Anda di halaman 1dari 4

Contoh kasus pengambilan keputusan etis.

1. Seorang pasien laki-laki berumur 50 tahun menderita penyakit kanker otak dengan
metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Pasien tersebut
mengalami nyeri kepala yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan
pemeberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika
istirahat dan nyeri bertambah hebat saat pasien itu beraktifitas. Walaupun klien tampak
bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesic. Dan keluarganyapun
meminta untuk dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesic. Saat dilakuakn
diskusi perawat disimpulkan bahwa penambahan obat analgesic dapat mempercepat
kematian klien.

Bagaimana peran perawat menghadapi situasi tersebut?

Roleplay

Pasien : firman

Keluarga : loura

Dokter : suci hasan

Perawat 1 : menly

Perawat 2 : Olivia

Perawat 3 ; vika

Pada pukul 08.00 WITA dokter dan perawat melakukan visit diruangan Bugenville pada klien
firman dengan penyakit kanker otak dengan metastase yang telah resistensi terhadap tindakan
kemo dan radiasi.

Dokter : Selamat pagi bapak firman,bagaimana keadaan bapak pagi ini?.

Pasien : Selamat pagi dok,pagi ini saya merasa kepala saya nyeri sekali.

Dokter : bagaimana nyerinya,pada saat seperti apa nyeri itu timbul?

Pasien : Rasanya sakit sekali dok,nyeri ini timbul saat saya mau istirahat bahkan bertambah
sakit kalau mau beraktifitas.

Perawat 1 : iya dok,bapak firman sering mengeluh nyeri kepala yang hebat

Perawat 2 : pasien juga mengeluh untuk meminta penambahan dosis pemeberian morphin
dok,jadi bagaimana dok?
Dokter : baiklah kalau begituu nanti kita diskusikan diruangan, kalau begitu bapak firman nanti
saya datang lagi bapak istirahat dulu, jika bapak butuh bantuan bisa panggil perawat
diruangan ners station kami permisi dulu selamat pagi..

Pasien : iya dok,selamat pagi.

Lalu dokter dan para perawat keluar dari ruangan bapak firman dan kembali ke ners station
sambil mendiskusikan untuk mengambil keputusan yang tepat tentang kasus bapak firman.

Perawat 2 : lalu bagaimana dok,apakah bapak firman akan diberikan tamabahan dosis
morphin?

Dokter : tidak sembarang untuk memberikan penambahan dosis morphin untuk kasus yang
seperti ini karena kita sudah tau bersama jika kita memberi tambahan dosis morphin
pada bapak firman dapat menyebabkan mempercepat kematian.

Perawat 1: tapi dok,jika kita tidak menambah dosis morphin juga, kita tidak memenuhi
keinginan pasien terkait pelanggaran hak pasien, jadi bagaimana dok?

Dokter : kita harus mempertimbangkan konsukensi dari setiap tindakan yang akan kita lakukan
pada pasien firman karena jika salah mengambil keputusan bisa berakibat fatal ini
menyangkut kelangsungan hidup pasien

Perawat 2: saya setuju apa yang dokter katakan, kasus seperti ini harus dipirkan secara matang
dalam mengambil keputusan dalam tindakan.

Dokter : Kalau begitu keputusan untuk kasus pasien firman ini adalah kita akan melakukan
tindakan penambahan dosis morphin kepada bapak firman tapi tidak sering dan hanya
apabila diperlukan, artinya penambahan diberikan kadang-kadang pada saat tertentu
misalnya pada malam hari agar pasien bisa tidur cukup.

Perawat 3 : kalau sudah begitu keputusan dokter baiklah silahkan meresepkan tambahan
morphin buat bapak firman sesuai dosisnya dok, nanti sebentar malam saya akan
memberikan pada pasien firman.

(Perawat 3 menuju keruangan bapak firman)

Perawat 3: selamat siang bapak firman bagaimana keadaan bapak? Saat ini saya akan
memeriksa TTV bapak dlu yah.

Sambil melakukan TTV perawat 3 bercakap-cakap dengan keluarga pasien

Pasien : selamat siang sus,iya silahkan tapi, seperti biasa kepala masih nyeri sus kapan bisa di
resepkan tambahan morphin sus agar hilang nyerinya?
Keluarga : iya sus kasian papa saya mengeluh nyeri terus, jadi bagaimana apakah bisa diberikan
tambahan pereda nyeri sus?

Perawat 3: kami akan memberikan tambahan morphin sesuai resep yang sudah diberikan
dokter pada jam-jam yang sudah ditentukan oleh dokter,karena itu sudah menjadi
keputusan dokter.

Keluarga : baiklah sus kalau begitu,setidaknya papa saya tidak terlalu tersiksa dengan nyerinya
jadi kapan akan diberikan pereda nyeri pada papa saya?

Perawat 3 : nanti pada malam hari sebelum tidur baru saya akan berikan, saat ini jika terjadi
nyeri saya akan mengajarkan teknik relaksasi seperti tarik nafas dalam-dalam dari
hidung keluarkan lewat mulut, kalau ada music bernada lembut bisa juga di putar
untuk bapak firman,bisa juga dengan mengalihkan perhatian dari bapak firman agar
tidak terlallu berasa nyeri yang timbul, bisa dipahami ibu?

Keluarga : iya bisa sus,nanti saya akan mencoba melakukan apa yang sudah diajarkan suster
untuk sedikit membantu menghilangkan rasa nyeri yang dialami papa saya.

Perawat 3 : okey bapak firman saya sudah selesai melakukan TTV dan mengajarkan teknik
relaksasi kepada anak bapak agar bisa dilakukan secara mandiri untuk mengurangi
rasa nyeri yang bapak rasakan sebelum diberi tambahan morphin,juga jangan lupa
bapak untuk selalu berdoa meminta kesembuhan dari sang Maha kuasa, saya permisi
dulu nanti sebentar malam saya kembali lagi untuk memberikan obat, jika ada apa-
apa tolong panggil saya di ruangan perawat yah bu.

Keluarga dan pasien : iya sus terimakasih.

Di ners station perawat 3 tiba lalu bercakap-cakap dengan perawat 1 dan 2

Perawat 3 : saya baru kembali dari ruang bugenville memeriksa TTV pada pasien bapak firman
yang menderita kanker otak

Perawat 1 : jadi bagaimana keadaan bapak firman?

Perawat 3 : kata bapak firman nyerinya masih terasa,dan setalah memeriksa TTV saya
mengajarkan teknik relaksasi pada keluarga agar bisa dilakukan secara manadiri.

Perawat 2 : ohiya tindakan yang baik,tapi seperti yang kita tahu bahwa penambahan dosis
morphin pada kasus bapak firman dapat mempercepat kematian.

Perawat 1 : tapi dokter sudah mengambil keputusan untuk memberikan tambahan dosis
morphin pada waktu tertentu,saya rasa itu sudah keputusan yang baik dan benar
sebagai seorang yang mempunyai hak legal mengambil keputusan dan jika kita
mengbaikan permintaan bapak firman sama saja kita mengabaikan haknya sebagai
pasien,walaupun permintaanya sangat beresiko.

Perawat 2 : iya saya rasa itu sudah tindakan yang benar, kita sebagai perawat tetap
menjalankan kewajiban kita untuk selalu membantu pasien untuk mendekatkan diri
dengan penciptaNya,memfasilitasi dalam manajemen nyeri dan mengoptimalkan
sistem dukungan dan membantu alam membuat keputusan.

Perawat 1 : jadi perawat 3 jangan lupa sebentar malam untuk penambahan morphin untuk
meredakan nyeri dari bapak firman.

Perawat 3 : ya baiklah

Waktu pemberian obat pukul 08.00 WITA diruangan bugenville

Perawat 3 : selamat malam bapak firman bagaimana nyerinya bapak?

Pasien : masih terasa nyerinya suster hingga saya tidak bisa tidur.

Perawat 3 : saat ini saya akan menyuntikan tambahan morphin pada bapak,agar bapak bisa
istirahat.

Pasien : baiklah sus,trimakasih.

Perawat 3 : iya sama-sama,lalu bagaimana teknik relaksasi yang saya ajarkan bu?

Keluarga : sudah saya lakukan tadi,dan papa saya agak sedikit mendingan nyerinya

Perawat 3 : syukurlah kalau begitu,saya permisi dulu yah, nanti kalau ada apa-apa panggil saya
ners station.

Keluarga :iya sus

KESIMPULAN :

Bahwa dokter sebagai pihak legal dalam kasus ini mengambil keputusan yang tepat dengan bijak
dan walaupun pasien tersebut sudah tidak mungkin sembuh lagi,tetapi pihak paramedic tidak
mengabaikan hak pasien, dan sebagai perawat juga sudah bekerjasama dengan dokter dalam
mempertimbangkan untuk mengambil keputusan pemberian tambahan dosis morphin.

Anda mungkin juga menyukai