Anda di halaman 1dari 10

PEMANCAR AM STEREO

*
Ardi Amir*

In this project created an AM STEREO transmitter that the signal can be received on receiving AM MONO
and AM STEREO. To obtain broadcast quality, should be using the receiver AM STEREO. The advantages of
this transmitter broadcasts a bit cleaner when compared with AM MONO, but the transmitter AM STEREO
was not hifi when compared with STEREO FM transmitter. Transmitter consists of four sections of the most
important are:
-Isolator
-Matrix Audio
-Phase Modulator
-Amplitude Modulator
Keyword: transmitter, amplitude modulator, AM Stereo

1. Pendahuluan diperlukan suatu pesawat penerima khusus. Untuk


Dalam kehidupan bermasyrakat, manusia mengetahui mutu bunyi siarannya, dapat juga
tak luput dari hubungan komunikasi. Salah satu alat dimonitor dipenerima AM MONO. Untuk
komunikasi yang sering digunakan adalah monitornya cukup dengan mengatur radio penerima
komunikasi radio, yaitu siaran radio (broadcasting). umum untuk disamakan frekuensinya, maka
Hal tersebut dapat digunakan untuk komunikasi penerima ini akan menangkap getaran gelombang
jarak dekat maupun jarak jauh, tanpa banyak yang dipancarkan pemancar tersebut.
mengeluarkan biaya dan tenaga disamping itu Dalam perancangan pemancar AM
kwalitas dan mutu dari siaran juga sangat STEREO ini dituntut ketelitian karena berhubungan
diperlukan. dengan frekuensi-frekuensi tinggi yang banyak
Dengan melihat dari mutu siaran, maka digunakan di Departemen Perhubungan.
setiap orang menginginkan suatu siaran yang betul- Penggunaan frekuensi ini kita kendalikan agar tidak
betul dapat memuaskan, oleh sebab itu penulis mengganggu frekuensi-frekuensi alat komunikasi
membuat suatu alat yang mempunyai keunggulan orang lain atau tidak mengganggu frekuensi
tersendiri, selain jaraknya yang cukup jauh juga pemerintah.
mempunyai kelebihan dibanding pemancar AM
MONO yaitu pemancar AM STEREO.
Agar komunikasi dapat berlangsung, maka 2. Tinjauan Pustaka
tentu dibutuhkan pemancar dan radio penerima. Secara garis besar sistem radio pemancar
Radio pemancar atau transmitter memancarkan dapat menggunakan beberapa metode pumulasian
gelombang yang akan dapat diterima oleh radio salah satu adalah dengan menggunakanmetode
penerima. Radio pemancar dalam operasinya agar modulasi amplitude (AM). Metode ini akan
tidak tejadi kekacauan frekuensi dengan pemancar- digunakan dalam pembuatan pemancar AM
pemancar lainnya, maka frekuensi-frekuensinya STEREO, yang dimana pemancar ini jarang
dibagi dalam jalur-jalur tertentu. ditemukan dan mempunyai mutu dari siaranya baik
Pemancar AM STEREO ini merupakan jika di bandingkan dengan AM STEREO, terdiri
pemancar AM yang tidak umum seperti radio dari bebrapa rangkayan yaitu isolator,modulator
broadcast lainnya sehingga dalam perakitannya fasa, modulator amplitude, dan matriks audio

*
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
2.1 Isolator dalam gambar 1. (b), dimana Kristal sudah
Osilator adalah suatu rangkaian yang dapat digantikan dengan rangkaian ekivalennya.
membangkitkan osilasi.Dalam sistem komunikasi, Frekuensi resonansi rangkaian ditentukan
osilator sangat diperlukan keberadaaannya. Osilator oleh resonansi seri dari rangkaian yang terdiri dari
merupakan blok dasar yang digunakan pada semua C1, C2, C3, dan L3. C1dan C2 keduanya adalah
jenis perangkat radio. Banyak jenis dari rangkaian jauh lebih besar dari pada C3,sehingga frekuensi
osilator yang dapat digunakan pada sistem resonansi hampir seluruhnya tergantung pada nilai
telekomunikasi antara lain: dari C3. Kapasitansi masukan penguat dan C1 serta
a. Osilator jenis umpan balik (feed back) C2 secara efektif sudah dihilangkan oleh C3, dan
b. Osilator pergeseran fasa RC frekuensi resonansi adalah hampir sama dengan
c. Osilator rangkaian yang ditala nilai seri untuk Kristal untuk itu sendiri.
Diantara osilator diatas yang penulis
gunakan adalah osilator rangkaian yang 2.2 Modulasi Fasa
ditala.Dimana osilator Kristal termasuk
Sebuah rangkaian modulator fasa ideal
didalamnya. Fungsi Kristal yang digunakan dalam
harus memancarkan suatu gelombang tanpa
rangkaian osilator adalah untuk mengatur setiap
mengubah amplitudonya tetapi mengubah sudut
osilator LC tala, jadi osilator ini mempunyai
fasanya sebesar yang ditetapkan sebelumnya.
frekuensi yang tetap .kristal dapat menggantikan
Misalnya, suatu gelombang sinus E1 dengan
suatu keseluruhan rangkaian tangki LC, atau juga
frekuensi 1 KHz dan harga puncak sebesar 1 V
dapat dipakai untuk menggantikan satu dari
merupakan masukan dari modulator fasa seperti
reaktansi-reaktansi dalam sebuah rangkaian tangki
dalam gambar 2. (a). keluaran V0 mempunyai
Osilator Kristal PIERCE, pada dasarnya frekuensi dan amplitude yang sama tetapi
adalah sebuah osilator rangkaian yang ditala meninggalkan Ei 90, yaitu V0 bergerak melewati
(osilator COLPITTS) yang induktornya diganti 0 V 90 sesudah Ei bergerak melewati 0 V.
dengan Kristal.Rangkaiannya diberikan dalam
gambar 1. (a), sedangkan rangkaian ekivalennya

(a) Rangkaiannya (b) Rangkaian ekivalennya

Gambar 1.osilator Kristal pierce

a. Tegangan masukan dan tegangan keluaran b. Rangkaian modulator fasa


0
untuk = 90
Gambar 2. Pancaran Gelombang Sinusoidal rangkaian Modulator Fasa untuk = 900

90
Pemancar AM Stereo

Apabila sudut fasa dari pembawa dibuat e = sin [wct + m (t)] ......................(4)
menjadi fungsi dari sinyal modulasi, maka akan
menghasilkan modulasi fasa. Pembawa tanpa
untuk modulasi sinusoidal, persamaan diatas
modulasi itu sendiri adalah:
menjadi:

Ec = sin (wct + c) ............................(1) e = sin (wct + sin wmt) .................(5)


w = 2nfc
Pada modulasi fasa, amplitude tetap konstan
Dimana, sedangkan sudut fasa mengikuti perubahan tangga
Ec = Sinyal pembawa dengan waktu, seperti pada gambar 3.
Wc = Frekuensi sudut konstan Perubahan fasa diukur dengan
(rad/det) berpedoman pada fasa yang seharusnya akan terjadi
c = Sudut fasa (radian) tanpa adanya modulasi. Setelah perubahan tangga
t = Waktu (detik) dalam fasa, pembawa sinusoidal akan tampak
seolah-olah merupakan perpanjangan dari lengkung
Jika dimodulasi fasa, c diganti dengan (t), garis putus-putus.

(t)= c + kEm ..(2) 2.3 Modulator Amplitudo


Dimana, k = Konstanta defiasi fasa Pada sinyal audio frekuensi rendah tidak
Em = Sinyal modulasi dapat dipancarkan dari antena-antena yang
ukurannya cukup besar.Sinyal audio dipancarkan
c pada persamaan tersebut dapat dihapuskan dari dengan mengubah atau memodulasi beberapa sifat
persamaan karena merupakan konstanta yang tidak dari suatu gelombang pembawa frekuensi tinggi.
mempengaruhi modulasi. Dengan membuat em = Jika amplitude gelombang pembawa ini dirubah
Em maks m(t) maka persamaan diatas ditulis: menjadi sebanding dengan sinyal tersebut, maka
prosesnya disebut modulasi amplitude (AM).
(t) = m(t) ....................................(3) Untuk modulator amplitude dimulai
= kem maks dengan penguat dalam gambar 4. (a). tegangan
masukan Ec diperkuat oleh suatu gain A dan Ec.
Dimana, = Defiasi fasa puncak Sekarang anggaplah bahwa gain penguatnya
berubah-rubah. Konsep ini dinyatakan oleh sebuah
Dengan memasukan persamaan (t) = m(t) dalam panahyang melalui A dalam gambar 4. (b).
persamaan ec = sin (wct + t) didapat rumus untuk
gelombang yang dimodulasi fasa.

Gambar 3. Memodulasi dengan suatu bentuk gelombang tangga

a. Masukan Ec diperkuat oleh gain tetap A agar memberikan V0 = A Ec.


Gambar 4. Gambaran dari modulasi amplitudo

MEKTEK TAHUN XIII NO. 2, MEI 2011 91


b. Jika gain penguat A berubah-ubah bersama waktu, maka sampul dari V0 berubah-
ubah bersama waktu.

c. Jika Em berubah-ubah seperti A gambar (b), maka V0 mempunyai bentuk umum yang
sama seperti gambar (b)

Gambar 4. Gambaran dari modulasi amplitude (lanjutan)

Gambar 5. Penjumlah pembalik

Misalkan bahwa A diubah-ubah dari 0 balik Rf, artinya I1 tidak mempengaruhi I2 atau I3.
sampai suatu maksimum dan kembali ke 0 seperti Secara lebih umum, arus-arus masukannya tidak
diperlihatkan dalam gambar 4. (b)oleh gambar A saling mempengaruhi karena masing-masing
Vs t. ini berarti bahwa penguat mengalikan menghadapi potensial ground pada simpul
tegangan masukan Ec dengan suatu harga (gain) penjumlahan tersebut. Karenanya, arus-arus
yang berbeda apda jangka waktu tertentu. Sekarang masukan dan akibatnya tegangan-tegangan
V0 adalah amplitude masukan Ec yang diubah- masukan E1, E2 dan E3 tidak saling
ubah atau dikalikan dengan amplitude A. proses mempengaruhinya.
ini merupakan sebuah contoh modulasi amplitude, Ciri ini khususnya dikehendaki dalam
dan tegangan keluaran V0 disebut isyarat suatu pembaur audio.Sebagai contoh, misalkan E1,
termodulasiamplitude. Karena, untuk memperoleh E2 dan E3 digantikan oleh mikropon-mikropon.
suatu isyarat termodulasi amplitude Tegangan-tegangan AC dari tiapmiropon akan
(V0).Amplitude dari isyarat pembawa frekuensi dijumlahkan atau dibaurkan pada setiap saat.
tinggi (Ec) diubah-ubah oleh sebuah isyarat berita Kemudian jika satu mikropon membawan music
atau informasi. gitar, maka music ini takkan keluar dari sebuah
mikropon kedua yang menghadap penyanyinya.Jika
2.4 Amplitudo suatu pengendali volume 100 K dipasang diantara
Dalam penjumlahan dari gambar 5.semua tiap mikropon dan tahanan masukan masing-
arus masukannya mengalir melalui tahanan umpan masing, volume relative masing-masing dapat distel

92
Pemancar AM Stereo

dan dapat dijumlahkan.Sehingga seorang penyanyi Pemilihan komponen disini adalah cara
yang bersuara lemah dapat terdengar mengatasi penulis dalam memilih komponen sesuai daftar
suara gitar yang sangat nyaring. komponen. Komponen tersebut dicek
keberadaaannya dipasaran dengan
mempetimbangkan :
3. Metodologi Perancangan a. Harga komponen.
3.1 Tujuan perancangan b. Tidak rusaknya komponen
Perancangan ini bertujuan untuk
mendesain dan mengembangkan suatu alat, dengan 3.4 Diagram Blok
mempertimbangkan segi kwalitas (nilai
keteknikan), segi ekonomis dan nilai estetikanya, Diagram blok digambarkan pada gambar 6.
sekaligus untuk meningkatkan kelancaran
penyelesaian proyek ini melalui langkah-langkah 3.5 Hasil perancangan rangkaian
kerja, sehingga dapat memberi gambaran Untuk mendapatkan hasil perancangan,
keberhasilan proyek sesuai dengan spesifikasi yang semua bagian rancangan digabung menjadi satu
ditetapkan. sesuai dengan posisinya, setelah itu baru digabung
dengan bagian lainnya. Hasil perancangan
rangkaian pada gambar 7.
3.2 Langkah-langkah perancangan
Agar tujuan ini dapat diwujudkan maka
sebaiknya dapat menempuh langkah-langkah yang 4. Hasil dan pembahasan
ditentukan yang dapat menunjang dalam 4.1 Hasil pengukuran
menyelesaikan perancangan ini . Pengukuran dilakukan dengan cara
Pada bagian perancangan ini merupakan perblok yaitu osilator, modulasi fasa, matriks audio,
bagian elektronik yang dilaksanakan blok demi dan modulasi amplitude. Dari beberapa blok diatas
blok yang akhirnya merupakan gabungan dari blok- pengamatannya menggunakan data spice dan ewba
blok tersebut sehingga terwujud suatu yaitu dengan memasukan data rangkaian atau
sistem.Adapun rangkaian yang dirancang adalah rangkaiannya sehingga outputnya dapat langsung
osilator Kristal, matriks audio, modulasi fasa, dan diamati yang disesuaikan dengan yang diinginkan.
modulasi amplitude.
Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Osilator
a. Rancangan rangkaian Pada rangkaian osilator mempunyai peranan
b. Pengetesan rangkaian pada papan protoboard yang penting, sebab rangakaian ini
c. Pembuatan tata letak komponen mengeluarkan frekuensi tinggiyang dibutuhkan
d. Perancangan papan rangkaian tercetak (PCB) dalam memodulasi sinyal-sinyal untuk
e. Pemasangan komponen dipancarkan.
f. Pengaturan pengawatan dalam sistem Output dari isolator diperoleh dari C3 dimana
g. Perancangan chasis terlihat sinyal dari osilator mempunyai tingkat
kestabilan amplitudonya agak rendah, dengan
3.3 Alasan pemilihan komponen frekuensi 4 MHz yang sesuai dengan nilai dari
Kristal yang digunakan.

Gambar 6. Diagram blok d Stereo ari pemancar AM

MEKTEK TAHUN XIII NO. 2, MEI 2011 93


Gambar 7.rangkaian lengkap pemancar AM STEREO

Gambar 8.output osilator (3,5 X 0,5 Vpp)

b. Modulasi Fasa amplitudon masing-masing yaitu 1,1 Vpp dan


Keluaran dari rangkaian modulator fasa adalah 2,1 Vpp
dalam bentuk sinyal sinus dengan frekuensi 5
MHz tegangan amplitudonya 2 Vpp.

Gambar 10. Output Matriks Audio


Gambar 9, output modulator fasa (4 X 0,5 Vpp)
d. Modulasi Amplitudo
c. Matriks Audio Hasil dari modulator amplitude adalah berupa
sinyal sinus yang frekuensi carriernya 4 MHz
Keluaran pada rangkaian matriks audio ini
dan frekuensi audionya masing-masing 4 KHz,
berupa sinyal sinus yang masing-masing
frekuensinya 100 Hz dan 200 Hz. dan tegangan

94
Pemancar AM Stereo

serta tegangan amplitude maksimum 5,6 Vpp Pada matriks audio,sinyalnya diperoleh
dan tegangan amplitude minimum 1,6 Vpp. dari kaki 14 dan kaki 8 dari IC 2, jadi mempunyai 2
output yang berbeda, dimana sinyal ini hanya
mempunyai kemampuan tertentu, apabila diberikan
sinyal lebih maka akan terjadi kecacatan sinyal.
Rangkaian matriks ini membagi sinyal
masuk yang rangkaiannya dirancang sedemikian
rupa sehingga output keluaran mempunyai
perbedaan sinyal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 12.
Gambar 11.Output Modulator amplitude. TB=
0,1 ms 5,6 X 1 Vpp (max), 1,6 Dari table pengukuran filter maka
X 1 Vpp (min) didapatkan kurva antara frekuensi masukan dan
tegangan dari puncak ke puncak yang merupakan
karakteristik dari filter tersebut.
4.2 Pembahasan Pada rangkaian matriks audio ini dalam
Pada rangkaian osilator ini mempunyai menganalisanya digunakan ewba yang dimana
peranan yang penting, sebab rangkaian ini rangkaiannya dimasukkan sebagai data-datanya
mengeluarkan frekuensi tinggi yang dibutuhkan yang dapat dilihat langsung outputnya, apabila
dalam memodulasi sinyal-sinyal untuk dipancarkan. output yang dikehendaki kurang mendekati dari
Output dari osilator diperoleh dari C3 yang sebenarnya komponen dapat dirubah-rubah
dimana terlihat sinyal dari osilator mempunyai
tingkat kestabilan amplitudonya agak rendah, berdasarkan nilainya agar outputnya diusahakan
dengan frekuensi 4 MHz yang sesuai dengan nilai mendekati dari teori.
dari Kristal yang digunakan. Selanjutnyaoutput dari modulator fasa
Frekuensi resonansi yang diperoleh pada diperoleh dari C8 dimana sinyalnya mengalami
osilator sudah mendekati antara teori dan pergeseran yang tergantung pada frekuensi-
praktek.Pergeseran atau penyimpangan yang terjadi frekuensi dari audio
banyak dipengaruhi oleh cacat yang kecil pada
kumparan osilator dan juga pengaruh suhu.

R + L + R L = 2R
R + L (R-L) = R + L R + L = 2L

Gambar 12. Gambaran dari matriks audio

MEKTEK TAHUN XIII NO. 2, MEI 2011 95


Pada rangkaian ini jika dimisalkan sinyal Apabila sinyal yang masuk dengan frekuensi 7
dengan frekuensi 4 KHz, maka keluarannya adalah KHz maka,
suatu gelombang yang sama tanpa mengubah = 154
frekuensi dan amplitudonya tetapi pergeseran
V0 = Ei < 26
fasanya memimpin sebesar 44 yaitu keluaran
bergerak tidak melewati titik 0 sebelum frekuensi Apabila sinyal yang masuk dengan frekuensi 10
masukan bergerak melewati titik 0. Secara KHz maka,
sistematis, keluaran dapat dinyatakan oleh: = 162
V0 = Ei < 18
V0 = Ei < 180 -
Dimana = besarnya pergeseran fasa Dengan memperhatikan hasil-hasil dari
(V0) dan sinyal-sinyal yang dimasukan maka,
Besarnyapergeseranfasa44,dilihatdari: dengan bertambahnya sinyal-sinyal yang masuk
akan terjadi pergeseran fasa yang makin kecil. Pada
= 2 arc tan 2nfRC nantinya pergeseran tersebut akan mendekati nol
derajat.
Diketahui R = 1 k dan C 100 nf, maka : Rangkaian akhir rangkaian-rangkaian ini
= 2 arc tan 6,28. 4 X 103 .100 X 10-9 adalah modulator amplitude dimana keluaran
= 2 arc tan 2,5 diperoleh dari C20, yang hasilnya merupakan sinyal
= 2 X 68,3 sinus frekuensi tinggi termodulasi dimana
= 136 carriernya sudah terisi oleh informasi.
Pada modulator amplitude ini digunakan
Maka pernyataan umumnya untuk tegangan
penguat kelas A, dimana jika sinyal AC
keluaran dari rangkaian modulator fasa itu adalah:
menggerakkan sebuah penguat, yang sinyal tersebut
menyebabka perubahan arus kolektor dan tegangan.
V0 = Ei < 180 - 136
Untuk menemukan titik penjenuhan (saturation
= Ei < 44
point) dan titik sumbat (cut off point). Pada garis
beban AC harus menganalisa rangkaian ekivalen
Apabila sinyal yang masuk dengan frekuensi 5
ACnya.
KHz maka,
Agar dapat menunjukkan garis beban AC
= 2 arc tan 6,28. 5 X 103. 1 X 103. 100 X 109
nya maka harus dapatkan ICQ dan VCEQ dengan
= 145 tegangan DC kira-kira 10 V pada resistor R3:
V0 = Ei < 180 - 145
= Ei < 35
Apabila sinyal yang masuk dengan frekuensi 6 ICQ = = = 0,045 A
KHz maka,
= 154 VCEQ=1510= 5 V
V0 = Ei < 30

Gambar 13. Rangkaian penguat kelas A serta rangkaian ekivalen AC nya.

96
Pemancar AM Stereo

Gambar 14.Menunjukkan titik Q dan garis beban AC

Gambar 15 hasil keluaran dari modulator amplitude dengan menggunakan data spice

Kemudian membayangkan rangkaian Dalam hubungannya dengan garis beban


ekivalen AC seperti pada gambar 13 (b), karena RC AC, operasi kelas A berarti tidak ada
= 0 dan RE = 220 ohm, lalu menghitung ujung- pengguntingan yang terjadi pada salah satu ujung
ujung dari garis beban sebagai berikut: dari garis beban.
Rangkaian ini juga menggunakan data
IC (sat) = ICQ + yaitu data spice dimana harga-harga dari setiap
komponen dicantumkan dan pemberian kode setiap
= 0,045 + = 0,068 A titik pertemuan antara komponen. Setiap titik
VCE (cut off) = VCE + ICQ (RC + RE) pertemuan komponen yang outputnya dapat
= 5 + 0,045 (220) = 15 V langsung juga diamati dimana outputnya bisa
dirubah-rubah sesuai dengan teori.
Maka dapatlah digambarkan garis beban
AC nya seperti pada gambar 14.
5. Kesimpulan dan Saran
Garis beban AC adalah alat peraga untuk 5.1 Kesimpulan
memahami operasi sinyal besar.Selama setengah Dari hasil pembuatan alat serta pengukuran dan
periode positif dari tegangan sumber AC, arus pengamatan tugas akhir ini maka diambil
kolektor berayaun dari titik Q keatas arah kesimpulan:
penjenuhan. Pada setengah periode negative dari a. Pada pemancar AM stereo menggunakan
tegangan sumber AC, arus kolektor berayun dari modulator amplitude jalur sisi ganda pembawa
titik Q ke bawah ke arah titik sumbat (cut off). penuh dan modulator fasa.

MEKTEK TAHUN XIII NO. 2, MEI 2011 97


b. Osilator sangat berperan dalam menghasilkan
Roddy Dennis dan Coolen John, 1990, Komunikasi
kwalitas sinyal yang merupakan sinyal
Elektronika Jilid 1 dan 2 edisi ketiga.
pembawa dari sinyal audio.
Dialihbahasakan oleh Ir. Kamal Idris.,
c. Amplitude dan frekuensi pada keluaran
Erlangga, Jakarta.
modulator fasa dan modulator amplitude
tergantung pada amplitude dan frekuensi S. Wasito, 1986, Kumpulan Data Penting
osilator. Dengan demikian perubahan yang Komponnen Elektronika, PT Multimedia.
terjadi pada osilator menyebabkan pada .Jakarta
modulator fasa dan modulator amplitude. Wiweko Ari dan Grades ITB. ,1987, problem
d. Pada modulator fasa, apabila sinyal input yang Anda. Majalah Elektron no 37 TH. XIII.
dimasukkan makin besar maka pergesaran yang Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB.,
terjadi semakin kecil. Bandung.
e. Penguat kelas A digunakan untuk mendapatkan
siklus output yang tak tergunting (clipped)
dengan kemungkinan yang terbesar.

5.2 Saran
a. Pada pembuatan lilitan harus diperhatikan,
hendaknya dibuat ketat (tidak renggang) karena
akan berpengaruh pada sinyal yang dihasilkan.
b. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan,
osilator harus lebih diperhatikan karena
memegang peranan penting untuk menghasilkan
sinyal.
c. Pada waktu penyolderan alat hendaknya jangan
terlalu lama agar tidak rusak terutama pada
komponen-komponen aktif.
d. Diusahakan agar penempatan dari sumber
tegangan tidak terbalik.
e. Oleh karena penerima dari pemancar ini belum
ada di pasaran maka, untuk mengetahui
kestereoan dari alat ini yaitu dengan
menggunakan dua Function Generator sebagai
sinyal informasi dan osiloskop sebagai
pendeteksinya.

6. Daftar Pustaka
Coughlin F. Robrt dan Driscoll F. Frederick ,1985,
Penguat Operasional dan Rangkaian
Terpadu Linier, Edisi kedua.
Dialihbahasakan oleh Ir. Herman Widodo
Soemitro,.Jakarta, Erlangga
Foulsham W. dan Co Ltd. ,1992, Data dan
Persamaan Transistor Edisi ke empat ,
Dialihbahasakan oleh PT Elex Media
Komputindo.Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Malvino. ,1992, Prinsip-prinsip Elektronika, edisi
kedua., Dialihbahasakan oleh Hanapi
Gunawan, . Erlangga, Jakarta .

98

Anda mungkin juga menyukai