*
Ardi Amir*
In this project created an AM STEREO transmitter that the signal can be received on receiving AM MONO
and AM STEREO. To obtain broadcast quality, should be using the receiver AM STEREO. The advantages of
this transmitter broadcasts a bit cleaner when compared with AM MONO, but the transmitter AM STEREO
was not hifi when compared with STEREO FM transmitter. Transmitter consists of four sections of the most
important are:
-Isolator
-Matrix Audio
-Phase Modulator
-Amplitude Modulator
Keyword: transmitter, amplitude modulator, AM Stereo
*
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
2.1 Isolator dalam gambar 1. (b), dimana Kristal sudah
Osilator adalah suatu rangkaian yang dapat digantikan dengan rangkaian ekivalennya.
membangkitkan osilasi.Dalam sistem komunikasi, Frekuensi resonansi rangkaian ditentukan
osilator sangat diperlukan keberadaaannya. Osilator oleh resonansi seri dari rangkaian yang terdiri dari
merupakan blok dasar yang digunakan pada semua C1, C2, C3, dan L3. C1dan C2 keduanya adalah
jenis perangkat radio. Banyak jenis dari rangkaian jauh lebih besar dari pada C3,sehingga frekuensi
osilator yang dapat digunakan pada sistem resonansi hampir seluruhnya tergantung pada nilai
telekomunikasi antara lain: dari C3. Kapasitansi masukan penguat dan C1 serta
a. Osilator jenis umpan balik (feed back) C2 secara efektif sudah dihilangkan oleh C3, dan
b. Osilator pergeseran fasa RC frekuensi resonansi adalah hampir sama dengan
c. Osilator rangkaian yang ditala nilai seri untuk Kristal untuk itu sendiri.
Diantara osilator diatas yang penulis
gunakan adalah osilator rangkaian yang 2.2 Modulasi Fasa
ditala.Dimana osilator Kristal termasuk
Sebuah rangkaian modulator fasa ideal
didalamnya. Fungsi Kristal yang digunakan dalam
harus memancarkan suatu gelombang tanpa
rangkaian osilator adalah untuk mengatur setiap
mengubah amplitudonya tetapi mengubah sudut
osilator LC tala, jadi osilator ini mempunyai
fasanya sebesar yang ditetapkan sebelumnya.
frekuensi yang tetap .kristal dapat menggantikan
Misalnya, suatu gelombang sinus E1 dengan
suatu keseluruhan rangkaian tangki LC, atau juga
frekuensi 1 KHz dan harga puncak sebesar 1 V
dapat dipakai untuk menggantikan satu dari
merupakan masukan dari modulator fasa seperti
reaktansi-reaktansi dalam sebuah rangkaian tangki
dalam gambar 2. (a). keluaran V0 mempunyai
Osilator Kristal PIERCE, pada dasarnya frekuensi dan amplitude yang sama tetapi
adalah sebuah osilator rangkaian yang ditala meninggalkan Ei 90, yaitu V0 bergerak melewati
(osilator COLPITTS) yang induktornya diganti 0 V 90 sesudah Ei bergerak melewati 0 V.
dengan Kristal.Rangkaiannya diberikan dalam
gambar 1. (a), sedangkan rangkaian ekivalennya
90
Pemancar AM Stereo
Apabila sudut fasa dari pembawa dibuat e = sin [wct + m (t)] ......................(4)
menjadi fungsi dari sinyal modulasi, maka akan
menghasilkan modulasi fasa. Pembawa tanpa
untuk modulasi sinusoidal, persamaan diatas
modulasi itu sendiri adalah:
menjadi:
c. Jika Em berubah-ubah seperti A gambar (b), maka V0 mempunyai bentuk umum yang
sama seperti gambar (b)
Misalkan bahwa A diubah-ubah dari 0 balik Rf, artinya I1 tidak mempengaruhi I2 atau I3.
sampai suatu maksimum dan kembali ke 0 seperti Secara lebih umum, arus-arus masukannya tidak
diperlihatkan dalam gambar 4. (b)oleh gambar A saling mempengaruhi karena masing-masing
Vs t. ini berarti bahwa penguat mengalikan menghadapi potensial ground pada simpul
tegangan masukan Ec dengan suatu harga (gain) penjumlahan tersebut. Karenanya, arus-arus
yang berbeda apda jangka waktu tertentu. Sekarang masukan dan akibatnya tegangan-tegangan
V0 adalah amplitude masukan Ec yang diubah- masukan E1, E2 dan E3 tidak saling
ubah atau dikalikan dengan amplitude A. proses mempengaruhinya.
ini merupakan sebuah contoh modulasi amplitude, Ciri ini khususnya dikehendaki dalam
dan tegangan keluaran V0 disebut isyarat suatu pembaur audio.Sebagai contoh, misalkan E1,
termodulasiamplitude. Karena, untuk memperoleh E2 dan E3 digantikan oleh mikropon-mikropon.
suatu isyarat termodulasi amplitude Tegangan-tegangan AC dari tiapmiropon akan
(V0).Amplitude dari isyarat pembawa frekuensi dijumlahkan atau dibaurkan pada setiap saat.
tinggi (Ec) diubah-ubah oleh sebuah isyarat berita Kemudian jika satu mikropon membawan music
atau informasi. gitar, maka music ini takkan keluar dari sebuah
mikropon kedua yang menghadap penyanyinya.Jika
2.4 Amplitudo suatu pengendali volume 100 K dipasang diantara
Dalam penjumlahan dari gambar 5.semua tiap mikropon dan tahanan masukan masing-
arus masukannya mengalir melalui tahanan umpan masing, volume relative masing-masing dapat distel
92
Pemancar AM Stereo
dan dapat dijumlahkan.Sehingga seorang penyanyi Pemilihan komponen disini adalah cara
yang bersuara lemah dapat terdengar mengatasi penulis dalam memilih komponen sesuai daftar
suara gitar yang sangat nyaring. komponen. Komponen tersebut dicek
keberadaaannya dipasaran dengan
mempetimbangkan :
3. Metodologi Perancangan a. Harga komponen.
3.1 Tujuan perancangan b. Tidak rusaknya komponen
Perancangan ini bertujuan untuk
mendesain dan mengembangkan suatu alat, dengan 3.4 Diagram Blok
mempertimbangkan segi kwalitas (nilai
keteknikan), segi ekonomis dan nilai estetikanya, Diagram blok digambarkan pada gambar 6.
sekaligus untuk meningkatkan kelancaran
penyelesaian proyek ini melalui langkah-langkah 3.5 Hasil perancangan rangkaian
kerja, sehingga dapat memberi gambaran Untuk mendapatkan hasil perancangan,
keberhasilan proyek sesuai dengan spesifikasi yang semua bagian rancangan digabung menjadi satu
ditetapkan. sesuai dengan posisinya, setelah itu baru digabung
dengan bagian lainnya. Hasil perancangan
rangkaian pada gambar 7.
3.2 Langkah-langkah perancangan
Agar tujuan ini dapat diwujudkan maka
sebaiknya dapat menempuh langkah-langkah yang 4. Hasil dan pembahasan
ditentukan yang dapat menunjang dalam 4.1 Hasil pengukuran
menyelesaikan perancangan ini . Pengukuran dilakukan dengan cara
Pada bagian perancangan ini merupakan perblok yaitu osilator, modulasi fasa, matriks audio,
bagian elektronik yang dilaksanakan blok demi dan modulasi amplitude. Dari beberapa blok diatas
blok yang akhirnya merupakan gabungan dari blok- pengamatannya menggunakan data spice dan ewba
blok tersebut sehingga terwujud suatu yaitu dengan memasukan data rangkaian atau
sistem.Adapun rangkaian yang dirancang adalah rangkaiannya sehingga outputnya dapat langsung
osilator Kristal, matriks audio, modulasi fasa, dan diamati yang disesuaikan dengan yang diinginkan.
modulasi amplitude.
Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Osilator
a. Rancangan rangkaian Pada rangkaian osilator mempunyai peranan
b. Pengetesan rangkaian pada papan protoboard yang penting, sebab rangakaian ini
c. Pembuatan tata letak komponen mengeluarkan frekuensi tinggiyang dibutuhkan
d. Perancangan papan rangkaian tercetak (PCB) dalam memodulasi sinyal-sinyal untuk
e. Pemasangan komponen dipancarkan.
f. Pengaturan pengawatan dalam sistem Output dari isolator diperoleh dari C3 dimana
g. Perancangan chasis terlihat sinyal dari osilator mempunyai tingkat
kestabilan amplitudonya agak rendah, dengan
3.3 Alasan pemilihan komponen frekuensi 4 MHz yang sesuai dengan nilai dari
Kristal yang digunakan.
94
Pemancar AM Stereo
serta tegangan amplitude maksimum 5,6 Vpp Pada matriks audio,sinyalnya diperoleh
dan tegangan amplitude minimum 1,6 Vpp. dari kaki 14 dan kaki 8 dari IC 2, jadi mempunyai 2
output yang berbeda, dimana sinyal ini hanya
mempunyai kemampuan tertentu, apabila diberikan
sinyal lebih maka akan terjadi kecacatan sinyal.
Rangkaian matriks ini membagi sinyal
masuk yang rangkaiannya dirancang sedemikian
rupa sehingga output keluaran mempunyai
perbedaan sinyal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 12.
Gambar 11.Output Modulator amplitude. TB=
0,1 ms 5,6 X 1 Vpp (max), 1,6 Dari table pengukuran filter maka
X 1 Vpp (min) didapatkan kurva antara frekuensi masukan dan
tegangan dari puncak ke puncak yang merupakan
karakteristik dari filter tersebut.
4.2 Pembahasan Pada rangkaian matriks audio ini dalam
Pada rangkaian osilator ini mempunyai menganalisanya digunakan ewba yang dimana
peranan yang penting, sebab rangkaian ini rangkaiannya dimasukkan sebagai data-datanya
mengeluarkan frekuensi tinggi yang dibutuhkan yang dapat dilihat langsung outputnya, apabila
dalam memodulasi sinyal-sinyal untuk dipancarkan. output yang dikehendaki kurang mendekati dari
Output dari osilator diperoleh dari C3 yang sebenarnya komponen dapat dirubah-rubah
dimana terlihat sinyal dari osilator mempunyai
tingkat kestabilan amplitudonya agak rendah, berdasarkan nilainya agar outputnya diusahakan
dengan frekuensi 4 MHz yang sesuai dengan nilai mendekati dari teori.
dari Kristal yang digunakan. Selanjutnyaoutput dari modulator fasa
Frekuensi resonansi yang diperoleh pada diperoleh dari C8 dimana sinyalnya mengalami
osilator sudah mendekati antara teori dan pergeseran yang tergantung pada frekuensi-
praktek.Pergeseran atau penyimpangan yang terjadi frekuensi dari audio
banyak dipengaruhi oleh cacat yang kecil pada
kumparan osilator dan juga pengaruh suhu.
R + L + R L = 2R
R + L (R-L) = R + L R + L = 2L
96
Pemancar AM Stereo
Gambar 15 hasil keluaran dari modulator amplitude dengan menggunakan data spice
5.2 Saran
a. Pada pembuatan lilitan harus diperhatikan,
hendaknya dibuat ketat (tidak renggang) karena
akan berpengaruh pada sinyal yang dihasilkan.
b. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan,
osilator harus lebih diperhatikan karena
memegang peranan penting untuk menghasilkan
sinyal.
c. Pada waktu penyolderan alat hendaknya jangan
terlalu lama agar tidak rusak terutama pada
komponen-komponen aktif.
d. Diusahakan agar penempatan dari sumber
tegangan tidak terbalik.
e. Oleh karena penerima dari pemancar ini belum
ada di pasaran maka, untuk mengetahui
kestereoan dari alat ini yaitu dengan
menggunakan dua Function Generator sebagai
sinyal informasi dan osiloskop sebagai
pendeteksinya.
6. Daftar Pustaka
Coughlin F. Robrt dan Driscoll F. Frederick ,1985,
Penguat Operasional dan Rangkaian
Terpadu Linier, Edisi kedua.
Dialihbahasakan oleh Ir. Herman Widodo
Soemitro,.Jakarta, Erlangga
Foulsham W. dan Co Ltd. ,1992, Data dan
Persamaan Transistor Edisi ke empat ,
Dialihbahasakan oleh PT Elex Media
Komputindo.Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Malvino. ,1992, Prinsip-prinsip Elektronika, edisi
kedua., Dialihbahasakan oleh Hanapi
Gunawan, . Erlangga, Jakarta .
98