A. Perancangan
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain:
* Menentukankarakter individual, kelompok, kelas, lembaga.
* Menentukan sub tim pengendali pelasksanaan pendikar
B. Implementasi
1. Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata
pelajaran (intrakuler)
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll)
diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait,
seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lainnya
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll)
diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan: siswa,
regulasi/peraturan sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan,
perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta pengelolaan lainnya.
D. Tindak Lanjut
B. Perencanaan
Tim Pengembangan menyusun rencana aksi tahunan untuk mewujudkan sekolah sehat,
aman, ramah anak, dan menyenangkan yang terintegrasi dalam kebijakan, program, dan
kegiatan yang sudah ada, seperti Usaha Kesehatan Sekolah, Sekolah Adiwiyata, Sekolah
Aman Bencana, Rute Aman Selamat Sekolah, dan lainnya sebagai komponen penting dalam
perencanaan pengembangan sekolah sehat, aman, ramah anak, dan menyenangkan.
C. Pelaksanaan
Tim Pengembangan melaksanakan rencana aksi tahunan dengan mengoptimalkan semua
sumber daya pemerintah, masyarakat, serta dunia industri dan usaha.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui:
a. Kegiatan Kurikuler
Kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran,
sesuai kurikulum yang berlaku untuk setiap jenjang pendidikan dan
dapat diintegrasikan ke semua mata pelajaran khususnya Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama
melalui pemahaman konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat,
mencakup:
Memahami pola makanan sehat;
Memahami perlunya keseimbangan gizi;
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
(termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di
luar sekolah dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan
dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan kesiswaan.
Organisasi kesiswaan, seperti OSIS mempunyai peranan yang besar dalam
pelaksanaan program Sekolah Sehat yang dilakukan secara ekstrakurikuler.
Dalam pelaksanaan program Sekolah Sehat, OSIS dapat mengamati adanya
masalah yang berkaitan dengan kesehatan, melaporkannya kepada guru
pembina OSIS, agar bersama-sama mencari cara penanggulangannya
antara lain berupa kegiatan berdasarkan konsep 7K (keamanan,
kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan,
keselamatan).
Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dilakukan terkait dengan
pendidikan kesehatan antara lain:
Wisata siswa;
Kemah (Persami);
Ceramah, diskusi, simulasi, dan bermain peran;
Lomba-lomba;
Bimbingan hidup sehat;
Apotek hidup;
Kebun sekolah;
Kerja bakti;
Majalah dinding, buletin, majalah;
Piket sekolah.
2) Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan
(preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang
dilakukan kepada siswa dan lingkungannya. Adapun tujuan dari pelayanan
kesehatan adalah :
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan
hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.
Meningkatkan daya tahan tubuh siswa terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit, kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemam-
puan siswa yang cedera/cacat agar dapat berfungsi secara optimal.
Penyuluhan kesehatan
Pemeriksaan langsung
Pengamatan (observasi).
Mengarang;
Menyanyi;
Kerja bakti;
Pembinaan kebersihan lingkungan, mencakup pemberantasan
sumber penularan penyakit dan lain-lain.
a) Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan oleh pihak sekolah sendiri atau dari
pihak luar yang diperlukan.
b) Perbaikan sarana
Bila dari hasil identifikasi dan penilaian faktor risiko lingkungan
ditemukan kondisi yang tidak sesuai dengan standar teknis maka segera
dilakukan perbaikan.
c) Pengendalian
Untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan di
sekolah, upaya pengendalian faktor risiko disesuaikan dengan kondisi yang
ada, antara lain sebagai berikut;
c.1) Pemeliharaan ruang dan bangunan, meliputi:
Atap dan talang dibersihkan secara berkala sekali dalam sebulan dari
kotoran/sampah yang dapat menimbulkan genangan air;
Pembersihan ruang sekolah dan halaman minimal sekali dalam
sehari;
Pembersihan ruang sekolah harus menggunakan kain pel basah
untuk menghilangkan debu atau menggunakan alat penghisap debu;
Membersihkan lantai dengan menggunakan larutan desinfektan;
Lantai harus disapu terlebih dahulu sebelum di pel;
Dinding yang kotor atau yang catnya sudah pudar harus dicat ulang;
Bila ditemukan kerusakan pada tangga segera diperbaiki.
c.7) Kebisingan
Untuk menghindari kebisingan agar tercapai ketenangan dalam
proses belajar, maka dapat dilakukan dengan cara:
Penghijauan dengan pohon berdaun lebat dan lebar;
a) Kepala sekolah
Kepala sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana Sekolah Sehat di sekolah
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah
sehat di sekolah masing-masing. Dalam melaksanakan pembinaan, kepala
sekolah dibantu oleh guru, pegawai sekolah, siswa, orang tua siswa (Komite
Sekolah) dan lain-lain.
c) Siswa
Siswa diharapkan ikut berperan serta secara aktif dalam:
Menjaga serta mengawasi kebersihan lingkungan sekolah masing-masing,
misalnya dengan ikut mengawasi kawan-kawannya yang membuang
sampah sembarangan, membersihkan ruangan atau halaman dan
sebagainya;
Piket kelas, yang bertugas menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan,
keindahan dan kekeluargaan kelasnya masing-masing;
Menjaga/memelihara lingkungan sehat di lingkunngan keluarga dan
masyarakat, misalnya dengan menyampaikan pesan tentang manfaat
lingkungan yang sehat kepada anggota keluarga yang lain, ikut kerja bakti
membersihkan lingkungan dan sebagainya.
e) Komite sekolah
Komite sekolah sebagai wadah organisasi orang tua siswa diharapkan
mampu berperan serta secara aktif dalam melaksanakan pembinaan
lingkungan sekolah sehat, terutama dalam penyediaan dana dan fasilitas
yang menunjang kegiatan.
f) Masyarakat
Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan berperan serta untuk
melaksanakan pembinaan terutama dalam memelihara dan menjaga
lingkungan sekolah sehat.
Untuk mewujudkan sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang serta
kondisi siswa sehat, bugar senantiasa berprilaku bersih dan sehat perlu
didukung dan diimplemtasikan oleh semua pemangku kepentingan dalam
suatu program kegiatan yang terstruktur, terencana, dan menjadi kultur
sekolah. Salah satu upaya mewujudkan sekolah sehat adalah
mengembangkan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) secara terpadu
dan berkesinambungan melalui program dan kegiatan yang dituangkan
dalam RKS dan RKAS sehingga menjadi acuan bagi semua pihak dalam
melaksanakan kegiatannya.
b) Berdayakan siswa
Berdiskusi dengan siswa untuk mengatasi tindakan bullying yang tidak
terlalu parah. Misalnya, siswa diajak tidak mengabaikan ejekan atau
gangguan non fisik. Contoh lainnya adalah bersahabat dengan semua orang
lain sehingga ketika si penindas mulai beraksi, siswa memiliki teman-
teman yang membantu atau membelanya.
Dengan begitu, jika terjadi bencana, sekolah yang telah memiliki indikator-
indikator di atas dapat segera melakukan langkah-langkah penyelamatan
bencana. Ada beberapa tindakan yang harus diperhatikan dalam
penyelamatan bila terjadi bencana, yakni:
a) Penyelamatan saat terjadi gempa bumi, meliputi:
Bersikap tenang dan jangan panik agar dapat melakukan tindakan
penyelamatan diri dengan baik;
Segera keluar ruang jika berada di dalam ruang. Carilah tempat yang
agak lapang agar tidak tertimpa pohon atau bangunan yang mungkin
runtuh;
Saat berada di dalam gedung bertingkat atau bangunan yang tinggi,
kemungkinan untuk keluar sangat sulit dan membutuhkan waktu
yang lama, tindakan yang harus diambil adalah berlindung di bawah
meja atau tempat yang dapat menahan diri dari reruntuhan atau
jatuhnya bendabenda;
Saat berada di jalan raya, kurangilah kecepatan kendaraan atau
berhentilah di pinggir jalan, namun usahakan tempat pemberhentian
jauh dari pohon, papan reklame, atau bangunan yang ada di sekitar
jalan;
Saat berada di pusat keramaian, hindarkan diri dari berdesak-
desakan untuk keluar pintu. Lebih baik cari tempat berlindung yang
aman dari reruntuhan atau jatuhnya benda benda.
4. Pengaduan