menggunakan

pembelajaran yang mengangkat masalah dalam kehidupan sehari-hari daam

penyampaian pembelajaran IPA, hanya saja guru tersebut tidak mengetahui

nama modelnya dan langkah-langkahnya yang diterapkan tidak sama dengan

langkah-langkah pada model problem based learning. Sedangkan berdasarkan

observasi peneliti lakukan selama menjalani Program Pelatihan Lapangan

(PPL) di Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara dan dilanjutkan

dengan wawancara pada hari jumat 3 Maret 2017, ternyata guru pernah

mendengar model problem based learning namun dalam penyampaian materi

pada pembelajaran IPA guru belum pernah menerapkan model problem based

learning (PBL) dikarenakan guru belum tahu sepenuhnya dengan model PBL

ini. Selain itu, dari hasil observasi penulis juga menemukan bahwa guru

sekolah dasar masih mengacu pada paradigma pendidikan konvensional yang

mana guru lebih banyak menjelaskan dari pada memberikan kesempatan

kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran hal ini tentu akan

membuat siswa merasa bosan dalam pembelajaran.

Berangkat dari masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih

jauh mengenai penerapan model pembelajaran yang tidak membosankan,

membuat siswa aktif, memberi pengalaman langsung kepada siswa dan terlibat

langsung dalam pembelajaran serta melihat bagaimana model problem based

learning dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya pada

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Problem Based Learning merupakan

salah satu model pembelajaran yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan
4

pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pembelajaran ini cocok untuk materi

pelajaran yang terkait erat dengan masalah nyata, meningkatkan keterampilan

proses untuk memecahkan masalah, mempelajari peran orang dewasa melalui

pengalamannya dalam situasi yang nyata, serta melatih peserta didik untuk

berdiri sendiri sebagai pelajar yang otonom. Secara garis besar PBL merupakan

model pembelajaran yang menyajikan kepada peserta didik situasi masalah

yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka

untuk melakukan penyelidikan dalam inkuiri.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukankan maka akan dilakukan

penelitian dengan judul: Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik di Kelas V Sekolah Dasar

Swasta Pontianak Tenggara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka masalah umum dalam

penelitian ini adalah: Bagaimana Pengaruh Model Problem Based Learning

Terhadap Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas

V Sekolah Dasar Swasta Pontianak Tenggara?

Untuk memudahkan penulis dalam membahas masalah ini, maka

perlu dijabarkan sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model problem based learning

terhadap rata-rata hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar Swasta Pontianak Tenggara?


5

2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran problem based learning

terhadap rata-rata hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar Swasta Pontianak Tenggara?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar

pengaruh penggunaan model pembelajaran problem based learning terhadap

hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Imu Pengetahuan Alam di kelas

V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara.

Adapun tujuan umum dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh penggunaan model problem

based learning terhadap rata-rata hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar Swasta

Pontianak Tenggara.

2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh penggunaan model problem

based learning terhadap rata-rata hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar Swasta

Pontianak Tenggara.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi banyak manfaat untuk semua pihak

khususnya dalam dunia pendidikan. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian

ini adalah :
6

a. Bagi peserta didik

1) Dapat meningkatkan peran aktif dan cara berpikir kritis bagi peserta

didik dengan melalui suatu permasalahan yang akan memacu peserta

didik dalam menganalisis, menalar, dan mencoba memecahkan

masalah.

2) Membantu peserta didik dalam memahami teori dan materi IPA yang

semulanya abstrak kemudian dibuktikan secara nyata sehingga anak

mendapatkan pengalaman langsung dari eksperimen yang telah

dilakukan.

b. Bagi guru

1) Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat menggunakan model

pembelajaran yang lebih bervariasi.

2) Untuk menambah referensi guru dalam melakukan inovasi

pembelajaran yang salah satunya dengan menerapkan model problem

based learning dalam pembelajran IPA sehingga dapat

mengembangkan kompetensi dan kreativitas guru.

c. Bagi sekolah

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak sekolah dalam

membina dan membimbing guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran sehingga mampu meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan disekolah.
7

d. Bagi penulis

Dapat mengetahui lebih jauh mengenai penerapan model problem based

learning dan mendapatkan pengalaman dalam melakasanakan model ini di

sekolah.

E. Variabel Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu

menentukan variabel penelitian. Anas Sudijono (2014: 36) menyatakan bahwa

Variabel berasal dari bahasa inggris variabel dengan arti ubahan, faktor tidak

tetap atau gejala yang dapat diubah-ubah. Sejalan dengan itu Sugiyono (2014:

38) menyatakan, Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan kedua pendapat yang telah dikemukakan, maka variabel

penelitian adalah atribut atau faktor yang telah ditetapkan oleh peneliti yang

memiliki variasi dalam suatu penelitian yang kemudian akan ditarik suatu

kesimpulan. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Variabel Bebas

Sugiyono (2014: 61) menyatakan bahwa Variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah penerapan model problem based learning.


8

2. Variabel Terikat

Sugiyono (2012: 61), Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

F. Definisi operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran serta memperjelas definisi

digunakan dalam penelitian ini, perlu dikemukakan antara lain adalah sebagai

berikut.

1. Pengaruh

Pengaruh adalah adalah suatu dampak atau akibat yang timbul dari suatu

tindakan yang telah dilakukan. Jadi pengaruh dalam penelitian ini adalah

dampak atau akibat yang timbul berupa peningkatan nilai rata-rata hasil

belajar siswa dari diterapkannya model problem based learning dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kepada peserta didik kelas V

Sekolah Dasar Swasta Pontianak Tenggara.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran problem based learning atau pembelajaran berbasis

masalah adalah suatu model pembelajaran dimana siswa diberikan suatu

permasalahan dan ditugaskan untuk melakukan pemecahan masalah

tersebut, dengan langkah-langkah :


9

a. Tahap 1 : Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

Kegiatan yang dilakukan pada pada tahap ini ialah guru menceritakan
suatu keadaan atau kondisi beserta permasalahan mengenai materi
organ pernapasan manusia, contohnya kita telah mempelajari
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan.
Ketiga nya memliki ciri-ciri yang sama yaitu bernapas, berkembang
biak, mengalami pertumbuhan, bereproduksi dan memerlukan
makanan. Untuk tetap hidup kita sebagai manusia perlu bernapas.
Manusia bernapas tentunya menggunakan organ-organ yang ada pada
diri manusia. Organ-organ yang dibutuhkan manusia untuk bernapas
pastinya mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Pastinya juga saat
bernapas adanya suatu proses. Sehingga diharapkan dapat
menimbulkan rumusan masalah seperti : Apa saja organ pernapasan
manusia? Apa fungsi organ pernapasan manusia tersebut?
b. Tahap 2 : Menyususn rancangan penyelesaian masalah

Pada tahap ini siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok


kecil yang terdiri dari 4-5 orang kemudian siswa diminta untuk
merencanakan penyelesaian masalah dengan cara memahami
pertanyaan atau masalah terlebih dahulu. Contohnya dengan
permasalahan apa penyebab gangguan pernapasan manusia, siswa
terlebih dahulu harus memahami masalah yaitu berkenaan tentang
gangguan pernapasan.
c. Tahap 3 : Mengumpulan informasi

Pada tahap ke 3 siswa mengumpulkan informasi yang berkaitan

dengan penyelesaian masalah baik itu dari pengamatan video,

pengamatan langsung ke lapangan maupun membaca dari buku

sumber yang digunakan dengan panduan Lembar Kerja Siswa.


10

d. Tahap 4 : Mengolah Informasi

Pada tahap ini siswa mengolah informasi yang telah dikumpulkan

untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan yang ada dengan

panduan Lembar Kerja Siswa.

e. Tahap 5 : Menyelesaikan masalah

Masing-masing kelompok siswa menyajikan hasil diskusi kelompok

dengan mempresentasikan didepan kelas. Kelompok yang lain

memberikan komentar atas hasil presentasi yang telah dilakukan.

Siswa dengan bimbingan guru menganalisis dan mengevaluasi hasil

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa dengan bimbingan

guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik pada

aspek pengetahuan (kognitif) serta keterampilan proses yang dicapai

siswa setelah diterapkan model pembelajaran problem based learning

yang ditentukan dalam bentuk skor dengan menggunakan tes pilihan

ganda diakhir pembelajaran.

4. Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam adalah usaha manusia dalam memahami alam

semesta melalui pengamatan serta menggunakan prosedur dan dijelaskan

dengan penalaran sehingga mendapat kesimpulan. Ilmu Pengetahuan

Alam dalam penelitian ini adalah proses kegiatan ilmiah yang

mengarahkan siswa melakukan eksperimen dengan langkah-langkah


11

yang sudah tersusun secara sistematis mengenai materi organ pernapasan

manusia dan hewan.

Anda mungkin juga menyukai